Cecilia melangkah dengan hati-hati memasuki lorong rumah sakit, sesekali menyahut sapaan ramah dari para perawat yang berpapasan dengannya. Raut wajahnya tampak sedikit tegang, namun ia berusaha menyembunyikannya. Cecilia menarik napas dalam-dalam, menenangkan detak jantungnya yang berdebar-debar.Begitu tiba di depan kamar Eleanor, Cecilia menarik gagang pintu perlahan, mendorongnya perlahan. Matanya langsung tertuju pada sosok Hana dan Max yang duduk di sisi ranjang Eleanor. Hana terlihat gelisah, ekspresinya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Max di sisi lain, menatap putrinya dengan raut wajah prihatin.Eleanor sendiri terbaring lemah di ranjang, namun berusaha menyunggingkan senyum tipis. Cecilia dapat melihat gurat kelelahan di wajah sahabatnya itu. Dengan hati-hati, Cecilia melangkah masuk ke dalam ruangan, "Malam, Uncle, Aunty," sapanya dengan nada lembut.Hana yang melihat kedatangan Cecilia langsung bangkit dari kursinya, menghampiri gadis itu, lalu memeluknya erat. "Ter
Pagi itu terasa berbeda bagi Cecilia dan Eleanor. Meskipun cuaca cerah, ada sedikit kekhawatiran yang menyelimuti mereka. Tiga hari telah berlalu sejak kabar mempercepat pembukaan cabang baru itu terdengar, membuat keduanya sedikit cemas. Cecilia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum menjemput Eleanor. Ia tahu hari ini adalah hari penting yang harus mereka hadiri bersama Michael. Dua hari sebelumnya ia sibuk harus bolak balik kantor dan Rumah sakit.Dengan langkah tegap, Cecilia berjalan memasuki bangunan rumah sakit. Matanya dengan cekatan menelusuri koridor, saat membuka pintu, ia mendapati Eleanor sudah rapi dan segar, siap untuk berangkat."Sudah, Lea?" tanya Cecilia dengan senyum lembut di wajahnya. Eleanor membalas senyuman itu dan mengangguk pelan, "Sudah, Kak."Mereka berdua kemudian berjalan beriringan menuju parkiran mobil, menyusuri koridor rumah sakit yang terasa hening.Saat berjalan, Eleanor bertanya dengan nada penasaran, "Jadi Michael tahu, Kak?"
"Nona Cecilia, Nona Eleanor, kalian berdua terlihat sangat cantik. Gaun-gaun itu benar-benar cocok untuk kalian."Cecilia dan Eleanor saling berpandangan, rona kebanggaan terpancar di wajah mereka. Cecilia menjawab dengan sopan, "Terima kasih banyak, Nyonya. Kami sangat senang dengan hasil akhirnya." Eleanor mengangguk setuju, matanya berbinar-binar penuh keceriaan.Nyonya Lisbet tersenyum puas melihat wajah bahagia kedua wanita muda itu. Ia kemudian mengatakan, "Saya yakin kalian akan menjadi pusat perhatian di acara nanti. Semoga kalian dapat menikmati setiap momennya." Cecilia dan Eleanor mengangguk dengan antusias, tidak sabar untuk segera berangkat.Tiba-tiba, pintu butik terbuka dan seorang pria berseragam hitam masuk. Dengan sikap hormat, ia membungkuk dan berkata, "Permisi, saya ditugaskan oleh Tuan Michael untuk menjemput Nona Cecilia dan Nona Eleanor." Kedua wanita itu saling bertukar pandang, sedikit terkejut dengan kedatangan utusan Michael.Cecilia mengernyitkan kening, ia
Tiga hari sebelumnya...“Dalam 24 jam selesaikan semuanya!”Titah Max kepada Sergio usai melihat kondisi putri kesayangannya yang terluka karena tindakannya, bahkan kini istrinya marah padanya.Di saat itu juga, di belahan negara lainnya. Sergio yang mendapatkan titah dari Max langsung mengubah semua schedule dan memulangkan Reynard. Ia harus ikut bertanggung jawab karena sudah memberikan informasi yang salah sejak awal.Dan hal itulah yang membuat segalanya menjadi runyam, “Maafkan aku Nona Eleanor.” Gumamnya penuh penyesalan.Sergio melangkah keluar mencari keberadaan Reynard yang tengah membagikan bantuan kepada penduduk setempat.“Rey!” teriaknya sembari melangkah cepat menghampiri Reynard.Reynard menoleh dan mengangkat tangannya sebagai jawaban. Setelah memberikan sembako kepada orang terakhir, Reynard juga berjalan menghampiri Sergio.“Rey, ada hal penting yang ingin aku sampaikan.”Reynard mengerutkan keningnya, “Ada apa?” tanyanya, tidak biasanya Sergio terlihat serius sepert
Reynard duduk di pesawat pribadinya, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Pikiran tentang Eleanor memenuhi kepalanya.Dia tidak menyangka akan terjadi kesalahpahaman seperti ini dan membuat kekasihnya itu sampai jatuh sakit, "Bagaimana caranya meluruskan kesalahpahaman ini?" gumamnya, menghela napas panjang.Tiba-tiba, pramugari datang dengan secangkir wine, meletakkannya dengan hati-hati di meja kecil di depannya, “Silahkan Tuan muda.”"Terima kasih," kata Reynard dengan senyum tipis, mengambil gelas tersebut. Ia menyesap sedikit wine, lalu kembali menatap keluar jendela, memikirkan cara untuk menjelaskan semuanya kepada Eleanor.Setibanya di bandara, Reynard segera disambut oleh seorang sopir yang sudah menunggu dengan mobil hitam yang mengilap. "Selamat datang, Tuan Reynard. Saya akan mengantar Anda ke kediaman Tuan Max," kata sopir tersebut dengan sopan sambil membukakan pintu mobil.Reynard menyerahkan kopernya kepada sang sopir, "Terima kasih," jawab Reynard, kemudian m
“Uncle Kenan, aku juga ingin sekalian saja lamar Cecil dan menikah dengannya.” Felix yang di jelaskan rencana Reynard yang akan melamar dan menikahi Eleanor membuat dirinya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.Awalnya dia di tanya oleh Kenan untuk bertunangan dengan putrinya Cecilia, sama seperti Reynard dan Eleanor, dan hal itulah yang membuat Felix beserta kedua orang tuanya datang ke kediaman Max.Tapi begitu tiba, semuanya berubah begitu saja, dia bahkan tidak ragu sedikitpun saat mengutarakan keinginannya.“Kamu yakin Felix?” tanya Finley kepada sang putra.“Tentu saja Ayah, aku yakin ingin menikah dengan Cecil,” jawab Felix dengan mantap.Reynard yang melihat sahabatnya itu langsung menaikkan dua jempolnya, “Mantap Bro!”Felix menanggapinya dengan memainkan kedua alisnya dengan angkuh.Para orang tua menghela napas melihat kelakuan dua pemuda di depannya.“Ya kalau seperti itu keinginanmu, silahkan minta restu kepada Kenan dan Siska,” ujar Finley kepada Felix.Felix mengan
“Eleanor, will you marry me?”Bisikan dari Reynard membuat tubuhnya meremang, “Rey... Apa yang kamu katakan?!” ucap Eleanor terbata-bata, berusaha menahan lututnya yang melemah.“Iya sayang,” Reynard mengurai pelukannya, dan mengeluarkan box kecil berwarna gold dari saku jas mewahnya.“Duhai kekasihku, wanita yang aku cintai, maukah kamu memberikan pria berengsek insaf ini untuk menjadi pendamping hidupmu selamnya?” ujar Reynard sambil membuka kotak kecil berwarna gold itu, memperlihat cincin berlian yang begitu indah di dalamnya.Eleanor membelalakkan mata, lalu pandangannya beralih ke Rachel, “Rey! Jangan bercanda seperti ini, aku tidak—”Rachel melangkah cepat dan menarik tangan Eleanor lembut dan berbisik kepada wanita cantik itu, “Eleanor, aku dan Reynard tidak ada hubungan apa-apa...”Deg!Wanita berkebangsaan Asia German itu menekuk keningnya, “A-apa maksud kamu? Aku melihat dengan jelas kalian berdua...”Rachel mengambil napas dalam-dalam dan menatap Eleanor dengan mata jernih,
Usai pesta pernikahan penuh kejutan, dua pasang pengantin baru, Eleanor dan Reynard, begitu juga Felix dan Cecilia berpamitan pada orang tua mereka. Arion dan Emily juga berpamitan untuk beristirahat di Hotel Arion yang tidak berada jauh dari gedung baru ini.Hotel yang akan menjadi saksi resminya dua pasang pengantin baru kita.Di pintu keluar gedung, tiga mobil mewah Mercedes berhenti. Mobil yang di siapkan untuk mengantar mereka.Setelah berpamitan, mereka semua menuju mobil masing-masing. Suara pintu mobil yang ditutup bergema, "klik," menandakan keberangkatan mereka menuju hotel.Ketika tiba di Hotel Arion, tiga mobil Mercedes berhenti di depan pintu masuk. Tiga pasangan suami istri yang cantik dan tampan turun dari mobil, melangkah masuk ke hotel dengan anggun. Mereka disambut oleh para staf dan manajer hotel yang berdiri berjajar dengan senyum ramah."Selamat malam, Tuan dan Nyonya," sapa manajer hotel dengan sopan. "Kami sudah menyiapkan kamar terbaik untuk Anda."“Terima kasih
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re