Suasana ruang rawat Camelia menjadi tegang dan dilingkupi kepanikan hebat. Darah membasahi lantai rumah sakit. Marsha, Selena, Miracle, dan Stella menjerit menangis melihat William jatuh pingsan. Para pengawal yang berjaga di luar langsung menahan Yovanka Nachum beserta dengan Corben Nachum. Camelia yang sejak tadi berada di ranjang rumah sakit, menangis melihat William tertembak. Terlebih suara jeritan tangis Marsha, Selena, Miracle, dan Stella membuat Camelia kian dirundung rasa bersalah yang mendalam. Namun Martin dan Naomi berusaha menenangkan Camelia. Kondisi Camelia yang tengah hamil muda, harus bisa mengendalikan diri dari masalah yang datang. “Sean, kita bawa Daddy William sekarang. Dia pendarahan,” seru Samuel kala melihat darah yang berlinang di tubuh William begitu banyak. Sean mengangguk setuju. Sean, Samuel, Mateo dan Dominic segera membawa William menuju ruang perawatan. Sebelum pergi, Dominic meminta Martin dan Naomi menjaga Camelia. Sedangkan Yovanka Nachum dan Cor
Semua orang terkejut mendengar seruan suara Marsha. Dominic, Sean, Stella, Selena, Samuel, Mateo, dan Miracle langsung mengampiri Marsha berada di sisi William. Tampak raut wajah semua orang panik, namun kepanikan itu memancarkan tatapan penuh harap. “William? Kau mendengarku, Kan?” Marsha menggoyangkan tangan sang suami, meminta suaminya itu untuk bangun. Isak tangis wanita paruh baya itu mulai mereda, tergantikan dengan sebuah pengharapan mendalam. “Mom?” Sean menyentuh bahu sang ibu. “Sean, tadi Daddy-mu menggerakan tangannya. Mommy merasakan gerakan tangan Daddy-mu, Sean,” ucap Marsah lirih. Mendengar ucapan Marsha, membuat semua orang di sana menatap William yang masih memejamkan mata. Mereka semua mendengar suara detak jantung William—yang mana William memang masih hidup. Hanya saja kondisinya William masih belum membuka mata. Hingga kemudian, tiba-tiba mereka semua melihat pelupuk mata William bergerak. Sontak, Sean langsung menekan tombol darurat meminta dokter untuk seg
“Tuan Dominic.” Eldon menundukan kepalanya kala Dominic hendak masuk ke dalam ruang rawat Camelia. Di depan ruang rawat Camelia terjaga ketat oleh para penjaga. Dominic sengaja memperketat keamanan Camelia, guna demi menjaga keselamatan calon istrinya itu. “Bagaimana kabar Yovanka dan Corben?” tanya Dominic dingin dengan raut wajah menahan rasa emosi dalam dirinya. Jika mengingat kejadian Yovanka hampir menembak Camelia, membuat amarah dalam diri Dominic kian menjadi. “Yovanka Nachum sudah masuk ke dalam penjara. Tuan Samuel turut membantu menangani kasus ini. Kakak ipar Anda ingin Yovanka Nachum mendapatkan hukuman jauh berat,” jawab Eldon sopan. Dominic mengangguk singkat. “Good, aku juga ingin gadis itu mendapatkan hukuman berat. Menghabiskan masa muda di penjara, akan membuatnya menyadari kebodohannya. Lalu, bagaimaan dengan Corben Nachum? Apa dia berusaha untuk membebaskan putrinya dari penjara?” “Tidak, Tuan. Tuan Corben Nachum terkena serangan jantung saat tiba di kantor po
Lima hari setelah kejadian buruk yang menimpa Camelia, gadis itu kini hanya menghabiskan waktu di rumah. Dominic memutuskan untuk Camelia cuti kuliah. Pernikahan mereka hanya menghitung hari lagi, selain itu Camelia pun baru saja keluar dari rumah sakit. Itu yang membuat Dominic mengambil keputusan Camelia cuti kuliah. Camelia hanya dua hari menginap di rumah sakit. Gadis itu tak memiliki luka dalam. Luka luar yang Camelia dapatkan hanyalah luka memar sedikit, dan tidak sama sekali parah. Pun Charles dan Hedy sudah keluar dari rumah sakit. Hedy keluar dari rumah sakit bersamaan dengan Camelia. Sedangkan Charles sedikit lebih lama, karena memang kondisi luka yang diderita pemuda itu jauh cukup parah dari Hedy. Pihak kampus sudah mengirimkan surat serta barang sebagai bentuk permintaan maaf. Sayangnya, Dominic mengabaikan permintaan maaf dari pihak kampus. Bahkan Dominic enggan untuk berbicara banyak dengan rektor dari kampus Camelia.Awalnya, Dominic ingin memindahkan Camelia ke ka
Kabar pernikahan Dominic dan Camelia sudah bermunculan di media. Beberapa pihak wartawan meminta untuk melakukan interview, namun Dominic sengaja menolak interview. Meski demikian, Dominic tetap mengundang para wartawan untuk datang ke pernikahannya. Wajar saja kalau para wartawan begitu ingin melakukan interview, pasalnya Dominic merupakan keturunan Geovan generasi pertama terakhir yang belum menikah. Hal itu yang membuat media pun heboh dengan pernikahan Dominic. Apalagi Dominic tidak menikahi seorang gadis dari kalangan pengusaha. Tentunya hal tersebut membuat banyak pertanyaan dari para wartawan. Tanp terasa, pernikahan Dominic dan Camelia sudah di depan mata. Segala persiapan pernikahan telah rampung seratus persen. Karena pernikahan dipercepat, maka Dominic juga meminta anak buahnya untuk mengurus persiapan pernikahan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dua hari lalu, Yovanka dan teman-temannya telah menyelesaikan persidangan. Tentu pengacara yang membantu Dominic, bukan hanya
Para pelayan nampak sibuk bolak-balik mengantarkan segala kebutuhan rias. Tak hanya kebutuhan rias saja, tapi juga pelayan mengantarkan makanan cemilan untuk Camelia yang mudah sekali lapar. Camelia tidak pernah bisa menahan lapar. Apalagi sejak mengandung. Gadis itu selalu wajib memiliki stock banyak makanan, karena mudah sekali lapar. Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Camelia dan Dominic. Hari di mana mereka akan mengucapkan janji suci pernikahan. Hanya dalam hitungan jam ke depan, Camelia dan Dominic akan resmi menjadi sepasang suami istri. Kini Camelia tengah duduk di depan kursi meja rias, tengah dirias oleh perias ternama dari Russia yang memang didatangkan khusus demi Camelia. Dominic memang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Camelia. Di ruang rias, Camelia tidak hanya sendiri. Ada Hedy, Stella, Selena, dan Miracle yang menemani Stella berias di ruang megah itu. Hedy memiliki tugas sebagai bridesmaid Camelia. Selama ini, Camelia sudah menganggap He
Alunan musik mengiringi Camelia dan Martin yang mulai memasuki ballroom hotel. Tampak kilat kamera wartawan menyorot pada Camelia dan Martin. Tak hanya para wartawan saja yang mengambil gambar Camelia dan Martin, tapi keluarga besar Geovan dan keluarga besar Luciano juga mengambil foto Camelia dan Martin. Para tamu undangan menatap Camelia dengan tatapan kagum. Gadis itu sangat cantik. Riasannya pas dan tak sama sekali berlebihan. Riasan Camelia menunjukan gadis itu memiliki sifat hangat dan lemah lembut di balik paras cantiknya. Penampilan Camelia sukses membuat semua orang tersihir. Camelia tak memiliki kesan glamour, tapi Camelia memiliki kesan anggun dan elegan. Gaun pengantin yang melekat di tubuh Camelia begtitu sempurna cocok dengan riasan gadis itu. Di ujung sana, tepatnya di altar Dominic berdiri tegak menatap Camelia penuh kehangatan. Manik mata cokelat gelap Dominic, memancarkan kekagumannya pada gadis itu. Dominic tersenyum samar. Ingin sekali Dominic memeluk Camelia da
Ribuan tamu undangan mengantre memberikan selamat untuk Dominic dan Camelia. Resepsi pernikahan Dominic dan Camelia memang begitu megah dan meriah. Malam semakin larut, tapi nyatanya pesta pernikahan Dominic dan Camelia kian meriah.Tamu undangan yang hadir berasal dari pengusaha ternama, dan sebagian adalah aktor dan artis yang memang mengenal keluarga Geovan. Tak heran jika para wartawan sejak tadi terus mewawancarai beberapa tamu undangan. Beruntung, kehamilan tak membuat tubuh Camelia lemah. Sekalipun, banyak rangkaian acara, tapi tetap Camelia tidak lelah. Mungkin efek banyak makan membuat stamina wanita itu menjadi kuat. Setelah para tamu undangan sudah mengucapkan selamat pada Dominic dan Camelia, bergantian kini dengan para keluarga yang mengucapkan selamat. Ya, semua orang nampak sangat bahagia di acara pernikahan Dominic dan Camelia ini. “Apa kau lelah?” Dominic membelai pipi Camelia. Pria itu mencemaskan keadaan Camelia serta bayi yang ada di kandungan Camelia. “Tida
Langkah kaki Dominic dan Camelia sama-sama terhenti kala sosok pria berdiri menghalangi langkah mereka. Tampak Dominic dan Camelia menatap pria asing di hadapan mereka. Tinggi tubuh pria asing itu nyaris sama seperti tinggi tubuh Dominic. Hanya saja dari wajah pria asing itu sepertinya jauh lebih tua dari Dominic. “Kau siapa?” Dominic bertanya tanpa basa-basi. Sepasang iris mata cokelat gelap Dominic menatap dingin pria asing yang menghalangi langkahnya itu. “Irwin Leaman. Namaku Irwin Leaman. Maaf, apa benar kau Tuan Dominic Geovan?” Pria bernama Irwin Leaman tersenyum sopan ke hadapan Dominic. “Dari mana kau mengenalku?” Sebelah alis Dominic, penuh selidik. Dominic nampak seperti mengenal pria bernama ‘Irwin Leaman’, namun Dominic lupa. Irwin kembali tersenyum. “Aku pemilik Leaman Framont, salah satu Production House Di New York. Aku cukup sering bertemu dengan ayahmu.”Dominic terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan Irwin. Nama ‘Leaman Framont’, benar-benar tak asing di te
Para pelayan nampak tengah sibuk membawakan barang-barang milik Dominic dan Camelia masuk ke dalam mobil. Tak hanya barang-barang saja, tapi beberapa cemilan khusus juga wajib dibawa. Tentu, karena Camelia tak bisa menahan lapar. Camelia kerap mengemil setiap satu jam sekali atau dua jam sekali. Seperti yang Camelia kerap katakan dirinya tengah hamil bayi beruang, jadi wajar saja kalau Camelia mudah sekali lapar. “Dominic, kenapa kita tidak naik mobil saja ke Barcelona? Kalaiu menggunakan mobil hanya memakan waktu tidak sampai enam jam, Dominic,” kata Camelia yang ingin menuju ke Barcelona lewat darat. Camelia sedang enggan lewat udara. Terlebih Madrid ke Barcelona tidaklah jauh. Ya, sesuai dengan janji Dominic, hari ini Dominic akan mengajak Camelia ke Barcelona. Hanya saja tadi malam Camelia meminta ke Barcelona lewat jalur darat. Itu adalah permintaan konyol yang tak mungkin Dominic setujui. “Camelia Madrid ke Barcelona memakan waktu hampir enam jam. Kau pasti akan kelelahan,” u
Camelia memejamkan mata seraya merentangkan kedua tangannya, menikmati udara sore di hutan. Tak menampik, Camelia merindukan moment di mana dirinya dan Dominic menikmati bersama di hutan waktu dulu. Kala itu Camelia masih menjadi tawanan Dominic. Siapa yang sangka kalau dalam sekejap semuanya berubah. Camelia jatuh cinta pada pria yang menyandera dirinya. Kalau orang dengar pasti akan berpikir dirinya sudah tak waras. Tapi inilah fakta yang ada. “Kau di sini rupanya.” Dominic memeluk pinggang Camelia dari belakang, membenamkan wajahnya di leher istrinya itu. Sedari tadi Dominic mencari keberadaan sang istri, malah ternyata istrinya ada di belakang rumah menikmati udara sore hari yang menyejukan. Camelia tersenyum saat Dominic memeluknya dari belakang. Camelia memeluk tangan Dominic sambil berkata, “Sayang, dulu pertama kali kau membawaku ke hutan, aku sangat takut, tapi sekarang berbeda. Memang, aku masih sedikit takut, tapi sudah jauh lebih baik. Buktinya tadi aku bisa dekat denga
Madrid, Spain. Camelia menatap hamparan jalanan kota Madrid dari dalam mobil. Camelia tersenyum hangat. Rasanya sudah lama dirinya meninggalkan kota kelahirannya. Padahal Camelia belum meninggalkan Madrid sampai satu tahun, tapi nampaknya Camelia sudah sangat merindukan kota kelahiran dan kota di mana dirinya dibesarkan. Madrid menjadi kota di mana Camelia menyimpan jutaan kenangan. Kenangan indah, dan kenangan tidak menyenangkan ada di kota itu. Namun, sekalipun ada kenangan tidak menyenangkan, Camelia tetaplah sangat bahagia. Karena Madrid pun mempertemukannya dengan belahan jiwanya. “Camelia, apa kau ingin kita langsung ke pemakaman ibu dan saudara kembarmu?” tanya Dominic seraya membelai pipi Camelia. Camelia mengangguk. “Ya, aku ingin ke makam mereka sekarang, Sayang. Aku merindukan mereka.” Dominic mengecup kening Camelia, menyetujui keinginan sang istri tercinta. Ya, baru saja mendarat di Madrid, Dominic pun langsung menawarkan pada Camelia untuk mengunjungi makam. Sepanja
Object pertama kali yang Dominic lihat adalah Camelia yang terlelap dalam pelukannya. Gadis kecil polos yang dulu kerap membuat emosi Dominic naik, kini telah resmi menjadi istrinya. Tak pernah Dominic sangka kalau sosok perempuan yang muncul dalam mimpi Dominic, malah sekarang menjadi miliknya seutuhnya.Ini yang dinamakan mimpi menjadi nyata. Jika ditanya kapan Dominic jatuh hati pada Camelia, maka jawabannya adalah tak pernah tahu. Dominic sendiri tak mengerti kapan dirinya menaruh perasaan dalam pada Camelia. Yang Dominic tahu sejak awal, pria itu memang seakan tak rela melepas Camelia. Hal itu yang membuat Dominic selalu menahan Camelia. Dominic membawa tangannya membelai pipi Camelia, dan mengecupi bibir istrinya itu. Tak pernah Dominic sangka dirinya akan menghamili seorang perempuan yang usianya bahkan belum genap 20 tahun. Well, Dominic sedikit merasa dirinya berengsek, karena telah melakukan hal gila itu. Akan tetapi, Dominic sama sekali tidak menyesal. Memiliki anak dari
Ribuan tamu undangan mengantre memberikan selamat untuk Dominic dan Camelia. Resepsi pernikahan Dominic dan Camelia memang begitu megah dan meriah. Malam semakin larut, tapi nyatanya pesta pernikahan Dominic dan Camelia kian meriah.Tamu undangan yang hadir berasal dari pengusaha ternama, dan sebagian adalah aktor dan artis yang memang mengenal keluarga Geovan. Tak heran jika para wartawan sejak tadi terus mewawancarai beberapa tamu undangan. Beruntung, kehamilan tak membuat tubuh Camelia lemah. Sekalipun, banyak rangkaian acara, tapi tetap Camelia tidak lelah. Mungkin efek banyak makan membuat stamina wanita itu menjadi kuat. Setelah para tamu undangan sudah mengucapkan selamat pada Dominic dan Camelia, bergantian kini dengan para keluarga yang mengucapkan selamat. Ya, semua orang nampak sangat bahagia di acara pernikahan Dominic dan Camelia ini. “Apa kau lelah?” Dominic membelai pipi Camelia. Pria itu mencemaskan keadaan Camelia serta bayi yang ada di kandungan Camelia. “Tida
Alunan musik mengiringi Camelia dan Martin yang mulai memasuki ballroom hotel. Tampak kilat kamera wartawan menyorot pada Camelia dan Martin. Tak hanya para wartawan saja yang mengambil gambar Camelia dan Martin, tapi keluarga besar Geovan dan keluarga besar Luciano juga mengambil foto Camelia dan Martin. Para tamu undangan menatap Camelia dengan tatapan kagum. Gadis itu sangat cantik. Riasannya pas dan tak sama sekali berlebihan. Riasan Camelia menunjukan gadis itu memiliki sifat hangat dan lemah lembut di balik paras cantiknya. Penampilan Camelia sukses membuat semua orang tersihir. Camelia tak memiliki kesan glamour, tapi Camelia memiliki kesan anggun dan elegan. Gaun pengantin yang melekat di tubuh Camelia begtitu sempurna cocok dengan riasan gadis itu. Di ujung sana, tepatnya di altar Dominic berdiri tegak menatap Camelia penuh kehangatan. Manik mata cokelat gelap Dominic, memancarkan kekagumannya pada gadis itu. Dominic tersenyum samar. Ingin sekali Dominic memeluk Camelia da
Para pelayan nampak sibuk bolak-balik mengantarkan segala kebutuhan rias. Tak hanya kebutuhan rias saja, tapi juga pelayan mengantarkan makanan cemilan untuk Camelia yang mudah sekali lapar. Camelia tidak pernah bisa menahan lapar. Apalagi sejak mengandung. Gadis itu selalu wajib memiliki stock banyak makanan, karena mudah sekali lapar. Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Camelia dan Dominic. Hari di mana mereka akan mengucapkan janji suci pernikahan. Hanya dalam hitungan jam ke depan, Camelia dan Dominic akan resmi menjadi sepasang suami istri. Kini Camelia tengah duduk di depan kursi meja rias, tengah dirias oleh perias ternama dari Russia yang memang didatangkan khusus demi Camelia. Dominic memang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Camelia. Di ruang rias, Camelia tidak hanya sendiri. Ada Hedy, Stella, Selena, dan Miracle yang menemani Stella berias di ruang megah itu. Hedy memiliki tugas sebagai bridesmaid Camelia. Selama ini, Camelia sudah menganggap He
Kabar pernikahan Dominic dan Camelia sudah bermunculan di media. Beberapa pihak wartawan meminta untuk melakukan interview, namun Dominic sengaja menolak interview. Meski demikian, Dominic tetap mengundang para wartawan untuk datang ke pernikahannya. Wajar saja kalau para wartawan begitu ingin melakukan interview, pasalnya Dominic merupakan keturunan Geovan generasi pertama terakhir yang belum menikah. Hal itu yang membuat media pun heboh dengan pernikahan Dominic. Apalagi Dominic tidak menikahi seorang gadis dari kalangan pengusaha. Tentunya hal tersebut membuat banyak pertanyaan dari para wartawan. Tanp terasa, pernikahan Dominic dan Camelia sudah di depan mata. Segala persiapan pernikahan telah rampung seratus persen. Karena pernikahan dipercepat, maka Dominic juga meminta anak buahnya untuk mengurus persiapan pernikahan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dua hari lalu, Yovanka dan teman-temannya telah menyelesaikan persidangan. Tentu pengacara yang membantu Dominic, bukan hanya