Felix menatap manik indah Cecilia yang berwarna abu-abu itu. “Felix lepaskan—” Ucapan Cecilia tertahan dengan ciuman yang di daratkan oleh Felix, wanita cantik yang lebih tua dua tahun dari Felix itu tertegun. Matanya membelalak dengan indah mendapati perlakuan tiba-tiba seperti ini oleh Felix. Felix memberikan kecupan, ya… Hanya sekedar kecupan, bukan ciuman ataupun lumatan. Pria tampan itu hanya menempelkan bibirnya ke bibir Cecilia. Ia melakukan hal itu agar wanita di depannya itu tidak mengatakan hal yang paling tidak masuk akal oleh Cecilia. Manik mata mereka saling bertautan, jantung keduanya berdegup begitu cepat, Felix memberikan jarak namun masih sangat dekat, bahkan nafas mereka saling menyapa di wajah mereka, “Ma… Maaf.” Cecilia berusaha mengatur ekspresi wajahnya dan menepis tangan Felix, “Aku anggap ini tidak pernah terjadi, Felix.” Felix mengepalkan tangannya dan membuka handel pintu, ia dapat mendengar apa yang dikatakan Cecilia, “Aku selalu menganggap kamu sama s
Setelah berhasil membujuk Cecilia dan Felix, Reynard akhirnya bisa bernapas lega, begitu juga dengan Eleanor. Saat ini mereka berempat sudah berada di dalam lift, Eleanor dan Reynard juga sudah selesai mandi yang tentu saja di kamar mereka masing-masing. Di mana Eleanor di awasi oleh Cecilia dan Reynard di temani Felix. Tapi dari ke empat orang ini, ada satu orang yang tersenyum bahagia, dia mendapatkan keuntungan dari kejutan yang di berikan Reynard dan Eleanor siang ini. “Ingat janjimu Rey!” bisik Felix saat mereka berjalan bersampingan. “Ck! Iya! Iya!” Dan akhirnya mereka berempat tiba di dalam Restaurant. “Nah! Akhirnya kalian datang juga, sana langsung makan.” Seru Kenan kepada mereka. “Iya pa…” jawab Cecilia dan Reynard. “Iya uncle…” jawab Felix dan Eleanor. Kemudian mereka mengambil tempat masing-masing. “Kenapa lama?” tanya Arion kepada kedua sahabat laki-lakinya itu. Reynard cengengesan, “Sorry, ketiduran.” Usai mendapatkan jawaban dari Reynard, Arion menoleh ke El
Eleanor menyerah, melihat pasangan pengantin yang tidak memiliki filter ini. Ia melirik ke arah Arion, “Setidaknya kamu pakai headset atau balik belakang, Yon!” Arion mendengus, namun tatapannya kembali sejuk saat melihat istrinya itu tersenyum dan mengangguk, “Kamu bisa awasi aku dari situ ‘kan sayang.” Ucapnya dengan lembut kepada sang suami. “Hmm baiklah, sayang.”balas Arion penuh cinta dan mengecup kening Emily, kemudian menoleh ke Eleanor dan berkata, “Jangan lama!” Eleanor memutar malas bola matanya, “Iyah iyah iyah!” Arion pun akhirnya mengalah, pria tampan berhazel biru safir itu berdiri dari duduknya. Ia memberikan waktu agar Eleanor bisa bercerita dengan Emily, Yang sebenarnya sejak awal, ia hanya ingin menganggu Eleanor. “Rey…” panggil Arion dengan suara beratnya. Reynard yang legi mengobrol dengan Felix menoleh ke Arion, “Ya?” “Apa kamu sungguh-sungguh dengan Eleanor? Aku tidak ingin kau mempermainkan perasaannya!” tegas Arion yang sudah menganggap Eleanor seperti sa
Arion yang sudah tahu dari Daddynya—Austin tidak kaget lagi mendengar hal tersebut, berbeda dengan reaksi Felix yang baru saja mengetahui fakta mengejutkan ini.“Tung.. tunggu. Apa maksud kamu Cecilia bukan anak kandung Uncle Kenan? Apa Cecilia anak yang di adopsi oleh kedua orang tuamu?”Plak!Arion menepuk kepala Felix, “Tolol! Bukan begitu.”“Eh? Jangan bilang kau sudah tahu juga, Yon? Kenapa gak ada yang kasih tahu aku?”Reynard menatap tajam ke arah Felix, “Kenapa? Kalau kau tahu, kau tidak berminat lagi dengan kak Cecilia?” ketus Reynard.“Goblok! Kenapa kau berpikir dangkal seperti itu! Yang aku cintai itu Cecilia, aku tidak peduli dengan hal seperti itu!”Reynard tersenyum tipis mendengar jawaban sahabatnya itu, “Aku pegang kata-katamu.”“Ck! Jadi ceritakan, aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang Cecilia.” Ucapnya lirih.“Kak Cecilia adalah anak Mama dan mantan suami pertamanya. Saat itu ada konflik besar, untung saja waktu itu Papa cepat menyelamatkan mama d
Bab 76 – “Just do it, sayang…” Arion meraup bibir ranum istrinya yang basah itu, memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Emily. Menari di dalam sana. Emily membalas pagutan dan permainan lidah sang suami, dalam sekejap Arion benar-benar sudah melepaskan pakaian yang ia kenakan, baik bra dan segitiga tipisnya di bawah sana. Usai melepaskan semua pakaian Emily, Arion kembali melumat bibir Emily dengan brutal dan liar. Cumbuan itu semakin turun ke tengkuk leher Emily, “Oh sayang.” Lenguh manja Emily sambil mengurai rambut Arion. Arion mengulum puting payudara Emily yang semakin membulat penuh itu, ia meremasnya dengan lembut, membuat Emily mendesah dan mendesis kenikmatan. “Oh, sayang… “ lenguh manja Emily sambil menggigit bibir bawahnya. Tangan Arion tidak tinggal diam, ia membelai penuh cinta setiap inci kulit sang istri, “Oh my, Yon! Akh sayang…” jerit kecil Emily saat jari Arion mengusap inti tubuhnya. Arion berlutut dan membuka kedua paha Emily, melihat inti tubuh sang istri
Arion, masih berbaring di tempat tidur, menatap Emily, mengagumi cara Emily menggerakkan pinggulnya, dan merasakan gelombang hasrat yang mengalir dalam dirinya. "Oh my, sayang," erangnya, melengkungkan punggungnya saat Emily menggenjotnya. "Kamu melakukannya dengan baik sayang, ini sangat enak!" Arion meraih ke atas, mencengkeram pinggul Emily dengan erat, dan menarik sang istri lebih keras ke atas tubuhnya. Emily terkesiap, rambutnya yang panjang mengalir di atasnya seperti air terjun. Arion meremas payu-dara Emily, menghisapnya dengan kuat. "Oh my, sayang!" Emily mengerang, pinggulnya bergerak lebih cepat. "Jangan berhenti!" Nafas Arion memburu saat berat badan Emily menindihnya. Dia dapat merasakan kehangatan Emily menyelimuti dirinya, cairan kewanitaannya melapisi tubuhnya. Sensasi itu terasa luar biasa. Emily mendesah kuat, tangannya menopang di dada bidang Arion. "Yon," erangnya, "aku..sudah dekat." Pinggulnya bergoyang liar, dan Emily dapat merasakan orgasmenya meningkat,
Keesokan harinya, tepat jam 10 pagi, Arion bersama Emily tiba di bandara, di mana sebuah private jet dengan emblem Bangsawan keluarga Harold tengah menunggu mereka. Begitu tiba, seorang pramugari menyambut mereka dengan ramah, “Selamat pagi, Tuan dan Nyonya. Nama saya Lisa, saya akan melayani Anda selama penerbangan.” Ucapnya dengan sopan sambil membawa satu koper milik Emily yang baru turun dari bagasi. Arion dan Emily tersenyum dan mengangguk, “Pagi Lisa, dan tersimakasih.” “Silakan Tuan, Nyonya.” Lisa menuntun kedua pengantin baru itu dengan hati-hati. Arion dengan sigap membantu sang istri naik di tangga peswat untuk masuk ke dalam. “Silahkan duduk Tuan, Nyonya” Lisa berkata sambil membungkuk hormat menyiapkan tempat yang nyaman untuk Arion dan Emily. “Terima kasih, Lisa. Kamu sangat baik.” Emily berkata sambil tersenyum. “Sama-sama Nyonya.” Jawab Lisa sambil mengatur buah-buahan dan cemilan untuk Arion dan Emily. Kemudian ia berkata, “Jika Tuan dan Nyonya membutuhkan sesuat
Berbeda dengan suasana mencekam di Berlin. Pagi ini Reynard di jemput oleh bawahan Max—Ayah dari Eleanor.Karena kondisinya yang masih belum memungkinkan untuk menyetir sendirian. Kemarin saja saat bercinta dengan Eleanor, luka bekas operasinya sempat mengeluarkan darah. Hal itulah yang membuat dirinya dan Eleanor terlambat turun ke Restaurant.Berselang beberapa menit, akhirnya Reynard tiba di perusahaan yang dimiliki oleh Max, perusahaan yang bergerak dalam bidang IT, “Tuan Reynard silahkan langsung ke ruangan Tuan Max. Beliau sudah menunggu anda.”“Terima kasih Pak Yoga.” Balas Reynard dan turun dari mobil.Dan begitu ia melangkah, ponselnya berdering. “Lea?” gumamnya begitu melihat layar ponselnya.Ia tersenyum dan menjawab panggilan telpon Eleanor, “Halo?”“Iya halo… Bagaimana luka kamu, Rey? Kamu di mana?” tanya Eleanor, khawatir.“Sudah mendingan. Aku di Apartment hanya istirahat, memulihkan tubuh.”“Ohhh…” jawab Eleanor dengan nada pelan. “Mau aku ke tempatmu?”Reynard terseny