Home / Pernikahan / Gara-Gara Nikah di KUA / Cukup Semut Saja yang Gatel

Share

Cukup Semut Saja yang Gatel

Author: Naffa Aisha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Gara-gara Nikah di KUA

Part 28 : Cukup semut saja yang gatel

Dengan sambil tersenyum-senyum sendiri, Mira melangkah memasuki losmen tempat janjian dengan Yusril, suami dari sepupunya yang kini membuatnya begitu penasaran. Bukan karena cinta, ia hanya tak senang saja jika Naima bahagia sedangkan dia menderita karena dicampakkan Amir begitu saja setelah rumah mamanya disita bank pula. Jika ia bisa merebut Yusril dari Naima, otomatis kehidupannya akan bahagia dengan limpahan harta dan uang. Apalagi kini Yusril sudah bisa membangun sebuah rumah megah juga membeli mobil baru, ia ingin menguasai semua itu.

“Naima tak pantas memiliki Yusril, akulah yang pantas menjadi istri satu-satunya. Aku akan membuat Yusril meninggalkan Naima dan memilih aku. Aku akan membalas pelakor yang telah merebut Amir, kini aku juga akan merebut suami orang pula.” Mira membatin sambil duduk tempat tidur kamar losmen.

Dikeluarkannya ponsel untuk menghubungi Yusril, pria yang dulu hanya ia hina karena menjadi gembal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Sakratul Maut

    Gara-gara Nikah di KUAPart 29 : Sakratul MautSaat Mira membuka mata, ternyata ia sedang terbaring meringkuk di lantai kamar losmen. Ular yang melilitnya semalam sudah tak ada lagi, ia menarik napas lega karena masih bernyawa hingga detik ini karena ia menyangka sudah mati setelah pingsan tadi malam.Dengan cepat, Mira segera bangkit lalu meraih tas juga sepatunya dan kemudian keluar dari kamar losmen. Hatinya sangat sakit dan Naimalah penyebabnya karena ia yakin semua ini ulah dari sepupunya itu.Ketika sampai di pinggir jalan, Mira segera melambai tukang ojek dan meminta diantar ke rumah Naima. Ia akan membalas kelakuan sepupunya itu yang telah mengerjainya sedemikin rupa, yang membuat tubuh mulusnya mengalami merah-merah dan bentol akibat gigitan semut semalam.Sesampainya di depan rumah Naima, terlihat sepupunya itu sedang mengantar Yusril yang hendak berangkat kerja. Mira tertegun, ia sangat iri dengan pemandangan romantis itu dan semakin menginginkan kebahagiaan Naima.Mira mem

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Mira ditaksir Duda

    Gara-gara Nikah di KUAPart 30 : Mira Ditaksir DudaBertepatan dengan azab magrib, Nenek menghembuskan napas terakhirnya. Nenek Jannah telah berpulang ke Rahmatulllah untuk selamanya dan meninggalkan dunia yang fana.“Ibu kita sudah tiada,” ujar Ibu dengan sambil mengusap wajah Nenek dan merapatkan mata yang tertutup rapat itu.Bukannya bersedih, Paman Husni dan Bude Nani malah terlihat menyunggingkan senyum kecil. Entar perasaanku saja atau apa, yang jelas tak tampak raut kesedihan di wajah mereka.“Ya sudah, aku mau pulang dulu, Kak. Urusan pemakaman Ibu dan segalanya kuserahkan kepadamu, Kak Yani, uruslah sebisamu.” Paman Husni bangkit dari duduknya lalu keluar dari kamar.Setelah Paman Husni pulang, Bude Nani dan Mira pun menyusul. Kini hanya tinggal aku dan Ibu saja yang menunggui jenazah nenek.“Ibu tenang saja, nanti Bang Yusril yang akan Nai suruh mengurus segalanya.” Aku mengusap bahu Ibu, berusaha menguatkannya karena saudaranya yang lain gak ada yang peduli dengan Ibu merek

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Kelihatan Kere

    Gara-gara Nikah di KUAPart 31 : Kelihatan Kere“Dek, Duta minta nomor WhatsAppnya Mira, gimana ini?” tanya Yusril saat Naima baru saja berbaring di samping Nazia.“Hmm ... Mira nggak mau sama Duta, Bang, dia maunya ama bos kaya raya, katanya Duta nggak keren dan kelihatan kere,” jawab Naima kesal saat teringat kata-kata Mira.Yusril terlihat menahan tawa, dan berkata, “Ah, dasar Mira! Padahal ... kalo dia sampai tahu siapa Duta sebenarnya, dia bakal ngejar sampai guling-guling.”“Emang Duta itu orang kaya, Bang?” tanya Naima penasaran.“Duta itu hanya gayanya saja yang seperti itu, tapi aslinya dia kaya raya. Abang heran sama dia, mobilnya banyak tapi ke kantor malah pakai motor butut. Rumahnya juga megah, tapi malah milih ambil kost di dekat kantor. Orangnya memang sederhana,” ujar Yusril.“Oh, ya? Jadi, Duta itu orang kaya, Bang?” Naima mengerutkan dahi, bibirnya terlihat menyunggingkan senyum tipis dengan pikiran membayangkan penampilan Duta yang memang terlihat sederhana dan tak

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Beli Satu Gratis Satu

    Gara-gara Nikah di KUAPart 32 : Beli Satu Gratis SatuTaxi itu berlalu, Duta mengajak Mira naik ke motor bututnya tapi Mira malah menolak dan memilih berjalan kaki saja untuk sampai di tangga mall sebab taxinya sudah pergi tanpa sempat mengantarnya ke parkiran Mall.Taklama kemudian, Mira dan Duta sudah berjalan bersampingan di dalam mall. Sesekali pria dengan sisir belah samping itu melirik Mira yang melangkah dengan gaya anggun menurutnya.“Mas, mau muter-muter aja kita?” tanya Mira dengan tampang dongkol.“Kamu udah makan belum? Ayo mampir makan dulu!” ujar Duta.“Ada duitnya gak kalo makan? Bayar taxi aja pakai gadai KTP,” jawab Mira dengan wajah masam.Duta menahan senyum, namun tetap berusaha pasang tampang bego.“Ada kok, ayo!” jawab Duta dengan sambil berbelok ke arah restoran Italia yang ada di mall itu.Mira mengekor di belakang Duta, dengan wajah sebel karena ia terpaksa jalan dengan pria sekere Duta. Rasanya nyesal dan mau pulang, tapi lapar, jadi ia urungkan niat.“Sela

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Diblokir

    Gara-gara Nikah di KUAPart 33 : DiblokirDengan wajah masam, Mira keluar dari Mall, sedangkan Duta mengekor di belakangnya dengan sambil menenteng kantong belanjaan yang berisi empat setel gamis hasil beliannya.“Mau langsung pulang atau mau jalan ke mana lagi kita?” tanya Duta dengan mensejajari langkah Mira.“Mau pulang aja, cariin taxi!” jawab Mira ketus.“Nggak usah naix taxi, saya antarin pulang naik motor aja!” tawar Duta dengan sambil tersenyum.“Nggak mau, nanti rambutku berantakan kalo naik motor!” Mira mengerucutkan bibir, hatinya sangat kesal melihat tingkah Duta yang sangat tak berkelas menurutnya.“Ya sudah, tunggu sebentar, saya teleponin taxi yang tadi,” ujar Duta dengan sambil mengeluarkan ponsel bututnya, android keluaran lama, yang hanya berukuran 4,5 inchi.“Ya Tuhan, nggak ada yang bisa dibanggain dari pria kere ini. Ponselnya juga jadul banget, mimpi apa ... kok aku bisa kenal dengan dia!” Mira membatin dengan sambil melirik Duta, lalu memijat pelipisnya. Kepalan

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Hampir Saja

    Gara-gara Nikah di KUAPart 34 : Hampir SajaTaklama kemudian, ada panggilan masuk dari nomor Yusril.“Assalammualaikum,” sapa Duta.“Waalaikumsalam. Bos, saya izin ya hari ini soalnya Istri baru saja melahirkan,” ujar yusril dari seberang sana.“Alhamdulillah, selamat, ya, udah dua aja anaknya. Masalah izin bereslah, urus aja dulu anak dan istrimu,” jawab Duta sambil tersenyum senang mendengar kabar gembira dari temannya itu.“Terima kasih, Bos,” jawab Yusril.“Cewek atau cowok yang kedua ini?” tanya Duta lagi.“Cowok, Bos, sesuai ama prediksi waktu USG, dan alhamdulillah lagi ... lahirannya lancar, di rumah pula.”“Alhamdulillah kalau begitu. Nanti saya akan jenguk ke sana kalau sempat.”“Iya, Bos.”Panggilan telepon berakhir, Duta bisa merasakan kebahagiaan Yusril dan dia juga ingin merasakannya suatu hari nanti. Ia kembali terkenang almarhum istrinya, yang hanya mampu melewati rumah tangga setahun saja bersamanya tanpa meninggalkan buah cinta. Sudah lima tahun ia menduda, tapi bel

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Ribut

    Gara-gara Nikah di KUAPart 35 : Ribut“Astaga Mira, mau jadi apa kamu ... lewat tengah malam begini baru pulang!” omel Husni saat membukakan Mira pintu.Mira tak menjawab, ia segera masuk dan membuka sepatu hak tingginya.“Kamu dan Mamamu itu bisanya hanya bikin malu saja! Udah jadi janda aja, masih banyak tingkah! Apa yang kamu lakukan di luaran sana sampai pukul 01.00 begini baru pulang, Mira!” Husni menghalangi langkah Mira, ia tak puas jika keponakannya itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.Mira menghela napas panjang, ia sedang malas ribut, suasana hatinya sedang tak baik saat ini.“Kak Nani, coba keluar sini! Urusan anak jandamu ini, jangan dibiarkan berkeliaran setiap malam begini, bikin sial rumah saja!” Husni berteriak nyaring dengan maksud ingin membangunkan seisi rumah agar keluar dari kamar masing-masing, terutama kakaknya.“Paman apa-apaan sih? Kok jadi bikin heboh begini,” jawab Mira ketus, ia kesal dengan Husni yang kini menghalangi langkahnya untuk menuju kamar

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Nasihat Naima

    Gara-gara Nikah di KUAPart 36 : Nasihat NaimaSorenya, Mira memutuskan untuk berjalan-jalan ke rumah Naima, sekalian menjenguk sepupunya yang baru saja melahirkan anak keduanya itu.“Mau ke mana kamu, Mir?” tanya Nani dengan sambil menggandeng tangan Rayyan, ia mengerutkan dahi melihat tampilan Mira yang mengenakan gamis walau tanpa jilbab.“Mau ke warung, Ma,” jawab Mira asal.“Ajak Rayyan, Mir!” ujar Nani dengan menunjuk cucunya.“Nggak ah, Ma.” Mira membalik badan, lalu turun dari teras rumah.Nani menghela napas, Mira semakin tak perduli dengan Rayyan. Ia begitu membencinya, padahal bocah itu tak bersalah apa pun. Akan tetapi Mira membencinya, sama seperti ia membenci Bapaknya, Amir.Taklama kemudian, langkah Mira telah tiba di rumah Naima. Ia langsung masuk sebab pintunya terbuka. Di ruang tengah, terlihat Nazia sedang bermain dan di sampingnya terdapat box adiknya yang sedang tertidur.“Naima!” ujar Mira dengan sambil duduk di sofa depan televisi.Naima yang sedang berada di da

Latest chapter

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Tamat

    Gara-gara Nikah di KUABab 40 : TamatNani terdiam, sedangkan Mira sudah digandeng Duta untuk menempati kursi singgasana pengantin yang sudah disiapkan.“Ayo duduk, Bude!” Naima menggandeng Budenya yang terlihat menahan tangis karena malu akan pakaiannya yang salah kostum itu.Yusril menggendong Rayyan dan mengantarnya ke dekat Mira dan Duta. Sedangkan Naima mengajak Nani duduk di kursi paling depan, di meja yang sudah tertulis keterangan ‘keluarga inti.’“Nai, apa nggak bisa kita duduknya di kursi paling belakang aja? Nggak udah di depan seperti ini!” bisik Nani saat mata para tamu tertuju kepadanya.“Nggak bisa, Bude, ini meja yang sudah disiapkan untuk kita. santai aja, Bude, lagian nggak ada yang kenal juga kok dengan kita,” jawab Naima.“Eh, Naima, para tamu ini sepertinya para orang kaya deh. Apa duta itu orang kaya?” Husni yang sedari tadi hanya diam dan mengekor di belakang, kini angkat bicara juga.“Keluarganya Duta memang kaya-kaya, kalau dia sih nggak. Paman dan Bude, ayo k

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Nikah di KUA

    Gara-gara Nikah di KUAPart 39 : Nikah di KUA“Doakan semuanya lancara kalau gitu, ya, Ma. Mira akan video call Mas Duta sekarang untuk memberitahukan kabar gembira ini, dia pasti senang.” Mira tersenyum dengan sambil mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan video.Taklama kemudain, panggilan video langsung tersambung kepada Duta dan tampaklah seorang pria yang sedang mengaduk kopi di meja dapur kantor.“Assalammualaikum, Mira,” ucap Duta.“Waalaikumsalam. Mas, aku ada berita gembira, Mama udah menyetujui rencana pernikahan kita,” ujar Mira dengan tersenyum senang dengan sambil mengarahkan ponsel ke arah dirinya dan Nani yang sedang duduk di pinggir tempat tidur.“Alhamdulillah kalau begitu, Mir. Terima kasih, ya, Ma, sudah mau merestui rencana pernikahan kami. Kalau begitu, besok saya akan mengurus berkas-berkas pernikahan kita,” jawab Duta dengan senyum senang.“Hmm ... nikahnya ... benaran bakal di KUA?” tanya Nani ragu-ragu.Duta menahan tawa melihat raut wajah calon mertaun

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Yakin Kamu, Mir?

    Gara-gara Nikah di KUAPart 38 : Yakin Kamu, Mir?“Baiklah, Mira terima lamaran Mas Duta. Mama akan menyetujui rencana kami ‘kan?” Mira berkata dengan cepat, sebelum Mamanya mengeluarkan kata-kata pedas.Nani menatap tajam Mira yang kini menatapnya dengan menganggukkan kepala, agar sang Mama menyetujui keinginannya.“Hmm ... yakin kamu, Mir?” Nani menghela napas panjang.“Yakin, Ma, Mira mohon Mama setuju, ya. Mira sudah dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidup sendiri, apalagi sekarang sudah ada pelajaran dari pernikahan pertama Mira yang gagal. Mira yakin Mas Duta bisa menjadi pendamping yang terbaik.” Mira tersenyum sambil menatap Duta lalu beralih kepada Mamanya.“Hmm ... terserah kalian sajalah. Kalau kamu memang tak memerlukan pendapat dari Mama, jadi ngapain juga pakai menyuruh pacarmu ini melamar segala, langsung nikah aja sekalian tak usah memberitahu Mama saja!” ketus Nani dengan sambil bangkit dari sofa dan melangkah dari ruang tamu.“Ma!” panggil Mira dengan hati yang

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Lamaran

    Gara-gara Nikah di KUAPart 37 : LamaranMira masuk kembali ke rumah dan langsung masuk ke dalam kamar, hatinya terasa amat nyeri dengan air mata yang mulai berjatuhan.“Kenapa hatiku sakit melihat Mas Duta yang bukan tipeku itu bersama wanita lain?” gumam Mira dengan tak mengerti, mengapa air matanya luruh saat ini.Diraihnya ponsel dan memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang? Mira menyapu pipinya yang basah lalu menggigit bibirnya.“Pantas saja sikapnya dingin begitu, ternyata Mas Duta sudah punya wanita lain.” Mira membatin, ia tak bisa kalau tak memikirkan Duta.Untuk beberapa saat, Mira terdiam. Ia ingin memastikan perasaannya sekarang sebab ia tak bisa menghentikan pikiran tentang Duta walau sebenarnya ia tak mau memikirkan sosok duda itu.Malamnya, Mira tak dapat lagi menahan dirinya untuk mengirim chat kepada Duta. Ia ingin memastikan siapa wanita berhijab tadi, agar ia bisa menentukan sikap sebab kini ia yakin kalau ia menyukai Duta.[Assalammualaikum, maaf mengganggu,

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Nasihat Naima

    Gara-gara Nikah di KUAPart 36 : Nasihat NaimaSorenya, Mira memutuskan untuk berjalan-jalan ke rumah Naima, sekalian menjenguk sepupunya yang baru saja melahirkan anak keduanya itu.“Mau ke mana kamu, Mir?” tanya Nani dengan sambil menggandeng tangan Rayyan, ia mengerutkan dahi melihat tampilan Mira yang mengenakan gamis walau tanpa jilbab.“Mau ke warung, Ma,” jawab Mira asal.“Ajak Rayyan, Mir!” ujar Nani dengan menunjuk cucunya.“Nggak ah, Ma.” Mira membalik badan, lalu turun dari teras rumah.Nani menghela napas, Mira semakin tak perduli dengan Rayyan. Ia begitu membencinya, padahal bocah itu tak bersalah apa pun. Akan tetapi Mira membencinya, sama seperti ia membenci Bapaknya, Amir.Taklama kemudian, langkah Mira telah tiba di rumah Naima. Ia langsung masuk sebab pintunya terbuka. Di ruang tengah, terlihat Nazia sedang bermain dan di sampingnya terdapat box adiknya yang sedang tertidur.“Naima!” ujar Mira dengan sambil duduk di sofa depan televisi.Naima yang sedang berada di da

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Ribut

    Gara-gara Nikah di KUAPart 35 : Ribut“Astaga Mira, mau jadi apa kamu ... lewat tengah malam begini baru pulang!” omel Husni saat membukakan Mira pintu.Mira tak menjawab, ia segera masuk dan membuka sepatu hak tingginya.“Kamu dan Mamamu itu bisanya hanya bikin malu saja! Udah jadi janda aja, masih banyak tingkah! Apa yang kamu lakukan di luaran sana sampai pukul 01.00 begini baru pulang, Mira!” Husni menghalangi langkah Mira, ia tak puas jika keponakannya itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.Mira menghela napas panjang, ia sedang malas ribut, suasana hatinya sedang tak baik saat ini.“Kak Nani, coba keluar sini! Urusan anak jandamu ini, jangan dibiarkan berkeliaran setiap malam begini, bikin sial rumah saja!” Husni berteriak nyaring dengan maksud ingin membangunkan seisi rumah agar keluar dari kamar masing-masing, terutama kakaknya.“Paman apa-apaan sih? Kok jadi bikin heboh begini,” jawab Mira ketus, ia kesal dengan Husni yang kini menghalangi langkahnya untuk menuju kamar

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Hampir Saja

    Gara-gara Nikah di KUAPart 34 : Hampir SajaTaklama kemudian, ada panggilan masuk dari nomor Yusril.“Assalammualaikum,” sapa Duta.“Waalaikumsalam. Bos, saya izin ya hari ini soalnya Istri baru saja melahirkan,” ujar yusril dari seberang sana.“Alhamdulillah, selamat, ya, udah dua aja anaknya. Masalah izin bereslah, urus aja dulu anak dan istrimu,” jawab Duta sambil tersenyum senang mendengar kabar gembira dari temannya itu.“Terima kasih, Bos,” jawab Yusril.“Cewek atau cowok yang kedua ini?” tanya Duta lagi.“Cowok, Bos, sesuai ama prediksi waktu USG, dan alhamdulillah lagi ... lahirannya lancar, di rumah pula.”“Alhamdulillah kalau begitu. Nanti saya akan jenguk ke sana kalau sempat.”“Iya, Bos.”Panggilan telepon berakhir, Duta bisa merasakan kebahagiaan Yusril dan dia juga ingin merasakannya suatu hari nanti. Ia kembali terkenang almarhum istrinya, yang hanya mampu melewati rumah tangga setahun saja bersamanya tanpa meninggalkan buah cinta. Sudah lima tahun ia menduda, tapi bel

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Diblokir

    Gara-gara Nikah di KUAPart 33 : DiblokirDengan wajah masam, Mira keluar dari Mall, sedangkan Duta mengekor di belakangnya dengan sambil menenteng kantong belanjaan yang berisi empat setel gamis hasil beliannya.“Mau langsung pulang atau mau jalan ke mana lagi kita?” tanya Duta dengan mensejajari langkah Mira.“Mau pulang aja, cariin taxi!” jawab Mira ketus.“Nggak usah naix taxi, saya antarin pulang naik motor aja!” tawar Duta dengan sambil tersenyum.“Nggak mau, nanti rambutku berantakan kalo naik motor!” Mira mengerucutkan bibir, hatinya sangat kesal melihat tingkah Duta yang sangat tak berkelas menurutnya.“Ya sudah, tunggu sebentar, saya teleponin taxi yang tadi,” ujar Duta dengan sambil mengeluarkan ponsel bututnya, android keluaran lama, yang hanya berukuran 4,5 inchi.“Ya Tuhan, nggak ada yang bisa dibanggain dari pria kere ini. Ponselnya juga jadul banget, mimpi apa ... kok aku bisa kenal dengan dia!” Mira membatin dengan sambil melirik Duta, lalu memijat pelipisnya. Kepalan

  • Gara-Gara Nikah di KUA   Beli Satu Gratis Satu

    Gara-gara Nikah di KUAPart 32 : Beli Satu Gratis SatuTaxi itu berlalu, Duta mengajak Mira naik ke motor bututnya tapi Mira malah menolak dan memilih berjalan kaki saja untuk sampai di tangga mall sebab taxinya sudah pergi tanpa sempat mengantarnya ke parkiran Mall.Taklama kemudian, Mira dan Duta sudah berjalan bersampingan di dalam mall. Sesekali pria dengan sisir belah samping itu melirik Mira yang melangkah dengan gaya anggun menurutnya.“Mas, mau muter-muter aja kita?” tanya Mira dengan tampang dongkol.“Kamu udah makan belum? Ayo mampir makan dulu!” ujar Duta.“Ada duitnya gak kalo makan? Bayar taxi aja pakai gadai KTP,” jawab Mira dengan wajah masam.Duta menahan senyum, namun tetap berusaha pasang tampang bego.“Ada kok, ayo!” jawab Duta dengan sambil berbelok ke arah restoran Italia yang ada di mall itu.Mira mengekor di belakang Duta, dengan wajah sebel karena ia terpaksa jalan dengan pria sekere Duta. Rasanya nyesal dan mau pulang, tapi lapar, jadi ia urungkan niat.“Sela

DMCA.com Protection Status