Hari masih pagi dan Geby baru bangun ketika heran melihat cukup banyak makanan di meja makan mereka. Jelas bukan Jeremy yang membuatnya karena pria itu pasti masih lari di atas alat treadmill atau memukuli samsak di jam seperti ini, artinya Jeremy menyuruh orang untuk mengantar semua makanan tersebut ke rumah ini. Mungkin karena kemarin Geby mulai protes mengenai telur rebus buatannya.
Geby berjalan mendekati meja makan dan mendapati kertas kecil dengan tulisan tangan Jeremy yang menyuruhnya makan lebih dulu. Sering kali Geby juga bingung, sebenarnya Jeremy kadang juga cukup perhatian meski di waktu yang lain juga bisa sangat semaunya sendiri.
Ada terlalu banyak makanan di atas meja tersebut dan mustahil untuk Geby makan sendiri. Entah apa yang ada di otak Jeremy karena mereka berdua pun juga tidak akan mungkin bisa menghabiskan m
Hari ini Geby kembali membuang makanan yang diantar untuknya. Karena semua jenis makanan sedang membuat Geby mual kecuali telur rebus. Akhirnya Geby terpaksa bersembunyi di gudang untuk makan telur rebus karena gengsi pada Jeremy jika ternyata dirinya malah doyan makan telur. Sambil bersembunyi untuk memakan telurnya Geby mulai berpikir bagaimana ia bisa kabur dari tempat tersebut sebelum kehamilannya semakin mencurigakan. Geby harus segera memikirkan cara membujuk Jeremy agar pria itu mau membawanya pulang ke Yorkshire karena jika tetap berada di sini Geby tidak akan pernah bisa kabur ke mana-mana. Sialnya bagaimana Geby bisa membujuk pria pemarah itu jika sejak kemarin lusa Jeremy juga belum ada mendekatinya sama sekali. Jeremy benar-benar hanya berbaring di sampingnya setiap malam tanpa menyentuhnya sedikitpun. Entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu dengan menyembunyikannya seperti ini. Padahal bisa saja Jeremy menyuruh orang untuk menjaga pintu pagar atau m
Geby jelas melihat jika tadi Jeremy sedang berdiri meremas miliknya sendiri yang sedang menegang. Sebenarnya agak aneh kenapa Jeremy sampai ingin melakukanya sendiri karena mustahil dia tidak mendapatkan wanita beberapa hari ini. Dada pria itu langsung membusung menampakkan jalinan ototnya yang liat dan keras dengan sisa nafas yang masih sedikit berdesis.Walau terlihat berbahaya untuk di dekati tapi Geby tetap menghampirinya dan langsung melingkarkan lengannya ke pinggang Jeremy. Mendekatkan pinggulnya untuk merapat, membiarkan tubuh lembutnya merekat erat pada kulit hangat Jeremy Loghan yang sedang basah dan bergemuruh panas setelah usahanya untuk memuaskan diri sendiri terus gagal."Sentuh aku."Geby mendongak dan membiarkan Jeremy membelai helaian rambutnya yang s
Jeremy tahu kapan wanita itu masih berdusta tapi sepertinya dia juga mulai tidak perduli.Geby tertelungkup menempelkan pipi lembutnya di atas dada Jeremy yang masih bergemuruh panas setelah mereka berenang dan bercinta lagi untuk kesekian kalinya sepanjang hari.Geby sedang sangat menyenangkan untuk disetubuhi dan terus bergairah untuk diajak bercinta. Jeremy merasa Geby terlalu polos untuk mengetahui jika kebohongannya terlalu mudah untuk ditebak. Tapi sialnya justru hal itu yang membuat Jeremy selalu meloloskan semua kesalahannya untuk terus dimaafkan."Jeremy... " Geby merangkak naik ke atas tubuh Jeremy dan membelai dadanya."Hemmm....""Siapa wanita muda yang waktu itu ka
Akhirnya Jeremy memang setuju membawa Geby pulang ke Yorkshire tapi dengan menerapkan beberapa peraturan untuk Geby. Yang pasti Geby sudah tidak akan bisa sebebas dulu lagi, alasan utama Jeremy memang untuk menjaga Geby, meski mustahil memberitahu Geby mengenai hal itu. Yang terpenting untuk Geby sekarang adalah dirinya bisa pulang, yang lain akan segera dia pikirkan lagi nanti. Bisa kembali menghirup udara Yorkshire saja sudah sangat membuat Geby lega luar biasa. Pipinya sudah merona sejak pagi karena kebahagiaan orang-orang yang bersuka cita atas kepulangannya juga ikut menular dan ternyata memang benar jika senyum serta kebahagiaan bisa membuat lebih kuat dan sehat. Geby sudah tidak ingin muntah sejak beberapa hari tinggal di Yorkshire walaupun Jeremy tetap bersikeras agar Geby segera menemui dokter. Sejauh ini Geby masih berhasil mengulur waktu tapi entah sampai kapan karena c
Jeremy masih mandi setelah berkuda sepanjang pagi. Sementara kali ini Geby pilih menunggu sambil menghabiskan sisa bacaannya kemarin. Kegiatan Geby sekarang hanyalah membaca dan sesekali menyaksikan perkembangan berita di televisi karena dia tidak punya ponsel untuk mengakses internet dan sebagainya. Walaupun sama-sama tinggal di Yorkshire dan jauh dari manapun tapi memang tetap lebih enak menjadi Jeremy, dia tinggal hidup sesuka hati dan melihat orang lain bekerja untuknya. Jeremy hanya sesekali memeriksa laporan perusahaan, dia masih punya cukup waktu luang untuk berkuda dan melakukan kegiatan fisik lainnya. Walaupun semua itu hasil dari jerih payahnya sendiri tapi tetap saja membuat Geby sangat iri. Geby sedang membaca sambil menyaksikan pemberitaan mengenai pangeran William dan Henri ketika Jeremy keluar dari kamar mandi. Ta
Menjelang akhir musim panas suhu udara malam tetap terasa hangat dan sedikit berangin membuat beberapa daun jendela yang lupa tidak ditutup oleh para pelayan ikut berderik dan terbanting tiba-tiba. Lampu di ruang kerja Jeremy yang terletak di lantai dua masih terlihat menyala karena pria itu memang belum tidur meskipun sudah lewat tengah malam. Jeremy kembali menekuni berkas yang kemarin dikirim oleh Mr. Rich. Dia memang menyuruh notaris keluarganya itu untuk menyewa detektif agar menyelidiki keberadaan anak-anak haram dari keluarga Loghan dan sampai sejauh ini sudah ada tiga anak termasuk Jared. Dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan, meski masih memerlukan beberapa pembuktian tapi untuk Jared, Jeremy memang sudah sangat yakin jika pemuda itu adalah saudaranya. Jeremy memang sudah bersumpah akan memberikan hak-hak mereka dari harta keluarga Loghan. Selama ini Jeremy sangat membe
Jeremy langsung panik ketika tidak menemukan Geby di kamarnya dan dia juga tidak menemukanya di kamar Lily. Malam sudah sangat larut tapi Jeremy tetap membangunkan semua orang dengan hebohnya untuk ikut mencari Geby ke setiap sudut rumah besar keluarga Loghan. "Kami sudah pastikan memeriksa ke semua ruangan dan pekarangan sekitar Tuanku, " kata Mr. Papkins ketika menghampiri Jeremy yang masih panik dan ingin marah pada semu orang yang dia anggap tidak becus. "Periksa semua pelayan dan pekerja! " teriak Jeremy. "Tidak ada yang keluar rumah sama sekali semua pekerja serta pelayan lengkap. Mobil di garasi tidak ada yang keluar dan kuda di istal juga tidak ada yang hilang." Rahang Jeremy semakin berkerat kaku dengan otot lengannya yan
Geby coba mengabaikan perasaan tidak nyamannya meskipun dia merasa sangat aneh ketika harus berbaring seorang diri di kamar asing seperti itu. Geby jadi tidak bisa memejamkan mata karena yakin pasti kali ini Jeremy sudah manyadari kepergiannya. Bohong sekali jika Geby tidak tegang memikirkannya karena yang dia lakukan kali ini pasti sudah sangat membuat Jeremy murka dan Geby tahu pria itu bisa berbuat apa saja. Jared benar dirinya harus bersembunyi dulu karena Jeremy sangat bisa jika mau memblokir bandara dan semua akses untuknya. Masalahnya sekarang bagaimana dengan Jared jika sampai Jeremy tahu Jared yang telah membantunya. Geby memang tidak menyangka jika bibi Beatris bakal menyuruh pemuda itu untuk menjemputnya dan nampaknya Geby juga baru sempat memikirkannya sekarang. Geby hanya tidak ingin membawa masalah untuk siapapun apalagi merusak hubungan Jared dan Jeremy. Geby tidak menutu
Salju mulai menebal di pertengahan Desember dan sampai puncaknya di bulan Januari. Padang rumput yang luas sudah sempurna diselimuti salju. Meskipun para kuda termasuk hewan yang paling tahan terhadap cuaca dingin, tapi biasanya justru para pekerja yang semakin enggan membawa kuda keluar istal. Cuma Jared yang terlihat tetap tidak keberatan untuk berkeliaran di cuaca yang sudah semakin membeku, menurutnya kuda-kuda tersebut tidak hanya cukup di beri tumpukan jerami kering, mereka perlu bergerak utuk terus bugar dan mempertahankan panas tubuhnya. Mateo memperhatikan Jared yang sudah beraktifitas sejak pagi, seolah sama sekali tidak mengenal rasa dingin meskipun napasnya terlihat berkabut. "Kubuatkan minuman panas untukmu!" Mateo mengangkat segelas coklat panas utuk dia tunjukkan pada Jared yang masih sibuk membawa kuda-kuda berputar di sekitar istal. "Sebentar lagi Paman!" Jared berputar sekali lagi sebelum kemudian memasukkan kuda-kuda ke dalam istal. Paling tidak dua jam dalam se
Semua pekerja istal ikut berkumpul di beranda samping rumah utama mengelilingi meja besar di area dapur kekuasaan Carolina. Jadi jangan heran jika juru masak bertubuh subur itu jadi yang paling jumawa jika ada yang berani melanggar aturannya. Carolina sudah menyiapkan bebagai menu masakan dan seperti biasa para pria-pria tua itu selalu rakus. "Kemari, Jared. Sudah kuambilkan sup untukmu." "Karena dia masih muda dan tampan jadi kau paling memanjakannya?" "Diam kau, Kakek Tua! " Carolina tidak menghiraukan dia tetap menarik lengan Jared yang kebetulan terakhir tiba. Anelies sudah ikut duduk di tengah meja makan bersama mereka semua dan ikut menertawakan entah lelucon apa karena Jared memang sudah tertinggal. Anelies menoleh padanya dan tersenyum. "Ingat anak muda jangan coba menggoda nona kami, cukup Carolina saja. " Carolina langsung memukul punggung sepupunya itu dengan spatula. Selain sepupunya, paman Carolina dulu juga bekerj
Anelies duduk di atas batu agak datar di antara semak rumput tidak terlalu tinggi, gadis itu menyingkirkan sisa terakhir pakaiannya, membiarkan Jared melihatnya. Tungkai rampingnya yang lembut terlihat sepeti kaki peri ketika Anelies menjejak ke tepian batu tempatnya sedang duduk setengah berbaring. Jared langsung melompat turun dari punggung kuda, menyambar pakaian Anelies untuk menutupi tubuh gadis itu. "Satu minggu yang lalu usiaku sudah genap tujuh belas tahun aku sudah cukup dewasa untuk berbuat apa saja, dengan siapa saja. Kau tidak perlu khawatir, aku juga sudah pernah melakukannya," ucap Anelies pada Jared yang masih coba menutupi tubuh Anelies sekenanya. "Aku tidak akan apa-apa." Anelies mencekal tangan Jared yang hendak berdiri dan gadis itu masih menengadah se
Jared kembali melihat daun pintu kamar yang sedikit terbuka, dia tahu apa ayang akan terjadi jika dirinya tetap melangkah, tapi setiap kali rasa penasaran itu selalu tumbuh lebih besar untuk menenggelamkan sisa kewarasannya. Dirinya juga akan hancur tak tertolong dan tidak bisa dihentikan, dia bisa mengubah erangan kenikmatan menjadi jeritan bersimbah darah. Tubuhnya akan mulai bergetar meningkat semakin panas, terus bergolak seolah nadinya memang dialiri magma. Jared akan meregang dan mengerang sendiri dalam rasa kejang yang menyiksa dengan sangat luar biasa sampai akhirnya ia akan tersentak dari tidurnya dan terduduk dengan sisa jantung berdentam-dentam.Sudah lewat tengah malam, ketika Jared kembali terbangun dengan telapak tangan bergetar dan mengepal. Napasnya berderu kasar dan sama sekali belum bisa menjinakkan ritme jantungnya yang liar. Mimpi mengerikan itu kembali menerjang beru
Anelies tidak menyangkan jika bibir seorang pria akan terasa seperti ini. Hangat dan tebal bertekstur tapi tetap lembut ketika menakup dan mengaisnya dalam lumatan. Gairahnya berbeda, tidak seperti ketika dia sekedar 'flirting' bersama teman laki-laki di sekolah.Napasnya pria dewasa lebih panas merongrong untuk terus dipenuhi kemauannya. Lidahnya bisa disebut lembut tapi juga kasar dengan caranya menjerat mangsa dengan tepat. Pria itu liar, besar, panas bergemuruh penuh nyali.Jared masih menakup pipi Anelies dengan kedua telapak tangannya yang hangat sampai gadis itu cukup menengadah untuk menyambut hisapannya.Entah kemana perginya udara yang tadi nyaris membeku karena kali ini atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba menjadi panas seperti uap sup jamur mereka yang terlupakan.Anelis merasa tengkuknya mulai dicengkeram, cukup keras tapi tidak tahu kenapa sepertinya dia juga tidak mau pria itu berhenti memperlakukannya seperti itu. Bibirnya kembali digigit
Sebentar lagi akan menghadapi musim dingin dan beberapa tahun belakangan ini musim dingin bisa menjadi lebih ekstrim, bahkan tahun kemarin sampai mencapai titik terendah minus 10 derajat celcius di bulan Januari. Dari sekarang semua pengurus istal harus bersiap agar dapat bertahan sampai musim semi tahun depan. Semua penghangat di istal harus dipersiapkan dan memastikan semua mesinnya berfungsi dengan baik. Karena sudah lama tidak digunakan kali ini juga menjadi pekerjaan tambahan Jared untuk memastikan semua penghangat masih berfungsi normal. Sebenarnya kemarin Mato sudah hendak memanggil tukang servis tapi Jared melarangnya dan menawarkan diri karena itu kadang hanya Mato yang menemaninya bekerja sampai malam ketika harus melembur pekerjaan tersebut. Sebagai kepala pengurus istal Mato juga merasa ikut bertanggung jawab dan tentunya dia juga menyukai Jared yang tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. Dia mau memegang pekerjaan apa saja
"Jared ..!" pekik gadis yang sedang ia himpit ke sudut istal. Tangan rapuhnya mencengkram erat pada pagar tiang pengait kuda, berusaha mencari pegangan apa saja ketika tubuhnya semakin bergoncang-goncang. Jared terus mendesaknya meskipun tau gadis itu sudah sangat kesakitan dan berulang kali memohon agar dirinya berhenti. "Kau sakit ...." pekiknya sekali lagi "Oh ...!" "Hentikan! kau menyakitiku .... " Tapi Jared tetap tidak bisa berhenti, dia senang melakukannya dan justru semakin terpacu untuk menumbukkan pingulnya lebih keras lagi. Dirinya sangat besar keras dan kejang, sekujur tubuhnya panas seperti api ketika sedang terbakar seperti ini. Sebenarnya Jared sangat membenci kek
Jared sudah kembali memakai celana panjangnya meskipun tubuh dan rambut di kepalanya masih basah menetes-netes ketika menghampiri gadis muda yang sedang merintih kesakitan di atas rumput. "Maaf apa kau tidak apa-apa?" "Kakiku terkilir." "OH, Tuhan!" Jared segera mengangkat tubuh gadis itu utuk dia bawa ke dalam pondok. Jared mendorong daun pintu dengan kaki panjangnya kemudian mendudukkannya di tepi ranjang. "Bagian mana yang sakit?" Jared buru-buru memeriksa karena gadis itu mulai menangis disertai air mata. "Ini sakit sekali..." dia masih merintih sambil memegangi lututnya sampai tidak terlalu perduli dengan pria yang sedang berjonkok di depannya. "Tarik napasmu pelan-pelan biar kuperiksa." "Kau tidak bisa!" buru-buru dia mencegahnya. " Aku memakai celana!" baru kemudian gadis itu sadar jika dia juga tidak mengenal pemuda yang coba menolongnya itu. "Apa kau mau aku memanggilkan seseorang?" Jared juga terlihat
Jared pergi tanpa berpamitan dengan siapapun bahkan paman dan bibinya pun juga tidak tahu. Jared pergi hanya dengan membawa ransel seperti biasanya ketika dia berangkat bekerja. Cuma ada beberapa lembar pakaian di dalam benda tersebut. Jared bukan tipe pria yang bakal mau repot mengurusi penampilannya, baginya yang terpenting tubuhnya bersih rambutnya pun selalu kelewat panjang untuk bercukur. Sampai Jared pergi kemarin, paman dan bibinya juga tidak tahu jika ia sudah di usir dari bengkel Norton dan sedang jadi pengangguran. Meskipun kemarin Josephine mengatakan bahwa ayahnya ingin dirinya bekerja lagi, tapi Jared yakin itu juga cuma kerena Josephine yang memohon lagi kepada ayahnya. Jared kenal sifat tuan Norton, mustahil dia mau menarik ucapannya kembali hanya untuk pemuda tak berguna seperti dirinya meskipun ia terbukti tidak bersalah.