Halo sayang-sayang aku~ selama membaca, dan terimakasih banyak terus mengikuti novel ini ya ~ love kalian banyak-banyak ❤️
“Kemana perginya semua orang?” Arion menaikkan kedua bahunya dan tersenyum lebar.“Sayang! Jangan bilang kamu?” pekik pelan Emily menatap suaminya.“Sssttt, sudah. Ayo makan.”“Tapi yank, masa sampai kamu harus booking satu restaurant seperti ini sih?” keluh manja Emily.Arion mencubit pelan pipi Emily yang mulai berisi dengan penuh cinta, “Aku hanya ingin istri dan anakku makan dengan nyaman.”Emily tersenyum lebar, “Terimakasih, sayang.”“Tidak perlu berterimakasih sayang, itu adalah bentuk tanggung jawabku sebagai suami untuk membuat istriku selalu merasa nyaman.”Emily tersenyum dan mengecup punggung tangan suaminya, “Apapun itu terimakasih.”Mereka berdua pun mulai menyantap hidangan yang ada di atas meja. Tentu saja dengan cara yang tidak biasa. Saling berciuman dan bahkan Arion bukan hanya sekali atau dua kali mencuri ciuman yang cukup lama saat mereka saling bertukar makanan.Sedangkan para staff Restaurant berada di dalam dapur sesuai permintaan Arion kepada Manajer Restaur
Begitu tiba di kediaman mereka, Arion membawa dua paperbag yang berisikan macaron dan beberapa jenis kue yang lainnya, dengan tangannya yang lain merangkul pinggal Emily dengan posesif. Emily berseru memanggil salah satu pelayan mereka, “Tolong ambil kue di dalam mobil dan bagikan kepada yang lainnya ya,” ucapnya dengan lembut. Pelayan tersebut tersneyum dengan semringah, “Terima kasih nona.” “Sama-sama.” Emily memutuskan membagikan kue yang tadi Arion beli, dan mengambil dua box untuk mereka makan sendiri. “Istriku memang yang terbaik!” Emily terkekeh, “Karena kamu juga sayang, jadinya kita bisa berbagi ke orang rumah.” “Istriku memang yang terbaik!” seru Arion bangga, bagaimana bisa Emily selalu melihat sesuatu hal dari sisi positif. Emily tersenyum lembut merespon ucapan sang suami, “Kamu juga suami yang hebat!” Mereka berdua melangkah bersama masuk ke dalam kediaman dan menuju kamar utama. Setelah Arion meletakkan paperbag di atas meja, ia segera mengangkat ala bridal sang
Sedangkan Brice di seberang sana memijit keningnya, “Tidak mungkin ada hal kebetulan seperti ini bukan?” gumamnya sambil melihat laporan yang baru saja di berikan oleh Beta.Pasalnya Beta baru saja mengirimkan email yang di mana berisikan laporan dari hasil penyelidikan Naina di kediaman Fabio, hasil pencarian pria yang di minta oleh Rafael serta hasil rangkuman penyelidikan di laboratorium oleh kamera pengintai yang di selundupkan oleh Naina.Di mana pria yang tengah di selidiki oleh Rafael adalah salah satu teman Arion selama berkuliah, dan luar biasanya secara kebetulan yang terlalu terhubung adalah fakta jika Raul juga kuliah bersama.Yang tentu saja di mana bukan hanya Arion, di sana pun ada Reynard, Felix, Eleanor dan Emily.“Tapi kenapa dia harus mencari pria ini jika memang dia ingin mencari Arion? Bukankah sebaiknya dia langsung mencari tahu tentang Arion?” pikir Brice sambil mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan sorotan mata tajam ke layar laptopnya.“Karena kalau dia mencar
Usai menyelesaikan semua yang bisa mereka ambil sebagai barang bukti, Martin menarik lembut Naina, “Martin?” kaget Naina yang sudah berada di dalam pelukan Martin.“Apakah bisa, Nai?” serak Martin di ceruk leher Naina.Naina tersenyum lembut, “Why not, Martin? Kita saling membutuhkan bukan untuk hal ini?” sahut Naina dengan tatapan menggodanya kepada Martin.“Maaf aku tidak dapat menahan diri, padahal kamu sudah bersama Fabio.”“No problem, aku pun merasa kosong bermain bersama pria tua itu, jadi sebaiknya kamu membuatku enak pagi ini,” balas Naina seduktif.Martin tersenyum menyeringai, “Tentu saja, cantik!” seru serak Martin yang lalu mencumbu Naina dengan liar.Ia mengangkat kaos yang di gunakan Naina dan mulai menyesap, meremas kedua bongkahan indah itu bergantian.“Oh shit, Martin!” lirih nikmat Naina sembari menggigit bibir bawahnya menikmati permainan kasar Martin yang dalam sekejap membuat hasratnya melambung tinggi.Martin melepas sesapannya dan melirik ke arah jam tangannya,
Di Amsterdam, cabang perusahaan milik Kenan saat ini tengah mendekati opening.Kerja keras dari Michael, Cecilia dan Eleanor membangun cabang ini benar-benar di acungi jempol, tapi jauh dari itu, Cecilia menatap sendu kepada Eleanor, wanita cantik itu terlihat begitu sibuk.Bahkan saat istirahat makan siang sering ia lewati jika bukan Cecilia yang membawa untuk wanita cantik itu.“Sebaiknya kalian pulang lebih awal hari ini,” seru Michael kepada Cecilia dan Eleanor.“Aku nanti saja Michael, masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan,” jawab Eleanor menolak pulang lebih awal, “kalau ada yang hars di selesaikan kerjaan kalian, berikan saja padaku.”Cecilia dan Michael saling melempar pandangan, akhirnya Cecilia berdiri dan menghampiri Eleanor, “Bagaimana kalau temani aku makan malam hari ini, Lea?”Eleanor terus menatap layar monitornya dan menggerakkan tangannya di atas keyobard dan mouse.“Uhm, masih kenyang kak, Kak Cecil dengan Michael saja.” Jawab Eleanor yang mengangkat
"Hiks... Rey kak... Reynard selingkuh." Cecilia tercengang mendengar penuturan Eleanor, “A-apa yang kamu bilang, Lea? Rey selingkuh?”Eleanor mengangguk lemah, “Iya kak.”“Tapi bagaimana bisa Lea? Bukannya Rey sedang misi pelatihan? Dari mana kamu dapat berita itu, hmm?”Eleanor mengusap pipinya yang basah, “Aku tidak senagaj melihat laporan yang di berikan kepada Ayah dari anak buahnya di sana, dan anak buah Ayah adalah rekan yang satu tim bersama Rey.”“Oh my! Rey....” lirih Cecilia dan memeluk Eleanor dengan lembut.“Hah, ternyata ini yang membuat keadaan Lea kacau selama beberapa hari ini,” batin Cecilia, berusaha meneangkan Eleanor dengan mengusap punggung Eleanor.“Kenapa kamu tidak cerita denganku, Lea? Hmm? Selama ini aku berpikir kamu seperti ini karena memikirkan Reynard yang sedang misi pelatihan,” keluh Cecilia, dengan suara pelan dan khawatir.Eleanor menggeleng pelan, “Bukan kak, awalnya aku memang sangat sedih karena Reynard pergi tapi tentu saja aku bangga dan bahagia
Eleanor merasakan kepalanya berdenyut hebat saat ia membuka mata, , namun cahaya terang di ruangan itu membuatnya terpaksa kembali menutup mata. Aroma menyengat dari rumah sakit membuatnya merasa sedikit mual. Ia mencoba untuk duduk, namun pusing yang datang begitu tiba-tiba membuatnya hampir jatuh."Lea, kamu sudah bangun?" suara Cecilia terdengar di sebelah ranjangnya.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi, "Aku kenapa kak?" tanyanya dengan suara pelan.Cecilia mulai menceritakan kejadian saat Eleanor pingsan di Cafe, dan bagaimana mereka akhirnya berada di rumah sakit. Eleanor merasakan kebingungan dan kecemasan melanda dirinya. Ia tidak ingat apa-apa tentang kejadian tersebut. Hal yang ingat terakhir kali adalah ia hendak mengambil buku di Cafe tersebut untuk membaca Novel.Eleanor memaksa dirinya untuk membuka mata lagi. Ia merasa bingung dan cemas dengan situasi ini. Kepalanya masih terasa sakit yang luar biasa saat ia mencoba duduk.Cecilia segera menghampiri Eleanor
Dua jam sebelumnya... Felix baru saja keluar dari ruang rapat setelah menghadiri pertemuan penting di kantor. Raut wajahnya terlihat gusar, mencerminkan kegelisahan yang sedang dirasakannya. Tuduhan Cecilia lewat telepon tadi benar-benar membuatnya kebingungan. Bagaimana bisa Cecilia menuduhnya memiliki wanita lain dan menutupi perselingkuhan Reynard? Itu sama sekali tidak benar! Felix merasa sangat khawatir, terutama setelah mendengar kabar mengenai Reynard yang memiliki wanita lain di tempat misi pelatihan. Detik demi detik, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang membuat perasaannya semakin kalut. Tanpa berpikir panjang, Felix segera menghubungi asistennya. "Tolong siapkan private jet, aku harus segera ke Amsterdam," perintahnya dengan nada tergesa-gesa. Sang asisten terdengar sedikit terkejut, namun dengan cepat memenuhi permintaan atasannya. Felix bergegas menuju lobi, langkahnya bergema di koridor yang sepi. Ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sedang terja
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re