Reynard terbangun, matanya terbuka perlahan-lahan ketika sinar mentari pagi mulai menyapa lembut. Ia terkejut mendapati Eleanor ada di tempat tidurnya, bahkan berada di dalam pelukannya. Reynard memijit keningnya, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Pesta pernikahan sahabatnya, Arion dan Emily, terbayang samar di benaknya. Tapi kenapa Eleanor ada di sini? Reynard merasa kepalanya terasa berat, sepertinya ia terlalu mabuk semalam.Saat itu, Reynard menatap wajah cantik Eleanor yang masih tertidur. Kulit putih dan mulus, beserta rambut hitamnya yang pekat terlihat begitu indah. Reynard tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum melihat kecantikan Eleanor yang begitu memesona. Ia bergumam dalam hati, "Apa memang dia secantik ini?"Reynard akhirnya sadar, dia mulai mengumpulkan puzzle ingatan kejadian semalam. Dia minum-minum bersama Felix dan tiba-tiba Eleanor datang memarahinya karena minum berlebihan. Reynard mengingat bagaimana Eleanor menatapnya dengan tajam, ekspresi wajahnya
Bab 69 –Napas Eleanor terengah-engah, dadanya bergerak naik turun. Ia baru saja merasakan sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya. Ini adalah pengalaman pertama ia merasakan sesuatu yang begitu mendebarkan.Reynard menatap wajah sayu Eleanor, memberikan ciuman penuh damba.Nafas Eleanor memburu dan terlihat begitu seksi. "Apa aku boleh meneruskannya?" Eleanor mengangguk dan berkata pelan, "Lakukan pelan-pelan, ini pertama untukku..." Reynard tersenyum, dia yang merupakan seorang player dapat merasa sesuatu yang berbeda dengan reaksi tubuh Eleanor, tapi ia tidak menduga jika ini adalah pengalaman pertama wanita cantik ini.Ia kembali mendaratkan ciuman di kening Eleanor, “Aku akan melakukannya dengan pelan dan hati-hati, agar kamu tidak terlalu merasakan sakit.”Eleanor tersenyum dan mengangguk, mereka kembali berciuman penuh cinta, Eleanor melingkarkan kedua tangannya di leher Reynard, lalu pria itu memberi jarak.Dengan posisi berlutut, ia kembali memberikan cairan ke inti tubuh E
BAB 70 –Begitu tiba di Hotel, waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi, Arion dengan hati-hati membawa Emily masuk ke dalam kamar Hotel mereka.Siang ini, keluarga besar akan mengadakan makan siang di Restaurant Hotel sebelum mereka kembali hari ini ke German.Begitu masuk ke dalam kamar, “Mau langsung mandi sayang?” tanya Arion lembut.Emily menjawab dengan anggukan pelan.“Tunggu di sini, hmm? Biar aku siapkan air hangat untuk berendam.” Ucap Arion dan membawa Emily duduk di atas ranjang, membantu Emily untuk bersandar dengan nyaman di headboard.Kemudian pria itu memberikan kecupan ringan di kening Emily, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.Tidak berselang lama, Arion kembali dan berjalan ken akas. Ia mengikat rambut Emily ke atas, kemudian Arion membantu Emily membuka pakaiannya. Begitu pun juga dirinya.“Ayo mandi.” Arion mengangkat tubuh Emily ala bridal dan mengecup puncak kepala istrinya itu penuh cinta.“Sayang, aku bisa jalan sendiri.”Arion t
“Sayang… Aku malu di lihat seperti ini.” Gumam Emily menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arion. Pasalnya dia di gendong ala bridal oleh Arion sampai ke Restaurant. Membuat siapa saja ayng mereka lewati tersenyum melihat mereka.“Kenapa malu, hmm?”“Sayang…” manja Emily yang tidak ingin mengangkat wajahnya yang sudah merah bak kepiting rebus.Arion terkekeh geli, apalagi istrinya itu saat ini tidak sadar jika mereka sudah masuk ke dalam Restaurant. Di mana kedua orang tua mereka melihat hal ini dan tertawa kecil melihat Emily yang malu-malu seperti itu.“Ayo angkat wajah kamu, sayang. Biar bisa lihat sekitar.”“Tidak mau, aku malu, Yon…” bisik Emily yang masih menyembunyikan wajahnya di dada Arion.“Pengantin baru lengket terusss nih… Hehehe…” suara centil yang menggoda Emily dan Arion.Deg! Emily membelalakkan matanya lalu mengangkat wajahnya untuk melihat asal suara itu, “Iriss….?” Gumamnya dengan wajah semerah tomat.Bukan hanya Iris yang ada di depannya, semua keluarga saat ini
Felix menatap manik indah Cecilia yang berwarna abu-abu itu. “Felix lepaskan—” Ucapan Cecilia tertahan dengan ciuman yang di daratkan oleh Felix, wanita cantik yang lebih tua dua tahun dari Felix itu tertegun. Matanya membelalak dengan indah mendapati perlakuan tiba-tiba seperti ini oleh Felix. Felix memberikan kecupan, ya… Hanya sekedar kecupan, bukan ciuman ataupun lumatan. Pria tampan itu hanya menempelkan bibirnya ke bibir Cecilia. Ia melakukan hal itu agar wanita di depannya itu tidak mengatakan hal yang paling tidak masuk akal oleh Cecilia. Manik mata mereka saling bertautan, jantung keduanya berdegup begitu cepat, Felix memberikan jarak namun masih sangat dekat, bahkan nafas mereka saling menyapa di wajah mereka, “Ma… Maaf.” Cecilia berusaha mengatur ekspresi wajahnya dan menepis tangan Felix, “Aku anggap ini tidak pernah terjadi, Felix.” Felix mengepalkan tangannya dan membuka handel pintu, ia dapat mendengar apa yang dikatakan Cecilia, “Aku selalu menganggap kamu sama s
Setelah berhasil membujuk Cecilia dan Felix, Reynard akhirnya bisa bernapas lega, begitu juga dengan Eleanor. Saat ini mereka berempat sudah berada di dalam lift, Eleanor dan Reynard juga sudah selesai mandi yang tentu saja di kamar mereka masing-masing. Di mana Eleanor di awasi oleh Cecilia dan Reynard di temani Felix. Tapi dari ke empat orang ini, ada satu orang yang tersenyum bahagia, dia mendapatkan keuntungan dari kejutan yang di berikan Reynard dan Eleanor siang ini. “Ingat janjimu Rey!” bisik Felix saat mereka berjalan bersampingan. “Ck! Iya! Iya!” Dan akhirnya mereka berempat tiba di dalam Restaurant. “Nah! Akhirnya kalian datang juga, sana langsung makan.” Seru Kenan kepada mereka. “Iya pa…” jawab Cecilia dan Reynard. “Iya uncle…” jawab Felix dan Eleanor. Kemudian mereka mengambil tempat masing-masing. “Kenapa lama?” tanya Arion kepada kedua sahabat laki-lakinya itu. Reynard cengengesan, “Sorry, ketiduran.” Usai mendapatkan jawaban dari Reynard, Arion menoleh ke El
Eleanor menyerah, melihat pasangan pengantin yang tidak memiliki filter ini. Ia melirik ke arah Arion, “Setidaknya kamu pakai headset atau balik belakang, Yon!” Arion mendengus, namun tatapannya kembali sejuk saat melihat istrinya itu tersenyum dan mengangguk, “Kamu bisa awasi aku dari situ ‘kan sayang.” Ucapnya dengan lembut kepada sang suami. “Hmm baiklah, sayang.”balas Arion penuh cinta dan mengecup kening Emily, kemudian menoleh ke Eleanor dan berkata, “Jangan lama!” Eleanor memutar malas bola matanya, “Iyah iyah iyah!” Arion pun akhirnya mengalah, pria tampan berhazel biru safir itu berdiri dari duduknya. Ia memberikan waktu agar Eleanor bisa bercerita dengan Emily, Yang sebenarnya sejak awal, ia hanya ingin menganggu Eleanor. “Rey…” panggil Arion dengan suara beratnya. Reynard yang legi mengobrol dengan Felix menoleh ke Arion, “Ya?” “Apa kamu sungguh-sungguh dengan Eleanor? Aku tidak ingin kau mempermainkan perasaannya!” tegas Arion yang sudah menganggap Eleanor seperti sa
Arion yang sudah tahu dari Daddynya—Austin tidak kaget lagi mendengar hal tersebut, berbeda dengan reaksi Felix yang baru saja mengetahui fakta mengejutkan ini.“Tung.. tunggu. Apa maksud kamu Cecilia bukan anak kandung Uncle Kenan? Apa Cecilia anak yang di adopsi oleh kedua orang tuamu?”Plak!Arion menepuk kepala Felix, “Tolol! Bukan begitu.”“Eh? Jangan bilang kau sudah tahu juga, Yon? Kenapa gak ada yang kasih tahu aku?”Reynard menatap tajam ke arah Felix, “Kenapa? Kalau kau tahu, kau tidak berminat lagi dengan kak Cecilia?” ketus Reynard.“Goblok! Kenapa kau berpikir dangkal seperti itu! Yang aku cintai itu Cecilia, aku tidak peduli dengan hal seperti itu!”Reynard tersenyum tipis mendengar jawaban sahabatnya itu, “Aku pegang kata-katamu.”“Ck! Jadi ceritakan, aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang Cecilia.” Ucapnya lirih.“Kak Cecilia adalah anak Mama dan mantan suami pertamanya. Saat itu ada konflik besar, untung saja waktu itu Papa cepat menyelamatkan mama d
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re