Kay melahap makanan itu karena sudah lama tidak makan nasi. Setelah makan mereka langsung tidur. Waktu pun berlalu, tak terasa sudah satu tahun Arland dan Kay tidak kembali sejak mereka pergi. Tidak ada yang bisa di hubungi, bahkan sehari setelah mereka meninggalkan rumah hingga setahun berlalu. Bella berkerja di perusahaan Mars Group supaya bisa membantu memulihkan keuangan keluarga Alexander dan juga perusahaan. Banyak sekali tender yang tidak jadi di kerjakan karena perusahaan lain memutuskan perjanjian perusahaan sepihak. Bella mati-matian berkerja siang dan malam hingga tidak kenal lelah, Novia sering kali sakit saat merindukan papanya yang tidak kunjung pulang. "Bella, istirahat dulu nak, mommy bawa makan siang," Murni selalu membawakan makan siang untuk Bella yang selalu sibuk di kantor. Murni tidak pernah lagi marah atau membenci Bella saat Arland tidak pernah kembali. "Iya mom, nanti saja aku makan, ini tinggal sedikit lagi tanggung kalau tidak diselesaikan."
Murni menangis, ia sangat berterima kasih pada Bi Ijah."Jadi bibi belanja pakai uang gaji yang selama ini bibi simpan?" tanya Murni, ia menangis karena kebaikan Bi Ijah."Iya nyonya, aku tidak bisa meninggalkan kalian dalam keadaan sulit seperti ini, aku sudah puluhan tahun tinggal di sini, tidak ada yang salah kalau aku sedikit membantu," jawab Bi Ijah.Murni langsung memeluknya, lalu berterima kasih karena Bi Ijah menemani mereka bahkan saat tidak memiliki apa-apa.Bella pulang ke rumah, ia segera masuk ke dalam kamar Novia, ia melihat Novia berbaring di suapi Bi Ijah. Novia sangat lahap makan ayam goreng dan juga sayur bening."Bi.." Bella memeluk Bi Ijah karena sangat berterima kasih sudah menolong mereka, Bi Ijah mengeluarkan uangnya untuk membeli makanan supaya mereka tidak kelaparan di dalam rumah.Bi Ijah pun memeluk Bella sambil tersenyum, dia mengatakan sudah sepantasnya membantu mereka, karena selama belasan tahun Bella menyayangi Bi Ijah seperti ini kandungnya."Tidak apa
Tak terasa air mata menetes saat mengingat mimpi itu, pelukan yang selama ini ia rindukan sangat terasa dalam mimpinya. Bella berharap Arland segera pulang. Bella mencoba memejamkan matanya supaya bisa tidur lagi, karena hari-hari yang ia jalani terasa sulit sejak Arland dan Kay pergi tak pulang. Bella pun tidur saat menjelang subuh, ia tidur 45 menit lalu bangun lalu, bersiap pergi ke kantor untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Bella mempercayakan Novia di urus oleh Murni dan juga Bi Ijah, hanya Bi Ijah satu-satunya yang selalu setia pada mereka, mengurus mereka sekeluarga dengan ikhlas, bahkan rela mengeluarkan tabungannya untuk membiayai kebutuhan mereka di rumah. Bella sarapan makan mie instan yang di disiapkan oleh Bi Ijah, tidak ada makanan lain di kulkas yang tersisa karena Bi Ijah belum ke pasar. Bella menghabiskan sarapannya lalu pamit pada mertuanya, ia juga tak lupa memeluk Novia sebelum berangkat. Novia menjadi alasannya untuk kuat setiap hari, Novia masih di
"Tidak apa-apa Nyonya, saya tidak tega melihat Novia sedih, Novia anak yang baik, ia masih sangat kecil, belum tahu jika orang tuanya tidak punya uang, itu hal yang biasa terjadi pada anak-anak," jawab Bi Ijah, Murni semakin berhutang Budi padanya. Arland dan Kay sudah sangat bosan tinggal di pondok tanpa melakukan apapun, mereka seperti terkekang, tidak ada kehidupan yang normal, mereka hanya menunggu matahari terbit lalu terbenam. Sudah berapa lama mereka seperti itu, mereka pun tidak tahu waktu. Kay mendekatinya, ia duduk di samping Arland, ia tidak tahan lagi hidup tersiksa tanpa tahu apa yang akan terjadi. "Kita harus menelusuri jalan itu, man tahu kita menemukan kampung sebelah saat nenek itu bilang dulu, aku tidak tahan seperti ini, kita tidak tahu sampai kapan berada disini, sekarang matahari hampir tenggelam, apa kau masih ingin duduk disini menunggu kematian?". "Itu hanya pikiran mu saja, aku pun sudah tidak tahan lagi." Kay segera berjalan tanpa bicara, Arland m
Nenek itu tidak berbelas kasihan saat mereka terus di hantam bertubi-tubi. Kay tidak punya kesempatan untuk menolong mereka, Kay masih terkurung di dalam, seorang dari mereka ternyata memiliki ilmu supranatural, ia duduk lalu sambil berdoa, Kay merasa kepanasan di dalam, ia meminta tolong supaya di keluarkan. Orang itu berkelahi dengan nenek, tapi nenek itu punya tenaga yang hingga orang yang menolong Arland terlempar jauh hingga ia tidak bisa berdiri. Nenek tertawa, ia menatap Arland, kebencian itu terlihat di matanya, nenek itu tidak suka jika ada orang yang melawannya. "Aku memberi mu kesenangan, tidak ada yang kalian lakukan selain makan dan menunggu matahari terbenam, kalian tidak perlu melakukan apapun, cukup dengarkan saja perintahku," ucap nenek itu marah. "Aku punya keluarga yang menunggu di rumah, aku punya anak, ibu dan ayah, kau membohongi kami berdua, selama ini kau tidak ingin aku dan Kay pergi dari sini, apa yang kau ingin?" Arland tidak tinggal diam, ia melaw
"Keluarkan aku dari sini, jangan sakiti teman-temanku." Api semakin berkobar hingga Kai semakin panik lalu ia pun jatuh ke tanah, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka. Setelah beberapa lama, seorang biksu melintasi jalan itu, ia hendak berkunjung ke suatu tempat di rumah jemaat nya. Ia melihat keributan, beberapa orang tergeletak di tanah tak berdaya, tapi semakin berkobar di dalam pondok, ia mengintip dari luar ternyata seseorang terjebak di dalam sana, ia segera menemui nenek itu lalu memintanya untuk menyelamatkan mereka, tetapi nenek itu langsung melotot padanya lalu marah. "Apa kau ingin bernasib sama seperti mereka? apa kau ingin mati di sini? kalau tidak pergilah jangan campuri urusanku!" nenek itu begitu marah pada biksu itu. "Aku tidak pernah mencampuri urusanmu, aku hanya meminta tolong padamu supaya mereka diselamatkan, seseorang terjebak di dalam kobaran api, jika tidak segera diselamatkan maka ia pasti akan terbakar di sana, tolong jangan mara
Selama menunggu bus, biksu mengatakan bahwa setahun lalu ada mobil yang terjun ke lembah, saat mereka mau menolong, kedua orang itu telah hilang secara misterius. Kay mengerutkan keningnya, ia ragu jika itu adalah mobil mereka. "Setahun yang lalu?" "Iya! mobil itu masih ada di jurang sedangkan pemiliknya tidak ada." Arland dan Kay tentu saja kaget, tidak mungkin itu sudah setahun berlalu. Berarti mereka sudah setahun di kurung nenek itu supaya tidak bisa kembali. Mereka berdua risau, apa yang sudah terjadi pada keluarganya? Arland memejamkan matanya, ia menyesal kenapa tidak segera pulang menemui Bella dan Novia. Arland tidak bisa berpikir jernih, masih tidak percaya jika mereka pergi sejak tahun lalu. Bus susah tiba, penumpangnya lumayan banyak, biksu itu berpesan sekali lagi, apapun yang terjadi jangan pernah mengingat ingat kampung itu. Biksu itu juga memberikan uang meski tidak banyak, setidaknya mereka bisa sampai di kota tujuan. Arland dan Kay pamit pada biksu dan
Kay bangun lalu menatap sekelilingnya, pandangannya masih rabun karena baru saja bangun tidur. Ia mulai fokus melihat sekelilingnya saat ia selesai mengucek kedua matanya. "Di mana penumpang? kenapa masih sepi? kupikir ini sudah siang, tak seorang pun ada disini." "Kita tersesat lagi, tidak ada siapapun di sini, kita tidak tahu kemana akan pergi!" jawab Arland, mereka masih duduk berharap ada orang yang datang ke stasiun itu. Hari sudah sore, tidak ada seorangpun yang datang ke stasiun itu, hanya ada mereka berdua, pemilik warung itu juga tidak kunjung tiba setelah pergi, mereka berdua pun sudah tidak punya harapan lagi untuk bisa pulang menemui keluarganya. Mereka berdua hanya bisa berbaring, sudah tidak ada lagi tenaga untuk memulai perjalanan, hari-hari sial selalu menimpa mereka tanpa henti. "Apa yang telah kita lakukan dulu? mengapa hidup kita seperti ini, aku merasa kita sudah tidak bisa pulang, bagaimana caranya kita mencari bantuan?" ucap Arland, hari sudah sore
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin