“Tuan Dominic.” Eldon menundukan kepalanya kala Dominic hendak masuk ke dalam ruang rawat Camelia. Di depan ruang rawat Camelia terjaga ketat oleh para penjaga. Dominic sengaja memperketat keamanan Camelia, guna demi menjaga keselamatan calon istrinya itu. “Bagaimana kabar Yovanka dan Corben?” tanya Dominic dingin dengan raut wajah menahan rasa emosi dalam dirinya. Jika mengingat kejadian Yovanka hampir menembak Camelia, membuat amarah dalam diri Dominic kian menjadi. “Yovanka Nachum sudah masuk ke dalam penjara. Tuan Samuel turut membantu menangani kasus ini. Kakak ipar Anda ingin Yovanka Nachum mendapatkan hukuman jauh berat,” jawab Eldon sopan. Dominic mengangguk singkat. “Good, aku juga ingin gadis itu mendapatkan hukuman berat. Menghabiskan masa muda di penjara, akan membuatnya menyadari kebodohannya. Lalu, bagaimaan dengan Corben Nachum? Apa dia berusaha untuk membebaskan putrinya dari penjara?” “Tidak, Tuan. Tuan Corben Nachum terkena serangan jantung saat tiba di kantor po
Lima hari setelah kejadian buruk yang menimpa Camelia, gadis itu kini hanya menghabiskan waktu di rumah. Dominic memutuskan untuk Camelia cuti kuliah. Pernikahan mereka hanya menghitung hari lagi, selain itu Camelia pun baru saja keluar dari rumah sakit. Itu yang membuat Dominic mengambil keputusan Camelia cuti kuliah. Camelia hanya dua hari menginap di rumah sakit. Gadis itu tak memiliki luka dalam. Luka luar yang Camelia dapatkan hanyalah luka memar sedikit, dan tidak sama sekali parah. Pun Charles dan Hedy sudah keluar dari rumah sakit. Hedy keluar dari rumah sakit bersamaan dengan Camelia. Sedangkan Charles sedikit lebih lama, karena memang kondisi luka yang diderita pemuda itu jauh cukup parah dari Hedy. Pihak kampus sudah mengirimkan surat serta barang sebagai bentuk permintaan maaf. Sayangnya, Dominic mengabaikan permintaan maaf dari pihak kampus. Bahkan Dominic enggan untuk berbicara banyak dengan rektor dari kampus Camelia.Awalnya, Dominic ingin memindahkan Camelia ke ka
Kabar pernikahan Dominic dan Camelia sudah bermunculan di media. Beberapa pihak wartawan meminta untuk melakukan interview, namun Dominic sengaja menolak interview. Meski demikian, Dominic tetap mengundang para wartawan untuk datang ke pernikahannya. Wajar saja kalau para wartawan begitu ingin melakukan interview, pasalnya Dominic merupakan keturunan Geovan generasi pertama terakhir yang belum menikah. Hal itu yang membuat media pun heboh dengan pernikahan Dominic. Apalagi Dominic tidak menikahi seorang gadis dari kalangan pengusaha. Tentunya hal tersebut membuat banyak pertanyaan dari para wartawan. Tanp terasa, pernikahan Dominic dan Camelia sudah di depan mata. Segala persiapan pernikahan telah rampung seratus persen. Karena pernikahan dipercepat, maka Dominic juga meminta anak buahnya untuk mengurus persiapan pernikahan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dua hari lalu, Yovanka dan teman-temannya telah menyelesaikan persidangan. Tentu pengacara yang membantu Dominic, bukan hanya
Para pelayan nampak sibuk bolak-balik mengantarkan segala kebutuhan rias. Tak hanya kebutuhan rias saja, tapi juga pelayan mengantarkan makanan cemilan untuk Camelia yang mudah sekali lapar. Camelia tidak pernah bisa menahan lapar. Apalagi sejak mengandung. Gadis itu selalu wajib memiliki stock banyak makanan, karena mudah sekali lapar. Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Camelia dan Dominic. Hari di mana mereka akan mengucapkan janji suci pernikahan. Hanya dalam hitungan jam ke depan, Camelia dan Dominic akan resmi menjadi sepasang suami istri. Kini Camelia tengah duduk di depan kursi meja rias, tengah dirias oleh perias ternama dari Russia yang memang didatangkan khusus demi Camelia. Dominic memang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Camelia. Di ruang rias, Camelia tidak hanya sendiri. Ada Hedy, Stella, Selena, dan Miracle yang menemani Stella berias di ruang megah itu. Hedy memiliki tugas sebagai bridesmaid Camelia. Selama ini, Camelia sudah menganggap He
Alunan musik mengiringi Camelia dan Martin yang mulai memasuki ballroom hotel. Tampak kilat kamera wartawan menyorot pada Camelia dan Martin. Tak hanya para wartawan saja yang mengambil gambar Camelia dan Martin, tapi keluarga besar Geovan dan keluarga besar Luciano juga mengambil foto Camelia dan Martin. Para tamu undangan menatap Camelia dengan tatapan kagum. Gadis itu sangat cantik. Riasannya pas dan tak sama sekali berlebihan. Riasan Camelia menunjukan gadis itu memiliki sifat hangat dan lemah lembut di balik paras cantiknya. Penampilan Camelia sukses membuat semua orang tersihir. Camelia tak memiliki kesan glamour, tapi Camelia memiliki kesan anggun dan elegan. Gaun pengantin yang melekat di tubuh Camelia begtitu sempurna cocok dengan riasan gadis itu. Di ujung sana, tepatnya di altar Dominic berdiri tegak menatap Camelia penuh kehangatan. Manik mata cokelat gelap Dominic, memancarkan kekagumannya pada gadis itu. Dominic tersenyum samar. Ingin sekali Dominic memeluk Camelia da
Ribuan tamu undangan mengantre memberikan selamat untuk Dominic dan Camelia. Resepsi pernikahan Dominic dan Camelia memang begitu megah dan meriah. Malam semakin larut, tapi nyatanya pesta pernikahan Dominic dan Camelia kian meriah.Tamu undangan yang hadir berasal dari pengusaha ternama, dan sebagian adalah aktor dan artis yang memang mengenal keluarga Geovan. Tak heran jika para wartawan sejak tadi terus mewawancarai beberapa tamu undangan. Beruntung, kehamilan tak membuat tubuh Camelia lemah. Sekalipun, banyak rangkaian acara, tapi tetap Camelia tidak lelah. Mungkin efek banyak makan membuat stamina wanita itu menjadi kuat. Setelah para tamu undangan sudah mengucapkan selamat pada Dominic dan Camelia, bergantian kini dengan para keluarga yang mengucapkan selamat. Ya, semua orang nampak sangat bahagia di acara pernikahan Dominic dan Camelia ini. “Apa kau lelah?” Dominic membelai pipi Camelia. Pria itu mencemaskan keadaan Camelia serta bayi yang ada di kandungan Camelia. “Tida
Object pertama kali yang Dominic lihat adalah Camelia yang terlelap dalam pelukannya. Gadis kecil polos yang dulu kerap membuat emosi Dominic naik, kini telah resmi menjadi istrinya. Tak pernah Dominic sangka kalau sosok perempuan yang muncul dalam mimpi Dominic, malah sekarang menjadi miliknya seutuhnya.Ini yang dinamakan mimpi menjadi nyata. Jika ditanya kapan Dominic jatuh hati pada Camelia, maka jawabannya adalah tak pernah tahu. Dominic sendiri tak mengerti kapan dirinya menaruh perasaan dalam pada Camelia. Yang Dominic tahu sejak awal, pria itu memang seakan tak rela melepas Camelia. Hal itu yang membuat Dominic selalu menahan Camelia. Dominic membawa tangannya membelai pipi Camelia, dan mengecupi bibir istrinya itu. Tak pernah Dominic sangka dirinya akan menghamili seorang perempuan yang usianya bahkan belum genap 20 tahun. Well, Dominic sedikit merasa dirinya berengsek, karena telah melakukan hal gila itu. Akan tetapi, Dominic sama sekali tidak menyesal. Memiliki anak dari
Madrid, Spain. Camelia menatap hamparan jalanan kota Madrid dari dalam mobil. Camelia tersenyum hangat. Rasanya sudah lama dirinya meninggalkan kota kelahirannya. Padahal Camelia belum meninggalkan Madrid sampai satu tahun, tapi nampaknya Camelia sudah sangat merindukan kota kelahiran dan kota di mana dirinya dibesarkan. Madrid menjadi kota di mana Camelia menyimpan jutaan kenangan. Kenangan indah, dan kenangan tidak menyenangkan ada di kota itu. Namun, sekalipun ada kenangan tidak menyenangkan, Camelia tetaplah sangat bahagia. Karena Madrid pun mempertemukannya dengan belahan jiwanya. “Camelia, apa kau ingin kita langsung ke pemakaman ibu dan saudara kembarmu?” tanya Dominic seraya membelai pipi Camelia. Camelia mengangguk. “Ya, aku ingin ke makam mereka sekarang, Sayang. Aku merindukan mereka.” Dominic mengecup kening Camelia, menyetujui keinginan sang istri tercinta. Ya, baru saja mendarat di Madrid, Dominic pun langsung menawarkan pada Camelia untuk mengunjungi makam. Sepanja
Beberapa bulan berlalu … Praha, Republik Ceko. Bangunan kastil kuno di Praha diselimuti oleh salju. Musim dingin di Praha tak mengurangi keindahan bangunan kuno kastil yang terkenal di Praha. Praha adalah ibu kota Republik Ceko yang terkenal memiliki bangunan kastil kuno yang memukau. Tak heran jika banyak pengunjung yang berdatangan ke kota yang indah itu. “Dionte, Dominus. Jangan jauh-jauh mainnya. Nanti kalian hilang.” Camelia berseru mengingatkan kedua anak laki-laki kembarnya. Raut wajah Camelia sedikit kesal karena Dionte dan Dominus begitu asik bermain salju. Padahal Camelia sangatlah cemas takut terjadi hal buruk pada kedua anak laki-lakinya itu. “Mereka akan baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir.” Dominic membelai pipi Camelia menenangkan sang istri. Ya, kini Dominic tengah mengajak istri dan anak-anaknya berlibur di Republik Ceko. Camelia menghela napas dalam. “Aku hanya takut kalau anak-anak kita hilang, Dominic. Mereka bayi beruang kesayanganku.” Dominic tersenyum
Bayi mungil cantik begitu tenang berada di dalam pelukan Camelia. Air mata haru bahagianya pun terjatuh. Pipi bulat merah persis seperti tomat. Rambut tebal. Bayi perempuan Camelia dan Dominic itu lahir dengan sempurna dan sangat cantik. Selama proses melahirkan, Camelia benar-benar tak mendapatkan kesulitan. Dominic begitu siaga berada di sisi Camelia. Tak bisa diungkapkan oleh kata, betapa bahagianya Camelia dan Dominic atas kelahiran anak perempuan mereka. Saat ini di ruang rawat VVIP, telah dihadiri oleh keluarga besar Camelia dan keluarga besar Dominic. Tentu Dionte dan Dominus pun sudah datang menyambut adik mereka. Sejak tadi bahkan Dionte dan Dominus nampak sangat girang melihat adik mereka telah lahir. “Dominus adikku cantik sekali seperti boneka.” Dionte bertepuk tangan riang. “Dia adikku juga, Kak.” Dominus melipat tangan di depan dada, menatap jengkel Dionte. Dominic tersenyum sambil mengusap-usap puncak kepala kedua putranya. “Dia adik kalian. Ingat, kalian harus me
Beberapa bulan berlalu … Camelia memakan ice cream, dengan posisi cup besar ice cream berada di atas perut buncitnya. Tampak Camelia begitu lahap memakan ice cream yang baru saja diantar oleh pelayan. Keuntungan hamil adalah Camelia bisa makan sepuasnya, tanpa peduli timbangan akan geser ke kanan. Ditambah, Dominic tak perlah mempermasalahkan bentuk tubuh Camelia. Itu kenapa membuat Camelia semakin suka makan. Usia kandungan Camelia saat ini memasuki minggu ke tiga puluh tujuh. Dokter mengatakan hanya tinggal menunggu hari, anak yang ada di kandungan Camelia akan segera lahir. Dan hal itu yang membuat Dominic tak sama sekali ke kantor. Dominic meminta asistennya yang mengurus pekerjaannya selama tak bisa datang ke kantor. Ngomong-ngomong, Camelia kini mengandung anak perempuan. Untuk kali ini Camelia tidak mengandung anak kembar. Akan tetapi, meski Camelia tak mengandung bayi kembar tetap saja berat badan Camelia naik drastis. Bagaimana tidak? Camelia memiliki hobby makan. Jadi waj
Sebuah restoran di New York dengan bangunan tiga lantai megah, sangat ramai didatangi oleh pengunjung. Para pelayan sejak tadi mondar-mandir sibuk karena harus mengantarkan makanan pesanan para pelanggan. Ya, Camelia ditemani oleh Dominic berada di restoran milik ayahnya. Tentu, restoran Martin Luciano bisa sebesar dan semegah sekarang, karena Dominic banyak membantu. Meskipun, Martin kerap menolak bantuan Dominic, namun Dominic memaksa Martin untuk menerima. Dominic selalu mengatakan bahwa apa yang dilakukannya demi Camelia. Bertahun-tahun Martin hidup di dalam penjara. Dominic tak ingin keluarga sang istri, harus hidup menderita lagi. Dan apa yang telah dilakukan Dominic berhasil. Martin mampu mengembangkan restorannya. Bahkan kini Martin memiliki empat restoran yaitu di New York, Las Vegas, Chicago, dan Los Angeles. “Sayang, aku tidak menyangka restoran Daddy akan seramai ini. Daddy benar-benar pintar mengolah restoran sampai berkembang pesat,” ujar Camelia seraya menyandarkan k
“Camelia, makanlah perlahan. Jangan terburu-buru seperti itu. Kau bisa tersedak kalau kau makan tidak pelan-pelan.” Dominic mengingatkan sang istri untuk makan perlahan. Ya, kini Dominic tengah membawa Camelia ke salah satu restoran Spanyol yang ada di Brooklyn. Setelah menemani Camelia bekerja; Dominic mengajak sang istri untuk makan bersama. “Iya, Sayang. Makanan ini enak sekali. Jadi aku terlalu lahap,” kata Camelia dengan riang, seraya menyantap makanan yang terhidang. Setelah bekerja, sepertinya membuat nafsu makan Camelia meningkat tajam. Lihat saja begitu banyak makanan yang telah dihabiskan olehnya. Dominic membelai pipi Camelia lembut. “Kalau kurang, kau bisa memesan apa pun yang kau inginkan. Aku senang melihatmu banyak makan.” Camelia tersenyum. “Ini sudah cukup. Oh, ya, Sayang. Tadi kau tidak marah pada Conan, ‘kan?”Dominic mengambil vodka yang ada di atas meja, dan meminum perlahan. “Tidak, aku tidak marah dengannya, tapi aku kurang menyukai kau bernyanyi dengan penya
“Sayang, kalian jangan nakal. Kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma, oke?” “Siap, Mommy! Aku tidak nakal, tapi tadi Dominus makan banyak sekali cokelat sampai bajunya kotor, Mommy.” “Hey, Kak! Kau ini kenapa mengadukan pada Mommy!” Dominus tak terima. “Biar saja, kau tidak mau patuh pada Grandma. Padahal kan apa yang dikatakan Grandma benar. Kalau kau terlalu banyak makan cokelat nanti gigimu bolong, Dominus!” Dionte berseru memarahi suadara kembarnya yang kerap bersikap keras kepala. Dominus memang pencinta cokelat, setiap dilarang maka bocah laki-laki itu malah tak patuh. Hanya tertentu saja Dominus bisa patuh.“Ck! Kau menyebalkan sekali, Kak!” jawab Dominus jengkel sambil melipat tangan di depan dada. Bibir Dominus manyun ke depan, nampak begitu sangat menggemaskan.Camelia menghela napas dalam melihat dari layar ponsel; dua putra kembarnya malah bertengkar. Ya, di kala pagi menyapa hal yang dilakukan Camelia adalah melaukan panggilan video pada kedua putra kembarnya. Ten
Camelia berlari dengan air mata yang berlinang deras membasahi pipinya. Hati Camelia teramat sakit di kala Dominic membentaknya. Camelia memilih untuk pergi dari rumah, karena merasa sang suami tak lagi mencintainya. Namun, di kala Camelia hendak masuk ke dalam mobil; gerak Camelia terhenti saat Dominic langsung menarik kasar tangan Camelia. Camelia sempat berontak, tapi berujung sia-sia. Tenaga Camelia tidak mampu menyaingi Dominic. “Dominic lepaskan aku! Aku mau pergi saja! Kau sudah tidak mencintaiku lagi,” isak Camelia sesegukan. Dominic menatap tajam Camelia. “Kau mau pergi ke mana, Camelia! Ini sudah malam! Berhenti berbicara konyol!” “Aku mau pergi ke tempat yang membuatku tenang. Kau sudah tidak mencintaiku lagi,” isak Camelia berusaha melepaskan cengkraman tangan Dominic. Tapi, alih-alih terlepas malah Dominic kian mencengkram kuat pergelangan tangan Camelia, hingga membuat Camelia merintih kesakitan. “Berani sekali kau pergi tanpa izin dariku, Camelia!” geram Dominic m
“Dominic, pemuda tadi lucu sekali. Dia mengkoleksi banyak fotoku, Dominic. Bahkan dia memiliki semua albumku. Aku senang sekali kalau ada yang menyukai karyaku.” Camelia berceloteh seraya menatap Dominic yang tengah melajukan mobilnya. Tampak Dominic hanya diam dan menatap lurus ke depan. Sorot mata Dominic tajam, menunjukan amarah tertahan. Camelia sama sekali tidak menyadari kalau Dominic marah. Dia malah memilih menyandarkan kepalanya di lengan kekar sang suami, di kala sudah selesai bercerita. Sejak dulu memang Camelia sangat bahagia setiap kali ada orang yang begitu mengagumi karyanya. Dalam dunia entertainment, memang pasti akan lovers dan haters, namun Camelia tak terlalu memedulikan jika ada yang membenci dirinya. Bisa dikatakan, jumlah haters yang dimiliki Camelia tak terlalu banyak. Orang jauh lebih mengagumi Camelia, karena sifat Camelia yang hangat dan ramah. Tak pernah sedikit pun, Camelia menolak ketika penggemar mengajak Camelia secara langsung untuk berfoto. Sifat
“Bye, Daddy, Bye, Mommy.” Dionte dan Dominus melambaikan tangan mereka pada Dominic dan Camelia. Raut wajah Dionte dan Dominus sumiringah bahagia. Dua bocah laki-laki itu dijemput oleh sopir dari William. William dan Marsha begitu merindukan Dionte dan Dominus. Itu kenapa menjemput dua anak laki-laki kembar Dominic dan Camelia. “Bye, Sayang. Jangan menyusahkan Grandpa dan Grandma kalian. Jangan nakal, Oke?” seru Camelia sambil melambaikan tangannya pada kedua putranya. “Oke, Mommy. Kami tidak akan nakal,” jawab Dionte dan Dominus serempak. “Patuhlah pada Grandpa dan Grandma kalian,” seru Dominic mengingatkan dua putra kembarnya, agar patuh. Dionte dan Dominus mengangguk patuh. “Siap, Daddy!” Kemudian, mobil yang membawa mereka mulai melaju meninggalkan halaman parkir mansion. Tampak Camelia terus melukiskan senyumannya. Memang, jika William dan Marsha berada di New York, pasti William dan Marsha akan menjemput Dionte dan Dominus.“Sayang, hari ini kau tidak bekerja?” tanya Cameli