"Jadi kau baru masuk ke dalam toilet ketika melihat korban?""Ya.""Seperti apa kondisi korban ketika kau pertama kali menemukannya?""Dia sudah tersungkur di lantai dan tidak bergerak.""Kau yakin tidak ada murid lain di area toilet sebelum kau berteriak memanggil anak-anak yang lain?""Tidak karena tinggal beberapa menit sebelum bel berbunyi, toilet sudah sepi.""Jadi hanya kau sendiri, sama sekali tidak ada saksi yang lain?""Ya!" gugup Nicolas.Setelah melakukan investigasi dan minta keterangan pada beberapa siswa serta saksi mata, Inspektur Conrald semakin yakin jika kemungkin korban tidak sengaja mengetahui sesuatu hingga dia harus dilenyapkan, atau mungkin dia hanya merupakan target salah sasaran.*****SATU HARI SEBELUM KEJADIAN"Jangan mengambil gambarku!" ancam Carla sambil menjentikkan jari tengah ketika Nick tidak sengaja mengarahkan kamera padanya.Carla baru menutup pintu lokernya saat melihat Nicolas yang baru tiba dan mengaktifkan kamera sambil berjalan di koridor."P
"Jadi kau mendengar keributan beberapa saat sebelum saksi menemukan korban?""Ya, aku juga baru keluar dari toilet ketika melihat Carla bertengkar dengan Nicolas di lorong.""Apa kau tahu apa yang mereka ributkan?""Carla merampas kamera yang di bawa Nicolas. Sepertinya Carla meminta Nick agar menghapus videonya.""Kau tahu video apa yang mereka ributkan?""Tidak, karena Nick memang sering mengambil video kami semua.""Apa Carla mengembalikan kameranya?""Aku tidak tahu karena aku juga buru-buru pergi."Tanisa memang hanya menyimak sekilas pertengkaran mereka berdua yang terjadi tepat beberapa saat sebelum bel istirahat berbunyi. Tanisa harus kembali ke kelas dan tidak mau mencari masalah dengan Carla. ******PAGI HARI SEBELUM KEJADIANSetelah mengirim video kotor yang dia buat pagi ini Lily kembali memperhatikan nama-nama dalam list yang telah dia buat. Lily kembali memberi garis tebal di bawah nama Brandon dan Nicolas. Otak Lily juga terus berputar seperti gasing antara memikirkan
Sudah dipastikan jika korban meninggal setelah meminum minuman kaleng yang diberi racun. Artinya minuman tersebut sudah terbuka ketika diberikan pada korban. Karena itu dicurigai jika pelaku juga merupakan orang yang sudah dikenal baik oleh korban.Lily menyatakan jika korban tidak membawa kaleng minuman soda itu dari kafetaria.Brandon menyatakan dirinya sedang berada di ruang kepala sekolah ketika kejadian.Kate memberi keterangan jika dia melihat Brandon keluar dari toilet menjelang bel istirahat terakhir.Nick menemukan korban sudah tidak bernyawa dan tidak ada saksi lain selain dirinya.Tanisa mengaku melihat Nick sedang bertengkar dengan Carla di lorong toilet beberapa saat sebelum kejadian.Entah keterangan siapa yang bisa dipercaya, karena tidak ada kamera CCTV yang aktif di area toilet untuk dijadikan barang bukti dan jikapun ada Brandon pasti sudah memusnahkannya.*****BEBERAPA SAAT SEBELUM KEJADIAN.Setelah ikut memungut beberapa potong kentang goreng dari piring Lily, Mike
Setiap orang melakukan sesuatu karena sebuah alasan , termasuk Brandon yang bersikeras untuk membawa Lily pulang. Lily tidak bicara apa-apa dia hanya memperhatikan Brandon yang sedang mengemudi dan sadar jika dirinya sedang bersama pemuda paling manipulatif, licik dan tidak pernah dapat dia tebak isi kepalanya."Mikey teman kita dan sekarang dia sudah tidak ada." Lily seolah ingin mengingatkan Brandon yang masih saja terlihat tenang tanpa syok atau duka meski yang menjadi korban adalah sahabatnya. "Mikey dibunuh dengan keji dan pembunuhnya masih bebas berkeliaran.""Kau akan aman selama bersamaku." Brandon masih fokus mengemudi tanpa merasa perlu menoleh Lily yang duduk di sampingnya."Aku tidak mengkhawatirkan diriku," lanjut Lily. "Aku mengkhawatirkanmu!"Brandon menoleh Lily sebentar tapi tetap tidak bicara apa-apa."Di mana kau saat kejadian?" tanya Lily sambil memiringkan ekor matanya yang meruncing curiga."Aku di ruang kepala sekolah," Jawab Brandon masih cukup santai tapi sama
"Kita tidak hidup di jaman batu, kau tidak bisa asal menerkamku tanpa bertanya!"Brandon cuma menggetarkan tawa rendah di dadanya sebelum kemudian mengikuti saran Lily untuk bertanya, "Apa aku boleh menciummu di sini?" Brandon menunjuk bibir Lily."Tidak!" ketus Lily dengan kesal.Lily pilih berpaling ke samping dengan agak lucu untuk menghindari ketelanjangan Brandon yang sedang mencuat di depan matanya."Kalau di sini?" Brandon menyapukan ujung jarinya sampai ke sisi leher Lily."Tetap tidak!" Lily mulai mengerjap pening tapi Brandon sedang sangat menikmati ketidak nyamanan Lily dengan tubuh telanjang laki-laki."Kalau di sini?"Kali ini Brandon tidak menunjuk tapi meremas dua gumpalan lembut di dada Lily dengan telapak tangannya yang lebar dan besar. "Kau lupa belum membuat aturannya!" Brandon justru segera menarik Lily untuk duduk ke atas pangkuannya dengan paha terbuka meski gadis itu masih berpakaian lengkap dan Brandon sedang telanjang. Brandon sengaja merapatkan pinggul Lily ag
BEBERAPA HARI KEMUDIAN Suasana sekolah masih diliputi duka, beberapa anak menempel kenangan foto mereka di pintu loker korban. Ada beberapa karangan bungan dan lilin yang juga masih di biarkan di sekitarnya untuk mengenang kepergian salah satu rekan mereka. Usia delapan belas tahun masih terlalu muda untuk berakhir dengan tragis. Selain kesedihan, suasana takut juga masih mencekam semua orang karena pelaku pembunuhan masih belum ditemukan dan mungkin masih berkeliaran diantara mereka. "Kami semua mencintaimu," ucap Lily sebelum menempel kenangan foto terakhir mereka di kafetaria tepat sebelum bencana mengerikan itu terjadi. Brandon juga ikut menempelkan foto yang kelihatanya sudah cukup lama. Lily memperhatikan tangan Brandon yang juga mengetuk dua kali pada pintu loker. "Hanya itu yang aku punya, semoga kau tidak tersinggung,"ucap Brandon seolah sedang mengajak bicara. Lily segera menoleh pada Brandon yang sudah kembali memasukkan tangannya ke dalam saku tapi masih memandangi fo
Sebenarnya Geby sudah menyuruh orang untuk menjemput Lily satu minggu lebih cepat karena dia semakin khawatir setelah kasus pembunuhan di lingkungan sekolah yang masih belum menemukan titik terang siapa pelakunya. Artinya Lily harus berada di lingkungan dengan seorang pembunuh yang masih berkeliaran. Baik Geby atau pun Jeremy tidak akan mengambil resiko sebesar itu untuk membiarkan Lily tetap berada di sana."Kami sangat mengkhawatirkanmu.""Brandon selalu menjagaku.""Ya, tapi pamanmu Jeremy juga tidak ingin kau tinggal terlalu lama di rumah keluarga Lington.""Beri aku waktu sampai besok, aku ingin menghadiri pemakamannya dulu.""Baiklah kami memberimu waktu sampai besok."Akhirnya Geby setuju dan Lily berterima kasih sebelum menutup panggilan teleponnya.Geby tetap harus waspada karena tahu keluarga Lington sangat bisa jika ingin mempengaruhi Lily yang masih begitu polos dengan akal licik mereka. Sejak dulu keluarga Lington memang ingin merampas Lily. Mereka tahu jika hanya Lily sa
"Tidurlah bersamaku malam ini," bisik Brandon di dekat telinga Lily. "Tolong jangan lakukan hal seperti ini lagi padaku." Lily menyentuh bibir Brando dengan jari telunjuk. Rasanya masih terlalu gila karena Lily membiarkan Brandon berbuat seperti tadi mengunakan bibirnya, bibir yang kali ini juga sedang Lily sentuh dan tiba-tiba Brandon malah membuka mulut untuk menghisap jarinya. Brandon memang bisa sangat sinting dan mengerikan. "Aku serius tentang tawaranku tempo hari." Brandon mengingatkan. "Loyal lah padaku." Lily menggeleng dan masih merasa lesu saat kemudian Brandon mengangkatnya untuk dia bawa keluar dari bilik toilet. Brandon membawa Lily duduk di sofa kemudian balas menyentuh bibirnya dengan ujung jari telunjuk agar gadis itu diam. Brandon Hanya menatap netra biru Lily, cuma menatapnya sampai cukup lama sambil berpikir. "Aku juga serius tentang ingin mengajakmu ke Highland." "Aku akan pulang ke Yorkshire dan tidak yakin apa mereka akan mengijinkanku kembali ke mari setel
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut