Bab 127Daniel digigit ularPak Ruslan menatap ke dalam hutan dan melihat cahaya senter yang memang diam di tempatnya.Karena terlalu lama menunggu Pak Ruslan bertindak, Cinta segera menyalakan senter ponselnya dan menemui cahaya itu diikuti kedua orang tuanya di belakang."Daniel ...!" Cinta berteriak dan memeluk tubuh Daniel yang tergeletak di atas rumput dengan senter yang masih menyala."Sayang, kamu kenapa?" Cinta menepuk pipi Daniel yang memucat."Ayah, sepertinya Pak Nai digigit ular," seru Bu Ruslan seraya menunjuk tangan Daniel yang membiru dan bengkak."Minggir!" Pak Ruslan segera memegang tangan tersebut dengan menutup matanya.Daniel terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya."Yah, Daniel harus segera dibawa ke rumah sakit!" teriak Cinta memeluk tubuh Daniel.Dengan sigap, Pak Ruslan segera memapah Daniel pulang ke rumah. Cinta segera mengeluarkan mobil dari garasi karena tidak mungkin menunggu Andi.Pak Ruslan dan Istrinya membaringkan Daniel di dalam mobil dan segera
Bab 126Menggelar pesta pernikahan"Ehm, Daniel ... Aku merasa kalau ..." Cinta menggigit bibir bawahnya dan menampakkan wajah bersalah."Kenapa?" Daniel menyipit."Semoga pirasatku salah. Tunggu di sini dulu," ujar Cinta melepaskan diri dari pelukan Daniel. Cinta berlari ke kamar mandi dengan tergesa-gesa kemudian keluar dengan wajah tertekuk."Sayang, kenapa?" Daniel menatap curiga.Cinta meringis sedih dengan wajah dipaksa tertawa."Aku datang bulan," ujar Cinta mengerucutkan bibirnya."Hah?" Daniel terkejut dan menatap tubuhnya di bawah selimut dengan wajah merona.Cinta tersenyum melihat Daniel mengenakan kembali pakaiannya dengan tergesa-gesa."Maaf ...!" Cinta duduk di pinggir ranjang dan meraih tangan Daniel. Mencium tangan kekar itu berkali-kali.Daniel menarik Cinta ke dalam pelukannya. "Aku harap ini adalah menstruasi terakhir kamu," ujar Daniel mengecup kening Cinta dengan mesra."Maksudnya? Bukankah kita belum mendapat restu dari ayah?" Cinta mengerling."Besok harus dap
Bab 127Malam pengantin"So sweet ... Ceritakan pada kami tentang keagresifan CEO Daniel," ujar Yana dan Asri bersamaan."Hey, aku sedang menggelar pesta. Bagaimana mungkin aku menceritakan itu kepada kalian, bisa-bisa sepanjang hari tamu menunggu di luar," sungut Cinta menatap kedua temannya bergantian."Kalau gitu, kamu punya hutang sama kami," ujar Yana menyenggol Asri di sebelahnya.Tiba-tiba pintu kamar diketuk. "Sayang ... Ada relasi bisnis dari Shanghai ingin bertemu denganmu. Apa kita bisa ke depan sekarang?" tanya Daniel yang sebelumnya membungkuk di hadapan Yana dan Asri."Iya, bisa!" sahut Cinta menatap kedua temannya dengan senyuman."Nggak apa-apa, kan aku kedepan dulu. Kapan-kapan aku bayar hutangku," ujar Cinta."Hutang?" Daniel menyipit."Nggak, Sayang. Bukan hutang uang," sahut Cinta mengaitkan tangannya di lengan Daniel.Mereka segera keluar kamar, baru saja di depan pintu kamar. Daniel berhenti dan membingkai wajah Cinta."Ada apa?" tanya Cinta heran."Aku merinduk
Bab 128Tak kunjung hamil"I love you, Daniel. Aku akan mencintaimu sepanjang waktu yang kupunya. Sampai napasku berhenti. I love you," Cinta membingkai wajah Daniel dengan lembut."I love you too, aku akan menjadi napas untukmu dan selamanya mendampingi dan melindungimu," Daniel mencium kelopak mata Cinta dengan mesra.Cumbuan-demi cumbuan di lakukan oleh keduanya karena kerinduan yang begitu menggebu."Cepat hadir di tengah-tengah kami, Sayang," Daniel mencium perut rata Cinta setelah penyatuan tersebut.******"Sebaiknya kita tunda saja rencana bulan madu ke Inggris. Aku nggak bisa pergi ninggalin perusahaan dalam keadaan belum stabil seperti ini," ujar Cinta ketika mereka selesai menikmati sarapan bersama.Daniel menyipit."Sayang, bukankah ini adalah impian kamu?" Daniel mendekati Cinta."Aku tahu, tapi perusahaanmu sedang membutuhkan kita. Sebaiknya kita tunda saja. Toh, tanpa bulan madu aku menikmati hangatnya cumbuan setiap saat," sahut Cinta meletakkan sebuah buku di atas mej
Bab 129Kehadiran Anggun dan Anggur"Kita mau kemana?" Cinta menoleh suaminya yang sibuk memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam koper."Menyemai benih untuk Anggun dan Anggur," jawab Daniel mengecup bibir Cinta sekilas."Bukankah itu kita lakukan setiap hari?" Cinta masih menatap Daniel yang terlihat begitu sibuk."Iya, tapi kali ini kita menyemai dengan cara yang berbeda," Daniel menarik Cinta kedalam dekapannya dan mencumbu Istrinya dengan mesra.Sudah hampir tiga tahun mereka menikah. Rasa di hati Cinta tidak pernah berubah. Jantungnya selalu berdebar setiap Daniel menariknya ke dalam pelukan atau mengecup bibirnya dengan mesra. Cinta selalu merindukan Daniel walupun mereka setiap hari selalu bersama.Daniel pun demikian, Cinta adalah candu baginya. Setiap detik yang berada dalam ingatannya hanya Cinta dan Cinta. Cumbuan pun tak pernah lepas dari bibir Daniel. Tak peduli di mana pun berada. Bahkan terkadang, di Mall pun Daniel nekad menyesap bibir Istrinya dengan alasan gemas.
Bab 130Bayi kembar cantikDaniel yang melihat perubahan sikap Cinta secara tiba-tiba merasa heran. Cinta memang manja,, tapi tidak melulu menangis saat menginginkan sesuatu seperti saat ini."Oke, aku minta antar Andi, ya!" ujar Daniel merapikan rambutnya dan mencium pipi Cinta sekilas lalu segera pergi membeli es krim."Kita hanya membeli es krim, Bos?" tanya Andi saat Daniel keluar dari McDonald's hanya menenteng paper bag yang berisi es krim.Daniel menarik napas berat dan mengangguk. Setelah sampai di Apartemen, Daniel segera membangunkan Cinta yang meringkuk di atas ranjang."Sayang, ini es krimnya," ujar Daniel mengeluarkan kotak es krim dari paper bag.Cinta segera bangun dan menatap Daniel yang membuka kotak es krim."Aku suapin, ya!" Daniel menyodorkan es krim tersebut kepada Cinta."Aku maunya kamu yang makan es krim itu," sahut Cinta membuat Daniel bingung."Sayang, kamu tahu, kan. Aku nggak suka es krim," ujar Daniel dengan wajah memelas."Jadi kamu nggak mau makan es kr
Bab 131Buah cinta"Aku nggak kuat, Daniel ...!" rengek Cinta di sela tarikan napasnya."Dok, sebaiknya Cinta operasi aja. Saya nggak kuat melihat dia kesakitan begini," ujar Daniel menoleh dokter Fikri."Nggak bisa Daniel, Cinta udah pembukaan sepuluh. Kita harus usahakan Cinta secara normal," jawab Fikri menatap Daniel dengan serius.Daniel merasa kehabisan akal. Cinta terus kesakitan sedangkan dokter tidak mengizinkan operasi. "Daniel, Coba kamu peluk Cinta dengan erat. Mungkin bisa membuat kontraksi lebih kuat," ujar Dokter Fikri kepada Daniel."Sayang ... Kamu harus kuat, ya. I love you," Daniel mengecup bibir Cinta dan memeluknya dengan erat. Ketika kontraksi muncul lagi, Daniel memeluk Cinta semakin erat sehigga punggung Daniel tidak lewat dari cakaran Cinta.Suara tangis bayi terdengar membuat Daniel menoleh. "Kita keluarkan yang satu lagi ya, Cinta tarik napas dan buang saat kontraksi muncul, ya," Dokter Fikri kembali memberi aba-aba."Sayang, kamu dengarkan aku? I love you
Bab 134Permintaan GilangDaniel segera mengurus pengalihan aset yang diminta oleh Gilang. Daniel memang dapat diandalkan soal urusan cepat sehingga dalam waktu tiga hari, berkas-berkas sudah beralih nama Risa dan Gio. "Ini berkas yang Lo minta udah siap," ujar Daniel meletakkan map dihadapan Gilang. Gilang menerima map tersebut dan membacanya dengan seksama. Gilang tersenyum dan menyerahkan kembali map tersebut kepada Daniel."Lo memang sahabat yang dapat diandalkan. Simpan berkas ini dan berikan pada Risa dan Gio kalau waktunya sudah tepat," ujar Gilang tersenyum.Daniel menyipit dan menggeleng. "Gue udah mengurus segala sesuatunya. Yang berhak memberikan ini semua adalah Lo sendiri," sahut Daniel menyodorkan map tersebut tepat di dada Gilang."Lo kalau nolong gue jangan setengah-setengah, Dan. Ini tuh surprise. Ngapain juga gue yang harus kasih ke mereka," dengkus Gilang dengan wajah kecewa."Surprise? Surprise apaan?" Daniel melipat tangannya di dada "Lo nggak usah banyak tanya