Happy Reading
*****Bel tanda pelajaran akan segera dimulai berbunyi ketika Chalya memarkirkan motor. Cepat dia mencopot helm yang masih dikenakan dan segera berlari ke kelas. Jam pelajaran pertama adalah kimia dengan guru super galak tentunya. Sudah pelajarannya cukup susah ditambah guru galak pula, lengkap sudah.
Dari lorong yang berseberangan dengan gadis itu berlari si Pak Guru sudah terlihat hampir mendekati kelas. Chalya mempercepat larinya, sayang langkah kaki lelaki paruh baya itu hampir sama dengan lari si gadis sehingga mereka berpapasan di depan pintu kelas. Mereka hampir saja bertabrakan.
"Kenapa masih pake jaket?" tanya sang Guru.
"Maaf, Pak," ucap Chalya sambil membuka
Happy Reading*****Awan kumulus putih menghiasi birunya langit. Tiupan angin sesekali terasa, tetapi tidak sampai mengurangi keringat yang terus bercucuran dari perempuan yang akan berangkat kerja. Sekali lagi hari ini, dia masuk sif siang. Setelah menjemput putranya, Yanti segera mengganti pakaian dan berangkat.Jalanan dari rumah ibunya terasa sepi. Sebagian penduduk mulai istirahat sebelum melanjutkan pekerjaan di sawah. Rumah yang pernah ditinggali Yanti selama kurang lebih delapan belas tahun itu memang tergolong desa. Jadi, sebagian besar penduduknya bertani, lahan persawahan masih banyak dijumpai di sana, meskipun tidak semua menanam padi.Sepanjang perjalanan sebelum keluar dari jalan desa. Rekaman kejadian bersama Basuki melinta
Happy Reading*****Mengalah bukan berarti kalah, sesuatu yang dipaksakan hasilnya tentu tidak akan bagus. Bertahan belasan tahun sudah dijalani oleh Yanti. Menjadi istri yang begitu pengertian dan memaafkan setiap kesalahan Basuki pun sudah perempuan itu lakukan. Namun, sikap si lelaki yang berstatus suami tak juga berubah.Benar bijak berkata, pengertian itu tidak cukup dilakukan oleh salah satu pihak saja. Jika hal itu tetap dipaksakan, maka akan ada pihak yang terluka. Seperti posisi Yanti pada pernikahannya dengan Basuki, hanya perempuan itu saja yang selalu mengerti dan belajar memahami segala kelakuan dan sikap suaminya, tetapi tidak begitu dengan sang lelaki.Sebuah surat yang dikirimkan oleh seseorang atas suruhan Basuki membuat
Happy Reading*****"Pak, saya mau diajak ke mana?" tanya Yanti dan lagi-lagi Ismoyo tidak merespon pertanyaannya.Lelaki itu malah dengan cepat melajukan mobil ke arah yang tidak diketahui si karyawati. Nyaris tak ada penjelasan apa pun dari Ismoyo. Sewaktu masuk ke ruangan Gaza pun, lelaki itu cuma meminta sang sahabat mencatat kehadiran Yanti dan menghitung lembur jika nanti dia balik ke minimarket lebih dari jam kerja yang ditetapkan.Sampai di sebuah perumahan yang cukup bagus, pelan-pelan lelaki itu mengendarai mobilnya. Menyapa satpam yang menjaga gapura perumahan dan memberi uang tips, lalu melanjutkan lagi perjalanan. Sampai di sebuah rumah paling pojok dengan pohon anggur menaungi halaman depan, Ismoyo menghentika
Happy Reading*****"Tarik napas dalam-dalam. Tenangkan hati dan pikiran menghadapi mereka. Aku ada untukmu," kata Ismoyo memberi semangat.Yanti mengikuti instruksi si bos, mengembuskan napas dalam-dalam dan mulai melangkah. Berniat menyalami raja dan ratu sehari, Ismoyo berjalan santai di sebelah karyawannya. Tangan kiri si lelaki masih setia menggenggam.Ilyana terlihat membisikkan sesuatu pada Basuki. Sang mantan akhirnya menatap tajam ke arah Yanti yang mengantri di barisan para tamu untuk menyalami mereka. Tatapan itu turun pada genggaman tangan keduanya dan membuat emosi si mantan tersulut.Tepat giliran Ismoyo di depan sang pengantin perempuan. Lelaki itu mengucapkan se
Happy Reading***** Pulang dari resepsi pernikahan Basuki, Ismoyo tak langsung membawa karyawannya ke minimarket. Namun, dia mengajak ke suatu tempat. Yanti sempat bertanya ke mana lelaki itu mengajaknya, tetapi lagi-lagi si bos berkata untuk diam dan mengikuti semua perintah.Kalau sudah begitu, bisa apa. Yanti, hanya karyawan biasa yang berusaha patuh agar tidak diberhentikan sebagai pegawai. Masih banyak kebutuhan yang harus dia penuhi, apalagi menyangkut anak-anak. Di sebuah gedung bertuliskan spa dan salon kecantikan, si bos menghentikan laju kendaraan."Pak, kita mau ngapain ke sini?""Mau main futsal," jawab Ismoyo sambil menarik garis bibir
Happy Reading*****Tepat pukul sepuluh malam, Yanti sampai di rumah. Seandainya si bos tidak mengajak untuk makan di kafe terlebih dahulu mungkin dia tidak akan sampai di rumah selarut ini. Ada-ada saja alasan Ismoyo untuk mengajaknya, ada rekan kerja yang minta ketemuan hari itu juga.Sekali lagi, Yanti tidak bisa menolak permintaan si bos. Masih dengan pakaian yang sama ketika datang ke acara resepsi, dia menemani makan malam. Cara memperkenalkan si bos tentang dirinya juga masih sama seperti tadi, kekasih katanya.Bernapas lega, si karyawan turun dari mobil. "Terima kasih, Pak."Masih tetap duduk di kursi kemudi Ismoyo menatap Yanti. "Aku yang terima kasih. Kamu sudah bersedia me
Happy Reading*****Sampai di halaman parkir minimarket, para karyawan sudah banyak yang menunggu kedatangan mereka. Yanti cepat-cepat turun begitu pintu otomatis mobil dibuka. Sementara Ismoyo, hanya tersenyum menatap sikap malu-malu dan salah tingkah perempuan itu.Ngapain juga dia kayak diuber setan gitu. Kuncinya aja aku yang megang. Si bos turun dari mobil dengan menenteng tas plastik berisi kotak bekal yang dibuat Yanti. Tangan yang lain masuk ke saku celana, berjalan santai dengan senyum tersampir indah. Menyapa semua karyawan dan menyuruh salah satu pramuniaga cowok untuk membuka pintu.Sampai di dalam, lelaki itu bukannya langsung masuk ke ruangan, tetapi
Happy Reading*****"Kamu takut jalan sama aku?" tanya Ismoyo saat mereka perjalanan pulang."Bukan takut, tapi saya berusaha menjaga posisi, jabatan dan marwah njenengan sebagai atasan saya. Lagian nggak baik juga, Pak. Kalau kita sering berduaan gini. Masa idah saya belum selesai," terang Yanti selembut mungkin agar lelaki di sampingnya tidak tersinggung.Ismoyo menanggapinya dengan tersenyum. Sekilas dia melirik perempuan itu. "Kalau masa idahmu selesai berarti kita boleh sering jalan berdua?" tanyanya.Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu menatap Ismoyo. "Ya nggak gitu juga, Pak," jawabnya, "saya itu seorang janda. Tentu setiap gerak-gerik dan tingkah laku
Happy Reading*****Bulan terus berganti, perut Yanti kian terlihat membesar seiring kesehatan Ismoyo yang makin membaik. Keluarga mereka semakin hari juga semakin bahagia. Segala gangguan dalam rumah tangga bisa teratasi dengan baik.Perihal uang untuk melunasi kredit macet ke bank juga sudah diceritakan. Ismoyo juga sudah memulai bekerja sejak sebulan lalu. Minimarket online yang digagas oleh istrinya juga berjalan baik dengan hasil yang lebih maksimal. Usaha pasangan itu kian hari kian berkembang.Tentang Dania, dia sudah jauh lebih bertanggung jawab dan tertata dal
Happy Reading*****Suara azan Asar berkumandang, Ismoyo beranjak dari kursi rodanya. Menuju kamar mandi, sementara sang istri masih bekerja di depan laptop. Mencatat satu per satu pesanan masuk dari minimarket. Untuk sementara waktu Yanti membantu menangani pesanan-pesanan dari toko online usaha suaminya.Tak tega melihat cara berjalan sang suami yang tertatih, Yanti mendekat. "Mas kenapa nggak minta tolong?""Aku takut ngganggu kamu, Sayang. Kerjaanmu jadi dobel karena aku sakit. Masak iya aku masih ngerepotin kamu dengan aktifitas kecil seperti ini," ucap Ismoyo.
*****Pagi-pagi sekali, Yanti sudah disibukkan dengan pekerjaan. Baik itu pekerjaan rumah sampai perkerjaan di toko miliknya. Selesai mengurus sang suami dia pamit berangkat kerja."Mas, nanti sebelum makan siang aku dah pulang. Njenengan di rumah ditemani sama Mbok Asri, nggeh. Aku cuma mau cek stok dan ngirim barang orderan toko online," pamit Yanti pada Ismoyo yang tengah berjemur di halaman samping rumah. Ada ruang hijau di sebelah garasi mobil mereka. Sengaja dibuat untuk tempat bermain anak-anak, begitu pikir Ismoyo dahulu. Tak disangka halaman yang tak seberapa luasnya itu kini bisa dimanfaat sebagai tempat terapi baginya.Sejak di rawat di rumah sakit, dokter menyarankan agar dia sering-sering berjalan-jalan tanpa alas kaki. Hal itu dilakukan untuk memperlancar peredaran darah. Be
Happy Reading*****Bias kemerahan mulai tampak di langit kabupaten dengan sejuta mistis yang sangat terkenal. Keluarga kecil Ismoyo berkumpul semua di teras atas tempat favorit Mbok Asri. Bukan pesta, tetapi sebuah ungkapan rasa syukur dari Rukayah karena kedua buah hatinya kembali rukun. Mereka mengadakan acara makan malam sederhana.Acara dimulai dari menikmati senja disertai obrolan ringan sambil menunggu masakan yang masih diolah. Ketika azan magrib berkumandang, keluarga itu melaksanakan kewajiban terlebih dahulu baru menikmati hidangan. Naina dan keluarganya juga masih di rumah Ismoyo.Karpet motif abstrak warna dasar hitam sudah digelar dengan ra
Happy Reading*****Ketika akad nikah telah diucap, menandakan bahwa seorang lelaki dan perempuan telah menemukan sigaraning nyawa atau lebih sering disebut garwa. Maka, saat itu juga baik suami ataupun istri harus bisa menerima dengan segenap rasa syukur bagaimanapun sosok dan kondisi pasangannya. Tidak layak bagi keduanya saling mencela dan mencari-cari kesalahan pasangan karena keduanya adalah satu kesatuan yang utuh sebagai belahan jiwa.Seorang suami istri harus berada dalam satu pihak dalam menyikapi setiap proses fase kehidupan. Jika ada masalah yang timbul di kemudian hari, keduanya harus bisa menyelesaikan dan saling mendekat satu sama lain. Jangan ada sekat atau sesuatu yang disembunyikan agar rumah tangga yang sakinah, mawaddah warohmah senantiasa tercipta.Sigaraning nyawa menyiratkan adanya keseimbangan antara suami istri. Saling melengkapi, memberi dan menguatkan. Jika sudah seperti itu seakan istri tidak bisa hidup tanpa sua
Happy Reading *****Suara pecahan kaca dari meja yang dilempari asbak terdengar begitu nyaring. Suami Widya marah karena merasa dikhianati oleh istrinya. Sebuah video percakapan perempuan itu dengan Dania yang mengatakan keinginannya untuk kembali pada Ismoyo terekam. Siapa lagi kalau bukan Yanti yang mengirimkan.Rekaman video itu didapat masih dari CCTV kantor Pak Asrul ketika mereka berniat mengibuli Ismoyo. Atas bantuan Rukayah, Yanti mendapat nomor ponsel lelaki itu. Semua tipu muslihat Widya telah terendus kini."Berani kamu ninggalin aku?" kata lelaki yang bernama Anton."Bukan gitu, Mas. Aku cuma mau menguasai harta Ismoyo aja, nggak lebih, kok. Usahamu hampir koit, lalu aku makan apa kalau terus-terusan ngandelin kamu." Widya membuat alasan."Halah! Itu cuma akal-akalanmu aja. Cuma masalah makan aku masih bisa mencukupinya. Dulu aja, kamu bilang dia mandul nggak bisa muasin. Sekarang?" Anton meninggalkan istrinya keluar. Men
*****Lelaki itu masih betah duduk di mobil sambil memandangi rumah yang sudah bukan miliknya lagi. Terbayang kenangan indah bersama keluarga kecilnya dulu sebelum semua berubah. Tiap kali Basuki pulang kerja, Yanti dan Chalya sudah menyambut. Sulung kecil begitu riang menyambut kedatangannya, meskipun dirinya tak membawa oleh-oleh.Semua membahagiakan saat itu walau gajinya tak seberapa karena belum diangkat menjadi ASN. Basuki memukulkan keningnya pada setir, menyesali perbuatannya dahulu. Setelah menikah dengan Ilyana perasaan bahagia itu tidak pernah dirasakan. Tiap kali pulang kerja, istrinya tak pernah ada di rumah. Jangankan makanan yang sudah tersedia di meja, kehadirannya sebagai pelepas lelah saja tak pernah ada.Sekarang dia harus melepaskan semua kenangan ber
Happy Reading*****Pulang menjenguk suaminya, Yanti segera menemui Basuki. Menyelesaikan permasalahan terakhir mereka. Setelah itu baru dia mengurus masalah Ismoyo. Perempuan itu sudah bekerja sama dengan Gaza berusaha melunasi kredit macetnya."Aku sudah di tempat yang kamu tentukan," kata Yanti di telepon."Aku di gazebo pojok nomor dua dari ujung kafe," ucap seseorang.Yanti menutup telepon dan berjalan sesuai petunjuk dari lelaki yang di teleponnya. Dia tidak sendiri, ada Gaza yang menemani saat bertemu dengan Basuki. Tak mau ambil resiko jika nanti ada mulut-mulut seseorang yang memfitnah dirinya, apalagi istri sang mantan selalu saja be
Happy Reading*****"Jadi, di mana istrimu sekarang?" tanya Ismoyo tak sabar."___""Share alamatnya kalau nggak mau aku laporkan ke polisi. Kamu juga pasti terlibat persekongkolan dengan istrimu itu. Aku tunggu secepatnya.""___"Ismoyo menutup telepon setelah lelaki yang berstatus suami Widya itu menyelesaikan perkataan. Tak lama kemudian suami Yanti menerima notif chat, sebuah alamat dikirimkan oleh orang yang diteleponnya tadi. Dia segera pamit pada sahabatnya."Za, aku niti