Share

19. Gagak Iblis

Penulis: Aldo paikerz15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 13:23:06

19. Gagak Iblis

Setelah keduanya saling mengenal satu sama lain, di tambah keduanya juga sudah menjadi guru dan murid membuat perjalanannya menjadi jauh lebih menyenangkan.

Suara semilir angin, di tambah siulan dari kicauan burung membuat suasana terasa begitu asri nan sejuk.

Nadira belajar banyak hal tentang seputar dunia persilatan dengan Banyu Aji. Beberapa gerakan dasar sudah mampu di kuasainya, entah itu tendangan ataupun pukulan dasar.

Dalam perjalanan itu pula, Banyu Aji selalu memberikan banyak masukan dan pesan tentang jati diri seorang pendekar adalah untuk memegang prinsip keadilan dan memperjuangkan kebenaran.

"Tetapi kau harus ingat, jika sudah memiliki kemampuan, kau harus menggunakan untuk melindungi orang-orang lemah, bukan untuk memiliki kekuasaan," pesan Banyu Aji.

Nadira mengangguk dengan pelan, dia jelas akan selalu mengingat hal itu. Tujuan utamanya belajar silat untuk membela kebenaran, "Aku tidak akan pernah melupakan dual hal itu, keadilan dan kebajikan... "

Ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Geger Pendekar Naga   20. Gagak Iblis II

    20. Gagak Iblis IIKedatangan kelompok Gagak Iblis jelas membuat suasana di dalam kedai menjadi memanas. Lelaki berperawakan seram tersenyum licik ke arah Ginggana."Ginggana, jangan terlalu jumawa... Kalian hanya bertiga, sementara kami memiliki jumlah tiga kali lipat lebih banyak," Lelaki itu berseru dengan keras dan lantang."Haha, apakah jumlah menjadi penentu? Aku rasa kau sangat paham, Durgana, jika satu orang pendekar bisa membabat habis 10 orang lawannya jika tidak memiliki kemampuan yang berimbang,"Lelaki yang di panggil Durgana itu melotot dan kepala terasa panas. Perkataan dari Ginggana sudah jelas mengatakan jika dia dan kelompoknya tidak memiliki kekuatan yang memadai untuk memberikan perlawanan."Bedebah!!! Ku bunuh kau!!! Serang!!!"Bersamaan dengan instruksi dari Durgana, segerombolan orang-orang yang menggunakan jubah hitam dan tangan kanan menggenggam pedang menyelinap masuk dan mulai membangun serangan ke arah Ginggana dan dua orang muridnya itu.Pertarungan akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Geger Pendekar Naga   21. Akhir Gagak Iblis

    21. Akhir Gagak Iblis Banyu Aji awalnya memilih untuk tidak ikut campur, karena dia merasa tidak memiliki urusan dengan mereka semua.Namun, saat menyadari kelompok Gagak Iblis itu berasal dari aliran sesat dan membahayakan orang-orang yang berada di kedai dan penginapan, akhirnya membuat Banyu Aji berubah pikiran.Banyu Aji bergegas melompat dan menghalau sabetan yang hampir merenggut nyawa salah satu murid Ginggana itu."Apa kau pikir dengan kemampuan rendahanmu itu mampu untuk mengalahkan kamu? Kau terlalu percaya diri nak,"Salah satu dari mereka nekad maju menyerang Banyu Aji, tanpa perhitungan yang matang dan pula tanpa perhitungan yang masak karena menganggap Banyu Aji tidak memiliki kemampuan yang memadai.SRET!!!Sleshhh!!!Dalam satu tarikan nafas, pedang milik Banyu Aji sudah berlumuran darah dan satu anggota Gagak Iblis tumbang dengan bagian kepala yang terpisah dari tubuhnya.Semua yang berada dalam ruangan terkesiap, mereka terhipnotis oleh gerakan cepat yang di tunjukk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Geger Pendekar Naga   22. Pantai Pengemis

    22. Partai Pengemis Ginggana baru menyadari jika keberhasilan mereka memenangkan pertarungan berkat andil dari pemuda yang di temui malam ini, Banyu Aji."Terima kasih atas bantuannya, nak." Ucap Ginggana dengan sopan setelah pertarungan usai."Aku hanya membantu sebisa yang aku perbuat dan sudah sepantasnya kita sesama pendekar aliran lurus untuk saling membantu," Ginggana menganggukkan kepalanya, dia tidak menampik akan hal itu. Ginggana merasa Banyu Aji bukan sosok sembarangan, karena dia mampu merasakan aura dan kharisma dari sosok yang sedang berdiri di depannya ini."Ambilah ini sebagai bentuk tanda terima kasihku," Ginggana memberikan satu lempengan batu berwarna putih dan bercorak bintang kepada Banyu Aji, "Lempengan batu itu adalah simbol kebesaran perguruanku, siapapun yang memilikinya adalah bagian dari kami ... " Tambah Ginggana."Paman, ini sudah terlalu berlebih-lebihan," Banyu Aji berusaha mengembalikan lempengan itu, karena menurutnya ini sudah terlalu berlebihan."J

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Geger Pendekar Naga   23. Identitas Surya Atlas

    23. Identitas Surya AtlasSaat sinar matahari baru mengintip dari arah barat, suasana di Kadipaten Seluma sudah gemuruh dan riuh. Kediaman Adipati bahkan menjadi sangat sibuk, semua prajurit langsung siaga satu."Apakah laporan yang kau bawah itu benar, Turta?" Tanya Adipati Sancaka itu."Benar Gusti Adipati, aku tidak berani bermain-main dengan informasi yang ku bawah ini," jawab prajurit itu.Adipati Sancaka menggepalkan tangannya dengan keras. Dia benar-benar tidak habis pikir pagi-pagi buta harus menerima kejutan seperti ini. Padahal Adipati Sancaka merasa kehadiran Partai Pengemis di Kadipaten Seluma akan membuat banyak pendekar dan kelompok tertentu berpikir dua kali untuk menyerang Kadipaten Seluma."Apakah kalian mengenali pakaian yang di gunakan oleh mereka?" Tanya Adipati Sancaka.Prajurit itu menggeleng pelan, lantas berkata, "Yang pasti mereka berasal dari luar wilayah Kerajaan Sungaisari ini, Gusti Adipati.""Sial, ada masalah apa sehingga mereka datang ke Kadipaten Selum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Pendekar Naga   24. Dua Perwira

    24. Dua Perwira Banyu Aji benar-benar di buat terkejut saat mendapati berita jika Kadipaten Seluma sudah di kepung oleh musuh dari berbagai penjuru."Kisanak, apakah informasi yang anda berikan ini tidak salah? Seingatku kemarin ketika kami tiba di sini, tidak terjadi apa-apa pada Kadipaten Seluma?" Tanya Banyu Aji yang berusaha memastikan informasi yang di dapatkannya ini."Jika tuan tidak percaya, tuan bisa tanyakan dengan para prajurit Adipati," jawab pemuda itu sebelum berlalu meninggalkan Banyu Aji untuk bersembunyi saat perang terjadi nantinya.Banyu Aji menghela nafas dengan berat, jika di tanya apakah dia ingin terlibat atau tidak, jelas Banyu Aji tidak ingin terlibat dalam perperangan yang akan menguntungkan pihak keraton. Malahan dia senang jika pion milik Jaka Waruga hancur satu persatu tanpa harus mengotori tangannya.Namun, di sisi lain Banyu Aji juga merasa penasaran siapa gerangan yang berani menyerang Kadipaten Seluma secara terang-terangan. Hal ini jelas akan menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Geger Pendekar Naga   25. Perang Di Depan Mata

    25. Perang Di Depan Mata Ketika dua orang prajurit utusannya kembali dan membawa kabar yang begitu mengejutkan bagi Adipati, yaitu Surya Atlas akan turun langsung dalam perperangan kali ini, sesuatu yang jelas berada di luar dugaan dari Adipati Sancaka."Kau tidak salah mendengar bukan?" Tanya Adipati Sancaka."Kami tidak berani, Gusti Adipati."Adipati Sancaka bernafaskan lega, meskipun masih sulit percaya jika Surya Atlas akan turun langsung, sama dengan artinya seluruh pasukan Partai Pengemis akan turun pula dengan kekuatan penuhnya. Entah Adipati Sancaka harus bersyukur atau tidak, karena setelah perang dia harus membayar kompensasi yang setimpal dengan Partai Pengemis."Gusti Adipati, kenapa kita tidak meminta bantuan pada Kotaraja. Mereka jelas memiliki kekuatan, bisa jadi mereka akan mengutus beberapa orang panglima," saran Tanaku, penasehat Adipati.Adipati Sancaka menggelengkan kepalanya, "Kita tidak memiliki waktu untuk menunggu bantuan dari Kotaraja. Sebelum bantuan datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Geger Pendekar Naga   26. Perang

    26. Perang Serang!!!Serbu!!!Hancurkan!!!Dalam satu tarikan nafas, pasukan Kerajaan Dataran Langit bergerak maju ke depan. Bersamaan dengan itu pula tabuan genderang perang menggema ke seluruh penjuru.Blegar!!!Duar!!!Pasukan Kerajaan Dataran Langit berhasil di buat terkejut saat dua serangan yang datang dari dua arah berbeda menghantam pasukan itu.Para pasukan prajurit Kerajaan Dataran Langit yang tidak menduga akan ada serangan dari dua arah berbeda, membuat mereka terlambat untuk bereaksi.Alhasil, para prajurit itu di buat kelabakan. Mereka gagal menghalau banyaknya serangan yang di lakukan oleh dua pasukan dari dua arah itu.Pasukan di sebelah timur yang dipimpin oleh Leksa melengsek memberi teror pada prajurit Dataran Langit. Di sebelah barat, Awi juga berhasil memberi teror yang tak kalah hebatnya.Leksa dengan kemampuan berpedangnya berhasil menghabisi banyak musuh dalam waktu singkat. Leksa yang memang terkenal dengan kepiawaian memainkan pedang, berbeda dengan kebanyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Geger Pendekar Naga   27. Perang II

    27. Perang IIDatra dengan pengalaman yang sudah melawati banyak peperangan dengan cepat mampu memegang kendali. Dia mampu mengerahkan anggota anggotanya untuk membuat serangan balik yang mampu membuat pasukan dan prajurit Partai Pengemis dan Adipati Sancaka kewalahan.Datra dengan cepat dan sigap mampu menemukan sosok yang mengendalikan arah pertarungan, yaitu Adipati Sancaka dengan prajuritnya, dan pendekar utama yang di miliki oleh Partai Pengemis."Sindana, aku ingin kau mengurus pengemis tua itu... " Perintah Datra yang langsung bergerak cepat ke arah orang yang di maksud oleh Datra.Sementara itu, Datra bergerak ke arah Adipati Sancaka yang berdiri di tengah lautan manusia yang memiliki hasrat untuk saling membunuh dan menghabisi itu.Adipati Sancaka yang merasakan kedatangan dari Datra dengan cepat mengatur jarak aman."Apa kau pemimpin dari rombongan ini?" Tanya Adipati Sancaka."Kau boleh menganggapnya seperti itu, tapi lebih tepatnya aku datang untuk mencabut nyawamu!!!" Jaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • Geger Pendekar Naga   81. Janayo Yang Tangguh 

    81. Janayo Yang Tangguh Jurenggo menarik nafas panjang, dia jelas paling menyadari jika pertarungan dengan Janayo akan berjalan alot. Tidak ada jaminan untuk dirinya akan memenangkan pertarungan kali ini.Di tambah lagi, Jurenggo tidak mengetahui sekuat apa kemampuan yang di miliki Janayo saat ini."Sial, aku tidak memiliki gambaran seberapa kuat kemampuan yang di miliki oleh Janayo saat ini," umpat Jurenggo.Janayo tersenyum tipis, dia yang sudah lama menghilang dari dunia persilatan jelas akan membuat lawan tidak mengetahui batasan kekuatan yang di milikinya. Hal ini jelas menjadi suatu keuntungan untuknya di dalam pertarungan hidup mati seperti saat ini.Janayo mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, dalam satu tarikan nafas dia sudah berpindah tempat dan melesatkan serangan pembuka kepala Jurenggo.Jurenggo dengan cekatan menyilangkan pedangnya menangkis setiap serangan yang di buat oleh Janayo. Kecepatan hujan serangan yang di buat oleh Janayo masih mampu untuk di imbangi dan di

  • Geger Pendekar Naga   80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana

    80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana Banyu Aji langsung bergerak cepat menuju gerbang masuk desa Suba. Dia melompat ke bangunan paling tinggi, berusaha untuk melihat apa yang sebenernya terjadi, sehingga perseteruan antar para pendekar berhenti seketika.Banyu Aji dengan cepat dapat menyimpulkan jika perseteruan itu terhenti karena kedatangan sekelompok pendekar yang menggunakan jubah yang sama."Jubah itu milik Tengkorak Iblis, jadi mereka benar-benar ingin menghapus Harimau Putih dengan menggerakkan para pendekar yang mereka miliki sebanyak ini," gumam Banyu Aji.Banyu Aji memilih untuk menjadi penonton, dia tidak ingin terlibat terlalu dalam pada konflik yang sedang terjadi di bawah sana, tentu karena dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran besar itu.***Yudha Wardhana tersenyum tipis, dia tidak ingin meladeni basa-basi Jurenggo lebih jauh, Yudha Wardhana mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, sebelum berpindah tempat ke hadapan Jurenggo.Tebasan dan tusukan ped

  • Geger Pendekar Naga   79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan

    79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan Yudha Wardhana dengan cepat dapat melihat kedatangan kelompok Tengkorak Iblis. Dia tersenyum tipis, sejauh ini rencana mereka berjalan dengan baik. Kedatangan pendekat Tengkorak Iblis sesuai dengan perkiraan, tepat ketika suasana desa Suba sedang sangat kacau.Bersama dengan itu pula, Yudha Wardhana memberikan kode kepada rekannya untuk segera memberitahu anggota yang lain, guna melakukan rencana selajutnya. Yaitu, menyebarkan kepada dunia persilatan jika Tengkorak Iblis menggerakkan banyak pendekar untuk menjarah semua hasil lelang yang di adakan Perguruan Harimau Putih."Gusma, jika semua rencanamu berjalan lancar, maka bersiaplah Tengkorak Iblis akan mengalami masalah besar dan dunia persilatan akan melihat Harimau Putih sebagai perguruan besar," gumam Yudha Wardhana.Sementara itu, di desa Suba pertarungan sudah benar-benar pecah. Jurenggo yang baru tiba di buat naik pitam saat salah satu anggotanya membawa berita jika Gelato yang menjadi u

  • Geger Pendekar Naga   78. Pertempuran di Desa Suba IV

    78. Pertempuran di Desa Suba IV"Mundurlah sedikit, tapi jangan terlalu jauh. Karena akan ada bahaya lain yang mengincar dirimu nanti," ucap Banyu Aji sambil bersiap dengan kuda-kuda tarungnya Banyu Aji menarik pedangnya, bergegas menangkis setiap serangan yang di lakukan oleh Lapan. Banyu Aji bukan hanya bertahan, dia juga berbalik menyerang Lapan, bahkan dalam waktu singkat Banyu Aji mendominasi serangan.Lapan tentu tidak terlalu terkejut, mengingat latar belakang Banyu Aji yang merupakan pendekar Perguruan Tirta Kencana tidak mungkin memiliki kemampuan rendahan.Lapan sejak awal pertarungan di mulai langsung menggunakan kemampuan terbaiknya dan berusaha mengakhiri pertarungan dengan singkat. Namun tampaknya hal itu sulit terjadi, karena Banyu Aji bukanlah lawan yang mudah."Kau membuatku kagum, tidak banyak pendekar muda yang memiliki kemampuan seperti dirimu. Tapi sayang, aku harus menghabisimu hari ini... " Kata Lapan.Banyu Aji tertawa dengan pelan, dia tidak ingin terlalu lam

  • Geger Pendekar Naga   77. Pertempuran Di Desa Suba III

    77. Pertempuran Di Desa Suba IIITubuh Rana Jelina berkeringat dingin dan bergetar dengan hebat. Perkataan dari Lapan terngiang-ngiang di kepalanya. Dia jelas tidak pernah rela jika harus mati, akan tetapi lebih tidak rela lagi harus menyerahkan kehormatannya kepada lelaki jelek seperti Lapan.Rana Jelina menarik pedangnya, sekalipun tangannya gemetar dengan hebatnya."Haha, kau ingin memberikan perlawanan? Percuma saja, karena semua itu akan sia-sia... " Ejek Lapan dengan menjilati bibirnya bersiap menerkam Rana Jelina. Di kepalanya jelas sudah tergambar apa yang akan di lewati bersama Rana Jelina.Tubuh Rana Jelina semakin berkeringat dingin. Rasa takut jelas menyelimuti tubuhnya dan hatinya. Tidak pernah terbayangkan jika dia akan mengalami nasib sesial ini, jika saja dia tahu akan berada di posisi seperti saat ini, mungkin dia tidak akan berpikir untuk datang ke desa Suba atau mungkin pula dia akan meminta beberapa orang tetua yang memiliki kekuatan tinggi untuk menjadi pengawalny

  • Geger Pendekar Naga   76. Pertempuran di Desa Suba III

    76. Pertempuran di Desa Suba IIIRana Jelina yang baru saja keluar dari penginapan tentu merasa sangat terkejut dengan kejadian di desa Suba. Sungguh dia tidak pernah menduga jika sedang terjadi kericuhan hampir di seluruh desa ini."Tetua, apa yang sedang terjadi di desa ini? Di mana para pendekar Harimau Putih? Kenapa tidak ada yang berusaha melerai pertarungan ini?" Tanya Rana Jelina dengan cemas.Tetua itu sama halnya seperti Rana Jelina. Dia pun merasa cukup terkejut melihat situasi di desa Suba. Bahkan dia menemukan beberapa prajuritnya sedang meregang nyawa dengan mengenaskan. Kondisi desa Suba sudah tidak ubahnya seperti area pertempuran. Bangun-bangunan rumah penduduk sudah jebol dan beberapa pula sudah ambruk. "Pendekar Perguruan Cakra Dewa, sepertinya kalian memiliki barang-barang berharga," kata salah seorang dari pendekar yang menggunakan jubah berwarna hitam itu bercorak kepala gagak itu."Lapan, Tetua tertinggi Perguruan Gagak Hitam. Apa maksud perkataanmu itu!!!" Cer

  • Geger Pendekar Naga   75.Pertempuran Di Desa Suba II

    75.Pertempuran Di Desa Suba IISuasana di seluruh penjuru desa benar-benar kacau. Bau anyir darah dengan cepat memenuhi di seluruh penjuru desa. Hampir di setiap tempat terdengar bunyi dua pedang beradu dan teriakan atau jeritan kesakitan dan kematian yang menyayat hati.Desa Suba yang sebelumnya sangat nyaman, sekarang tidak ubahnya lautan mayat manusia yang terus-menerus melakukan pertarungan, sampai mereka mendapatkan apa yang menjadi incarannya itu."Jurang Neraka akan selalu mengingat apa yang sudah kau lakukan Prayogo. Perguruan Bukit Bintang akan merasakan akibat dari kesombonganmu ini," kata Jenata yang murka, karena setengah murid yang di bawahnya meregang nyawa. Yups, mereka semua tewas dalam pertarungan dengan kelompok Prayogo. Satu yang menjadi kesalahan dari Jenata, dia terlalu percaya diri dengan pasukan yang di bawahnya dan nama besar Jurang Neraka sudah lebih dari cukup untuk membungkam banyak lawannya."Aku tidak terlalu peduli, Jenata. Apa kau pikir Jurang Neraka aka

  • Geger Pendekar Naga   74. Pertempuran Di Desa Suba 

    74. Pertempuran Di Desa Suba "Gusma, jika rencana yang kau susun ini berhasil maka Perguruan Tengkorak Iblis akan mendapatkan banyak tamu penting yang mengetuk perguruan mereka setelah ini bukan?" Kata Jaya Wardhana bernada tanya kepada pemuda itu."Benar, Ketua. Para pendekar Tengkorak Iblis sangat terkenal serakah dan arogan, mereka yang berada di bawah lindungan keraton jelas merasa tinggi. Sampai lupa jika keraton bukan ancaman bagi perguruan-perguruan besar persilatan ini," jawab Gusma, tanpa melepas senyum di wajahnya.Gusma Wardhana adalah salah seorang tetua termuda yang di miliki oleh Perguruan Harimau Putih. Namanya mungkin tidak seterkenal Yudha Wardhana di dunia persilatan, karena memang kemampuan utamanya bukan terletak pada ilmu kanuragan dan silatnya, akan tetapi pada kemampuannya dalam meramu siasat, taktik dan strategi untuk menaklukkan lawannya, tanpa harus menguras stamina dan tenaga dalam yang besar.Berkembangnya Perguruan Harimau Putih tentu berkat andil dari Gu

  • Geger Pendekar Naga   73. Rencana Perguruan Harimau Putih 

    73. Rencana Perguruan Harimau Putih Banyu Aji yang masih berada di desa suba tentu melihat pertarungan antara Ki Ciung Alam dengan Gelato.Dari percakapan keduanya, Banyu Aji dapat menarik kesimpulannya jika Ki Ciung Alam dan Perguruan Pedang Tunggal menaruh rasa benci kepada pemerintahan keraton saat ini. Akan tetapi, dia tentu tidak ingin terlalu cepat menarik kesimpulan karena jika melakukan kesalahan fatal maka semua rencana yang di susunnya akan menjadi sia-sia."Perguruan Pedang Tunggal, sepertinya aku harus berkunjung ke sana. Barulah bisa ku putuskan apakah mereka bisa menjadi sekutu atau tidak nantinya," guman Banyu Aji.Banyu Aji turut menyaksikan pertarungan antara Gelato dan Ki Ciung Alam, dalam beberapa kali pertukaran jurus saja Banyu Aji sudah dapat menebak jika Ki Ciung Alam menang dalam segala hal, akan tetapi lebih kepada menahan diri agar tidak terlalu menarik perhatian para pendekar lainnya.Benar saja, pertarungan di antara mereka di menangkan dengan mudah oleh K

DMCA.com Protection Status