Sepanjang perjalanan, Felix menyetir kendaraannya dengan pikiran yang berantakan memikirkan perkataan Eleanor tadi. “Paksa Cecil? Bukankah itu namanya aku tidak menghargai pekerjaannya?Felix menghela nafas pelan dan berat. Ia tahu risiko memiliki seorang istri yang workholic, tapi hidup terpisah seperti ini rasanya sangat berat, di mana tiap malam ia ingin tidur sembari memeluk sang istri.Lima belas menit kemudian, Felix mengikuti mobil Reynard dan Arion yang masuk ke dalam parkiran restaurant. “Ck! Aku harus bertanya ke Eleanor!” gumamnya.Restaurant megah dan bangunan klasik menambah kesan elegan restaurant yang saat ini sedang mereka masuki. Pelayan menyambut mereka dengan ramah dan sopan. Eleanor yang sudah lebih dulu melakukan reservasi, berbicara dengan pelayan tersebut, lalu mereka di arahkan ke sebuah meja bulat dengan kursi berisikan 5 orang. “Silahkan Tuan dan Nyonya,” ujar pelayan tersebut sembari memberikan buku menu kepada mereka berlima.Felix yang tidak dapat menahan d
Felix seketika menoleh ke arah Arion, “Bos?” gumamnya meminta izin agar bisa langsung berangkat ke Amsterdam saat ini juga.Arion terdiam, menoleh ke Reynard, “Bukannya jadwal kita padat dalam minggu ini?”Reynard mengangguk mengiyakan, “Benar bos!”Emily menggelengkan kepalanya dan mencubit lengan suaminya, “Sayang?” ucapnya dengan manja, ia tahu betul bagaimana jadwal Arion, memang jadwal sang suami setiap harinya sangat padat, tapi dengan Felix pergi untuk sesaat tidak akan berpengaruh besar. Lagi pula ada dirinya yang selalu siap untuk membantu pekerjaan Arion.Arion mencubit pipi istrinya dengan gemas, “Bercanda sayang.”“Bos?? Jadi?” Felix bersemangat menatap Arion yang memberi lampu hijau.“Ck! Iya! Awas saja kalau kau pulang dengan tangan kosong!” ancam Arion kepada sahabatnya itu.Felix tersenyum semringah dan menaikkan kedua tangannya, mengacungkan dua ibu jarinya, “Siap bos!”“Jemput kakak ku yang keras kepala itu bro!” cicit Reynard.Membuat Emily dan Eleanor tertawa kecil.
Dokter Alana mengambil dua kertas kecil dan menaruh di atas meja, “Selamat Tuan Arion, Nona Emily saat ini hamil, dan usia kehamilannya sekitar 2 minggu."Arion seketika speechless – tak bisa berkata-kata, tertegun mendengar penuturan Dokter Alana.Begitu pun Emily yang langsung menutup mulutnya tidak percaya jika usaha dan semangatnya untuk memberikan Arion momongan akhirnya menjadi kenyataan.Dokter Alana yang melihat pasangan suami istri itu tersenyum lembut dan mengusa lengan Emily, “Selamat buat kamu, hmm?”Arion pun seketika tersadar dan langsung memeluk istrinya itu, “Sayang...! Ini bukan mimpi kan?”Emily terisak bahagia, membalas pelukan suaminya itu, “Hmm, iya sayang.”Cup! Cup! Cup!Arion memberikan ciuman beruntun di wajah Emily, tidak memedulikan keberadaan Dokter Alana dan suster yang ada di sana.“Terima kasih sayang, terima kasih.”Pria tampan berhazel biri itu tak dapat menutupi rasa harunya, matanya berkaca-kaca, lidahnya kelu untuk berbicara banyak.Emily tersenyum k
“Oh Yon... Ah!”Emily menggeliat saat tangan Arion membelai kewanitaannya dari dalam thong renda tipisnya. Jemari Arion memainkan klitnya dan masuk ke dalam liyang intinya tanpa melepaskan cumbuan mereka.Emily membuka kancing kemeja yang dikenakan Arion, melepaskan satu per satu kancing baju suaminya sambil mengusap dada bidang nan panas milik Arion.“Oh my sayang!” Emily menggeliat semakin kuat, erangannya terdengar saat Arion mempercepat gerakan jemarinya.“Sayang...”“Hmm...?” Arion bergumam sambil mencumbu tiap inchi kulit Emily, sembari menurunkan thong yang dikenakan sang istri.Arion meraih tangan Emily dan mengarahkannya untuk memainkan klit, “Ya sayang... Terus....” bisik Arion yang sudah berpindah menjilati telinga Emily, melumat telinga Emily, menggelitik memberi ransangan sambil terus berbisik, lalu turun menjilati pucuk payudara Emily. Mengulumnya dengan kuat.Emily terus memainkan jemarinya di klitnya, matanya tertutup menikmati rasa geli yang menjalar di sekujur tubuhn
Berbeda dengan Felix yang baru saja turun dari pesawat komersil. Ia segera berjalan menuju pintu keluar dan mengambil taksi.Begitu di dalam mobil ia menghubungi seseorang untuk menyiapkan private jet yang akan ia pakai bersama Cecilia nantinya.Setelah memutuskan panggilan telponnya, ia melihat ke layar ponsel lokasi istrinya saat ini, “Masih di kantor...” gumamnya pelan yang langsung meminta driver untuk mengantarnya ke tempat tujuan.“Hah... Semoga berjalan lancar.”***“Apa belum ada pengganti yang cocok mengisi tempatmu Cecil?” tanya Michael yang saat ini sedang berhadapan dengan Cecilia.Cecilia menghela napas dan menaikkan kedua bahunya, “Sampai saat ini sudah ada beberapa yang masuk dalam daftarku, tapi aku ingin mencari beberapa orang lagi yang benar-benar cocok untuk mengganti tempatku.”Michael menaikkan satu alisnya, “Dengan alasan?”“Alasannya? Tentu saja karena ada beberapa point yang masih kurang dari mereka.”“Hah... Cecil, aku tahu kamu selalu ingin semuanya sempurna
“Aku tidak baik-baik saja, Cecil... Aku menahan diri selama ini, t api ternyata hal yang aku lakukan sangat bodoh bukan?” ujar Felix dan meraih dagu Cecilia, menatap istrinya lurus.“Dan hari ini aku akan menjadi pria yang egois untukmu. Cecilia, aku ingin kamu melepaskan jabatanmu hari ini tanpa alasan apapun dan ikut pulang bersamaku,” sambung Felix tegas.Deg!Cecilia terperangah dengan ucapan suaminya, “Tapi sayang...”“Euhm...” Felix melumat bibir Cecilia dengan kuat.“Sudah aku bilang bukan? Tak ada alasan dan penolakan, aku ingin bersamamu sayang, atau kamu bisa pilih, aku yang akan melepaskan pekerjaanku di Jerman dan hidup bersamamu di sini?”“Jangan sayang, itu tidak mungkin,” jawab Cecilia cepat.Felix tersenyum, “Jadi, bisa kita selesaikan hari ini untuk mencari penggantimu di perusahaan?”Cecilia menggigit bibir bawahnya, jujur jantungnya berdegup begitu cepat, selama ini ia pikir suaminya tidak peduli bahkan tidak masalah jika mereka hidup terpisah seperti ini, tanpa sad
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario