Share

Bab 124

“Iya, deh. Terserah istriku. Kan emang yang wajib nyari nafkah itu aku.”

“Nah, itu sadar. Nanti kalau Mas Attar nyari uang, aku juga nyari uang, yang ngabisin siapa? Hayo siapa? Kan lebih enak kalau yang kerja itu suami terus yang make uangnya istrinya. Biar istrinya makin cantik juga harus dikasih jatah lebih banyak buat perawatan. Iya ‘kan, Mas?” Ayra tak hentinya tersenyum sumringah sepanjang mengatakan itu sambil memijit punggung suaminya.

“Cerewet banget kamu, Ay. Siapa yang ngajarin sih?” tanya Attar pada istri kecilnya itu. Dia merasakan otot-otot di punggungnya mulai merasa rileks sedikit demi sedikit karena tekanan jemari tangan Ayra yang sejak tadi dilakukan.

“Mas Attar tadi juga cerewet,” balas Ayra.

“Kapan aku cerewet?” protes Attar karena merasa sama sekali tidak benar dengan apa yang Ayra tuduhkan padanya.

“Tadi.”

“Eh, nggak ya?”

“Iya. Mas Attar tadi juga cerewet, jangan sok nggak ingat,” kekeh Ayra.

“Kapan?”

“Tadi!”

“Tadi kapan?”

“Aku doain hilang ingatan beneran.”

“Ser
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status