Share

Gurauan yang Berakhir Tragis
Gurauan yang Berakhir Tragis
Penulis: Ulfah Salsabila

Bab 1

Penulis: Ulfah Salsabila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 19:32:41
Jordan, suamiku itu sangat suka dan sering menyuruh teman-temannya datang berkumpul di rumah kami. Setiap kali melihat tatapan mereka terhadapku, aku selalu merasa tidak nyaman.

Kali ini, aku sudah terlebih dahulu berpesan pada suamiku, “Kalian keluar saja malam ini. Mau habiskan berapa banyak juga nggak masalah. Yang penting ....”

Namun, sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, ekspresi Jordan sudah langsung berubah. “Kenapa? Kami kan cuma kumpul untuk ngobrol-ngobrol. Setiap kali, kamu selalu berdebat denganku tanpa peduli sama harga diriku. Kalau makan di luar, mereka akan kira aku nggak senang sama mereka ....”

Aku menatapnya dengan ekspresi lucu. “Memangnya yang kamu bilang itu cuma obrolan biasa? Kamu selalu ngomong soal aku yang ditindas dulu pakai nada merendahkan untuk menyenangkan mereka. Apa kamu pernah pikirkan perasaanku?”

Ibu mertuaku yang sedang mempersiapkan makanan langsung menimpali karena takut putranya sedih, “Duh, hatimu rapuh banget! Memangnya bercanda saja nggak boleh? Kami saja nggak keberatan kamu begitu pengecut ....”

Aku sontak murka dan dikejutkan oleh keluarga suamiku yang sangat suka bercanda. Melihat aku yang terpaku di tempat, Jordan membujukku kembali ke dapur, “Cepat masak sana. Teman-temanku sudah mau sampai. Kita bicarakan saja lagi sisanya nanti malam.”

Saat ini, aku merasa sangat tegang dan tidak berhenti mengawasi Jordan yang sedang bersenang-senang di luar. Berhubung tidak fokus, aku tidak sengaja mengiris jariku. “Aduh!”

Melihat darah yang menetes ke pisau dapur, aku pun mengerutkan kening karena kesakitan. Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa orang-orang yang duduk di meja makan sedang memperhatikan aku.

Tiba-tiba, ada seorang pria bersuara nyaring mencibir, “Jordan, istrimu itu rapuh banget! Baru terluka dikit saja, dia sudah teriak. Selama ini, kamu pasti sering mengkhawatirkannya, ‘kan?”

Tak disangka, Jordan malah secara alami mengubah alur pembicaraan ke topik yang paling disukainya. “Haih! Kalian nggak tahu, dia memang sudah rapuh dari kecil. Kalau bukan begitu, mana mungkin ada orang yang anggap dia jadi kayak karung tinju. Tiap kali dipukul, dia akan rengek sama aku. Repotin banget pokoknya ....”

Orang lainnya juga segera menambahkan, “Benar. Istrimu memang terlalu penakut.”

Setelah mendapat respons dari orang lainnya, Jordan makin bersemangat. Dia makan sesuap, lalu lanjut berkata, “Entah karena dia terlalu jelek atau lemah, dia selalu dipukul tanpa bisa melawan. Berhubung kami tumbuh besar bersama, aku baru tahu semuanya tentang dia. Kalau nggak, aku ....”

Jordan tiba-tiba berhenti berbicara. Saat mendongak, dia baru menyadari bahwa aku sudah berdiri di sampingnya dengan memegang pisau dapur. Dia sempat menegang sesaat, lalu baru tersenyum dan berkata, “Ngapain kamu? Aku cuma bercanda kok, kamu nggak usah begitu berlebihan.”

Berlebihan? Dia sudah menganggap trauma masa kecilku sebagai lelucon, tetapi masih mengatakan aku berlebihan? Aku baru memahami bahwa orang terdekatmu adalah orang yang tahu cara terampuh untuk menyakitimu.

Aku menggenggam pisau dapur dengan erat hingga buku-buku jariku memutih. Tubuhku juga gemetar tak terkendali. Di bawah tatapan tegang semua orang, aku menenangkan diri sesaat, lalu berkata, “Mau cerai atau pisau ini? Pilih salah satu.”

Bab terkait

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 2

    Tak disangka, kata yang kulontarkan setelah berpikir sekian lama malah membuat semua orang tertawa.“Kak Nadine, ini ... ini terlalu berlebihan deh? Kami itu teman yang bicarakan apa saja. Aku juga sering ngomong istriku gendut. Memangnya kenapa? Hahaha!”Semua orang tertawa lagi, seolah-olah menggosipkan istri masing-masing adalah sesuatu yang patut dibanggakan.Aku balik bertanya, “Memangnya pria yang menertawakan istrinya itu patut dibanggakan? Orang kayak gitu cuma bisa disebut pengecut!”Begitu aku selesai berbicara, Jordan langsung menggebrak meja dan menunjukku dengan galak. “Jangan keterlaluan kamu! Memangnya kenapa kalau kami mau ngomong? Itu cuma masalah sepele, kenapa nggak boleh dibicarakan? Asal kamu tahu, semua temanku sudah tahu soal insiden itu!”Seusai menegurku, dia buru-buru menghibur teman-temannya, “Kalian nggak usah pedulikan dia. Dia memang kekanak-kanakan ....”Kemudian, dia melirikku lagi dan mengisyaratkan ibunya untuk membawaku ke kamar.Ibu mertuaku menarikk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 3

    Di tengah jalan, ponselku tiba-tiba berbunyi. Itu adalah notifikasi pesan di grup teman sekolah kami dulu.[ Cynthia sudah mau debut, lho! Nggak disangka, ada orang dari kelas kita yang jadi seleb! Aku bangga banget! @All ]Begitu membaca ini, hatiku pun berdebar. Semua tragedi yang menimpaku selama masih SMA kembali muncul di ingatanku.Benar, Cynthia adalah orang yang memimpin gengnya untuk menindasku saat masih SMA. Bahkan ada sekali, dia memukulku sampai sekarat. Cynthia adalah teman masa kecil Jordan, juga wanita yang diam-diam disukai Jordan dan termasuk cinta pertama Jordan.Aku berjongkok dengan tubuh gemetar sambil membaca pesan dari teman-teman lain yang membalas dengan sepatah kata “selamat”. Sementara itu, Jordan malah mengirim sebuah pesan selamat yang panjang. Aku tidak pernah melihat dia bersikap seantusias ini. Setiap katanya itu dipenuhi dengan kasih sayang. Sangat jelas bahwa dia masih menaruh perasaan pada Cynthia sampai sekarang.Aku merasa hal ini sangat konyol. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 4

    Jordan tidak berhenti meneleponku, bahkan pura-pura mengaku salah.“Nadine, jangan marah lagi. Aku ngomong begitu cuma karena panik sesaat. Kelak, aku nggak akan ungkit lagi. Oke?”Aku langsung mengirim tangkapan layar pengakuan cinta yang dikirimnya ke grup kepadanya tanpa mengatakan apa pun.Jordan sontak panik dan terdiam beberapa saat. Kemudian, dia baru berseru terkejut, “Ka ... kamu masih ada di dalam grup, ya .... Maaf, aku nggak tahu. Aku cuma kasih dia selamat. Nggak ada maksud lain kok.”Aku mengerti maksudnya. Sebab, aku pernah ditendang keluar dari grup oleh Cynthia dan dijauhi semua teman sekelas. Hanya saja, setelah tamat, ketua kelas kami menambahkan aku kembali ke grup. Jordan mungkin tidak memperhatikan hal ini.Aku menjawab dengan dingin, “Kamu nggak usah kasih aku penjelasan. Aku nggak nyangka ternyata kamu masih berhubungan dekat sama orang yang menindasku. Pantas saja kamu selalu bela dia, bahkan berulang kali mengorek lukaku!”Jordan menghela napas panjang dan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 5

    Jordan merasa sangat malu. Ternyata, dia juga tahu apa itu rasa malu? Jika begitu, atas dasar apa dia bertindak seenaknya padaku?Setelah minum beberapa gelas alkohol, Jordan mulai membicarakan keburukanku lagi. Dia selalu menjadikan penderitaanku sebagai bahan lelucon. Kali ini, dia bahkan mendeskripsikan dengan jelas seluruh proses Cynthia menindasku.Melalui tindakannya kali ini, aku juga baru tahu bahwa ternyata dia tidak pernah membelaku saat masih SMA, malah bersembunyi di sudut untuk merekam apa yang diperbuat Cynthia terhadapku.“Kalian nggak tahu seberapa menyedihkan tangisan Nadine waktu ditindas dulu. Dia terlalu penakut, makanya dia bisa ditindas ....”Jordan menjelaskan proses kelompok Cynthia menindasku dengan santai dan lebih fokus mendeskripsikan bagaimana ekspresi takutku saat ditindas. Sebelumnya, aku menganggapnya sebagai teman baik yang bisa berbagi penderitaan denganku dan bahkan menikahinya .... Pada saat ini, sedikit kesan baiknya di hatiku sudah sepenuhnya hanc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 6

    Melihat aku yang bersedia berkompromi, Jordan buru-buru menyerahkan ponselnya padaku. Tanpa perlu ditebak, dia pasti ingin mengutus neneknya untuk membujukku.Aku sengaja menjauhinya, lalu menelepon neneknya. Aku hanya asal menanggapi omelannya sambil mencari percakapan Jordan dengan Cynthia. Sesuai dugaan, dia memang berselingkuh dengan Cynthia.Namun, aku sama sekali tidak peduli. Apa Cynthia tidak tahu apa akibat dari merusak rumah tangga orang lain?Aku mengirim tangkapan layar percakapan mereka ke ponselku, lalu menghapus semua buktinya. Setelah melakukan semua ini, aku pun mengakhiri percakapanku dengan nenek Jordan dan mengembalikan ponselnya.Aku menatapnya dengan penuh arti dan berkata, “Kalau kamu nggak mau cerai sekarang, ya sudah.”Namun, aku berani menjamin bahwa dia pasti akan memohon padaku untuk bercerai dengannya nanti.Setelah mendengar ucapanku, Jordan mengira neneknya berhasil meyakinkanku. Dia pun pergi dengan puas. Namun, saat aku melewati pos satpam, para satpam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 7

    [ Penindasan di masa SMA? Sebelumnya, aku sudah merasa tampang Cynthia biasa-biasa. Ternyata, dia juga semengerikan itu? Orang semacam ini masih berani debut jadi seleb? ][ Penindasan itu hal paling keji! Semoga Cynthia bisa dikasih pelajaran secepatnya! ][ Video ini menakutkan banget! Aku bahkan bisa membayangkan betapa sakit dan menderita gadis yang dipukul itu .... ][ Orang semacam ini malah jadi seleb? Penggemar-penggemarnya yang nggak berotak juga sebaiknya berhenti membelanya! Memalukan banget! ]...Tidak lama setelah postingan ini diunggah ke Twitter, Cynthia dan Jordan pun meneleponku. Aku memilih untuk menerima telepon dari Jordan.“Nadine! Kita sudah mau cerai, jadi tindakan Cynthia nggak termasuk rebut suami orang! Ayo kita cerai sekarang juga!”Aku menjawab dengan santai, “Nggak bisa dong. Aku masih belum selidiki jelas soal harta kita. Sabar dulu. Aku juga nggak buru-buru kok.”Berhubung masalah ini terlalu mendadak, Jordan langsung panik dan menjawab tanpa berpikir pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 8

    “Nadine, dari mana kamu dapatkan semua bukti ini? Masalah ini sudah berlalu begitu lama, tapi kamu masih mendendam padaku. Apa kamu gila! Selain itu, kamu juga meretas akun Twitter Jordan? Apa kamu mau jebak dia? Kamu mau hancurkan dia karena nggak bisa dapatkan hatinya? Dasar pecundang! Sebaiknya kamu terima uangnya dan lenyap dari dunia ini selamanya!”Cynthia berteriak dengan histeris dari ujung telepon seperti orang gila, juga seperti iblis yang menyiksaku dulu. Namun, aku sudah tidak takut padanya. Sekarang, dia hanyalah orang bodoh yang kasihan.Setelah dia berhenti melontarkan sumpah serapah, aku baru menjawab dengan santai, “Jordan yang bilang kalau aku menjebaknya?”Aku tahu jelas Jordan itu orang seperti apa. Dia itu adalah orang bermuka dua, licik, juga tidak tahu berterima kasih.Cynthia menjawab dengan marah, “Benar, dia yang ngomong sendiri! Aku sudah langsung tanya padanya dan dia bilang ini semua ulahmu sendiri! Dasar wanita jalang!”Aku pun mencibir, “Kamu percaya begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 9

    Aku mengamatinya, lalu melirik rumah Jordan yang dilahap api dan mencibir, “Selain nggak bisa bayar utang, kamu juga sengaja bakar rumah orang. Akhirnya kamu bisa dijebloskan ke penjara juga. Aku sudah menunggu hari ini sangat lama.”“Untung ada Jordan yang senantiasa mengingatkanku tentang penindasanmu. Kamu nggak tahu, ‘kan? Berkat dia, reputasi burukmu sudah tersebar dari dulu. Tunggu saja, reputasi buruk ini akan hantui kamu selamanya!”Cynthia ingin menerjang ke arahku dan mencekikku. Namun, polisi langsung memborgolnya.“Lepaskan aku! Aku ini seleb! Aku nggak mau masuk penjara!”...Saat Cynthia dibawa masuk ke mobil polisi, aku melambaikan tanganku padanya sambil tersenyum dan bergumam, “Dadah.”Di sisi lain, pemadam kebakaran sudah berhasil menyelamatkan Jordan dari dalam rumah. Seluruh tubuhnya sudah terbakar. Melihat dia yang sudah sekarat, dendamku terhadapnya baru berkurang. Di dunia ini, mana ada kisah yang lebih menyedihkan daripada kisah orang yang dibakar mati oleh cint

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 9

    Aku mengamatinya, lalu melirik rumah Jordan yang dilahap api dan mencibir, “Selain nggak bisa bayar utang, kamu juga sengaja bakar rumah orang. Akhirnya kamu bisa dijebloskan ke penjara juga. Aku sudah menunggu hari ini sangat lama.”“Untung ada Jordan yang senantiasa mengingatkanku tentang penindasanmu. Kamu nggak tahu, ‘kan? Berkat dia, reputasi burukmu sudah tersebar dari dulu. Tunggu saja, reputasi buruk ini akan hantui kamu selamanya!”Cynthia ingin menerjang ke arahku dan mencekikku. Namun, polisi langsung memborgolnya.“Lepaskan aku! Aku ini seleb! Aku nggak mau masuk penjara!”...Saat Cynthia dibawa masuk ke mobil polisi, aku melambaikan tanganku padanya sambil tersenyum dan bergumam, “Dadah.”Di sisi lain, pemadam kebakaran sudah berhasil menyelamatkan Jordan dari dalam rumah. Seluruh tubuhnya sudah terbakar. Melihat dia yang sudah sekarat, dendamku terhadapnya baru berkurang. Di dunia ini, mana ada kisah yang lebih menyedihkan daripada kisah orang yang dibakar mati oleh cint

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 8

    “Nadine, dari mana kamu dapatkan semua bukti ini? Masalah ini sudah berlalu begitu lama, tapi kamu masih mendendam padaku. Apa kamu gila! Selain itu, kamu juga meretas akun Twitter Jordan? Apa kamu mau jebak dia? Kamu mau hancurkan dia karena nggak bisa dapatkan hatinya? Dasar pecundang! Sebaiknya kamu terima uangnya dan lenyap dari dunia ini selamanya!”Cynthia berteriak dengan histeris dari ujung telepon seperti orang gila, juga seperti iblis yang menyiksaku dulu. Namun, aku sudah tidak takut padanya. Sekarang, dia hanyalah orang bodoh yang kasihan.Setelah dia berhenti melontarkan sumpah serapah, aku baru menjawab dengan santai, “Jordan yang bilang kalau aku menjebaknya?”Aku tahu jelas Jordan itu orang seperti apa. Dia itu adalah orang bermuka dua, licik, juga tidak tahu berterima kasih.Cynthia menjawab dengan marah, “Benar, dia yang ngomong sendiri! Aku sudah langsung tanya padanya dan dia bilang ini semua ulahmu sendiri! Dasar wanita jalang!”Aku pun mencibir, “Kamu percaya begi

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 7

    [ Penindasan di masa SMA? Sebelumnya, aku sudah merasa tampang Cynthia biasa-biasa. Ternyata, dia juga semengerikan itu? Orang semacam ini masih berani debut jadi seleb? ][ Penindasan itu hal paling keji! Semoga Cynthia bisa dikasih pelajaran secepatnya! ][ Video ini menakutkan banget! Aku bahkan bisa membayangkan betapa sakit dan menderita gadis yang dipukul itu .... ][ Orang semacam ini malah jadi seleb? Penggemar-penggemarnya yang nggak berotak juga sebaiknya berhenti membelanya! Memalukan banget! ]...Tidak lama setelah postingan ini diunggah ke Twitter, Cynthia dan Jordan pun meneleponku. Aku memilih untuk menerima telepon dari Jordan.“Nadine! Kita sudah mau cerai, jadi tindakan Cynthia nggak termasuk rebut suami orang! Ayo kita cerai sekarang juga!”Aku menjawab dengan santai, “Nggak bisa dong. Aku masih belum selidiki jelas soal harta kita. Sabar dulu. Aku juga nggak buru-buru kok.”Berhubung masalah ini terlalu mendadak, Jordan langsung panik dan menjawab tanpa berpikir pa

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 6

    Melihat aku yang bersedia berkompromi, Jordan buru-buru menyerahkan ponselnya padaku. Tanpa perlu ditebak, dia pasti ingin mengutus neneknya untuk membujukku.Aku sengaja menjauhinya, lalu menelepon neneknya. Aku hanya asal menanggapi omelannya sambil mencari percakapan Jordan dengan Cynthia. Sesuai dugaan, dia memang berselingkuh dengan Cynthia.Namun, aku sama sekali tidak peduli. Apa Cynthia tidak tahu apa akibat dari merusak rumah tangga orang lain?Aku mengirim tangkapan layar percakapan mereka ke ponselku, lalu menghapus semua buktinya. Setelah melakukan semua ini, aku pun mengakhiri percakapanku dengan nenek Jordan dan mengembalikan ponselnya.Aku menatapnya dengan penuh arti dan berkata, “Kalau kamu nggak mau cerai sekarang, ya sudah.”Namun, aku berani menjamin bahwa dia pasti akan memohon padaku untuk bercerai dengannya nanti.Setelah mendengar ucapanku, Jordan mengira neneknya berhasil meyakinkanku. Dia pun pergi dengan puas. Namun, saat aku melewati pos satpam, para satpam

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 5

    Jordan merasa sangat malu. Ternyata, dia juga tahu apa itu rasa malu? Jika begitu, atas dasar apa dia bertindak seenaknya padaku?Setelah minum beberapa gelas alkohol, Jordan mulai membicarakan keburukanku lagi. Dia selalu menjadikan penderitaanku sebagai bahan lelucon. Kali ini, dia bahkan mendeskripsikan dengan jelas seluruh proses Cynthia menindasku.Melalui tindakannya kali ini, aku juga baru tahu bahwa ternyata dia tidak pernah membelaku saat masih SMA, malah bersembunyi di sudut untuk merekam apa yang diperbuat Cynthia terhadapku.“Kalian nggak tahu seberapa menyedihkan tangisan Nadine waktu ditindas dulu. Dia terlalu penakut, makanya dia bisa ditindas ....”Jordan menjelaskan proses kelompok Cynthia menindasku dengan santai dan lebih fokus mendeskripsikan bagaimana ekspresi takutku saat ditindas. Sebelumnya, aku menganggapnya sebagai teman baik yang bisa berbagi penderitaan denganku dan bahkan menikahinya .... Pada saat ini, sedikit kesan baiknya di hatiku sudah sepenuhnya hanc

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 4

    Jordan tidak berhenti meneleponku, bahkan pura-pura mengaku salah.“Nadine, jangan marah lagi. Aku ngomong begitu cuma karena panik sesaat. Kelak, aku nggak akan ungkit lagi. Oke?”Aku langsung mengirim tangkapan layar pengakuan cinta yang dikirimnya ke grup kepadanya tanpa mengatakan apa pun.Jordan sontak panik dan terdiam beberapa saat. Kemudian, dia baru berseru terkejut, “Ka ... kamu masih ada di dalam grup, ya .... Maaf, aku nggak tahu. Aku cuma kasih dia selamat. Nggak ada maksud lain kok.”Aku mengerti maksudnya. Sebab, aku pernah ditendang keluar dari grup oleh Cynthia dan dijauhi semua teman sekelas. Hanya saja, setelah tamat, ketua kelas kami menambahkan aku kembali ke grup. Jordan mungkin tidak memperhatikan hal ini.Aku menjawab dengan dingin, “Kamu nggak usah kasih aku penjelasan. Aku nggak nyangka ternyata kamu masih berhubungan dekat sama orang yang menindasku. Pantas saja kamu selalu bela dia, bahkan berulang kali mengorek lukaku!”Jordan menghela napas panjang dan men

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 3

    Di tengah jalan, ponselku tiba-tiba berbunyi. Itu adalah notifikasi pesan di grup teman sekolah kami dulu.[ Cynthia sudah mau debut, lho! Nggak disangka, ada orang dari kelas kita yang jadi seleb! Aku bangga banget! @All ]Begitu membaca ini, hatiku pun berdebar. Semua tragedi yang menimpaku selama masih SMA kembali muncul di ingatanku.Benar, Cynthia adalah orang yang memimpin gengnya untuk menindasku saat masih SMA. Bahkan ada sekali, dia memukulku sampai sekarat. Cynthia adalah teman masa kecil Jordan, juga wanita yang diam-diam disukai Jordan dan termasuk cinta pertama Jordan.Aku berjongkok dengan tubuh gemetar sambil membaca pesan dari teman-teman lain yang membalas dengan sepatah kata “selamat”. Sementara itu, Jordan malah mengirim sebuah pesan selamat yang panjang. Aku tidak pernah melihat dia bersikap seantusias ini. Setiap katanya itu dipenuhi dengan kasih sayang. Sangat jelas bahwa dia masih menaruh perasaan pada Cynthia sampai sekarang.Aku merasa hal ini sangat konyol. S

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 2

    Tak disangka, kata yang kulontarkan setelah berpikir sekian lama malah membuat semua orang tertawa.“Kak Nadine, ini ... ini terlalu berlebihan deh? Kami itu teman yang bicarakan apa saja. Aku juga sering ngomong istriku gendut. Memangnya kenapa? Hahaha!”Semua orang tertawa lagi, seolah-olah menggosipkan istri masing-masing adalah sesuatu yang patut dibanggakan.Aku balik bertanya, “Memangnya pria yang menertawakan istrinya itu patut dibanggakan? Orang kayak gitu cuma bisa disebut pengecut!”Begitu aku selesai berbicara, Jordan langsung menggebrak meja dan menunjukku dengan galak. “Jangan keterlaluan kamu! Memangnya kenapa kalau kami mau ngomong? Itu cuma masalah sepele, kenapa nggak boleh dibicarakan? Asal kamu tahu, semua temanku sudah tahu soal insiden itu!”Seusai menegurku, dia buru-buru menghibur teman-temannya, “Kalian nggak usah pedulikan dia. Dia memang kekanak-kanakan ....”Kemudian, dia melirikku lagi dan mengisyaratkan ibunya untuk membawaku ke kamar.Ibu mertuaku menarikk

  • Gurauan yang Berakhir Tragis   Bab 1

    Jordan, suamiku itu sangat suka dan sering menyuruh teman-temannya datang berkumpul di rumah kami. Setiap kali melihat tatapan mereka terhadapku, aku selalu merasa tidak nyaman.Kali ini, aku sudah terlebih dahulu berpesan pada suamiku, “Kalian keluar saja malam ini. Mau habiskan berapa banyak juga nggak masalah. Yang penting ....”Namun, sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, ekspresi Jordan sudah langsung berubah. “Kenapa? Kami kan cuma kumpul untuk ngobrol-ngobrol. Setiap kali, kamu selalu berdebat denganku tanpa peduli sama harga diriku. Kalau makan di luar, mereka akan kira aku nggak senang sama mereka ....”Aku menatapnya dengan ekspresi lucu. “Memangnya yang kamu bilang itu cuma obrolan biasa? Kamu selalu ngomong soal aku yang ditindas dulu pakai nada merendahkan untuk menyenangkan mereka. Apa kamu pernah pikirkan perasaanku?”Ibu mertuaku yang sedang mempersiapkan makanan langsung menimpali karena takut putranya sedih, “Duh, hatimu rapuh banget! Memangnya bercanda saja n

DMCA.com Protection Status