Share

bab 34

Penulis: aksara-nisaa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-20 21:14:37

“Anu .. aku.”

“Ada apa Umi? Hem?” Tanya ustadz Ilham menggoda sang istri.

“Ada nyamuk tadi di kenaingnya, ya ada nyamuk ..” ucapnya.

Maya langsung beranjak dari sisi ranjang tempat tidur sang suami, dia kembali merebahkan badannya dan coba untuk memejamkan mata. Ustadz Ilham yang melihat tingkah sang istri hanya tersenyum senang, sebenarnya dia sudah bangun sebelum Maya terbangun, tetapi karena posisi tidur Maya yang kepalanya menindih lengan Ustadz Ilham, terpaksa sang Ustadz membiarkannya, ketika Ustadz Ilham tengah sibuk memperhatikan sang Istri, Maya terbangun.

Ustadz Ilham sholat disamping Maya yang kembali tertidur pulas. Setelah salam,Ustadz Ilham memperhatikan sang istri yang tertidur dengan tenang, ingin sekali Ustadz Ilham mengajak Maya untuk sholat berjamaah, tetapi apalah daya, Maya lebih suka sholat sendiri.

Ustadz Ilham berdzikir hingga hampir memasuki waktu shubuh, gegas ia ke masjid untuk melanjutkan dzikir di sana.

Matahari sudah menampakkan sinarnya saat sang ustadz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Godaan Jin Dasim   bab 35

    Ilham dan Maya memutuskan untuk kerumah sang Abang akhir pekan, karena hari jum’at Maya tidak bisa. Ustadz Ilham terus membujuk sang istri hingga mau tak mau Maya menyetujuinya.Setibanya di sana mereka di sambut dengan baik, merka berbicang-bincabg hangat seakan tak pernah terjadi masalah di keluarga ustadz Ilham.“Assalamu’alaikum ustadz Aldi.”“Wa’laikum salam, ada apa, Pak Suryo?”“Anu .. gini, ah, saya jadi sungkan bilangnya, soalnya lagi ada tamu.”“Gak pap, Pak.” Jawab Ilham.“Saya di suruh menjemput Ustadz Aldi, soalnya Mbak Mita, istrinya Den Gery kesurupan.”“Innalillahi .. ayok Pak, kita kesana sekarang.”“Ham, Maya. Abang tinggal dulu ya, kalian istirahat saja di kamar tamu, pasti capek datang dari jauh”“Iya, Bang.”Aldi yang memiliki kemampuan kebatinan dan bisa meruqyah selalu di mintai tolong oleh orang-orang di sekitarnya, lain halnya dengan Ilham dan adiknya Ridho yang menjalani hidup normal sejak kecil. Aldi memiliki kemampuan tersebut karena turunan dari sang kakek

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Godaan Jin Dasim   bab 36

    “Ada apa?”“Aku dan Ibu mencarimu, Umi kemana?” tanyanya sambil mengurai pelukannya.“Makam Abah,” jawabnya dan kembali beranjak meninggalkan sang Ustadz sendirian.Ustadz Ilham hanya mengulas senyum kecut, dai sudah tak punya topic pembahasan untuk dibahas kembali bersama Maya, lagi pula Maya selebih banyak diam, hanya sesekali mwnimpali.“Kau kenapa, Nak?’“Siapa? Aku?”Ibunya mengangguk, sekrang mereka hanya berdua di dapur.“Kamu belum ikhlas?”“Ikhlas adalah satu hal tersulit, Bu.”“Tetapi Ibu sudah ikhlas,” sanggahnya.“Ibu hanya terbiasa, terbiasa tanpa hadirnya saat ini. Sedangkan Maya, bukan hanya ditinggal Abah, tetapi juga Lian, bukannya Ibu tahu? Kalau Lian adalah kekasih juga cinta pertama bagi Maya, Ibu ttahu itu, tetapi kenapa Ibu tak membela Maya waktu itu? Ibu diam saja saat Abah menjodohkan aku, padahal Maya bukan wanita yang mudah jatuh cinta, Bu.” Maya menangis terisak.“May ..” Ibunya menghampiri dan mengusap lembut bahu sang putri.“Ustadz Ilham tak bersalah Bu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Godaan Jin Dasim   bab 37

    Setelah sarapan berdua ustadz Ilham berinisiatif untuk meminta maaf terlibih dulu.“Jangan ingatkan aku tentang sesuatu yang seharusnya untuk di lupakan Ustadz.”Ustadz Ilham kembali bungkam.“Biar aku mengantarmu,”“Tidak perlu, Lili akan datang menjemputku.”Kini tak ada lagi panggilan Abi Umi seperti yang sudah-sudah.“Aku benar-benar menyesal” ucapnya sebelum Maya berlalu dari hadapnnya.“Daa .. ustadz ganteng, kami duluan, kalau butuh istri baru aku siap”Lili gadis cerewet yang blak-blakan, teman masa kecil Maya sampai sekarang.Ustadz Ilham tersenyum dan melambaikan tangannya, nanti sepulang kuliah dia bertekad akan menjemput istrinya di kampusnya, kalau dijemput, Maya tak pernah menolak.Tetapi yang lebih dulu ia lakukan adalah mentransfer uang ke rekening Maya dengan nominal yang lumayan. “Kau pucet sekali May?” Tanya Lili, mereka masih di atas motor.“Tak makan kau kah? Atau anemianya kumat? Mau ku antar kerumah sakit dulu?”“Tak perlu”“Buset .. singkat padat sekali jawaba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Godaan Jin Dasim   bab 38

    “Mas, siapa lagi wanita yang kau bawa itu?”“Bukan urusanmu! Lebih baik kau diam saja!”Laksmi menggeleng melihat tingkah suaminya yang semakin hari semakin parah.Laksmi adalah istri pemilik perusahaan besar, tetapi sang suami memiliki kebiasaan buruk dengan selalu bergonta-ganti wanita untuk menjadi teman satu malamnya, wanita kelas atas yang selalu terjaga dari penyakit. Tetapi tentu saja, sebagai seorang istri, Laksmi merasakan sakit hati saat melihat sang suami yang selalu pulang dengan membawa wanita.Suara-suara menjijikan yang terdengar dari dalam kamar suaminya menjadi pelengkap kala hatinya nelangsa.Prang “Jangan banyak berulah, Laksmi! Lihat dirimu, jalan saja kau ‘tak mampu apalagi mau melayaniku. Lebih baik kau diam saja! Selagi uang masih masuk kerekeningmu dan aku masih membiyai pengobatanmu, lebih baik kau tutup telinga dan mata!” bentak Baskoro kala itu.Akibat kecelakaan 6 bulan yang lalu, yang membuatnya harus duduk di kursi roda. Suaminya semakin liar saja, bahka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Godaan Jin Dasim   bab 39

    Jin pelindung yang tak terima tuannya di sakiti meneror Baskoro dalam mimpi, bahkan semua urusan nya di persulit olehnya.“Apa kau membuat kesalahan? Hingga ‘sesuatu’ yang melindungi istrimu murka?” lelaki paruh baya yang duduk di depan Baskoro menatapnya dengan tanda Tanya.Ya, setelah semua kejadian belakangan ini yang menimpanya membuat dia memutuskan pergi ke orang pintar sesuai arahan temannya, siapa sangka lelaki perlente di depannya ini adalah orang pintar. Baskoro yang tak pernah datang ke orang pintar awalnya bingung dan tak percaya melihat penampilannya, yang dia tahu penampilan orang pintar atau dukun di dentik dengan pakaian yang serba hitam dan menyeramkan dengan pembakaran menyan yang menyeruak seisi rumah, seperti yang ia lihat di film-film dan buku novel yang sering istrinya baca.Baskoro yang melihat tatapan menyelidik dari sang empunya rumah gelagapan. Dia menggeleng kuat, menandakan jika dia tidak tahu mengapa semua bisa terjadi.“Cari tahu kesalahanmu dan memintala

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Godaan Jin Dasim   bab 40

    “Apa yang kau lakukan, Mas?”“Seharusnya aku yang menanyakan hal itu kepadamu!”“Apa yang kau lakukan? Apa kamu tidak terima karena aku membawa wanita setiap malam di rumah ini, ha! Atau ada hal yang lain?”“Apa maksudmu?”PrangBaskoro melempar vas bunga di depan Laksmi sebagai bentuk amarahnya.“Jangan pura-pura bodoh, Laksmi! Kau menyuruh jin mu untuk menggangguku karena sakit hatimu yang ‘tak jelas itu!”“Jin? Jin apa maksudmu?”Laksmi yang tak pernah tahu perihal jin pelindungnya terlihat bingung, dia tidak mengerti apa maksud suaminya tersebut. Baskoro mencengkram dagu Laksmi dengan keras, hingga alaksmi mendongak ke arahnya, dia meringis karena kuku tangan Baskoro yang sedikit panjang melukai kulit wajahnya.“Bilang kepada jin pelindung atau khadam mu itu, jangan pernah ganggu aku lagi atau kau sendiri yang aku bunuh!”Laksmi bergetar ketakutan, Baskoro kini Nampak semakin berbeda dari Baskoro suaminya yang dulu, atau itu wajah aslinya yang sekarang? Dan kebaikan yang dulu hany

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Godaan Jin Dasim   bab 41

    “Perusahaan Ayah gimana Mbok?”“Itu—“Ucapan Mbok Jum terjeda, dia melihat Laksmi sudah di depan pintu, yang lebih mengejutkan lagi Laksmi tengan berdiri menatap mereka berdua, Mbok Jum dan Dania bergegas menghampiri Laksmi. Dania memeluk erat sang Bunda, dia menangis terharu melihat Bundanya bisa berdiri cukup lama.“Bunda belajar jalan dari tadi, kalian kemana saja?”“Dania makan di warteg sam Mbok Jum Bun,” Dania menyerahkan nasi bungkus kepada Bundanya.“Nasi padang, kesukaan Bunda.”Laksmi tersenyum, dia berjalan kembali ke ranjang, meski jalannya masih sangat pelan dia sangat merasa bersyukur.“Ayah pasti senang melihat Bunda bisa kembali berjalan, ‘kan?”Dania dan Mbok Jum saling pandang, raut wajah keduanya tampak tak senang mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Laksmi, Laksmi yang memperhatikan raut wajah keduanya mengernyitkan dahi heran.“Kenapa?”“Gak usah ingat-ingat Ayah lagi, Bunda. Apa Bunda selama ini gak sakit hati melihat Ayah dengan semua wanitanya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Godaan Jin Dasim   bab 42

    “Kenapa Ayah kalian tega ingin mencelakai Bunda?”“Sudah ku bilang, Bunda. Ayah melakukan semua demi harta, dia ingin mengusai harta Bunda sepenuhnya.”“Karena semua aset masih milik Bunda, jika Bunda tiada maka Ayah yang paling berhak atas semua itu,” kini Dania yang sejak tadi diam mulai bersuara.“Apa Mbok tahu hal lainnya?”Mbok Jum hanya menggeleng pelan, sejauh itu hanya itu yang dia tahu, ternyata masih banyak lagi kejahatan yang di lakukan oleh Baskoro kepada keluarganya sendiri.“Oh iya, Bunda. Perusahan Papanya Ayah gimana?”“Yang Bunda tahu, setelah menikah setahun kemudian, Papa sama Mama mertua pindah kebandung. Sejak saat itu Bunda tidak tahu lagi kabar mereka, Ayah kalian diajakpun tidak pernah mau, alasannya selalu sibuk.”Mereka kembali hening.“Bunda, Ed mohon. Jangan kasih tahu Ayah dulu soal kabar kalau Bunda sudah bisa berjalan lagi, ini juga demi keselamatan Bunda, juga aku dan Dania, Ayah tak benar-benar sayang pada kami,”Laksmi langsung menoleh kearah Dania, d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26

Bab terbaru

  • Godaan Jin Dasim   bab 90

    “Kamu sudah dua hari di sini, tetapi suamimu gak ada inisiatif sama sekali buat jenguk kamu!” Ucap Amira yang sengaja mengeraskan nada suaranya agar terdengar oleh Bapaknya sendiri yang tengah memangku Althaf.Kesal rasanya saat mengetahu dulu kalau adik perempuannya dijodohkan dengan laki-laki yang bahkan sama sekali tidak belajar agama, sedangkan adiknya lulusan terbaik di pondok pesantren tempat dia menuntut ilmu dahulu.Hanya karena laki-laki pilihan Bapak dan Ibunya adalah pemuda yang pekerja keras, sehingga tidak mungkin adiknya akan kekurangan katanya. Padahal rejeki, jodoh dan maut hanya Allah yang menentukan.Bapaknya yang mendengar itu hanya mengelus dada, seraya tersenyum kepada cucu laki-lakinya untuk menutupi rasa sesal yang menyelimut dalam diri.Nilam dan Amira keluar dari kamar, bergabung dengan sang Bapak yang tengah bermain dengan kedua cucunya.“Suami gak ada bilang apa-apa gitu?” Tanya Amira penasaran.Nilam menggeleng.“Gak ada inisiati buat lihat anaknya barang s

  • Godaan Jin Dasim   bab 89

    Nilam sudah mengirimi pesan sesaat setelah keluar dari rumah itu, tetapi hingga adzan dzuhur berkumandang pesan yang sudah ia kirimkan belum jua dibalas oleh suaminya.Nilam ‘tak ambil pusing, karena dirinya memang sedang tidak enak badan.Sesampainya di rumah orang tuanya, Nilam langsung beristirahat, sedangkan Althaf tengah bermain dengan Saga, keponakannya sendiri, anak tertua Amira.Sedangka Fila, anak bungsu dari Amira sedang ikut Ayahnya pergi, entah kemana. Nilam tak bertanya akan hal itu.Sekarang dia hanya focus untuk memulihkan tubuhnya kembali.“Nil, selama kau sakit, jangan menyentuh Althaf langsung. Kau peras saja Asinya lalu taruh di botol. Kalau nyentuh langsung takutnya nular. Apa lebih baik kakak beli susu formula dulu untuk sementara?” tanyanya meminta pendapat dari sang Adik yang tengah berbaring dengan kompres melekat didahinya.“Kalau dikasih susu formula takutnya nanti setelah aku sembuh Althaf malah gak mau sama Asi nya Kak” jawabnya lirih.Amira tampak berfikir

  • Godaan Jin Dasim   bab 88

    Arman bekerja dengan begitu keras, tidak peduli siang dan malam. Karena Vivi sendiri lepas tangan, padahal itu adaalah hutang orang tuanya juga. Vivi ‘tak mau ambil pusing akan hal itu. Sehingga Arman harus banting tulang sendiri untuk melunasi hutang Ayahnya, yang kini menjadi hutang di Bank.Arman berinisiatif meminjam uang di Bank dengan mengadai sertifikat rumah tersebut, awalnya Vivi menentang dengan keras karena takut rumah tersebut juga akan di sita oleh pihak Bank. Tetapi untungnya Arman bisa meyakinkan, sehingga hutang Ayahnya kepada rentenir lunas, tinggal hutang di Bank atas nama dirinya.Sehingga Vivi sangat membenci Nilam, karena baru beberapa hari menikah Bapak mereka meninggal dunia dan meninggalkan banyak hutang, begitu juga dengan Ibunya yang baru meninggal 2 bulan yang lalu, yang pada akhirnya harus membuat mereka hidup berdua beserta pasangan masing-masing, di rumah peninggalan orang tuanya tersebut.“Aku kakak tertua, aku adalah pengganti Ibu sekarang, karena bel

  • Godaan Jin Dasim   bab 87

    Tetapi tiba-tiba Althaf menangis dengan kencangnya. Membuat Nilam terperanjat kaget ia langsung menyudahi pekerjaannya dan berlari menuju kamarnya.Sesampainya di dalam kamar, Althaf tengan telentang seraya menangis dengan kencang, buru-buru menggendong sang buah hati, di telisiknya wajah Althaf dengan seksama, ternyata ada sedikit memar di dahinya.“Mbak, Althaf ini kenapa?” tanyanya kepada kakak Iparnya yang sedari tadi hanya diam melihat Althaf menangis tak henti-hentinya.“Ya, ini semua gara-gara kamu. Kalau punya anak di jaga! Masak di biarin di kamar sendirian!”“Aku lagi nyuci beras buat masak Mbak”“Hallah .. ya bawa saja si Althaf, kalau kamu bawa dia tadi, gak mungkin dia akan kejedot pintu saat aku mau masuk kamar kamu!”Althaf mulai tenang, anak kecil itu menyusu kepada Ibunya.“Mbak mau ngapain ke kamar aku?”“Ya terserah aku mau ngapai aja ke kamar kamu, toh ini masihh rumahku! Ya suka-suka aku lah!”Nilam menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar, percuma

  • Godaan Jin Dasim   bab 86

    “Nil, kamu harus menikah dengan lelaki pilihan Bapak dan Ibu!”Nilam hanya tertunduk lesu, pasalnya dirinya baru gagal bertunangan dengan pria pilihannya sendiri. Dulu dia sempat lolos dari perjodohan yang kedua orang tuanya tawarkan, karena menerima lamaran dari pria kenalan teman dekatnya. Tetapi siapa sangka, lelaki tersebut hanya mempermainkan perasaannya saja, padahal kedua orang tua masing-masing sudah mengetahui hubungan mereka.Dan kini, mau tidak mau, suka tidak suka, Nilam harus menerima perjodohan tersebut, lelaki yang dulu masih orang tuanya jodohkan kepadanya.Hingga pernikahan tanpa cinta pun terjadi, semua berjalan lancar sesuai kehendak kedua orang tuanya.“Kamu cepat hamil ya, cepat punya anak. Ibu sama Bapak ingin menggendong cucu dari kamu.” Ibunya berkata seraya menyerahkan jamu subur kepada Nilam yang kebetulan bertandang ke rumah orang tuanya.Padahal pernikahan keduanya baru berjalan 3 bulan, tetapi kedua orang tuanya sudah tidak sabar, dan memaksa Nilam untuk

  • Godaan Jin Dasim   bab 85

    Malam kembali datang, menyapa mereka yang ingin ketenangan.Yesa kembali berkumpul dengan saudaranya yang lain, saling bersenda gurau seperti biasanya.Tiba-tiba saja Mertuanya datang bersama seseorang yang tidak terlalu bisa dia kenali, karena kedua orang tuanya dan juga saudaranya yang lain untuk menyuruhnya kembali masuk ke dalam kamar.Yesa mendengarkan semua pembicaraan dan perdebatan diantara mereaka, karena memang kamarnya berada tepat di samping ruang tamu.“Kami meminta maaf atas nama Agam putraku”“Kami sudah memaafkannya, besan. Tetapi maaf, untuk kembali menjadi istri Nak Agam putri bungsu saya sudah tidak bisa, dan kami berhak memberinya keputusan atas dirinya sendiri.” Jelas sang Ayah sembari menangkupkan kedua tangannya pertanda memohon maaf.“Tidak bisakah mereka kembali seperti dulu?”Ayah dari Yesa menggeleng, “Tidak, maaf!” ucapnya tegas.Lelaki tersebut menghela nafas berat, dia harus terima jika keputusan yang diambil kali ini adalah memisahkan putranya dan sang

  • Godaan Jin Dasim   bab 84

    “Nelfon siapa?” Tanya Agam tiba-tiba.Agam kembali ke kamar dan mendapati istrinya mendekatkan posel ke telinganya, pertanda sedang menpon seseorang.“Mbak Tya”“Buat apa?”“Minta di jemput, ‘kan kamu sendiri yang ngusir tadi!” Tanpa banyak bicara Agam langsung mengambil ponsel istrinya dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan Yesa di kamar mereka sendirian.‘Pergilah dari sini, tinggalkan pria tak tahu diri seperti dirinya. Selagi kalian belum memiliki anak, kau harus hidup bebas Yesa. Jangan biarkan lelaki itu terus menindasmu!’Yesa menghela nafas, mau tidak mau dia harus pakai cara lain. Selama ini dia sudah cukup diam, toh mereka tidak memiliki anak untuk dipertahankan, lebih baik sendiri dari pada nelangsa dan makan hati tiap hari.Yesa membulatkan tekadnya untuk pergi dari kehidupan Agam. Dia akan pergi, dan harus pergi!Siang itu Yesa bersiap pergi dengan membawa beberapa helai bajunya yang ia sembunyikan di tas dagangannya.“Mau kemana kamu?” Tanya kakak Iparnya.“Mau ngan

  • Godaan Jin Dasim   bab 83

    “Dek, baju kamu kok begitu sih? Gak usah pake celana lah!”“Kenapa? setidaknya bajuku panjang sampai betis kok”“Iya aku gak suka! Ganti baju sana, nurut sama suami!”Yesa menurut, padahal sebentar lagi mereka akan berangkat kondangan ke rumah saudaranya. Sedari tadi malam Yesa sudah membantu di rumah saudaranya itu hingga larut, baru kembali pulang. Pagi-pagi juga begitu, hingga hari berganti siang, dan siang berganti sore, Yesa seharian itu membantu tanpa istirahat.Itu pun terkadang masih saja salah di mata orang-orang sekitarnya, entah karena sudah terhasut gunjingan Ipar atau mertuanya, atau memang orang-orang sana yang memang tidak suka atas apa yang dilakukan oleh Yesa. Padahal setahunya, dirinya tidak pernah berbuat masalah kepada orang lain.Yesa kembali menemui Agam dengan memakai gamis syar’I yang menurutnya terlalu kebesaran, tetapi begitulah. Apalagi dirinya di kenal dengan menantu dan Istri dari seorang Ustadz. Jadi dia harus bisa menjaga penampilannya sesantun mungkin

  • Godaan Jin Dasim   bab 82

    “Dia Lina, salah satu waninta yang ikut clup touring”“Harus ya, sampai meluk gitu?”“Memangnya kenapa? Toh hanya teman! Anak-anak di clup juga pada tahu kok kalau aku sudah menikah! Sudahlah jangan memperpanjang sesuatu yang tidak penting! Jangan berlebihan dalam menanggapi sesuatu!” ujarnya ketus.Agam melenggang pergi keluar dari kamarnya meninggalkan Yesa sendiri yang masih mematung di tempatnya.Apa katanya? Yesa berlebihan dalam menanggapi sesuatu? Lalu yang dilakukan selama ini kepada Yesa apa? Bukankah dia yang terlalu berlebihan? Sedangkan Yesa hanya bertanya saja! Yesa menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya perlahan, dirinya pergi ke dapur untuk membuatkan makan siang atau sekedar kopi untuk suaminya yang baru pulang ke rumah setelah bepergian jauh.Yesa melihat di luar suaminya menerima sebuah paket yang cukup mahal baginya, tanpa berlama-lama lagi Agam langsung memasang besi tambahan yang kurir berikan tadi.“Dimodif lagi?” Tanya Yesa kemudian meletakkan kopi yang

DMCA.com Protection Status