Long Wei sudah bersiap untuk melakukan sesuatu apa pun yang diperlukan seandainya lima orang Singa Emas itu menyerang. Namun, mereka justru bersembunyi makin jauh ke dalam bayangan ketika kereta kuda yang dinaiki gadis cantik itu keluar dari pintu gerbang belakang.Tiga orang dari Pedang Api ikut mengawal menggunakan kuda masing-masing sedangkan kusir dari kereta kuda tersebut bukan lain adalah Ceng Tok sendiri.Lima orang dari perkumpulan Singa Emas itu mengikuti dari jauh. Long Wei pun melakukan hal yang sama. Dia yakin sekali kalau malam ini akan menemukan rahasia mengenai pertikaian mereka, atau setidaknya mendapat sedikit informasi apa pun itu.Kereta kuda keluar dari kota Shengyin menuju hutan belantara. Salah satu penunggang kuda menyalakan obor sebagai penerangan. Mereka bergerak cepat menembus kegelapan hutan.Lima orang dari Singa Emas tersebut mempercepat langkah, begitu pula dengan Long Wei.Akan tetapi, Long Wei kaget sekali ketika rombongan pembawa kereta kuda itu sampai
Xu Qinghe melompat ke tempat Long Wei rebah. “Kau sungguh kurang ajar, apa kau tak tahu sedang berhadapan dengan siapa?”Lagi-lagi kejengkelan Long Wei bangkit. Pemuda ini langsung mendudukkan diri dengan wajah kurang ramah. “Xu Qinghe, putri tunggal kepala pengiriman barang Pedang Api, Xu Liangchen,” ucap Long Wei mengulangi perkataan gadis itu sendiri beberapa saat lalu.Xu Qinghe menunjukkan wajah marah. “Kalau sudah tahu, kenapa kau tak punya sopan santun sama sekali? Apa kau tidak bisa melihat tingginya gunung yang sedang berdiri di hadapanmu?”Kini Long Wei melompat bangun. “Hei Nona marga Xu, kutanya padamu, kereta kuda itu milik siapa?”“Milik Pedang Api.”“Kuda itu milik siapa?”“Milik kami.”“Lalu yang namanya Nona Xu Qinghe milik siapa?”“Putri kepala pengiriman barang Pedang Api, milik Pedang Api pula.”“Itu semua milik Pedang Api, apa hubungannya dengan aku? Kau bisa bawa sendiri kereta itu pulang sampai ke rumahmu dan ceritakan semuanya. Tenang saja, kau tak perlu menyeb
“Serbu!”Mereka berdiri mengelilingi Long Wei dan Xu Qinghe. Kemudian, mereka berlari-larian mengitari tubuh mereka berdua seraya mengeluarkan suara bentakan-bentakan aneh sperti auman.Xu Qinghe lekas mencabut pedangnya. “Inikah formasi Singa Pemburu yang terkenal itu?”Longa Wei tiba-tiba bergerak cepat melompat tinggi karena dari arah belakang datang serangan mendadak. Saat di atas ini, ia menggerakkan tongkat untuk menotok punggung lawan.Gerakan tongkatnya berhenti karena datang orang lain yang sudah mencengkeram tongkat itu kuat-kuat. Sebelum tubuh Long Wei turun, orang pertama tadi sudah membalikkan tubuh dan berniat merobek dada Long Wei.Pemuda itu tak tinggal diam, ia meluruskan tangan kiri dengan pengerahan hawa Im yang kuat sekali. Kedua telapak tangan beradu dan orang Singa Emas itu langsung terhuyung kedinginan.Orang yang tadi memegang tongkat Long Wei pun segera dilepaskan dan kembali ke formasi, belarian mengitari mereka.“Tidak buruk,” ucap Xu Qinghe dengan nada seol
Xu Liangchen melarang Long Wei meninggalkan tempat ini sampai dia sendiri yang memerintahkan. Pembicaraan dengan Xu Qinghe telah usai dan mereka berdua sudah meninggalkan ruangan. Kini dalam ruangan tersebut hanya menyisakan Long Wei dan Ceng Tok yang tubuhnya dibalut perban karena luka-lukanya.Long Wei tanpa sungkan lagi menarik kursi yang tadi diduduki Xu Liangchen dan duduk di sana. “Sebenarnya ada apa sih antara Pedang Api dan Singa Emas?”Ceng Tok duduk di kursi yang tadi diduduki Xu Qinghe. “Ini masalah pertunangan antara Nona Muda dan putra dari pemimpin Perkumpulan Singa Emas.”“Siapa orang itu?”“Zhen Yu, yang kaulawan tadi malam.”Long Wei mengangguk sembari menanamkan nama itu dalam kepala. Dia belum tahu seberapa pandai si Zhen Yu itu.“Memangnya pertunangan itu ada masalah apa sampai kedua belah pihak harus saling gempur?”Ceng Tok menarik napas panjang dengan sedih. “Beberapa bulan lalu, Nona Muda dilamar oleh Perguruan Singa Emas, mereka ingin menjodohkan Zhen Yu denga
Long Wei mencoba menyamai langkah kaki Xu Qinghe yang melintasi lorong entah menuju ke mana. Gadis itu sama sekali tidak menjawab ketika terus didesak Long Wei. Hingga ketika Xu Qinghe berbelok, ternyata mereka sampai di taman belakang yang lumayan luas.Xu Qinghe berhenti tiba-tiba dan membalikkan tubuh dengan sebal. “Kau kenapa mengikutiku terus? Apa tak ada yang perlu kaulakukan?”“Tidak, kalau kau bertanya,” jawab Long Wei cepat. “Yang pasti, kau harus menjelaskan kenapa kalian menerima permintaan itu? Apa kalian tidak tahu siapa itu Ular Darah?”Xu Qinghe menggembungkan pipi sebelum berbalik dan pergi. Beberapa saat kemudian, dia berhenti lagi lalu mengempaskan diri ke kursi taman yang berada di bawah naungan pohon besar.Long Wei menyusul. “Jawab aku!”Xu Qinghe masih memasang muka jengkel.Long Wei ingin mendesak lagi, tapi gadis itu sudah mendahuluinya dengan bentakan. “Kau di sini diminta untuk menjagaku, bukan menanyaiku macam-macam apalagi urusan Pedang Api!”Tangan pemuda
Xu Qinghe memerintahkan selusin orang yang ia rasa memiliki kepandaian tinggi. Saat itu juga, bersama Long Wei, mereka pergi menyusul Xu Liangchen yang pasti sudah cukup jauh dari Kota Shengyin. Dengan naik kuda-kuda berkualitas baik, mereka membelah jalanan kota dan berhasil mengejutkan para warga.Di tengah perjalanan, Long Wei hanya menjelaskan kalau mungkin Xu Liangchen dalam bahaya. Entah mendapat serangan atau apa pun.“Kalau Ular Darah sengaja melakukan ini untuk merebut perhiasan itu.” Long Wei sengaja menyebut perhiasan karena saat ini mereka tidak sendiri. “Apakah kau tidak berpikir kalau mungkin sekali kekacauan antara Pedang Api dan Singa Emas adalah siasat mereka pula untuk merebut perhiasan?”Napas Xu Qinghe berhenti sejenak. “Itu ... itu masuk akal juga.”“Aku khawatir ayahmu di perjalanan mendapat serangan,” ucap Long Wei. “Entah dari Singa Emas atau dari Ular Darah atau dari keduanya.”“Kita harus cepat!”Keadaan memang gawat sekali. Ini adalah masalah pelik yang mung
Xu Qinghe menangkis dan terpental, jatuh bergulingan. Pedang beronce merahnya terlempar jauh setelah menerima hantaman pedang milik Han Rui. Wanita dengan jubah serba merah itu lantas menerjang lagi, menusuk dada.“Setan betina!” pekik Xu Liangchen.Han Rui sedikit terkejut lalu menarik kembali serangan. Dia mampu melihat sinar berkelebat yang hampir menggorok lehernya. Ternyata itu adalah pedang berkilau yang entah sejak kapan sudah berada di tangan Xu Liangchen.Tak lama kemudian, datang pula seorang lelaki berjubah serba hitam. Ia memiliki wajah tegas, alis tebal dan kepala botak. Di tangannya membawa rantai panjang yang di ujungnya terdapat bola besi berduri.“Oh ... pertemuan yang kurang menyenangkan, menurutku.” Han Rui terkekeh menatap Xu Liangchen. “Apa kabarmu, orang tua?”Satu Raja Singa terpental tepat di depan muka Han Rui saat Long Wei dengan murka menyepaknya keras. Wanita itu buru-buru memandang untuk menemukan muka Long Wei yang membayangkan kemurkaan luar biasa.“Bagu
Dia merasa bingung sendiri, kenapa tadi ia begitu teropsesi dengan Giok Langit sampai mengabaikan Xu Liangchen. Dia terlalu fokus kepada Lin Dong untuk mengejar Han Rui yang telah membawa cincin itu. Dia terlalu fokus pada Giok Langit.Long Wei memandang Xu Qinghe yang memangku kepala ayahnya sambil mengucurkan air mata. Dua Raja Singa yang tersisa memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri. Long Wei sama sekali tak menghiraukan mereka.Dia lebih memikirkan dirinya sendiri.Apa yang terjadi padaku? batinnya. Perasaan apa itu tadi?Jerit Xu Qinghe yang semakin keras mengalihkan perhatian pemuda itu. Ia cepat mendekat untuk melihat luka-luka yang diderita Xu Liangchen. Beberapa saat kemudian, Long Wei menggelengkan kepalanya lemah. Racun itu sudah menyebar terlalu jauh. Mungkin hanya Setan Sakti yang mampu menangani ini.Agaknya Xu Liangchen tadi terlalu gegabah sehingga terlalu banyak menangkis serangan para musuh sehingga racun itu berhasil masuk.“Aku tahu aku tak akan selamat,
“Satu.”“Apa tidak terlalu sedikit?”“Terlalu banyak justru berbahaya. Ini istana, tak bisa kita samakan dengan yang lain-lain.” Zhen Yu memberi penjelasan dengan ekspresi yakin. “Kelemahannya juga satu, kalau ketahuan selesai sudah.”Kakek Raja Perahu yang sejak tadi diam kini ikut bersuara. “Kalian memang seperti singa, berani sekali. Menyusupkan orang ke istana hanya satu orang?”“Harus kukatakan lagi?”Menurut penjelasan Zhen Yu, Singa Emas sudah sejak lama menanam orang di istana dan jumlahnya hanya satu. Pemuda itu menjamin kalau kepandaian orang itu sangat lihai dalam hal penyamaran dan penyusupan. Kali ini jika ada orang yang menyelamatkan mereka, pastilah si penyusup itu.“Atau dengan tambahan orang dari luar,” tambah Zhen Yu setelah berpikir sebentar. “Untuk menyelamatkanku, kalau hanya satu orang kupikir terlalu sedikit.”Di tengah pembicaraan mereka yang dilakukan setengah berbisik, samar-samar mereka mendengar suara gaduh dari atas. Tak ada yang merasa heran dengan itu ka
Ketika Long Wei terbangun, dia mendapati dirinya sedang berada di sebuah ruangan remang-remang tanpa cahaya. Matanya mampu melihat wujud ruangan batu di sekelilingnya hanya karena cahaya obor dari luar yang terbawa masuk sekalian. Di depannya terdapat jeruji besi yang tampak tebal dan kuat, sekali pandang saja ia sudah mengerti bahwa ini ada di penjara.Ia menekan lantai batu dingin di bawah menggunakan dua tangan dalam usahanya bangkit mendudukkan diri. Terasa sakit di seluruh badan, tapi semua luka yang diakibatkan dari pertempuran melawan Shi dan lain-lain sudah mengering.Long Wei menyandarkan diri di dinding batu belakangnya lantas menghela napas panjang. Dia tidak mau berpikir pendek dan langsung menyerah putus asa. Dia akan mencari jalan keluar bagaimanapun caranya, tugas besar yang ia emban belum selesai. Tangan Maut dan Pertapa Putih masih berkeliaran, urusan antara Pedang Api dan Singa Emas belum selesai sedangkan dia sudah berjanji kepada Xu Qinghe untuk memperbaikinya, Gio
Ruangan luas dengan segala perabotan mewah itu membuat siapa saja yang melangkah masuk merasa dirinya kecil bagai debu terbawa angin. Jauh di depan sana, puluhan langkah dari pintu masuk yang besar dan berat, terdapat kursi megah nan agung. Sebuah kursi yang jika siapa pun melihat dalam sekali pandang akan langsung tahu kalau yang pantas menghuni kursi itu pastilah orang penting.Kursi besar itu letaknya sedikit naik dari batu pualam di ruang tersebut, ada beberapa undak tangga yang harus dilewati sebelum mencapai tubuh kursi. Di sebelah kanan dan kiri tangga terdapat pilar besar warna merah dengan hiasan patung naga yang melingkarinya, seolah naga-naga itu menjadi penjaga bagi kursi besar tersebut. Lalu di depan pilar, ada meja kecil tinggi yang di atasnya terdapat hilo berukir indah yang menguarkan bau harum semerbak.Di depan tangga itu banyak meja-meja kecil yang saling berhadapan. Satu deretan meja yang lurus dengan pilar sebelah kiri, satu lagi deretan yang lurus dengan pilar se
Entah dibawa lari ke mana, yang jelas Xu Qinghe merasa tubuhnya bagai terbang menunggang angin. Bahkan untuk berteriak pun dia kesusahan, sehingga hanya mampu diam dan pasrah saat Setan Sakti membawanya dalam kecepatan gila.Di sebuah hutan yang ia rasa letaknya cukup jauh dari tempat Long Wei tadi, tiba-tiba Setan Sakti berhenti berlari. “Sudah aman,” katanya yang tak dimengerti Xu Qinghe.Perlahan Setan Sakti menurunkan tubuh itu. “Nah, kau sudah aman,” katanya lagi. “Kau bisa tenang.”Walau itu Xu Qinghe yang memiliki kepandaian tinggi, tapi dibawa dengan cara dan kecepatan seperti itu membuatnya agak pening juga. Akan tetapi hanya sebentar sebelum kepalanya ringan kembali dan keningnya berkerut.“Aman? Apa maksud Anda? Aman dari siapa?”Setan Sakti menatapnya sedikit tidak percaya, kemudian perlahan-lahan matanya menyipit. “Kau tidak tahu tentang Long Wei? Atau dia yang tak pernah menceritakannya?”Rasa heran Xu Qinghe semakin hebat. “Memangnya ada apa dengan dia? Yang kutahu dia
Xu Qinghe masih menundukkan muka dengan takut-takut. Sesekali ia melirik Long Wei yang ada di sebelahnya, tapi ketika dia melirik Setan Sakti tentu langsung dialihkannya lagi.Kakek itu sendiri tak mau melepas pandangan dari diri Xu Qinghe, entah apa maksudnya.Long Wei berdeham tiga kali untuk mencairkan suasana dan berkata. “Jadi, kau sudah sembuh total.”Kepala Xu Qinghe benar-benar terangkat sekarang, memandang Long Wei. “Benarkah? Aku memang sudah tak merasa sakit lagi di kaki.”“Tapi bekasnya masih ada,” potong Setan Sakti.Spontan Xu Qinghe melirik kakinya, tampak di sana sebuah area hitam di kaki sebelah kanannya. Warna kehitaman yang ada di sekeliling luka gigitan ular. Xu Qinghe tersenyum pahit, sebagai seorang wanita sedikit banyak dia juga mementingkan penampilan dan kondisi kakinya saat ini memang sangat mengganggu.“Warna hitam itu bukan berarti masih ada racun yang tertinggal, tapi karena dagingmu sudah membusuk.” Kakek itu melanjutkan.Xu Qinghe tersentak. “Busuk?”Set
Dengan panik, Long Wei terus mengguncang tubuh itu. Xu Qinghe terus bungkam dengan apa pun yang Long Wei lakukan. Pemuda itu sudah menggoyang-goyangkan pundak, menampar pipi, menggoncang lagi, tapi ia sama sekali tak mau membuka mata.Kemudian Long Wei mengamati luka Xu Qinghe di kaki sebelah kanan. Celananya sudah robek sedikit terkena gigitan ular. Dia melihat kaki gadis itu berlumuran darah merah gelap yang terus mengucur. Makin banyak mengucur, warnanya berubah semakin hitam. Luka itu berupa dua lubang hitam.“Sial!” Memeras segala ingatannya, Long Wei mencoba memaksa darah itu keluar menggunakan tenaga dalam. Cara ini pernah diajarkan Yang Feng beberapa tahun lalu, tapi tidak sering dan karena itu ada bagian-bagian yang Long Wei agak terlupa.Ia menotok jalan-jalan darah di sekitar luka sampai darah yang mengucur itu melambat, kemudian menggunakan tangan kanan ia mengurut kaki di sekitar luka sambil mengerahkan tenaga dalam perlahan. Lambat laun, darah hitam pun keluar. Long Wei
Bagi seorang ahli silat tingkat tinggi, yang menyerang lebih dulu justru akan membuka satu lowongan dan itu berbahaya sekali karena dapat dimanfaatkan oleh musuh. Begitu pula yang ada dalam pikiran mereka berdua.Sudah kurang lebih sepeminuman teh mereka hanya berdiri saling diam dan saling pandang dengan kuda-kuda siap tempur. Tak ada yang berniat memberi serangan lebih dulu karena di kepala masing-masing sudah memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi jika salah langkah. Dari semua kemungkinan, tak ada yang tidak berbahaya.Tangan Maut yang jauh lebih kosen pun agaknya waspada mengingat guru Long Wei. Demikian pula Long Wei yang tak mau sembrono menghadapi tokoh tua berpengalaman ini.Setelah dua peminuman teh berlalu, Tangan Maut tertawa mengejek dan berkata. “Apakah si tua Yang Feng hanya mengajarimu cara berdiri?”“Ya,” balas Long Wei tanpa ragu. “Guru mengajariku cara berdiri yang benar dengan dua kaki.”Merah muka kakek itu mendapat balasan yang tak terduga ini. Mema
“Lompat!” Tiba-tiba Xu Qinghe berseru.Tubuh gadis itu melayang ke salah satu pohon sembari menyambit dua senjata rahasia berupa pisau tipis terbakar. Dua kepala ular yang ada di pohon itu langsung berlubang dan mereka tumbang seketika dalam keadaan tak bernyawa.Long Wei tahu gadis itu memilih melompat karena di atas pohon jumlah ular yang ada lebih sedikit. Apalagi dengan kepandaian mereka, mereka bisa pergi dengan cara berlompatan dari pohon ke pohon. Namun sebelum ia sendiri melompat mengikuti apa yang Xu Qinghe lakukan, selusin ular sudah mematuknya.Tongkat Long Wei bergerak cepat menyabet ke kanan dan kiri, menciptakan gulungan sinar kuning gelap yang langsung menewaskan banyak ekor ular.Dari atas Xu Qinghe melihat kesusahan pemuda itu dan tanpa ragu lagi ia menyambit enam senjata rahasia pisau terbakar.Ketika pisau-pisau itu menancap tanah, api segera menyebar membakar rerumputan dan daun-daun kering.“Gila kau!” Long Wei melambung tinggi lantas bergelantungan di salah satu d
“Maaf selalu merepotkanmu.”“Bagus kalau kau sadar.”Xu Qinghe berhenti mendadak dan menatap Long Wei dengan tatapan tajam. “Kau bahkan tak coba menyangkal?”“Bohong itu kurang baik,” kata pemuda itu, “maksudku, jujur lebih baik.”Ia memalingkan wajah dengan muka gemas, membanting kaki kanannya sekali lalu berjalan pergi dengan langkah dihentak-hentakkan.Long Wei menatap punggung gadis itu. Perasaan geli timbul dan membuatnya menahan tawa. Memang Xu Qinghe adalah gadis yang angkuh luar biasa, walau memang diimbangi dengan kepandaian tinggi. Namun setelah kejadian malam itu, Long Wei merasakan perubahan besar dalam sikapnya. Keangkuhannya berkurang jauh dan keberaniannya meningkat pesat. Tak hanya sekali ia menggelengkan kepala karena kagum.Beberapa hari lalu, mereka mendengar kabar kalau di jalur ini siapa pun yang lewat akan terkena penyakit lalu meninggal. Awalnya mereka tak percaya dan memutuskan untuk lewat sini dalam upaya membuktikan hal tersebut.Betapa kaget hati mereka keti