Gelang Emas Untuk Emak part 19
Sini Mak, biar Farhan yang cuci." pintanya. Tangannya menerima tumpukan wadah kotor untuk dicuci. Dengan cekatan ia membersihkan semua wadah - wadah itu lalu meletakkannya di bayang bambu sebelah kiri tempat cucian.
Farhan bangkit, meluruskan sedikit pinggangnya karena capek. Hari sudah siang, jualan juga sudah habis, saatnya ia shalat dhuhur lalu istirahat. Lantas ia berjalan ke arah depan warung, menutup rapat dan dikunci dari dalam. Ia perhatikan sekitar ruangan, terutama kondisi kompor, setelah aman ia keluar melalui pintu belakang. Pintu ini ia kunci dari luar. Setelah memastikan semua aman, Farhan masuk ke dalam rumah. Membersihkan diri lalu shalat.
Emak sudah berada didapur, menyiapkan menu makan siang sederhana. Jika tidak capek. biasanya Emak lebih memilih masak sendiri. Lebih hemat dan bersih katanya. Satu persatu makanan y
Gelang Emas Untuk Emak Part 20Selang beberapa saat, pesanan sudah siap. Banyak hal yang anak itu ceritakan. Farhan hanya menatapnya tanpa ingin bertanya. Pertanyaan Emak sudah mewakili isi kepalanya. Tak lupa Emak selipkan selembar uang berwarna merah ke dalam genggamannya. Disambut dengan uraian air mata penuh syukur. Anak itu berlalu dengan hati riang, sebentar lagi ibunya bisa makan dan segera minum obat agar cepat sembuh.Melihat anak itu, Emak hanya bisa bersyukur atas nikmat yang Allah beri, meskipun hidupnya juga terbilang sederhana.Emak pulang dengan hati penuh syukur. Banyak melihat mereka yang berada dibawahnya membuat Emak senantiasa bersyukur atas apa yang sudah Allah beri. Dengan sedikit syukur membuat hatinya bahagia dengan apa yang ia miliki. Tak harus menunggu banyak harta untuk bahagia, apalah artinya harta bila hatinya kufur akan nikmat Allah?Rindu yang tersampaikan membuat tidurnya tenang dan nyenyak. Perjumpaan y
Gelang Emas Untuk Emak part 21UhukkUhuukk!!Sambil terbatuk Emak goyangkan tubuh Farhan sampai terbangun. Perlahan Farhan mengucek matanya, memastikan siapa yang mengganggu tidurnya. Hidungnya mulai ikut merasakan bau asap yang menyengat. Lantas dengan cepat berdiri membopong tubuh Emak yang sudah lemas untuk keluar kamarnya, sebelum api melahap seisi rumah.Terhuyung Farhan membawa Emak keluar, disambut uluran tangan Mbak Narti yang langsung dibawa ke teras rumahnya. Farhan hendak kembali, menyelamatkan apa saja yang bisa diselamatkan, namun tangannya ditarik oleh warga. Terlalu berbahaya bila masuk lagi ke dalam, karena puing-puing kayu mulai berjatuhan. Urung masuk, Farhan duduk dipinggir jalan sambil melihat betapa ganas api melahap rumahnya.Melihat rumahnya terbakar tanpa bisa menyelamatkan barang berharga membuat Farhan menunduk lemas. Banyak warga berdatangan membantu memadamkan api. Namun sial, rumah Emak yang memang sudah
Gelang Emas Untuk Emak part 22Beralih ke laci dibawah meja disebelah lemari tempatnya menyimpan berkas, seperti ijazah dan akte dalam sebuah map mika. Ia buka laci itu, melihat Al Quran dan beberapa berkas dalam map masih utuh, matanya berbinar kala mendapati sebuah amplop menyembul dalam tumpukan map. Seketika Farhan sujud syukur. Beruntung ia sempat memindahkan letak uang simpananya.Biasanya ia selipkan diantara tumpukan baju dilemarinya. Entah kenapa kemarin ia pindahkan amplop itu ke dalam laci. Allah Maha Baik masih menyisahkan sedikit rejeki untuknya menyambung hidup.Segera diraihnya amplop itu, ia buka untuk melihat isinya. Utuh dan tak berubah warna. Seketika ia berdiri, bersemangat untuk menunjukkan benda itu dihadapan Emaknya.Langkah kakinya melambat mana kala melihat sang Emak sedang berbicara dengan seseorang berpakaian dinas. Tampak gagah dan berwibawa. Sebelum Farhan mendekat, Emak lebih dulu memanggilnya.
Gelang Emas Untuk Emak Part 23"Mas lihat ini Mas!" teriaknya beberapa langkah di depan Farhan. Membawa sebuah benda pintar yang ingin ditunjukkannya kepada Farhan.Netranya menatap bingung, tak percaya dengan apa yang ada dihadapan. Sungguhkah yang ia lihat itu nyata? Segera ia buka kolom komentar, mencari sesuatu untuk menambah rasa percayanya. Subhanallah wabihamdihi, Maha Suci Allah dengan segala puji bagiNya.Begitu banyak komentar yang menunjukkan rasa simpati untuknya. Bahkan tak segan turut menyumbang untuk sekedar membantu meringankan bebannya. Siapa hamba Allah yang sudah membuat donasi amal sedemikian rupa? Serta ada yang membalas komentar dengan foto dirinya ketika matanya menatap rumah yang terbakar tak berdaya.Mungkin wajah melasnya kala itu membuat setiap pasang mata yang melihat menjadi iba.Belum selesai rasa terkejutnya ia netralkan, suara ramai diluar membuatnya terusik."Ada apa Fer?"
Gelang Emas Untuk Emak part 24Usapan lembut dibahu Ayu menyadarkannya dari lamunan. Menyadari bayi mungil yang dipandanginya telah berlalu dari hadapan. Tampak oleh netranya seorang laki-laki berkaca mata, bersih nan gagah duduk disamping Ayu. Menggeser tubuhnya beberapa senti kala menyadari bahwa posisinya tanpa jarak. Sadar akan sikap Ayu, laki-laki itu segera meminta maaf. Tanpa sengaja."Maaf, tanpa permisi saya memperhatikan kamu dari tadi." tangannya mengulurkan sebotol air mineral dingin. Diterima oleh Ayu dengan bibir terkembang setelah mengucapkan terima kasih."Duduk melamun sendiri disini, seperti ada sesuatu yang menumpuk dalam hatimu," ucapnya. Bibirnya meneguk isi botol."Maaf jika saya terlalu ikut campur. Adakah kamu mau membagi sedikit beban dalam hatimu?" tanyanya lagi sambil mengulurkan tangan."Aku Risky, Mama banyak cerita tentang kamu," ucapnya memperkenalkan diri. Anak dari Bu Ria, pelanggan di temp
Gelang Emas Untuk Emak part 25"Emak mendengar semua yang dibicarakan mereka? Jangan diambil hati Mak! Narti ikhlas membantu Emak!" jelas Narti faham setelah melihat ekspresi wajah Emak."Tapi yang mereka bilang benar Nar!" kakinya melangkah keluar dari kamar mandi. Berdiri mematung dengan ekspresi wajah sungkan."Emak itu sudah saya anggap sebagai orang tua saya sendiri! Jangan sungkan Mak! Anggap Narti anak Emak seperti Emak menganggap Ayu sebagai anak Emak sendiri!" jelas Narti tegas. Tangannya menggamit tangan Emak, mempersilahkannya duduk di kursi meja makan. Narti lalu duduk disebelahnya."Maafkan saya dan Farhan ya, selalu merepotkanmu,""Saya tidak pernah merasa direpotkan Mak! Saya ikhlas!" tegasnya. Tak mau membuat orang yang dihormatinya merasa tak enak hati."Makasih ya Nar! Emak ga tau harus bilang apa, begitu banyak nikmat yang Allah beri dibalik musibah ini!" tangannya menggenggam tangan Narti. Air matanya lolos
Gelang Emas Untuk Emak part 26Suasana loundry tampak lengang, kerjaan pun sudah rampung karena memang tidak terlalu menumpuk. Ayu, Rani dan Fitri sedang duduk bersantai. Menunggu saatnya jam pulang tiba."Sudah beres semuanya?" tanya Bu Ratih yang baru datang, bersiap untuk menutup loundry. Ketiga karyawannya berdiri, lantas mengambil tas masing-masing. Matanya mengelilingi ruangan, melihat bagaimana karyawannya membereskan pekerjaan hari itu. Tampak beberapa bungkusan baju dalam plastik tertata rapi, sudah siap ambil. Alat setrika dan yang lainnya sudah kembali ke tempatnya semula. Kerjaan yang bagus."Baguss! Ya sudah yuk pulang!" ajak Bu Ratih. Ketiga karyawannya lalu melangkah menuju pintu keluar, disusul dengan Bu Ratih yang siap mengunci pintu utama. Ketiganya berdiri di dekat pintu, menunggu Bu Ratih selesai mengunci pintunya."Ay!" suara berat khas suara laki-laki membuat semuanya menoleh, mengadap ke sumber suara.
Gelang Emas Untuk Emak part 27"Motor baru?""Motor siapa?" tanya Emak penasaran. Semakin ia percepat langkahnya agar bisa melihat motor yang dimaksud."Cari siapa Pak?" tanya Emak begitu sampai didepan sopir pick up yang sudah berdiri di sebelah mobil."Benar ini rumah Farhan Setiawan? Ada kiriman Bu, silahkan tanda tangan," ujar Pak Sopir sambil tangannya membawa beberapa lembar berkas yang harus ditanda tangani oleh penerima barang."Tapi anak saya tidak memesan motor baru Pak? Bapak salah alamat mungkin?" sanggah Emak yakin. Tidak mungkin Farhan membeli motor baru disaat seperti ini. Jangankan motor, untuk bangun rumah saja masih dibantu oleh Pak Kades."Seseorang telah membeli motor ini Bu, dan meminta untuk diantar di alamat ini. Silahkan dicek alamatnya, menurut saya sudah sesuai," jawab Pak Sopir. Diulurkannya berkas tersebut kepada Emak untuk diperiksa."Iya benar ini alamatnya.""Ada apa Mak?" suara bera
Gelang Emas Untuk Emak 40 Truk melaju kencang, tak peduli dengan kejadian yang ditimbulkannya. Farhan tergeletak tak berdaya. Darah mengalir deras dari kepalanya. Bahagia yang dinanti berujung malapetaka. Siapa yang mau? Apalah daya bila Tuhan sudah berkehendak. Duduk bersanding dipelaminan hanya sebatas angan. Bayangan memilih cincin di toko emas dengan yang terkasih berkelebatan dikepalanya. Suara teriakan saling bersahutan sebelum rungunya senyap. Sunyi sepi. Dirinya bagai jiwa yang terlepas dari raganya. Terbang melayang melihat kondisi keluarga tercintanya. Para warga berdatangan melihat apa yang terjadi. Darah begitu banyak mengalir dari tubuh laki-laki tampan tersebut. Namun, tak ada seorang pun yang berani menolong hingga polisi datang menghampiri. Suara sirine ambulan begitu memekakkan telinga. Kondisi pasien yang sudah banyak kehilangan darah membuat sang sopir dengan kencang melajukan stirnya. Hanya butuh beberapa saat, ambulan sudah
Gelang Emas Untuk Emak part 39"Semoga bermanfaat ya Pak," ucap Farhan pada takmir masjid."Terima kasih Mas, semoga kebaikan dan keberkahan mengalir untuk Mas nya,""Sama-sama Pak, saya permisi. Assalamualaikum,""Waalaikum salam," ucapan salam takmir masjid mengiringi kepergian Farhan dari dalam kantor pengurus.Berjalan santai kembali menuju rumah peninggalan bapaknya. Rumah yang ia bangun kembali dengan susah payah atas bantuan para dermawan.'Oh Emak, sungguh baik hatimu, namun sayang, Farhan bukan tak mau menerima. Hanya saja, Farhan merasa masih ada yang jauh lebih berhak menerima bantuanmu,' gumam Farhan dalam hati. Tak berniat mengembalikan pada emak, toh pasti emak tak akan mau menerimanya kembali. Biarlah uang itu ia sedekahkan, agar menjadi jariyah untuk emak kelak.Sesampainya di rumah, segera ia mencuci kaki dan muka. Merebahkan diri di petiduran. Lega terasa hatinya telah memberikan sesuatu k
Gelang Emas Untuk Emak part 38Hari itu menjadi awal yang indah bagi Farhan dan Nisa. Pasalnya, hari itu mereka mulai berkomitmen. Berjanji untuk saling menyayangi dan mengasihi, untuk menjadi pasangan sehidup semati. Bersiap bersama mengarungi kapal bernama rumah tangga."Mengapa memilihku Mas?" tanya Nisa, penasaran."Karena kamu cantik. Tidak hanya cantik wajah, hati kamu juga cantik. Aku tak ingin memberatkan hati dengan banyak pilihan. Bagiku, jalan pertemuan kita adalah suatu jalan takdir, sudah direncanakan oleh Allah. Aku yakin, kamu jodohku. Semoga ibu memberi restu," jelas Farhan. Nisa yang duduk di jok belakang, tampak tersenyum malu. Farhan melirik sekilas melalui kaca spion, seulas senyum juga turut terbit dari bibirnya."Lantas kapan segera melamar?" jawab Nisa memastikan."Insya Allah secepatnya. Saya masih harus berembuk dengan emak dahulu," jelas Farhan."Baiklah, terserah Mas saja,"Tak terasa mot
Gelang Emas Untuk Emak part 37Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa esok akan digelar acara akad nikah Ayu dan Risky secara resmi. Ayu ingin mengadakan acara secara sederhana, namun ditolak oleh bapak. Alasannya karena selama ini, Ayu sudah hidup sebatang kara, maka bapak meminta izin untuk mengadakan resepsi secara besar-besaran untuk menebus kesalahan orang tuanya."Sederhana saja Pak, yang penting sah," ucap Ayu."Tidak Nak, izinkan Bapak mengadakan resepsi. Kamu anak Bapak satu-satunya, izinkan Bapak untuk terakhir kalinya membahagiakan kamu karena setelah ini tanggung jawab atasmu sudah berpindah ke tangan suamimu," jawabnya memohon. Dengan berat hati, akhirnya Ayu mengiyakan permintaan orang tuanya.Betapa kebahagian kini menyelimuti hidup Ayu. Setelah menemukan calon pendamping hidup, kini ia temukan pula orang tua kandungnya."Nak kenapa belum tidur?" tanya emak meme
Gelang Emas Untuk Emak part 36Sore itu, Farhan mengendarai motornya dengan pelan. Kondisi badannya yang capek membuatnya tak berani mengendarai motornya dengan kencang. Karena biasanya kondisi tubuh yang lelah dan mata ngantuk menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas terjadi.Mata ngantuk Farhan tak bisa diajak kompromi. Jadilah ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di teras minimarket, searah dengan jalannya pulang. Tak lupa ia membeli minuman sebagai pelepas dahaga, juga untuk membuat tubuhnya kembali segar.Farhan sedang menikmati waktu santainya untuk menenggak minuman yang sudah dibelinya. Tampak oleh matanya, seorang gadis berpakaian seragam khas karyawan pabrik melintas dengan menuntun motornya. Dengan wajah penuh peluh gadis itu masuk ke dalam area parkir minimarket. Lalu masuk ke dalam, membeli sebotol minuman dingin. Gadis itu lantas duduk di bangku sebelah Farhan.Setelah melepas masker, gadis itu
Gelang Emas Untuk Emak part 35Tampak kecemasan tersirat pada wajah tua bapak. Lelaki yang baru saja mengecap kebahagiaan lantaran menemukan seseorang yang telah lama ia sebut dalam doanya. Kini sedang bersedih melihat sang kekasih hati terbaring di ranjang igd.Terlampau bahagia, kaget bercampur haru membuat kondisi emak melemah. Tekanan darahnya terbilang rendah, meskipun tidak terlalu menghawatirkan. Ayu terduduk di sampingnya dengan wajah penuh air mata, memegang tangan sang ibu. Ibu kandung yang tak pernah ia sangka akan hadir dalam kehidupan nyata.Ya, hasil tes menunjukkan bahwa Ayu memang anak kandung emak dan bapak. Tak henti-henti kalimat syukur terucap dari bibirnya, sebelum dirinya jatuh pingsan. Bapak lantas membopongnya menuju ruang igd untuk mendapat perawatan."Ibu sudah bisa pulang hari ini, ini obatnya, dan besok jika masih ada keluhan bisa dilanjutkan periksa ke poli. Jangan lupa makan yang banyak agar kondisinya ter
Gelang Emas Untuk Emak part 34Dua minggu sudah berlalu. Hari dimana setelah Ayu dan pak Hari menyelesaikam tes DNA nya. Hari ini tibalah waktunya untuk mengambil hasil tes tersebut. Rasa takut bercampur harapan berputar-putar dalam hati emak. Debar jantungnya seakan ingin melepaskan diri dari tempatnya. Tak sabar menunggu siang untuk segera mendapatkan jawaban atas doa-doanya."Semoga harapan kita jadi kenyataan ya Pak? Semoga benar Ayu anak kandung kita. Lengkap sudah kebahagiaan kita bila hasilnya positif." Harapan terlontar dari mulut emak. Bibirnya menyesap teh hangat yang sengaja ia buat untuk menemani sang suami membuat laporan perusahaannya. Tak lupa juga ia bawakan secangkir kopi madu untuk suami tercinta.Betapa sekarang hidupnya berbalik 360 derajat. Jika dulu emak harus berusaha banting tulang untuk menyambung hidup, kini ia hanya harus dud
Gelang Emas Untuk Emak part 33Pagi sekali Farhan sudah rapi. Siap bekerja ditempat yang baru setelah berjuang membangun kembali surga dunianya. Ia ikhlaskan egonya untuk membiarkan pelaku yang membakar rumahnya bebas berkeliaran. Setelah banyak merenung bahwa setelah musibah yang menimpanya, begitu banyak kebahagiaan yang Allah beri. Dulu rumah yang sudah lapuk itu, kini sudah berdiri kokoh. Meskipun masih beralaskan ubin semen, Farhan sudah bersyukur. Keadaan ini jauh lebih baik dari rumahnya yang dulu.Emak yang dulu harus hidup susah dengannya, kini sudah hidup bahagia bersama suaminya. Sebenarnya Farhan diajak emak untuk tinggal bersamanya, namun Farhan menolak. Biarkan emak dan suami barunya menikmati masa-masa indah mereka yang seharusnya ia habiskan sejak dulu. Beruntung Farhan sudah memberi yang terbaik untuk emak, sehingga tidak ada penyesalan saat harus hidup terpisah jarak. Tak bisa ia bayangkan betapa menyesalnya ia jika dulu terp
Gelang Emas Untuk Emak part 32Ayu dengan sigap membantu Emak berdiri dari tempatnya jatuh. Farhan yang emosinya sudah diatas kepala, segera menghampiri laki-laki itu, dengan cepat ia tarik kerah bajunya."Kalau jalan lihat-lihat!!" teriak Farhan."Sudah Nak, Emak ga apa-apa! Jangan bertengkar!" teriak Emak tak mau anaknya terlibat pertengkaran. Tangan Emak membersihkan debu yang menempel dibaju bagian belakangnya, sesekali dibantu ileh Ayu."Terima kasih kamu sudah membuat saya mendapatkan hukuman! Dan kamu mendapatkan hukuman pula atas perbuatanmu! Rumahmu hangus!" seringai licik terbit dari bibir hitamnya. Wajahnya penuh kelegaan karena sudah berhasil membuat rumah Farhan terbakar. Ia biarkan genggaman tangan Farhan tetap menempel pada kerah bajunya."Maksud kamu?" tanya Farhan tak mengerti."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Farhan lagi. Sepertinya Farhan lupa dengan laki-laki ini. Tangannya akan bergerak na