Home / Pendekar / Geger Pendekar Naga / 64. Yudha Wardhana

Share

64. Yudha Wardhana

last update Last Updated: 2024-10-31 18:23:04

64. Yudha Wardhana

Di saat para pendekar Cakra Dewa sedang sibuk mencari letak keberadaan dirinya, Banyu Aji malah menghabiskan waktu dengan bersantai di atas bukit kecil yang berada di belakang desa Suba bagian barat.

"Perguruan Cakra Dewa, aku akan hancurkan kalian tanpa sisa sama seperti kalian menghancurkan keluargaku... " Banyu Aji mencengkram dengan keras batu di tangannya, hingga tanpa sadar batu itu lebur menjadi debu.

Banyu Aji menghela nafas dengan pelan, dia benar-benar jengik setelah bertemu dengan orang-orang dari Perguruan Cakra Dewa yang sangat sombong dan tidak mencerminkan mereka berasal dari aliran lurus.

"Mereka sangat sombong, lihat saja aku akan hancurkan kesombongan kalian itu... " Banyu Aji bersandar di batang pohon.

Desiran angin yang menyapu rambutnya, menciptakan rasa kantuk di matanya. Menuntut sang pemilik tubuh untuk menutup matanya beberapa saat ke depannya.

Sayup-sayup Banyu Aji tertidur dengan nyenyak, siluet wajah teduh memancarkan rupa yang begitu ru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Geger Pendekar Naga   65. Lelang

    65. Lelang Proses registrasi berlangsung alot dan panjang, setiap perwakilan perguruan harus menunjukkan identitas terlebih dulu untuk bisa masuk. Bahkan beberapa perwakilan perguruan yang tidak bisa menunjukkan identitasnya, di larang untuk masuk karena di takutkan akan menciptakan kekacauan dan keributan nantinya."Perguruan Tirta Kencana? Kau sedang tidak bercanda anak muda?" Tanya pemuda itu kepada Banyu Aji."Apakah ini sudah cukup untuk membuat kalian percaya?" Banyu Aji memberikan lempengan Tirta kencana sebagai bukti jika dia benar-benar bagian dari Perguruan Tirta Kencana.Para pemuda yang bertanggung jawab di bagian registrasi kebingungan, mereka ragu akan tetapi lempengan sebagai identitas asal seorang pendekar di miliki oleh Banyu Aji."Tuan, mohon tunggulah sebentar, kami akan mengkonfirmasi hal ini lebih dulu kepada, Tetua." Ucap pemuda itu.Banyu Aji menganggukkan kepalanya, dia tidak merasa keberatan. Tidak lama setelah itu, pemuda itu sudah kembali dan memberi izin k

    Last Updated : 2024-11-01
  • Geger Pendekar Naga   66. Lelang II

    66. Lelang IISetelah barang ke 80, tidak ada lagi perguruan kecil yang membuka penawaran. Mereka jelas sadar diri tidak akan menang jika bersaing dengan para pendekar dari perguruan besar. Di tambah pula harus bersinggungan yang tidak akan membawa dampak baik untuk mereka dan perguruan tempat mereka bernaung.Para pendekar perguruan besar sudah saling melemparkan penawarannya. Sementara para pendekar dari perguruan kecil memilih menjadi penonton.Di mulai dari pedang Ashura itu, para pendekar itu mulai saling melemparkan penawaran, tidak jarang di antara mereka saling mengintimidasi dengan aura kekuatan dan nama besar perguruan mereka.Persaingan terasa semakin panas ketika memasuki barang ke 90, yaitu sebuah panah. Panah Surga, merupakan senjata milik seorang resi yang telah lama memilih moksa dari dunia bersama dengan senjatanya, entah bagaimana senjata itu kembali muncul di dunia persilatan setelah sekian tahun menghilang, bahkan banyak para pendekar berusaha menemukan panah itu, t

    Last Updated : 2024-11-01
  • Geger Pendekar Naga   67. Lelang III: Pedang Malaikat Maut

    67. Lelang III: Pedang Malaikat Maut Nyai Sandora, Gelato, Cokro Winoro dan Karta Waruga terus saling menaikkan penawaran. Mereka jelas sangat tertarik dengan pedang itu."Nyai, biarlah Tengkorak Iblis yang mendapatkan pedang ini, setelah ini kami berjanji tidak akan membuat penawaran lainny untuk barang-barang yang tersisa, kau bisa mendapatkan semuanya," kata Gelato berusaha untuk membuju Nyai Sandora karena sejak awal perempuan paruh baya itulah terus menerus membuat penawaran."Maafkan orang tua ini, Gelato. Tapi seperti yang sudah aku sampaikan jika aku sangat ingin memiliki pedang ini," tutur Nyai Sendora.Gelato yang mendengarnya jelas semakin tersulut emosi, dia bahkan melepaskan aura kekuatan tenaga dalamnya, berusaha untuk mengintimidasi Nyai Sendora.Nyai Sandora yang merasakan hal itu, tentu dengan segera bereaksi, dia juga melepaskan aura kekuatan tenaga dalam yang tidak kalah besar dari Gelato.Ruangan Lelang seketika menjadi panas, oksigen dengan cepat memadat, manusia

    Last Updated : 2024-11-02
  • Geger Pendekar Naga   68. Lelang IV

    68. Lelang IV: Peta Makam Pendekar LegendaRana Jelina yang ikut masuk ke dalam ruangan lelang itu di buat sangat terkejut saat menyadari sosok Banyu Aji berasal dari Perguruan Tirta Kencana, salah satu perguruan besar di aliran lurus."Sialan, wajar saja dia tidak merasa takut dan segan, ternyata dia berasal dari salah satu perguruan besar aliran lurus," guman Rana Jelina menatap Banyu Aji dengan sorot mata yang tajam.Rana Jelina seakan tidak peduli dengan berjalannya lelang itu, dia hanya terfokus pada sosok Banyu Aji yang sejak awal berjalannya lelang tidak membuka suara sama sekali. Bahkan Banyu Aji tidak melakukan interaksi dengan beberapa orang di sekitarnya."Cihh, sombong sekali pemuda itu," Pandangan Rana Jelina jelas di penuhi dengan kebencian yang membuncah, akan tetapi sosok dingin Banyu Aji seolah menyihir dirinya yang mulai tertarik. Selama ini tidak ada yang mampu menahan diri untuk tidak terpesona dengan kecantikan yang di miliki olehnya, akan tetapi tidak dengan Ban

    Last Updated : 2024-11-02
  • Geger Pendekar Naga   69. Lelang V: Kitab Mega Mendung

    69. Lelang V: Kitab Mega Mendung."36.000 keping emas." Di saat para tetua dan pendekar lainnya merasa ragu untuk membuat penawaran untuk mendapatkan peta itu, Banyu Aji dengan percaya diri membuat tawaran pertama.Dengan cepat Banyu Aji kembali menjadi pusat perhatian, mereka yang masih bimbang di buat semakin bimbang. Melepaskan peta yang akan membawa mereka menuju makam pendekar legenda tentu bukan sesuatu yang bijak, akan tetapi memperebutkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya pun bukan sesuatu yang bijak."37.000 keping emas." Nyi Sandora sudah memutuskan untuk ikut bersaing mendapatkan peta kuno itu."39.000 keping emas... ""40.000 keping emas untuk peta kuno itu," kata Gelato.Banyu Aji tersentuh tipis, terus terang dia hanya iseng saja melemparkan tawaran itu. Dan sekarang dia tidak berminat untuk bersaing untuk selembar kertas yang belum jelas kebenarannya.Galeto tersentuh tipis, entah dia merasa puas atau merasa miris menghabiskan 40.000 keping emas untuk selembar kerta

    Last Updated : 2024-11-03
  • Geger Pendekar Naga   70. Keinginan Karta Waruga

    70. Keinginan Karta Waruga Pertarungan antara Prayogo dan Jenata terus berlanjut, mereka terus saling menaikkan tawaran bahkan Jenata dan Prayogo sudah saling menarik senjata masing-masing."Biar aku tunjukkan seberapa kuatnya pendekar dari Jurang Neraka," kata Jenata dengan melepaskan aura kekuatan tenaga dalamnya.Prayogo yang sudah terlanjur basah bersinggungan dengan Jurang Neraka tentu tidak ingin mengalah. Dia cukup yakin memiliki kekuatan untuk mengalahkannya Jenata.Ketegangan mulai terasa di dalam ruangan itu. Semua peserta bersiap dengan memegangi senjata masing-masing jikalau pertarungan benar terjadi."Ehemmm, kami mengundang kalian semua kemari bukan untuk membuat keributan. Aku harap kalian bisa untuk menahan diri atau pendekar kami yang akan meringkus kalian," kata Yudha Wardhana.Pada akhirnya Yudha Wardhana memilih untuk menengahi dengan segera, jikalau terlalu lama di biarkan maka akan sulit untuk membendung pertarungan yang akan menimbulkan kerugian besar bagi Perg

    Last Updated : 2024-11-03
  • Geger Pendekar Naga   71. Kemampuan Memadatkan Udara

    71. Kemampuan Memadatkan Udara "Tarik pedang kalian dan habisi dia, aku ingin dia bersujud di kakiku memohon ampunan," perintah Panglima itu kepada prajurit yang di bawahnya.Lima orang prajurit itu langsung melaksanakan perintah dari panglima itu, mereka dengan segera melesat menyerang Banyu Aji. Mereka cukup percaya diri mampu mengalahkan Banyu Aji.Banyu Aji tersenyum tipis, dia ikut bergerak maju menyambut serangan yang di buat oleh para prajurit itu. Dia dengan lincah dan gesit menghindari setiap tebasan pedang para prajurit itu, bahkan Banyu Aji dengan sangat mudahnya mendaratkan tendangan dan pukulan yang melemparkan para prajurit itu jauh ke belakang, bahkan tiga di antaranya langsung kehilangan kesadarannya, sementara dua tersisa kesulitan untuk bernafas.Panglima itu yang melihat prajuritnya kalah dengan mudah, tentu di buat kalap. Panglima itu menarik pedangnya, bergerak maju tanpa mempertimbangkan perbedaan kekuatan di antara mereka.Panglima itu melakukan tebasan demi te

    Last Updated : 2024-11-04
  • Geger Pendekar Naga   72. Suasana Desa Pasca Lelang

    72. Suasana Desa Pasca Lelang Suasana di desa Suba menjadi sangat panas. Tentu, banyak para pendekar yang merasa sakit hati karena tidak mendapatkan barang yang menjadi incarannya karena kalah bersaing di harga.Kematian dari panglima keraton Sungaisari hanya awal, setelah itu keributan demi keributan terjadi di desa Suba. Bukan hanya melibatkan mereka yang berasal dari perguruan besar saja yang terlibat konflik, akan tetapi mereka yang dari perguruan kecil ikut terlibat konflik satu sama lainnya.Gejolak yang terjadi di desa Suba. Para penduduk asli desa ini seolah menghilang dan di ungsikan, kecuali mereka yang tetap ingin berdagang dan berniaga. "Ciung Alam, akhir-akhir ini namamu cukup senter di perbincangkan karena kemampuan berpedangmu yang luar biasa," kata Gelato.Ki Ciung Alam hanya tersenyum tipis, tidak ingin menanggapi perkataan dari Gelato. Dia menanamkan kebencian pada setiap pendekar yang berasal dari Tengkorak Iblis yang terkenal licik dan culas.Ki Ciung Alam berlal

    Last Updated : 2024-11-04

Latest chapter

  • Geger Pendekar Naga   81. Janayo Yang Tangguh 

    81. Janayo Yang Tangguh Jurenggo menarik nafas panjang, dia jelas paling menyadari jika pertarungan dengan Janayo akan berjalan alot. Tidak ada jaminan untuk dirinya akan memenangkan pertarungan kali ini.Di tambah lagi, Jurenggo tidak mengetahui sekuat apa kemampuan yang di miliki Janayo saat ini."Sial, aku tidak memiliki gambaran seberapa kuat kemampuan yang di miliki oleh Janayo saat ini," umpat Jurenggo.Janayo tersenyum tipis, dia yang sudah lama menghilang dari dunia persilatan jelas akan membuat lawan tidak mengetahui batasan kekuatan yang di milikinya. Hal ini jelas menjadi suatu keuntungan untuknya di dalam pertarungan hidup mati seperti saat ini.Janayo mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, dalam satu tarikan nafas dia sudah berpindah tempat dan melesatkan serangan pembuka kepala Jurenggo.Jurenggo dengan cekatan menyilangkan pedangnya menangkis setiap serangan yang di buat oleh Janayo. Kecepatan hujan serangan yang di buat oleh Janayo masih mampu untuk di imbangi dan di

  • Geger Pendekar Naga   80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana

    80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana Banyu Aji langsung bergerak cepat menuju gerbang masuk desa Suba. Dia melompat ke bangunan paling tinggi, berusaha untuk melihat apa yang sebenernya terjadi, sehingga perseteruan antar para pendekar berhenti seketika.Banyu Aji dengan cepat dapat menyimpulkan jika perseteruan itu terhenti karena kedatangan sekelompok pendekar yang menggunakan jubah yang sama."Jubah itu milik Tengkorak Iblis, jadi mereka benar-benar ingin menghapus Harimau Putih dengan menggerakkan para pendekar yang mereka miliki sebanyak ini," gumam Banyu Aji.Banyu Aji memilih untuk menjadi penonton, dia tidak ingin terlibat terlalu dalam pada konflik yang sedang terjadi di bawah sana, tentu karena dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran besar itu.***Yudha Wardhana tersenyum tipis, dia tidak ingin meladeni basa-basi Jurenggo lebih jauh, Yudha Wardhana mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, sebelum berpindah tempat ke hadapan Jurenggo.Tebasan dan tusukan ped

  • Geger Pendekar Naga   79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan

    79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan Yudha Wardhana dengan cepat dapat melihat kedatangan kelompok Tengkorak Iblis. Dia tersenyum tipis, sejauh ini rencana mereka berjalan dengan baik. Kedatangan pendekat Tengkorak Iblis sesuai dengan perkiraan, tepat ketika suasana desa Suba sedang sangat kacau.Bersama dengan itu pula, Yudha Wardhana memberikan kode kepada rekannya untuk segera memberitahu anggota yang lain, guna melakukan rencana selajutnya. Yaitu, menyebarkan kepada dunia persilatan jika Tengkorak Iblis menggerakkan banyak pendekar untuk menjarah semua hasil lelang yang di adakan Perguruan Harimau Putih."Gusma, jika semua rencanamu berjalan lancar, maka bersiaplah Tengkorak Iblis akan mengalami masalah besar dan dunia persilatan akan melihat Harimau Putih sebagai perguruan besar," gumam Yudha Wardhana.Sementara itu, di desa Suba pertarungan sudah benar-benar pecah. Jurenggo yang baru tiba di buat naik pitam saat salah satu anggotanya membawa berita jika Gelato yang menjadi u

  • Geger Pendekar Naga   78. Pertempuran di Desa Suba IV

    78. Pertempuran di Desa Suba IV"Mundurlah sedikit, tapi jangan terlalu jauh. Karena akan ada bahaya lain yang mengincar dirimu nanti," ucap Banyu Aji sambil bersiap dengan kuda-kuda tarungnya Banyu Aji menarik pedangnya, bergegas menangkis setiap serangan yang di lakukan oleh Lapan. Banyu Aji bukan hanya bertahan, dia juga berbalik menyerang Lapan, bahkan dalam waktu singkat Banyu Aji mendominasi serangan.Lapan tentu tidak terlalu terkejut, mengingat latar belakang Banyu Aji yang merupakan pendekar Perguruan Tirta Kencana tidak mungkin memiliki kemampuan rendahan.Lapan sejak awal pertarungan di mulai langsung menggunakan kemampuan terbaiknya dan berusaha mengakhiri pertarungan dengan singkat. Namun tampaknya hal itu sulit terjadi, karena Banyu Aji bukanlah lawan yang mudah."Kau membuatku kagum, tidak banyak pendekar muda yang memiliki kemampuan seperti dirimu. Tapi sayang, aku harus menghabisimu hari ini... " Kata Lapan.Banyu Aji tertawa dengan pelan, dia tidak ingin terlalu lam

  • Geger Pendekar Naga   77. Pertempuran Di Desa Suba III

    77. Pertempuran Di Desa Suba IIITubuh Rana Jelina berkeringat dingin dan bergetar dengan hebat. Perkataan dari Lapan terngiang-ngiang di kepalanya. Dia jelas tidak pernah rela jika harus mati, akan tetapi lebih tidak rela lagi harus menyerahkan kehormatannya kepada lelaki jelek seperti Lapan.Rana Jelina menarik pedangnya, sekalipun tangannya gemetar dengan hebatnya."Haha, kau ingin memberikan perlawanan? Percuma saja, karena semua itu akan sia-sia... " Ejek Lapan dengan menjilati bibirnya bersiap menerkam Rana Jelina. Di kepalanya jelas sudah tergambar apa yang akan di lewati bersama Rana Jelina.Tubuh Rana Jelina semakin berkeringat dingin. Rasa takut jelas menyelimuti tubuhnya dan hatinya. Tidak pernah terbayangkan jika dia akan mengalami nasib sesial ini, jika saja dia tahu akan berada di posisi seperti saat ini, mungkin dia tidak akan berpikir untuk datang ke desa Suba atau mungkin pula dia akan meminta beberapa orang tetua yang memiliki kekuatan tinggi untuk menjadi pengawalny

  • Geger Pendekar Naga   76. Pertempuran di Desa Suba III

    76. Pertempuran di Desa Suba IIIRana Jelina yang baru saja keluar dari penginapan tentu merasa sangat terkejut dengan kejadian di desa Suba. Sungguh dia tidak pernah menduga jika sedang terjadi kericuhan hampir di seluruh desa ini."Tetua, apa yang sedang terjadi di desa ini? Di mana para pendekar Harimau Putih? Kenapa tidak ada yang berusaha melerai pertarungan ini?" Tanya Rana Jelina dengan cemas.Tetua itu sama halnya seperti Rana Jelina. Dia pun merasa cukup terkejut melihat situasi di desa Suba. Bahkan dia menemukan beberapa prajuritnya sedang meregang nyawa dengan mengenaskan. Kondisi desa Suba sudah tidak ubahnya seperti area pertempuran. Bangun-bangunan rumah penduduk sudah jebol dan beberapa pula sudah ambruk. "Pendekar Perguruan Cakra Dewa, sepertinya kalian memiliki barang-barang berharga," kata salah seorang dari pendekar yang menggunakan jubah berwarna hitam itu bercorak kepala gagak itu."Lapan, Tetua tertinggi Perguruan Gagak Hitam. Apa maksud perkataanmu itu!!!" Cer

  • Geger Pendekar Naga   75.Pertempuran Di Desa Suba II

    75.Pertempuran Di Desa Suba IISuasana di seluruh penjuru desa benar-benar kacau. Bau anyir darah dengan cepat memenuhi di seluruh penjuru desa. Hampir di setiap tempat terdengar bunyi dua pedang beradu dan teriakan atau jeritan kesakitan dan kematian yang menyayat hati.Desa Suba yang sebelumnya sangat nyaman, sekarang tidak ubahnya lautan mayat manusia yang terus-menerus melakukan pertarungan, sampai mereka mendapatkan apa yang menjadi incarannya itu."Jurang Neraka akan selalu mengingat apa yang sudah kau lakukan Prayogo. Perguruan Bukit Bintang akan merasakan akibat dari kesombonganmu ini," kata Jenata yang murka, karena setengah murid yang di bawahnya meregang nyawa. Yups, mereka semua tewas dalam pertarungan dengan kelompok Prayogo. Satu yang menjadi kesalahan dari Jenata, dia terlalu percaya diri dengan pasukan yang di bawahnya dan nama besar Jurang Neraka sudah lebih dari cukup untuk membungkam banyak lawannya."Aku tidak terlalu peduli, Jenata. Apa kau pikir Jurang Neraka aka

  • Geger Pendekar Naga   74. Pertempuran Di Desa Suba 

    74. Pertempuran Di Desa Suba "Gusma, jika rencana yang kau susun ini berhasil maka Perguruan Tengkorak Iblis akan mendapatkan banyak tamu penting yang mengetuk perguruan mereka setelah ini bukan?" Kata Jaya Wardhana bernada tanya kepada pemuda itu."Benar, Ketua. Para pendekar Tengkorak Iblis sangat terkenal serakah dan arogan, mereka yang berada di bawah lindungan keraton jelas merasa tinggi. Sampai lupa jika keraton bukan ancaman bagi perguruan-perguruan besar persilatan ini," jawab Gusma, tanpa melepas senyum di wajahnya.Gusma Wardhana adalah salah seorang tetua termuda yang di miliki oleh Perguruan Harimau Putih. Namanya mungkin tidak seterkenal Yudha Wardhana di dunia persilatan, karena memang kemampuan utamanya bukan terletak pada ilmu kanuragan dan silatnya, akan tetapi pada kemampuannya dalam meramu siasat, taktik dan strategi untuk menaklukkan lawannya, tanpa harus menguras stamina dan tenaga dalam yang besar.Berkembangnya Perguruan Harimau Putih tentu berkat andil dari Gu

  • Geger Pendekar Naga   73. Rencana Perguruan Harimau Putih 

    73. Rencana Perguruan Harimau Putih Banyu Aji yang masih berada di desa suba tentu melihat pertarungan antara Ki Ciung Alam dengan Gelato.Dari percakapan keduanya, Banyu Aji dapat menarik kesimpulannya jika Ki Ciung Alam dan Perguruan Pedang Tunggal menaruh rasa benci kepada pemerintahan keraton saat ini. Akan tetapi, dia tentu tidak ingin terlalu cepat menarik kesimpulan karena jika melakukan kesalahan fatal maka semua rencana yang di susunnya akan menjadi sia-sia."Perguruan Pedang Tunggal, sepertinya aku harus berkunjung ke sana. Barulah bisa ku putuskan apakah mereka bisa menjadi sekutu atau tidak nantinya," guman Banyu Aji.Banyu Aji turut menyaksikan pertarungan antara Gelato dan Ki Ciung Alam, dalam beberapa kali pertukaran jurus saja Banyu Aji sudah dapat menebak jika Ki Ciung Alam menang dalam segala hal, akan tetapi lebih kepada menahan diri agar tidak terlalu menarik perhatian para pendekar lainnya.Benar saja, pertarungan di antara mereka di menangkan dengan mudah oleh K

DMCA.com Protection Status