Bab 15Tinggal di Apartemen"Memberi tahu pada istriku, kalau aku tampan," ujar Daniel seraya mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinga Cinta."Kita lihat saja, dalam waktu dekat ini, wajah tampan ini akan selalu kamu rindukan," ucap Daniel. Sekilas, ia mencuri kecupan manis di pipi Cinta. Mereka telah sampai di Apartemen Daniel. Cinta mengedarkan pandangan disekelilingnya. Ketika matanya bersirobok dengan sorot mata Daniel. Cinta langsung cemberut. Sementara Daniel tersenyum tanpa berkedip."Bos, koper Nona Cinta saya taruh dimana?" Andi meletakkan sebuah koper di samping Daniel."Kamu taruh saja dikamarku," sahut Daniel santai."Eh ... Tidak tidak tidak ... ngapain juga dikamar kamu. Dikamar aku lah," jawab Cinta melotot ke arah Daniel."Tapi, Nona, di sini ini hanya ada satu kamar tidur,"sahut Andi tersenyum."Masa sih? Tapi aku lihat banyak sekali ruangan disini." Cinta lalu berjalan memeriksa tiap ruangan. Ia Menatap kesal kepada Daniel."Bagaimana, Sayang? Kamu sudah menem
Bab 16 Omes Cinta perlahan membuka matanya dan betapa kagetnya dia ketika merasakan berada dalam pelukan seseorang. Perempuan berambut pendek itu mendongakkan kepalanya dan mendapati wajah Daniel yang terlelap. Cinta mendorong dan memukul tubuh Daniel dengan sekuat tenaga, serta berusaha melepaskan tubuh dari tangan lelaki bermata sipit itu yang melingkar erat di tubuhnya. "Dasar lelaki gila ... apa yang kamu lakukan padaku. Hahhh?" Cinta terus memukul dada Daniel dengan kedua tangannya. Daniel menangkap tangan Cinta, serta berusaha menenangkannya. Tapi, Cinta berhasil menggigit bahu Daniel, kemudian berlari keluar kamar. Daniel menyusul Cinta keluar. Lelaki itu mengejar Cinta dan berhasil memeluknya dari belakang. "Lepaskan aku, lepas. Dasar otak mesum. Kamu lupa janjimu," ucap Cinta berusaha melepas pelukan Daniel. Tapi, Daniel semakin mempererat pelukannya. "Janji apa yang aku lupakan?" tanya Daniel menenangkan Cinta. Ia terus mengeratkan pelukannya. "Janji kalau kamu tidak
Bab 17 Nasi goreng spesial Cup "I love u," ucap Daniel mengecup jari Cinta dalam genggamannya. Wajah Cinta bersemu merah. Ia mencoba menarik tangannya, tapi, justru yang dia lakukan membuat Daniel semakin mendekat dan kembali memeluk pinggangnya. "Jangan cium aku. Kamu bau. Mandi sana," ujar Cinta menutup bibirnya dengan tangan kiri ketika Daniel mendekatkan wajahnya. Daniel tersenyum. "Aku hanya ingin berkata buatkan aku nasi goreng, bukan ingin menciummu ." Wajah Cinta semakin memerah, ia benar-benar merasa malu. Cinta mengutuk dirinya yang terlalu percaya diri kalau Daniel akan menciumnya . "Ya ... sudah! Mandi sana." Cinta berlalu meninggalkan Daniel yang masih mengulum senyum penuh kemenangan. "Bodoh ... bodoh ... bodoh ..." Cinta terus merutuki dirinya saat sudah berada di dapur. **** Cinta membuka kulkas dan mengambil bahan-bahan yang akan dibuat nasi goreng. Ada sosis, telur, sayur, dan bahan lainnya. Cinta meracik bumbu nasi gaoreng dengan cekatan. Ia tidak tau bag
Bab 18Gangguan PaparaziKrucukk krucukk.......Daniel melepas ciumannya saat mendengar suara tersebut. Ia menatap perut Cinta dengan senyum menggoda. Cinta menutup wajahnya karena malu. Malu karena perutnya yang meronta lapar saat Daniel di dekatnya."Cacing gak ada akhlak," ucap Cinta di dalam hati, Cinta menutup wajahnya karena malu.Daniel membuka tangan Cinta yang menutupi wajahnya. "Aku akan memesan makanan untukmu," ujar Daniel merogoh ponsel dari kantongnya.Tapi, Cinta mengambil ponsel Daniel dan menyembunyikannya di dalam saku dressnya. "Aku tidak mau makan makanan delivery lagi," ujarnya tajam."Tapi kamu lapar, Sayang." Daniel menatap perut Cinta yang masih terus berbunyi."Aku akan masak. Jangan ganggu." Cinta berdiri dan menaruh kembali ponsel Daniel di atas meja makan.Daniel tersenyum melihat istrinya memasak dengan cekatan. Cinta semakin cantik saat sedang memasak.Sebentar saja, dua piring Nasi goreng spesial sudah tersaji di meja makan."Kalau rasanya tidak enak.
Bab 19Ketakutan Cinta"Menyerahlah! Anda sudah terkepung!" seru Daniel kepada paparazi."Cihhhh ..." Atas dasar apa kamu mau menangkapku? Haahh?" tantang paparazi kepada Daniel."Sebaiknya anda menyerah. Karena kedok anda sebagai pengedar narkoba sudah tercium oleh kami," sahut seorang anggota polisi.Paparazi terkejut. Dia tidak menyangka sama sekali kalau profesi sampingannya sebagai kurir narkoba sudah tercium oleh polisi.Paparazi menendang sebuah kaleng kosong didekat kakinya ke arah polisi . Dan berhasil melarikan diri.Polisi terus mengejar dan memberi tembakan peringatan untuk berhenti. Tapi, paparazi terus melarikan diri sehingga dengan terpaksa salah satu anggota polisi menembak kakinya.Paparazi berhenti ketika timah panas itu mengenai kakinya. Tapi, tidak menyurutkan niatnya untuk melarikan diri.Dia terus berlari dengan menyeret kakinya yang sakit. Ia mencoba berlari sekuat tenaga.Tapi tiba-tiba sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi dan menabrak paparazi.Bbrraa
Bab 20 Modus Daniel "Kenapa? Kamu takut aku mencampur makanan ini dengan sesuatu?" tanya Daniel, keningnya berkerut. "Siapa tau saja," jawab Cinta santai. Cinta masih belum bisa melupakan bagaimana ia akhirnya terlibat cinta satu malam dengan Daniel karena membeli makanan di luar. "Oke, oke, oke. Aku akan mencicipi semua makanannya terlebih dahulu," ujar Daniel langsung mencomot makanan tersebut dan mencicipinya satu per satu. Cinta menyaksikan Daniel makan dengan lahapnya. Ia menunggu reaksi Daniel hingga beberapa menit. "Tunggu apa lagi? Kok belum makan?" Daniel menghentikan suapannya dan menatap Cinta dengan seksama. "Kamu aja yang makan," sahut Cinta cemberut. "Hah? Ada yang salah?" Daniel mendekati Cinta. "Aku tidak lapar," sahut Cinta berbohong. "Buka mulutmu. Aaaaaakkkk." Daniel menyendokkan spaghety dan menyodorkannya ke mulut Cinta. Tapi, Cinta masih cemberut . "Ayolah, Sayang , kalau kamu tidak mau makan, aku akan menciummu dengan bertubi-tubi," ujar Daniel mende
Bab 21Pergi honeymoon"Sudah siang, bangunlah! Bukankah hari ini kita akan pergi?" tanya Cinta menatap Daniel."Akh, iya ... kita akan pergi bulan madu, sepertinya kamu tidak sabaran," ujar Daniel mempererat pelukannya Cinta menyadari, bahwa ucapannya yang berniat mengalihkan pelukan Daniel, menjadi bumerang baginya."Aku bukannya tidak sabaran, tapi aku tidak tahan terus-menerus berada dipelukan orang yang belum mandi dan bau seperti ini," jawab Cinta santai."Berarti kalau aku sudah mandi, kamu betah lama-lama berada dipelukanku?" tanya Daniel mengedipkan matanya."Kamu ..."ketika Cinta baru saja hendak protes, Daniel terlebih dahulu mengecup kelopak bibirnya dengan manis. "Morning kiss," ujar Daniel ketika melepas ciuman tersebut dan mengurai pelukan. Lalu melangkah masuk ke dalam kamar.Cinta menyentuh bibirnya, lalu tersenyum setiap mengingat moment yang sama saat Daniel mengecup lembut bibirnya.***Daniel membawa koper keluar Apartemen dibantu Andi. Ia tampak begitu terges
Bab 22Honeymoon Daniel mendudukkan Cinta di kursi, menyiapkan piring dan mengambilkan nasi beserta lauk pauk."Makan ya, Sayang," ujar Daniel mengecup pucuk kepala istrinya.Cinta terdiam. Ia hanya menatap piring yang berada di hadapannya."Kamu tidak mau makan karena khawatir aku akan menjebakmu?" tanya Daniel menatap Cinta. Tapi, dia masih diam tak bersuara."Oke, oke, oke, aku akan makan terlebih dahulu," ujar Daniel mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.Cinta masih terdiam. Daniel menatap istrinya itu dengan serius."Katakanlah, jika kamu ingin mengutarakan sesuatu," ujar Daniel."A- aku mau ki-kita bercerai," ujar Cinta dengan terbata-bata."hey, kamu bicara apa?" Daniel bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Cinta."Aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Aku tidak mengenalmu, betapa buruk nasibku. Aku dijebak, dan melakukan perbuatan dosa dengan orang yang tidak kukenal," ujar Cinta terisak. Ia menangis tanpa peduli Daniel yang telah berada di hadapannya.Da
Tuan Adiguna dan istrinya saling pandang. Mereka terkesima mendengar Cinta menceritakan tentang Dokter Arinda yang mampu menyembuhkan dirinya yang saat itu juga tengah depresi karena hampir diperkosa oleh mantan suaminya. "Tapi bagaimana dengan si kembar? Mereka tidak mungkin ikut kalian ke kota Jambi. Itu pasti akan sangat merepotkan pekerjaan kalian." Nyonya Adiguna menoleh ke arah si kembar yang sedang berebut mainan. "Bukankah ada Della yang bisa menjaga mereka?" "Tapi kami tidak ingin ada fitnah jika Della tetap berada di rumah ini." "Kalau begitu kalian bisa menikahkan Della terlebih dahulu." Daniel menyahut dengan cepat. "Nggak bisa begitu Mas Daniel. Aku tidak ingin menikah tanpa kehadiran Kak Risa," sanggah Della dengan cepat. "Jika kamu tetap berpegang teguh pada prinsipmu, itu artinya kamu tidak mencintai Risa." "Bukan begitu, Kak." "Saat ini Risa membutuhkan terapi yang hebat untuk mengembalikan ingatannya dan kesehatannya. Jika kita membawa dia ke rumah sakit jiwa
Tubuh Della seketika melemas mendengar perkataan Cinta. Dia tidak menyangka kakaknya akan bernasib sangat menyedihkan malam itu. Dia tahu persis bagaimana Risa menjaga dirinya dengan baik dari godaan laki-laki demi menjaga kesucian cintanya dan kesetiaannya pada Gilang.Namun pada kenyataannya, Mr. Hua malah merenggut kesucian itu dengan seenaknya."Aku memintamu di sini untuk menjaga Risa di ruang rawat inap. Aku dan Daniel akan segera mengurusi Mister Hua agar mendapat hukuman yang setimpal," ujar Cinta seraya mengusap punggung Della dengan lembut.Cinta sedang memikirkan semuanya. Dia harus segera menyelesaikan masalah tersebut sebelum Mr. Hua memutar balikan fakta. Perempuan itu pun segera berlari menuju Daniel yang sedang berjaga di ruang ICU di mana Gio sedang dirawat."Sayang, kita tidak bisa menunggu ini terlalu lama. Kita harus segera menyerahkan Mr Hua kepada pihak polisi. Aku tidak ingin b******* itu bisa bebas begitu saja." Cinta berujar dengan wajah cemas.Daniel menoleh
Cinta seketika menarik napasnya dalam-dalam karena apa yang dikatakan oleh Daniel memang benar. Cinta bahkan mencurigai Daniel telah melakukan perselingkuhan dengan Risa setelah mendapat kiriman foto tersebut.Tiba-tiba saja Cinta menjadi kepikiran tentang siapa yang telah mengirimkan foto Daniel bersama Risa di jalan tersebut."Daniel Siapa kira-kira yang telah mengirimkan fotomu ke ponselku?" tanya Cinta Seraya menoleh ke arah Daniel."Kita akan segera mencari tahu setelah kita menemui Risa," sahut Daniel.Daniel kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga beberapa menit kemudian ia telah memarkirkan mobilnya di halaman sebuah hotel.Daniel langsung mengajak Cinta untuk naik ke lantai tiga di mana ia meninggalkan Risa di dalam kamar tadi.Setelah sampai didepan pintu kamar Risa, Daniel dan Cinta pun mengetuk pintu berkali-kali, akan tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Daniel dan Cinta saling pandang karena pikiran mereka mulai berkelana."Aku menghawatirkan Risa
Cinta terbelalak mendengar ucapan Daniel. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Daniel berbohong demi menutupi kebusukannya. Cinta mendorong tubuh Daniel dengan kuat sehingga Daniel terjatuh di atas ranjang."Cinta, apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak mempercayaiku sebagai suamimu?" Daniel menatap Cinta dengan tajam. Ia merasa Cinta mencurigainya, terlihat dari sorot mata Cinta yang begitu tajam.Cinta melengos mendengar perkataan Daniel. Ia sangat kecewa karena ternyata Daniel sudah berani bermain dibelakangnya dengan Risa. Bahkan saat ini Daniel berani berbohong dan mengatakan bahwa Risa diperkosa oleh Mister Hua. Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipercaya karena Mister Hua sudah pulang terlebih dahulu setelah meeting selesai. Bagaimana mungkin Cinta bisa mempercayai perkataan Daniel."Kamu pikir aku percaya dengan apa yang kamu katakan? Kamu pikir aku akan percaya dengan kamu mengatakan bahwa Risa diperkosa oleh Mister Hua? Itu alasan yang sangat tidak masuk akal, Daniel." Cinta m
Daniel membawa Risa menuju sebuah hotel untuk menenangkan Risa. Lelaki bermata sipit itu tidak tega membawa Risa pulang ke rumahnya karena keadaan Risa yang sangat memprihatinkan. Risa pun tidak ingin pulang ke rumahnya karena ia merasa masih sangat ketakutan. Risa terus memeluk dirinya dengan jas milik Daniel. Risa meminta Daniel untuk membawanya ke sebuah hotel karena ia tidak ingin apa yang terjadi padanya diketahui oleh anak-anaknya ataupun Della. Ia merasa apa yang terjadi pada dirinya merupakan aib yang harus dia tutupi dari siapa pun.Daniel segera membawa Risa masuk ke dalam kamar hotel dan mendudukkan Risa di tepian ranjang. Ada rasa iba dalam hati Daniel melihat Risa yang begitu ketakutan. Seketika Daniel teringat pada pesan Gilang untuk menjaga Risa dan Gio juga perusahaannya dengan baik. Daniel bahkan telah berjanji pada Gilang di atas makamnya.Risa merapatkan jas yang Daniel berikan ke tubuhnya. Rasa takut membuat Risa tidak ingin melepaskan pelukannya dari Daniel. Pere
Cinta mondar-mandir di dalam kamarnya karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Daniel belum kembali ke apartemen. Perempuan berambut pendek itu menatap keluar jendela dan memandangi lampu lampu yang menerangi kota Jakarta sehingga kota itu terlihat sangat indah. Cinta kembali mengecek ponselnya dan melakukan panggilan kepada Daniel. Namun telepon Daniel tak kunjung diangkat membuat Cinta semakin gelisah. Saat ia sedang berusaha menenangkan pikirannya, tiba-tiba kedua bayi kembarnya menangis bersamaan membuat Cinta semakin bingung. Cinta pun mencoba menenangkan Anggun dan Anggur dengan memeluk kedua bayi itu bersamaan. Namun meskipun Cinta sudah menggendong kedua bayi kembar itu dan menyanyikan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan akan tetapi bayi-bayi itu tak kunjung reda tangisannya. Carissa yang saat itu sedang berada di ruang depan bersama Meri menoleh ke arah pintu kamar Ibunya yang tertutup rapat. "Kenapa dede bayi menangis terus dari tadi ya, Bik?" Carissa menge
Risa tidak menyadari ada mobil yang menguntitnya dari tadi di belakangnya. Risa sedang menyetel musik yang sering diputar oleh Gilang setiap kali mereka bepergian. Matahari mulai meninggalkan bumi dari pancarannya. Biasnya yang kuning keemas-emasan perlahan-lahan menghilang. Risa mempercepat laju kendaraannya karena ia tidak ingin sampai di rumah ketika waktu sudah melewati salat magrib. Risa terlambat karena tadi mengalami kemacetan yang cukup panjang sehingga ia harus terlambat pulang ke rumah. Sebelumnya Risa tidak pernah pulang setelah memasuki waktu magrib karena dia tidak pernah mengalami macet panjang seperti saat ini. Jalanan mulai lengang. Saat Risa masih dengan santainya mengemudikan mobilnya, tiba-tiba sebuah mobil menghadang mobil Risa dari depan. Mobil tersebut melintang dan menyebabkan Risa menghentikan laju kendaraannya. Risa mengernyitkan keningnya karena penumpang tersebut tak kunjung keluar dari mobil. Risa sedikit merasa takut karena jalanan tersebut cukup sepi
Risa terkejut saat melihat kehadiran Mister Hua yang tiba-tiba berada di dalam ruang meeting. Semua anggota meeting pun tak satupun yang berani bersuara. Mereka terdiam seribu bahasa seakan menyalahkan Risa atas keputusan yang diambil olehnya. "Maaf Pak, Anda terlambat selama lebih dari lima belas menit, Saya tidak menyangka jika anda akan tetap menghadiri meeting ini," sahut Risa Seraya mengangguk hormat pada Mister Hua. Mr.Hua menyunggingkan senyumnya dan mendudukkan bokongnya di kursi yang telah tersedia. Lelaki berkulit putih dengan tinggi hampir menyamai Daniel tersebut menatap penampilan Risa dari ujung kaki sampai ujung kepala. Risa yang diperhatikan dengan seksama oleh Mister Hua merasa risih dan memutuskan untuk duduk di kursi. "Mungkin lebih baik saya menjelaskan tentang perkembangan perusahaan kami dengan duduk saja," ujar Risa. Perempuan berambut panjang itu kemudian menjelaskan secara detail kepada seluruh pengusaha yang hadir tentang perkembangan perusahaannya dan ju
# 13Risa memang tidak memiliki sahabat di Jakarta karena dulu ia bekerja di cafe dan hanya memiliki satu teman yaitu Anita, tapi telah lama, sahabatnya itu tidak bisa lagi dihubungi karena pindah ke luar pulau Jawa.Risa hanya mengenal Cinta dan Rachel yang merupakan sahabat suaminya. Akan tetapi, Rachel pun tidak berani Risa jadikan teman curhat karena perempuan yang merupakan kelahiran Tiongkok itu jarang berada di Jakarta.Risa kembali menatap keluar jendela dan melihat sinar matahari mulai bergeser dari atas kepala menyinari tepat jendela kantor nya. Perempuan berambut panjang itu menghela napas dalam-dalam. Ia mencoba menghibur hatinya yang sebenarnya sedang dilanda rindu yang teramat sangat pada Almarhum Gilang suaminya."Namun terkadang aku yang terlanjur lelah mengurusi si kembar suka mengalami penurunan mood jika sudah berada di perusahaan. Begitupun sebaliknya, aku yang sedang capek dengan urusan pekerjaan mudah tersulut emosi saat berada di rumah dan menghadapi kelakuan si