Di bawah cahaya matahari pagi yang lembut, kota Paris terbuka dengan pesonanya yang khas. Emily dan Eleanor, memulai petualangan mereka dengan penuh senyum ceria. Mereka berjalan menyusuri jalan-jalan yang dipenuhi dengan arsitektur megah dan nuansa romantis—ciri khas kota Paris.
Emily merasa terhanyut dalam pesona kota Paris yang megah. Bangunan-bangunan bergaya klasik dengan jendela-jendela besar dan balkon-balkon indah mengelilingi mereka. Cobblestone yang halus di bawah kakinya memberikan sentuhan elegan pada langkah-langkah mereka. Keduanya tersenyum saat mereka berjalan, merasa seperti tokoh dalam sebuah kisah romantis yang mereka ciptakan sendiri.
Ketika mereka berbelok ke jalan yang lebih ramai, toko-toko mewah dan butik-butik kecil memikat perhatian mereka. Eleanor meraih tangan Emily dengan semangat. "Mari kita lihat-lihat toko-toko ini! Siapa tahu kita menemukan sesuatu yang keren! Lagi pula kamu mau cari barang tit
Bahkan Raul mendengarkan dengan penuh perhatian saat Emily dan Eleanor berbicara tentang jalan-jalan mereka tadi pagi di menara Eiffel serta rencana mereka dua hari kedepannya selama berada di kota Paris.Eleanor yang memang lebih mudah akrab dengan orang asing membuat suasana jadi lebih cepat mencair sehingga tidak ada lagi rasa canggung diantara mereka bertiga.“Anda berlebihan Pak Raul!” seru Emily saat Raul memujinya secara terang-terangan mengenai kinerjanya selama ini.“Yeah, memang benar ‘kan? Bagaimana Eleanor? Aku rasa kamu juga sependapat denganku jika Emily adalah wanita yang hebat dalam pekerjaannya?”Eleanor tersenyum, “Tentu saja! Bahkan aku ingin sekali merekrutnya!” sahut Eleanor membenarkan.Suara tawa kembali terdengar sampai sampai pelayan datang untuk mengambil pesanan makanan mereka, Raul dengan senang memberikan rekomendasi."Kalian harus mencoba hidangan khas dari
Emily berdiri di depan cermin besar, memandang gaun yang dipegangnya dengan ragu. Gaun berwarna merah dengan aksen mutiara sebagai tali, begitu cantik dan tentu saja seksi. Emily merasa ragu untuk mencobanya karena belahan atas gaun tersebut sangat lebar yang bisa saja mengekspos payudaranya yang cukup berisi.“Cobalah Em, ini terlihat sangat indah.” Celutuk Eleanor yang sudah memakai gaunnya yang berwarna hitam.Emily mengangguk pelan, “Ok!” wanita cantik itu segera melepaskan kimono yang ia pakai dan memutuskan untuk mencoba gaun tersebut.Begitu dia mengenakan gaun itu, dia merasa terkejut karena gaun tersebut begitu pas di tubuhnya. Warnanya yang terang dan potongannya yang elegan membuatnya terlihat begitu cantik dan seksi."Wow, Emily, kamu terlihat luar biasa dan seksi dengan gaun itu!" seru Eleanor dengan senyuman. "Raul sepertinya tahu bagaimana memilihkan gaun yang s
Raul dan Emily merasa terkejut oleh tindakan tiba-tiba Arion. Emily terbungkuk dalam pelukan Arion, perasaan bingung dan kaget memenuhi dirinya, tidak tahu bagaimana seharusnya dia bereaksi dalam situasi ini. Kedatangan Arion saja sudah membuatnya terkejut, terlebih sekarang ia mendengar dengan jelas apa yang di katakan pria itu di tengah keramaian.Eleanor yang melihat itu dari lantai atas segera berlari kecil dan turun ke bawah melihat kejadian tersebut, “Arion?” gumamnya yang juga tidak percaya jika si Arion yang paling bebal nekat datang ke kota Paris dan berdiri di sini, di tengah kerumunan orang-orang.Sementara itu, Raul dengan cepat mengambil alih ekspresinya, merubah senyumnya menjadi lebih ramah. "Ah, ternyata kamu datang, Arion!" katanya dengan nada yang netral.Namun, Emily tetap terdiam, memandang Arion dengan perasaan campur aduk. Dia merasa seperti terjebak dalam konfrontasi tiba-tiba ini dan t
Beberapa jam sebelumnya…“Bagaimana bisa kamu mengeluarkan nama Raul dari penyelidikan?” tanya Reynard tidak terima dengan usulan Arion.Arion menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa berwarna coklat gelap.“Dia jelas-jelas berada di lokasi saat kejadian!” sambung Reynard dengan nada suara agak tegang.“Aku setuju dengan Reynard, siapapun yang berada di lokasi harus kita jadikan suspected-tersangka!” imbuh Felix menyetujui perkataan Reynard.“Hah!” Arion menghela napas berat. Dia juga tidak mungkin mengatakan kalau dia sedang memata-matai Emily.Dia pun tidak mungkin melarang kedua sahabatnya itu, jika mereka sudah berkata demikian. “Dari kalian saja! Tapi apa motif Raul? Selama ini aku mendapati dia pria yang jujur.” Ungkap Arion.“Aku akan mencari tahu lebih dahulu siapa yang mendukung Tasha sampai bisa seberani ini mengancammu!&rd
Begitu pesawat mendarat, Arion langsung melajukan kendaraannya menuju club milik Raul. Dan apa yang ia lihat membuat darahnya benar-benar mendidih.“Yon, kita kemana?” tanya Emily saat Arion mulai melajukan kendaraannya.Pria itu hanya diam dan tetap menatap lurus ke depan. Tetapi tangannya yang tidak memegang setir kemudi menggenggam erat tangan Emily.Tidak terlalu lama mereka di jalan, mobil yang Arion kendarai sudah berhenti tepat di depan pintu Hotel.Pria tampan itu turun, dan mengitari kendaraannya, membuka pintu untuk Emily. Arion kembali memasang jaket untuk Emily, “Jangan di buka!” titahnya dan diangguki oleh Emily.Arion membawa Emily masuk ke dalam Hotel, sedangkan kunci mobilnya sudah ia serahkan kepada petugas valet.Pria tampan dan rupawan itu tidak melepaskan genggaman tangannya dari Emily, Ia segera menuju ke resepsionis untuk membuka kamar.“One presidential suite room- satu kam
Arion menurunkan Emily di dalam bathtub yang masih kering. Pria bertubuh tegap itu segera memutar keran air dan mengisinya dengan air hangat. Tidak lupa, Arion memberikan sabun di dalam bathtub. Sedangkan Emily hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya menatap jendela yang memperlihatkan menara Eiffel dengan begitu jelas. Menara Eiffel yang begitu indah dengan cahaya lampunya, seperti negeri dongen yang di lihat dari jarak seperti ini. Jantungnya berada di titik tidak aman jika harus melihat langsung boa Arion yang saat ini keras sempurna. Tapi pria itu terlihat begitu acuh tak acuh. Tanpa mengatakan apapun lagi, Arion masuk ke dalam bathtub, bersandar di dinding bathtub dan menarik Emily untuk bersandar di dadanya. Menghirup wangi tengkuk leher wanita cantik itu. “Hmm…” Emily tertegun saat bokongnya merasakan sesuatu benda lunak dan keras menusuknya dari belakang. Arion memeluk Emily dalam diam, ia menyandarkan dagunya di atas bahu Emily. Kedua tangannya sudah memeluk pinggang
Sedangkan di cafe, Eleanor hanya bisa memijit keningnya setelah di tinggalkan begitu saja oleh Arion dan Emily, “Ck! Bahkan sekarang kamu terang-terangan seperti itu!” gumamnya kesal namun tidak dapat menghilangkan senyuman yang terbentuk sangat lebar di wajahnya, dirinya merasa bahagia melihat hal itu.Melihat bagaimana Arion merampas Emily dari Raul membuatnya ingin berteriak bahagia, “Hahahhaha! Awas saja kalian masih tidak menyelesaikan masalah kalian!”“Kamu sangat jenius Lea!” serunya menyemangati dirinya.“Nona Eleanor,”Eleanor menengok ke asal suara, “Hai Raul…” jawabnya sambil tersenyum.Raul tersenyum lembut. “Tidak masalah jika aku menemani kamu di sini?”Eleanor mengangguk, “No problem, lagi pula ini tempatmu,” jawabnya santai.Raul terkekeh pelan lalu mengambil tempat disini Eleanor.“Huft, aku tidak sangka kalau Arion sangat posesif dengan sekretarisnya!” gumam Raul sambil meneguk minuman yang ada di genggamannya.Eleanor hanya tertawa kecil, “Yah seperti itulah Arion.”
“Oh! Yon!” Emily mengurai rambut Arion, menikmati setiap sapuan lidah Arion di bawah sana. Rasanya sungguh luar biasa, lidah Arion keluar masuk dan membuat gerakan melingkar di dalam inti tubuhnya. Bahkan ujung lidahnya bermain di bagian pucuk kecil inti sensitifnya, membuat pikirannya kembali kosong dan melayang.Suara jilatan di bawah sana terdengar begitu erotis, Arion menyesap dan meneguk semua cairan yang keluar.Pria itu tersenyum dan menegakkan tubuhnya, tangannya menyentuh pipi Emily, tersenyum manis dan berkata, “Sudah bersih sayang,” dengan nafas beratnya.Emily menatap sayu wajah Arion dan bangun dari sandarannya, wanita cantik itu meraup bibir Arion. Dia masih dapat merasakan cairannya dari dalam mulut Arion.“Euhm!”Ciuman panas antara mereka kembali terjadi, tangan Emily dengan natural turun untuk mengusap boa Arion yang sedari tadi menuk lembut perutnya.“Ugh! Damn! Janga
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re