Share

Bab 24

Penulis: TnaBook's
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 00:16:05

"Kamu yakin?" Revan bertanya untuk memastikan.

Elma mengangguk dengan pipi yang merona merah.

Mungkin ia sudah gila dengan melakukan hal ini tapi ada sebuah dorongan kuat yang membuatnya senekad ini.

"Elma aku takut kamu akan menyesalinya." Revan masih terlihat ragu.

Elma tidak menjawab, dia langsung membalasnya dengan satu kecupan di bibir Revan.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Revan pun mema gut bibir Elma dengan rakus. Tak peduli pada rasa perih di sudut bibirnya.

Elma pasrah saat lelaki tampan itu mengangkat tubuhnya masuk ke dalam kamar.

Dengan sangat hati-hati Revan merebahkan tubuh Elma ke atas tempat tidur. Dipandanginya wajah cantik itu dengan tatapan penuh kekaguman.

"Kamu sangat cantik El," ucap Revan sembari mengusap pipi Elma dengan lembut.

Elma hanya tersenyum dan menarik kerah baju Revan hingga bibir mereka pun saling menyapa kembali.

Satu persatu kancing kemeja Revan, Elma buka.

Hingga pada akhirnya perut kotak-kotak Revan terpampang jelas dan bisa disentuh oleh
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Godaan sang tante   Bab 25

    Pagi itu, sinar matahari masuk melalui tirai jendela apartemen Revan, membangunkan Elma yang masih terbaring di tempat tidur.Perlahan, ia membuka matanya. Elma merasakan seluruh tubuhnya remuk dan seakan tak bertenaga.Apalagi di daerah intinya yang terasa sangat berbeda.Namun bibirnya menyunggingkan senyum tipis tatkala teringat kejadian tadi malam. Dimana dirinya dan Revan telah menghabiskan malam indah bersama."Revan..." Elma menyebut nama pria yang tadi malam telah membuatnya takluk dan menge rang penuh kenikmatan selama satu jam lebih.Ternyata surga dunia itu memang nyata nik matnya.Pantas saja orang-orang sibuk mengejarnya bahkan sampai banyak pria yang tidak cukup dengan hanya satu wanita.Aroma masakan dari dapur perlahan memenuhi hidungnya, membuat perutnya berbunyi pelan.Elma menyibak selimutnya setelah memakai gaun tidur yang teronggok di samping tempat tidurnya.Namun, saat mencoba bangun, rasa sakit di area intinya membuat Elma kehilangan keseimbangan hingga tubuhny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Godaan sang tante   Bab 26

    Elma baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan dirinya."Wangi sekali Sayang." Revan yang sudah menunggu dari tadi langsung menghampiri wanita cantik itu. Ia memeluk tubuh Elma yang masih menggunakan bathrobe warna putih.Wangi sabun yang segar langsung menguar memenuhi rongga hidung Revan. Lelaki tampan itu langsung menci um bibir ranum Elma dengan rakus.Elma pun tidak menolak ia malah mengalihkan tangannya pada leher Revan."Apa kamu ingin aku melakukannya lagi?" tanya Revan dengan tatapan nakal."Kamu masih bertanya? Kamu kira untuk apa aku mengajakmu ke sini?" Elma menatap mata dan bibir Revan secara bergantian seolah tak sabar ingin merasakan sentuhan Revan kembali.Pria tampan itu tersenyum dan segera mengangkat tubuh Elma untuk dibaringkan di tempat tidur.Kedua tatapan mereka bertemu. Revan menatap wajah cantik itu penuh cinta."Cantik sekali," ucap Revan dengan lembut sembari mengusap lembut pipi wanita cantik itu."Kamu juga sangat tampan Revan." Elma t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Godaan sang tante   bab 27

    Dua hari kemudian, Revan dan Elma pulang kembali ke Jakarta setelah menghabiskan liburan bersama di Pulau Seribu.Hubungan antara keduanya pun semakin erat terjalin. Elma merasakan benih-benih cinta di hatinya semakin tumbuh subur untuk Elma. Begitupun dengan Revan yang semakin enggan untuk berpisah dari Elma meskipun ia tahu kalau Elma masih berstatus istri orang.Mereka kembali pada rutinitas semula, bekerja di perusahaan milik Elma. Revan yang meminta keringanan untuk mengganti jadwal kuliahnya jadi sabtu-minggu, kini bisa sepenuhnya bekerja mendampingi Elma.Sore itu, setelah pulang dari kantor, Elma meminta Revan untuk mengantarnya ke salon langganannya. Ia merasa lelah dan ingin memanjakan diri dengan perawatan rambut yang menenangkan."Oke, dengan senang hati Sayang." Revan mengangguk dan segera melajukan mobilnya menuju salon langganan Elma."Kamu yakin nggak ikut ke dalam?" tanya Elma sebelum turun dari dalam mobil setelah mereka sampai di salon langganan Elma. "Nggak, aku t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Godaan sang tante   Bab 28

    Elma meninggalkan rumah besar yang selama ini ia tempati bersama Aditya. Rumah yang dulunya menjadi tempat penuh harapan kini hanya menyisakan luka dan kenangan buruk.Ia sudah tidak ingin lagi bertahan di sana. Dengan langkah mantap, ia membawa beberapa barang pribadi menuju rumah baru yang ia beli beberapa waktu lalu. Rumah itu memang tidak sebesar rumah sebelumnya, tapi cukup nyaman untuk ia tinggali sendiri."Setidaknya, di sini aku bisa merasa tenang," gumam Elma saat ia membuka pintu rumah baru itu.Setelah memasuki rumah dan mengatur barang-barang seadanya, Elma langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Rasa lelah fisik dan emosional membuatnya tertidur tanpa sadar.Saat malam tiba, Elma terbangun dengan tubuh yang terasa segar meskipun pikirannya masih penuh dengan masalah. Ia teringat pada Revan yang mungkin menunggunya di apartemen. Pria itu pasti sangat khawatir."Astaga bisa-bisanya aku ketiduran di sini." Elma bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Godaan sang tante   Bab 29

    Sepasang kekasih itu masih terengah dengan tubuh yang masih belum tertutup apa-apa. Revan baru saja mengeluarkan mayonesnya yang begitu banyak ke rahim Elma. Tapi Elma melindungi dirinya agar tidak hamil dengan meminum pil pencegah kehamilan.Tentu saja Elma masih belum siap jika ia harus hamil di masa sekarang ini karena masih banyak hal yang harus ia urus salah satunya adalah perceraiannya dengan Aditya."Terima kasih Sayang," ucap Revan setelah mencabut ular kobranya dari lembah surga milik Elma dan membiarkan wanita cantik itu berguling ke samping dirinya."Ih lengket sekali Sayang." Elma mengeluh karena sebagian mayones itu keluar lagi."Sebentar aku bersihkan dulu." Revan akhirnya bangun untuk mengambil tissu dan membersihkan sisa mayonesnya dari lembah surga milik Elma. Semuanya dilakukan dengan sangat telaten.Revan menatap lekat lembah surga yang telah memberikannya kenik matan barusan, membuat pria itu tidak tahan untuk menci umnya lagi. "Ah geli sayang..." Elma mende sah s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Godaan sang tante   Bab 30

    Setelah meninggalkan taman, Revan memutuskan untuk tidak langsung pulang. Ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya. Ia berjalan pelan ke arah kantin kecil di dekat kampus, tempat ia biasa bertemu teman-temannya.Di sana, Revan bertemu dengan Badru, temannya yang sedang menikmati kopi sambil membaca buku."Van! Tumben ke sini lagi. Biasanya langsung kabur kalau selesai kuliah," sapa Badru dengan santai.Revan hanya tersenyum tipis. Ia mengambil kursi di hadapan Badru dan duduk tanpa berkata apa-apa."Eh, kenapa muka lo kusut banget? Ada masalah?" tanya Badru, memiringkan kepala sambil mengamati wajah Revan.Revan menghela napas panjang sebelum akhirnya membuka suara. "Gue baru aja mutusin Dinda."Badru terbelalak, hampir menjatuhkan kopinya. Apa? Lo serius? Cewek secantik dan sesabar Dinda diputusin? Lo nggak takut nyesel?"Revan tersenyum pahit. "Gue nggak mauterus-terusan menggantung hubungan kita. Gue nggak bisa bohongin diri gue sendiri, Dru. Gue udah nggak punya perasaan buat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Godaan sang tante   Bab 31

    Elma sedang berjalan santai di salah satu pusat perbelanjaan mewah di Jakarta. Dengan tas tangan di pundaknya, ia tampak menikmati waktu luangnya setelah berhari-hari disibukkan dengan urusan kantor.Langkahnya berhenti di depan sebuah butik, matanya tertuju pada gaun elegan yang dipajang di etalase. Namun, sebelum ia sempat masuk ke dalam butik, sebuah suara nyaring menghentikan langkahnya."Elma!"Elma menoleh dan melihat sosok yang tidak asing berjalan cepat ke arahnya. Itu Arumi, mengenakan gaun ketat dengan riasan tebal yang mencerminkan kesan mewah, tetapi matanya menyiratkan emosi yang meluap-luap."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Arumi dengan nada sinis begitu sampai di depan Elma.Elma mengangkat alis. "Apa urusanmu? Apa ada larangan untukku untuk tidak datang ke mall ini?" jawab Elma dengan santai.Arumi mendengkus, lalu mendekat dengan ekspresi penuh kemarahan."Aku tahu kamu masih berhubungan dengan Aditya! Aku memperingatkanmu, Elma. Menjauhlah dari dia, tinggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Godaan sang tante   Bab 32

    Revan berjalan hilir mudik di ruangan Elma. Sesekali ia melirik jam tangannya. Sudah hampir pukul sepuluh tapi Elma belum juga datang ke kantor. Padahal tidak biasanya Elma telat seperti ini."Apa jangan-jangan dia sakit?" gumam Revan.Namun Elma tidak bisa dihubungi ketika Revan mencoba menelponnya. Ponselnya tidak aktif."Aku coba ke rumahnya saja. Siapa tahu Elma beneran sakit." Revan yang sangat cemas akhirnya nekad untuk keluar dari kantor dengan alasan Elma memanggilnya.Revan melangkah cepat pintu rumah Elma. Mobil Elma terparkir rapi, namun suasana rumah begitu sunyi. Pintu depan terbuka, menambah kegelisahannya. Ia masuk perlahan, memanggil nama Elma."Elma? Kamu di sini?" Suaranya menggema, namun tidak ada jawaban.Dia memeriksa setiap ruangan, tetapi tidak menemukan siapa pun. Semua tampak rapi, seolah tidak ada yang tinggal di sana. Revan menghela napas panjang, keningnya berkerut. Ini tidak masuk akal. Kalau Elma tidak ada, kenapa mobilnya di sini? Pikirannya langsung me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12

Bab terbaru

  • Godaan sang tante   Bab 51

    "Kalian semua bodoh! Bagaimana seseorang bisa menghilang begitu saja?!" Aditya menggebrak mejanya dengan keras. Beberapa anak buah Aditya tersentak kaget tapi apa mau dikata, wanita bernama Clara itu memang tidak bisa mereka temukan di manapun. Entahlah dimana wanita itu bersembunyi. Yang jelas seperti ada seseorang yang kuat yang melindunginya. "Maafkan kami Pak. Kami sudah berusaha tapi semuanya benar-benar gelap. Bahkan informasi tentang wanita itupun sudah dihapus. Kami benar-benar kesulitan untuk menemukannya." Salah satu anak buah Aditya menjelaskan situasi yang sedang mereka hadapi. "Brengsek kalian semua!" Aditya meradang dengan wajah yang merah padam menahan amarah. "Pergi kalian semua dari sini!" Aditya menguasir semua anak buahnya dari ruang kerjanya. "Bagaimana bisa dia menghilang begitu saja?" gumam Aditya dengan nada frustrasi. Ia menghempaskan tubuhnya ke kursi, memijat pelipis dengan keras. Segala upaya yang ia lakukan untuk menemukan perempuan itu tidak membawa

  • Godaan sang tante   Bab 50

    Pagi itu, dunia Aditya hancur berantakan. Berita tentang dirinya viral di media sosial, memperlihatkan rekaman video asusilanya dengan Clara. Berita tersebut menyebar seperti api, menghiasi tajuk utama di berbagai portal berita dan menjadi topik pembicaraan di mana-mana. Aditya duduk di ruang kerjanya dengan wajah tegang. Ponselnya terus berdering, pesan masuk dari klien, mitra bisnis, hingga keluarganya. Ia tidak berani membuka satu pun pesan itu. "Bagaimana ini bisa terjadi?" geramnya sambil membanting ponsel ke meja. Beberapa anak buahnya berdiri dengan wajah cemas. Mereka telah menerima perintah dari Aditya untuk menghapus video tersebut secara permanen. Namun, upaya mereka gagal karena video itu sudah terlanjur diunduh oleh banyak orang. "Maaf, Pak Aditya. Kami sudah mencoba segalanya, tapi video itu terlalu cepat menyebar," ucap salah satu anak buahnya dengan suara gemetar. Aditya memejamkan mata, menahan amarah yang membara di dadanya. Aditya terdiam, tidak mampu menjawa

  • Godaan sang tante   Bab 49

    lanjutan dari bab sebelumnya ** tender dari berbagai klien. Ia mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi, pandangannya kosong menatap layar laptop yang menampilkan email-email penolakan dari mitra bisnis. "Arumi, di mana kamu sebenarnya?" gumam Aditya dengan nada penuh keputusasaan. Sudah berminggu-minggu ia mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Arumi, namun hasilnya nihil. Tidak ada petunjuk, tidak ada jejak, bahkan kabar samar sekalipun. Satu per satu anak buahnya yang tidak mampu memberikan hasil langsung dipecat tanpa ampun. Kini ia merasa sendirian, tenggelam dalam masalah yang semakin menumpuk. Tidak hanya Arumi yang menjadi beban pikirannya. Sidang perdananya semakin dekat, dan itu membuatnya tertekan. Kasus gugatan perceraian Elma membuat reputasi bisnisnya memburuk. Para klien mulai kehilangan kepercayaan, proyek besar yang seharusnya menjadi tulang punggung perusahaan kini terancam batal. "Aku bisa gila kalau terus begini," desisnya sambil menenda

  • Godaan sang tante   Bab 48

    Elma duduk di ruang praktik Karina, kedua tangannya saling menggenggam erat di atas pangkuannya. Wajahnya menunjukkan kecemasan yang tidak biasa, sementara Karina memandang sahabatnya itu dengan penuh perhatian. "Elma, apa saja yang kamu rasakan sekarang?" tanya Karina lembut sambil menyentuh tangan Elma. Elma menghela napas panjang sebelum menjawab. Aku tidak tahu, Karin. Akhir-akhir ini aku merasa aneh. Kadang aku mual tanpa alasan, aku jadi terlalu sensitif terhadap bau, dan... rasanya tubuhku jadi mudah lelah." Karina tersenyum tipis, tetapi sorot matanya menunjukkan keyakinan. "Elma, aku bukan mau menakutimu, tapi dari apa yang kamu ceritakan, aku rasa . kamu sedang hamil." "Benarkah?" Elma membelalakan matanya. Karina tersenyum merekah. "Aku memang belum pernah merasakan rasanya hamil tapi setiap pasienku yang hamil keluhannya rata-rata seperti itu. Kenapa tidak coba kita periksa aja?" Karina tampak antusias. "Apa mungkin aku hamil?" Elma masih tidak percaya.

  • Godaan sang tante   Bab 47

    Agus, anak buah terpercaya Aditya, menjalankan perintah majikannya dengan penuh kehati-hatian.Setelah memastikan suasana di sekitar apartemen Karina sepi, dia segera bergerak. Dengan keahliannya dalam membuka kunci otomatis, pintu apartemen itu terbuka tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Namun, saat Agus menyelinap masuk, ia mendapati apartemen itu dalam keadaan kosong. Tak ada tanda-tanda aktivitas, tak ada suara, dan tak ada siapa pun di dalam.Lampu di ruang tamu menyala redup, dan aroma ruangan terasa netral, seperti baru saja dibersihkan. Agus memperhatikan sekeliling dengan cermat. Rak buku rapi, sofa tampak tidak tersentuh, dan meja makan kosong tanpa peralatan apa pun. Dia mengerutkan kening, merasa ada yang aneh."Ke mana mereka?" pikir Agus.Agus mulai memeriksa ruangan satu per satu. Ia masuk ke kamar utama, membuka lemari, bahkan memeriksa bawah tempat tidur. Namun, tak ada satu pun barang yang memberi petunjuk tentang keberadaan Karina atau Arumi.Di dapur, Agus menemuk

  • Godaan sang tante   Bab 46

    "Surat apa ini, Aditya?" suara Tuan Wirya menggema, dingin namun penuh amarah. "Apa Elma akan menceraikanmu?"Aditya tertegun. Kata-kata itu seperti petir yang menghantam dadanya. Dia menatap amplop di tangan ayahnya dengan perasaan bercampur aduk, sementara pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.Namun sebelum dia sempat menjawab, Tuan Wirya melempar surat itu ke meja di depannya. "Lihat sendiri apa yang telah kamu lakukan, Aditya!" bentak Tuan Wirya dengan suara yang semakin meninggi.Aditya, dengan tangan sedikit gemetar, meraih surat itu. Matanya mulai membaca, dan wajahnya perlahan berubah pucat. Isi surat itu adalah surat pengajuan gugatan perceraian yang dilakukan oleh Elma terhadapnya. Berikut jadwal sidang perdana yang harus ia hadiri.Aditya menatap nanar kertas di tangannya dengan tangan gemetar. Ia tidak menyangka kalau Elma akan secepat ini mengajukan gugatan perceraian terhadapnya."Kamu lihat hasil perbuatanmu itu Aditya? Kamu sudah merusak

  • Godaan sang tante   Bab 45

    Dinda berjalan melewati koridor kampus dengan langkah gontai. Wajahnya yang biasanya ceria kini dipenuhi kesedihan. Beberapa teman menyapanya, tapi ia hanya membalas dengan senyum tipis, untuk menutupi kesedihannya.Dari atas balkon kampus, mata Badru mengawasi tajam gadis itu."Ini pasti gara-gara Revan." Badru membuang napas kasar ke udara. Melihat wajah sedih Dinda entah kenapa hatinya juga jadi ikutan sedih.Dan biasanya kalau Dinda datang ke kampus ini adalah untuk mencari Revan. Tapi entahlah maksud Dinda datang hari ini setelah hubungannya dengan Revan kandas. Mungkin gadis itu hanya ingin mengenang Revan saja.Pria berkulit sawo matang itu berjalan turun untuk menyapa Dinda. Sekedar ingin menemani wanita cantik itu agar tidak terlalu kesepian. Mudah-mudahan saja Dinda masih mau menerimanya."Dinda?" panggilnya dari arah belakang saat ia sudah dekat dengan posisi Dinda sekarang.Dinda menoleh, menemukan Badru berdiri di sana. Untuk sesaat Dinda memandang Badru yang berjalan me

  • Godaan sang tante   Bab 44

    Revan kembali ke apartemen setelah selesai bertemu dengan beberapa rekan bisnisnya. Untuk sementara, Elma menunjuk Revan sebagai wakilnya selama dia dalam masa berkabung.Ini juga dimanfaatkan oleh Elma untuk mengasah kemampuan Revan dalam menjalankan bisnis milik keluarganya. Dan tanpa disangka kalau pemuda yang belum selesai kuliah itu mempunyai insting bisnis yang kuat."Cape ya Sayang?" tanya Elma setelah Revan duduk beristirahat di sofa."Lumayan, ternyata lebih enak jadi sopir pribadimu Sayang. Nggak perlu mikir selera ini." Revan memijat pelipisnya yang terasa pusing.Elma tersenyum dan memijat pelan tengkuk Revan."Wajar, nanti juga kalau sudah terbiasa nggak akan terasa terlalu berat. Rileks Sayang, jangan terlalu serius," ucap Elma.Dia pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk Revan. Tak berapa lama kemudian wanita itu kembali dengan membawa secangkir teh hangat manis untuk pria itu.perusahaan itu padaku? Kamu yakin aku mampu"Elma, apa kamu yakin akan mempercayakan menjal

  • Godaan sang tante   Bab 43

    Aditya berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya dengan wajah memerah, suaranya memenuhi ruangan saat ia memarahi anak buahnya yang berjejer di hadapannya."Sudah dua hari! Apa susahnya mencari seorang perempuan? Arumi tidak mungkin pergi jauh tanpa meninggalkan jejak! Kalian semua ini becus bekerja atau tidak?!" bentaknya, wajahnya semakin gelap oleh kemarahan.Seorang anak buahnya dengan suara gemetar mencoba menjelaskan, "Kami sudah memeriksa apartemennya dan mencari di beberapa tempat yang sering dia kunjungi, Pak. Tapi sejauh ini belum ada petunjuk."Aditya menggebrak meja, membuat pena dan kertas di atasnya bergetar."Aku tidak peduli alasan kalian! Aku mau dia ditemukan! Cari ke mana pun dia pergi, hubungi orang-orang terdekatnya, apa pun caranya! Jangan kembali padaku sampai kalian mendapat hasil!" teriak Aditya penuh emosi. Tatapannya nyalang tertuju pada setiap wajah anak buahnya yang tertunduk ketakutan."Baik Pak, kami akan ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status