Share

Di Sebuah Villa

last update Last Updated: 2022-07-31 11:27:36

“Ma, apa untungnya mengoleksi video seperti itu. Nanti malah dilihatin Tiara, HP Mama kan sering dipakai Tiara.” Aku memprotes.

“Ck, buat seru-seruan, Pa. Sekarang kan lagi viral pelakoran. Gak Cuma di sini, noh di Korea sana, film yang diangkat juga tentang perpelakoran. Oya, Ma, masih suka nonton film Korea?” Lolita bertanya sambil menghabiskan suapan terakhirnya.

“Lama gak pernah nonton,” jawab Namira.

“Tenang, Mbak punya banyak koleksi. Malah yang lagi trending juga punya.”

“Sudah makannya , Ma. Papa mau berangkat ini.” Aku menengahi. Lolita tampak beranjak mendekati Tiara.

“Sudah, Pa. Sayang, baik-baik di sekolah, ya?”

“Namira mau ikut sekalian?” aku menawarkan. Basa-basi saja sebagai kedok.

“Jangan, Namira mesti cuci piring dulu. Kebetulan pembantu lagi sibuk nanam janda bolong di belakang. Nanti yang bersihin ini siapa?”

“Loh, Namira kan mau kuliah, Ma. Nanti dia telat, loh.”

“Gak pa-pa. Kebetulan jam pertama kosong, kok.”

“Tuh, kan. Namira saja nggak pa-pa, kok.”

“Ya sudah, pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
konangan .... km sih gak percaya SM temanmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Menemukan Bukti

    POV AuthorBetapa hancur hati Lolita menghadap layar pipih dihadapannya. Layar monitor CCTV yang menghubungkannya seluruh ruangan di rumah itu.Ia meraih kotak tisu di sampingnya dan mengelap kasar pipinya yang sudah basah oleh air mata.“Tega! Kalian benar-benar tak punya adab,” rutuknya.Lolita meninggalkan layar yang masih menyala itu dengan langkah tertatih. Menuju dapur, tempat paling dekat dengan ruang di mana layar itu berada. Ia duduk di sana.Terisak sendiri dalam diam. Ingin berteriak agar seluruh penghuni rumah mengetahui kelakuan mereka berdua, tetapi ia takut malu. Bagaimana pun, Tama adalah kepala keluarga dan memiliki jabatan yang tidak semua orang sanggup memikulnya.Lolita menyambar pintu kulkas. Meneguk botol air putih tanpa menggunakan gelas. Ia tersedak, tetapi masih juga mengulanginya.“Tak bisa dibiarkan,” gumamnya kemudian.“Gadis kecil, kamu sudah merebut kebahagiaanku. Lihat saja, apayang akan aku lakukan padamu.”Ia mendekatkan wajahnya pada wastafel, lalu me

    Last Updated : 2022-07-31
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Keterpurukan

    “Mau bilang khilaf? Percuma! Mau minta maaf? Dosamu sudah menggunung.Sudahlah, diam sekarang juga!”Suara Lolita meninggi. Ia mengeluarkan ponsel milik Namira.“Telepon Tama, bilang kamu ingin ketemu sekarang juga. Kalaugak mau, ancam kamu mendatangi kantornya. Cepat!”Lolita melempar sekotak tisu ke pangkuan Namira.“Jangan sampai Tama mendengar tangisanmu. Buruan!”Namira menerima ponselnya, lalu menghubungi Tama. Tak lama kemudian,ia meletakkan ponselnya.“Di mana?” tanya Lolita dengan kasar.“Sebentar lagi di kirim alamatnya.”“Sini!” Lolita mneyambar kembali ponsel milik Namira.Lima belas menit menunggu, akhirnya Tama mengirim alamat ke ponselNamira. Dengan gerak cepat, Lolita memacu mobilnya agar sampai lebih dulu di tempatyang dituju.Bukan sesuatu yang sulit bagi Lolita mencari tempat yang di janjikanTama untuk bertemu dengan Namira.Lolita mengurut dada yang kian sesak. Melihat vila dan seluruh isinya yang mewah. Berada di lokasi yang dipenuhi bunga kesukaannya, anggrek.Ia

    Last Updated : 2022-08-01
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Menyusun Rencana

    Lolita membasuh wajahnya yang kusam oleh sebab tangisan. Ia membuka seluruh pakaian, melempar ke sembarang arah. Lalu, mengguyur seluruh tubuh, tanpa terkecuali.Detik demi detik ia rasai resapan air memasuki pori-porikulitnya. Perlahan pengubah panas dalam dadanya menjadi sejuk.Tama telah merusak tatanan rapi dalam hatinya dan Namira sudah memporak-porandakan seluruh dunia yang ia huni. Tak satupun cara dapatmengubah rasa bencinya menjadi sebuah pemakluman.Kata maklum haram baginya saat ini. Bahkan ia akan mendudukan Namira di tempat yang layak.“Sampah akan berada di tempat yang layak. Bukan di istana yangsudah kubangan dengan jerih payah. Akan kutempatkan di mana kamu seharusnya berada, Namira!”Sejujurnya ingin memaki, ingin mempertontonkan keduanya di hadapan khalayak. Namun lagi-lagi, nama baik Tama dan dirinya yangLolita pertimbangkan.Ia seorang sosialita, bahkan menjadi panutan dari followersdan teman-temannya, di mana Tama adalah pangeran berkuda putih yang seringdielu-elu

    Last Updated : 2022-08-01
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Pembantu Baru

    “Oke, kita mulai ... main cantik.”Lolita berjalan anggun memasuki halaman dan berakhir di teras.Ia berhenti sejenak, menghela nafas dan menyiapkan mentalnya.Jika dulu ia sangat bersemangat ketika bertemu dengan Namira dengan menyiapkan aneka makanan kesukaan gadis itu, tetapi saat ini yang terjadi sebaliknya. Lolita harus menyiapkan stok kesabaran demi bisa berucap santai tanpa emosi.Lolita mengetuk pintu. Tak berselang lama, Namira membuka pintu. Gadis itu tersekat, tak bisa mengucap salam untuk menyambut kedatangan Lolita.Kedatangan Lolita yang tak disangka-sangka membuat Namira kehilangan tenaga. Rasa takut dan khawatir tiba-tiba memenuhi isi kepala.Lolita menerobos masuk tanpa memperdulikan Namira yang takberkutik, bahkan tanpa berkata-kata.“Silahkan duduk, Mbak,” ucap Lolita akhirnya.“Gak usah.”Namira masih berdiri di pinggir pintu. Lolita yang sudah masuk, melangkah lebih dalam.“Ngapain berdiri di situ?”Namira tersentak. Ia mengikuti langkah Lolita. Sejujurnya, ia sang

    Last Updated : 2022-08-03
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Balas Dendam

    Melawan seseorang yang memiliki kedudukan sama dengan bunuh diri. Berharap bisa membalas dendam atau dan membalas sakit hati adalah sesuatu yang tidak mungkin. Namira merasakan itu.Menyadari dirinya yang bukan siapa-siapa, hanya orang lain yang kebetulan bertemu keluarga baik seperti Tama dan Lolita, adalah sebuah keberuntungan yang tidak semua orang bisa mengalaminya.Menilik beberapa tahun belakangan, Namira adalah sosokpribadi yang tertutup. Tak mudah menjelajahi pikiran dan hatinya. Ia cenderung menelan sendiri perasaan, entah sakit atau perasaan senang yang hadir di setiapwaktunya.Namun, keberadaan Lolita dengan penampilan yang diirikan oleh sebagian kaumnya, membuat Namira hanya bisa berdecak kagum.Perfect, Namira menyebut wanita tangguh itu. Tapi sayangnya, pandangan tangguh itu mulai mengabur. Kekaguman yang tersemat di setiap sorotmata pada Namira luruh sudah bersama dengan perlakukan Lolita padanya,dua hari terakhir ini.Alih-alih mendapat pembelaan, Namira malah sama sek

    Last Updated : 2022-08-03
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Memantapkan Pilihan

    Di kantornya, Tama tercenung menatap layar ponsel. Wajah Lolita terpampang di sana.“Kenapa kamu berubah jadi wanita yang tega, Ma. Kamu bukan dirimu yang dulu, penyayang, santun dan berwibawa.”Tama mengusap sudut mata.Tak berselang lama, hanya membutuhkan hitungan hari dari tragedi di vila itu, Lolita berubah menjadi pribadi yang sulituntuk ia kendalikan. Bahkan setiap ucapannya berapi-api, emosi dan tidak mencerminkankepribadiannya yang anggun.Ponsel Tama berubah dengan sendirinya. Di layar terpampang Namira calling.Selama dua hari ini, Tama memang hanya satu kali menghubungi gadis itu. Ia lebih memilih meredam situasi yang sedang memanas dengan bersikapadil. Adil baginya adalah harus mendahulukan Lolita, memperhatikan perasaannya yang jelas lebih terluka.“Halo,” ucap Tama.“Halo, Mas.” Namira dari seberang panggilan terdengar menangis.“Jangan menangis. Ini adalah konsekuensi dari keputusan kita.”“Tapi aku sangat tersinggung dengan perlakuan Mbak Lita.”“Anggap saja suatu kew

    Last Updated : 2022-08-04
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Permohonan Maaf

    Namira menyambar tasnya, lalu pergi meninggalkan Tama. Ia berjalan dengan langkah cepat, menyeberang jalan menuju kampus yang ditinggalkannya beberapa saat yang lalu.Sementara Tama mengamati dari kejauhan sosok Namira yang mulai menghilang dibalik rimbunnya tanaman. Ia mendesah, menyesali setiapucapan yang keluar baru saja. Namun, ia sadar mengucapkan. Esok atau lusa, kata-kata itu tetap akan keluar juga.Ia mengetik pesan untuk Namira sebelum meninggalkan kampusnya.[Maafkan ucapan Mas tadi. Tapi kamu harus belajar mandiri mulai saat ini. Soal uang kuliah dan biaya hidupmu nggak usah khawatir. Masakan membicarakannya dengan Mbakmu.]Tama meninggalkan warung itu dengan hati yang sedikit lega. Entah diterima atau tidak permintaannya itu oleh Namira, tetapi ia sudah berusaha memberikan solusi. Setidaknya, Namira tidak perlu menunggu-nunggu lagi bagaimana keputusannya.Ia segera berlalu dari kawasan kampus menuju kantornya. Sebab, pesan dari Roy baru saja masuk. Ia mengabarkan jika Loli

    Last Updated : 2022-08-04
  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Balas Dendam pada Namira

    Lolita terdiam. Jauh di lubuk hati, sebenarnya tak sampaihati memperlakukan Namira dengan keji. Bahkan ia juga merasa sudah keterlaluan.Namun, lagi-lagi rasa cemburu dan ego yang sudah melebihi batas, membuatnyamenggeleng di hadapan Tama.“Mama gak mau melepaskan Papa bertemu dengannya. Barusan, tanpa memikirkan hati mama saja Papa masih menemuinya. Siapa yang bisa menjamin kalau Papa bakal menjatuhkan talak? Atau jangan-jangan malah mengulang kemesraan.”“Terus ... Mama maunya bagaimana?”Tama melunak. Sebab, keputusan Lolita sudah tak bisa digoyahkan lagi. Ia merengkuh Lolita dalam dekapan, hingga wanita itu jatuh bersandar di dadanya.“Gimana-gimana, maunya Mama bagaimana?”Lolita tak menjawab.“Oke, Mama ikut mengantarnya pulang. Tapi kasih papa waktu buat bicara berdua dengannya. Deal, ya?”Tama mencium pucuk kepala Lolita bersamaan dengan anggukan yang diberikan sebagai tanda setuju.**Lolita menunggu Tama hingga sore. Kemudian memutuskan langsung pulang.“Mama mau menemui dia

    Last Updated : 2022-08-10

Latest chapter

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Selamanya ....

    *Lewat tengah malam, perutku terasa perih. Mungkin karena sejaksore tidak terisi nasi. Aku terjaga, Kemudian bangkit. Lolita tak ada di sisiku.Dia sedang di kamar mandi, karena terdengar bunyi gemericik air.Aku memutuskan menurunkan kaki sambil memandang ke meja. BiasanyaLolita meletakkan makanan di sana. Ternyata benar. Ada dua piring teronggok di meja.Aku menyambar piyama yang sudah dipersiapkan Lolita, lalu mengenakannya.Pakaianku masih berserakan di atas ranjang. Aku tak memperdulikannya karena rasalapar sudah mendera.Sepiring nasi terasa masih hangat. Sepertinya Lolita barusaja meletakkan di sini. Sepiring lagi berisi lauk pauk. Aku langsung melahap makananini hingga habis.Lolita tersenyum ketika mendapati dua piring telah kosong.“Kelaparan rupanya,” sindirnya.“Mama membuat tenagaku habis,” balasku.“Kok mama, Papa yang minta tambah.”“Itu karena Mama memancing terus.”“Idih!”Walaupun tak ingin diprotes, tetapi dia malah mendekatiku lagi.Malahan kali ini, pakaiannya senga

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Pelajaran Berharga

    Tama duduk di balik kemudinya. Sementara Lolita dan Namiraduduk di jok belakang. Akhirnya, ia berhasil meyakinkan Teguh untuk membawapulang Namira.Sesekali terdengar suara perbincangan kedua wanita itu. Tamasendiri tak ingin terlibat dalam percakapan keduanya. Ia memilih fokusmengendarakan mobil.Sesampainya di rumah, Lolita sudah menyediakan kamar untuk Namira.Kamar yang terletak di sebelah kamar Tiara, di mana pernah ditempati Namira waktu dulu.“Ini kamarmu,” ucap Lolita sambil membuka pintunya.“Di bawah aja, Mbak. Kamar yang dulu ‘kan kosong.”Lolita sedikit tertunduk. Ada sayatan yang melukai hatinya mendengarucapan Namira. Ia teringat kamar pembantu yang dipaksa untuk didiami Namira saatwanita itu kepergok menjadi istri muda suaminya.“Itu kamar pembantu. Maaf, Na, untuk kejadian waktu itu.”“Bukan salah Mbak Lita.”“Tetap saja aku sudah keterlaluan waktu itu.”“Semuanya salahku, Mbak. Aku yang rakusakan harta mas Tama, iri hati melihat kebahagian Mbak Lita. Aku memaksa mas Ta

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Kehilangan

    Seorang pria sedang menunduk di depan sebuah pusara.Tangisnya tak berhenti meski rintik-rintik gerimis mulai berjatuhan.Ceceran lumpur bekas galian makam mengotori bawah celananya.Tak ada niat ingin beranjak pergi, bahkan ketika langit sore mulai gelap.“Pak, sebentar lagi hujannya deras dan sudah mau malam.Sebaiknya kita pulang saja,” ucap salah seorang dari anak buahnya.Pria itu tak juga mengangkat kepalanya. Ia terus tertunduk. Sedih.Seorang anak buahnya membentang payung. Hujan yang mulaideras membuatnya segera mendekati pria itu lagi yang keukeh tak mau pulang, lalumelindunginya dengan tulus.“Pak Teguh, hari sudah gelap,” ucap seorang pembawa payungtadi mengingatkan. Barulah Teguh mengangkat wajah. Ia mengusap nisan kayu yangbasah oleh hujan.“Maafkan papa, Nak. Beristirahatlah dengan tenang,” ucapnyasendu. Teguh berdiri menatap nisan itu sebelum benar-benar pergi.Senja yang tak lagi kemerahan, senja yang sudah bergantimalam membawa Teguh meninggalkan area pemakaman putri ke

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Oh, Namira

    Tama menghubungi semua teman-teman Lolita. Terutama Mita, satu-satunya teman yang ia datangi secara langsung. Tapi, Mita tidak mengetahui keberadaan sahabatnya.Tama mengkhawatirkan keadaan Lolita karena sudah dua jam tidak dapat dihubungi.Ia panik, takut jika terjadi sesuatu pada diri istrinya. Apalagi Lolita sedang hamil tua.“Ya Allah, di mana kamu, Ma?”Berulang kali menyentuh nama Lolita pada layar pipih ponselnya. Tapi, tak juga mendapat jawaban, nomor ponsel Lolita tidak bisa dihubungi.Sementara itu, seseorang yang sedang dikhawatirkan sedang menikmati makanannya. Lolita sudah menghabiskan setengah dari isi nasi kotak sambil mengaktifkan ponselnya.Setelah mengurus Namira dan membayar biaya administrasi, ia berpamitan untuk mencari makanan, karena rasa lapar mendera.Ponselnya langsung berdering begitu mendapat sinyal.“Halo, Ma. Mama di mana saja? Dua jam papa seperti orang stres nyariin Mama.” Tama terdengar sangat panik.“Aku di rumah sakit, Pa. HP baru aktif lagi.”“Mama

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Hanya Membantu

    “Bu, kayaknya tempat yang ibu tuju jauh dari hunian.Maksudnya, rumah di sana masih jarang-jarang. Saya pernah ke sana satu kali,”ucap sopir taksi itu memberitahu. Sejenak, Lolita takmenyahut. Lalu berisaham meyakinkan hatinya. “Gak apa-apa, Pak.Saudara saya sedang butuh pertolongan di sana,” ucapnya yakin.“Oke kalau begitu.”Mereka bercakap-cakap tentang keadaan tempat yang akanmereka datangi. Meski di sana rumahnya jarang-jarang, tapi ada juga yangmelewati jalanan itu. Rata-rata para petani, terlihat dari bawaan mereka.“Itu sepertinya rumah yang ibu maksud,” ucap sopir sambilmenunjuk rumah bercat coklat.Terlihat lebih mewah dari rumah-rumah yang lainnya, berdiri diatas dataran tinggi.“Berhenti di sini, Bu?”Lolita mengamati sekitar rumah sebelum meyakinkan bibirnya untukmenjawab si sopir.“Iya, Pak,” jawabnya.Si sopir menghentikan laju kendaraan tepat di depan pintu pagar.“Pak, jika saya tidak keluar selama setengah jam, tolong hubungi suami saya. Ininomornya.” Lolita menyodo

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Demi Nyawa Namira

    Lolita sendiri menjadi tercengang, heran sekaligus takpercaya. Namira pandai memainkan sandiwara. Ia tak mempercayainya. Namun,melihat sorot mata ketakutan wanita itu dan raut wajah saat melihat sosok Teguhkeluar dari toilet, membuat Lolita bertanya-tanya. Ada sesuatu yang tidakseharusnya terjadi pada diri Namira.“Sayang.” Panggilan Tama mengalihankan lamunannya. Lolita menggenggamrobekan kertas yang diberikan Namira tadi, kemudian menyambut kedatangan Tamayang membawa piring.“Kenapa?” tanya Tama melihat gelagat aneh istrinya.“Gak ada. Lama nungguin Papa,” jawabnya no berbohong.“Oh, toiletnya antriannya panjang, Sayang.” Tama meletakkansepiring makanan di hadapan Lolita.“Papa gak makan?”“Gak usah. Mama saja.”Tama mengedarkan pandangan ke samping kanan dan kiri. Tampakseberapa orang yang bisa kenal. Ia melambaikan tangan dan tersenyum.“Ma, papa ngobrol dulu sama temen, ya? Tuh, di situ,” pintaTama sambil menunjuk seorang pria berperawakan tinggi, putih, dan bermatasipit. Keturu

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Sebuah Pengakuan

    Dalam perjalanan, Lolita berceloteh tentang Namira. Tama enggan mendengarkan. Tapi tetapi pura-pura demi menyenangkan istrinya yangakhir-akhir ini lebih sensitif.“Kayaknya dia lagi sakit deh, Pa. Masa jalannya pakai kursiroda.” Lolita berucap dengan santai.“Kasihan ya, Pa,” tambahan lagi karena Tama tak menanggapi.“Ck, jangan terlalu mengurusi urusan orang lain, Ma. Kita sudah lama tidak membahasnya lagi kan?” Tama mengingatkan.“Cuma penasaran, Pa.”“Buka saja media sosialnya kalau penasaran. Beres kan?”“Bener-bener. Tumben Papa nyuruh begitu?”“Daripada ribut tanyaini itu sama papa dan papa gak tau jawabannya? Apa perlu papa yang talkingakunnya?”“Eh, eh, jangan dong!”Tama tertawa melihat respons Lolita yang cemberut sambil mengutak-atikponselnya.“Mama ngapain?”“Lihat facebook sama ig dia.”Mendadak Tama menyambar ponselnya, lalu mengantongi.“Pa.”“Kita makan dulu. Papa gak suka membicarakan nama diaapalagi saat kita makan. Ayo turun.”Mereka sudah sampai di depan sebuah kaf

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Melewati Masa Sulit

    Pandangannya mengitari area parkiran. Mencari posisimobilnya yang berdiam di sudut halaman. Tiba-tiba pandangan menangkap sosok Namira. “Kenapa sih, duniaterasa sempit. Di mana-mana ketemu dia melulu,” gerutunya. “Astagfirullah!” iaberucap kembali ketika melihat wanita itu terhuyung dengan di bantu seoranglaki-laki yang pernah datang bersama Teguh. Namira tampakkesakitan sambil memegangi bagian bawah perutnya. “Dia sakit? Ataujangan-jangan ....”Lolita mundur beberapa langkah hingga tubuhnya terhadangtiang di sebuah lorong.“Sakit, Pi ...,” keluh Namira sambil di dorong menggunakankursi roda. Teguh terlihat mengiringi Namira. Hingga rombongan itu menghilangdi ujung lorong, Lolita tetap tertegun di tempatnya.Rasa penasaran memenuhi isi kepala. Lolita berpikir sejenaksebelum akhirnya mengikuti Namira dari jarak jauh.Namira langsung mendapat penanganan. Lolita menemukan Teguhsedang menelepon seseorang di luar ruangan. Suaranya tak jelas. Lolita mendekatuntuk mendapat informasi. Saya

  • Gara-gara Status Facebook Istri Pertamaku   Anugerah Terindah

    Keesokan harinya, kondisi Lolita masih juga belum berubah. Bahkan kondisi tubuhnya semakin lemah. Ia menolak ketika Tama memanggilkan dokter untuknya. Lolita sendiri merasa hanya butuh istirahat.Hingga siang hari, keadaannya tidak kunjung membaik. Iseng-iseng ia menyuruh Ipah membeli alat tes kehamilan. Sebenarnya tidak mempercayai jika ia sedang mengidam.“Tak ada salahnya dicoba,” gumamnya sambil membuka alat itu. Ia mencelupkan ke dalam air seni yang sudah ditampungnya. Dadanya berdebar menunggu setiap detik hingga terpampang jelas dua garis merah.“Alhamdulillah!” serunya dari dalam kamar mandi.Lolita buru-buru keluar untuk berbagi kebahagiaan dengan Ipah. ARTnya terlihat sangat senang, sama seperti Lolita.“Ibu saya buatkan sup biar segar badannya. Dari tadi pagi belum makan lo,” ucap Ipah menawarkan.“Boleh. Jangan terlalu asin ya? Di banyakin kentangnya, saya lagi malas makan nasi,” balas Lolita.“Siap, Bu.” Ipah gegas ke bawah untuk mengeksekusi masakan untuk Lolita.Lolita

DMCA.com Protection Status