Share

Season 2 : Bab 256

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-15 21:01:43

Lavine menyandarkan tubuhnya di kursi balkon apartemennya yang menghadap langsung ke kota yang mulai redup diselimuti malam.

Di tangan kanannya, sebatang rokok menyala perlahan, mengeluarkan asap tipis yang melayang di udara.

Tatapan mata Lavine kosong, menembus langit malam yang berganti suasana sunyi, tapi pikirannya semakin penuh.

Ia kembali teringat pada momen siang tadi, ketika ia melihat sendiri Elle dibawa pergi meninggalkan rumah sakit oleh William dan Emily.

Ekspresi William begitu masih menahan marah, dan Emily terlihat khawatir sambil terus menggenggam tangan putrinya.

Tapi di balik semua peristiwa itu, Lavine justru merasa sangat lega.

Bukan karena ia senang Elle dibawa menjauh, tapi karena akhirnya Elle terbebas dari tempat yang perlahan-lahan menghancurkan dirinya. Elle telah menunjukkan hatinya yang amat lembut dan baik, tapi diremehkan seperti itu sangat tidak pantas rasan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nadira Dewy
terimakasih kak Rheia yg selalu memberikan dukungan luvvv
goodnovel comment avatar
Rheia
hahahaha bagus Elle lanjutkan, bila perlu bikin miskin lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 257

    Di dapur restoran, Merin mondar-mandir dengan wajah yang tegang. Para pegawai hanya saling berpandangan, enggan bersuara karena mereka memahami bahwa Merin sedang dalam keadaan yang emosi. Sudah sejak satu jam yang lalu, Merin gelisah. Telepon genggamnya terus menempel di telinga, namun yang terdengar hanya nada sambung panjang, hingga akhirnya sambungan terputus dengan sendirinya tanpa penjelasan apapun. “Masih belum bisa dihubungi, Bu Merin?” tanya salah satu koki dengan hati-hati. “Sudah dua hari! Dua hari penuh! Dan mereka hanya memberikan uang muka sebesar 5 persennya saja!” jawab Merin dengan nada tinggi, lalu mendesah keras. “Pesanan sebesar ini membutuhkan modal yang. Menurutmu uangnya dari mana? Aku bahkan sudah memesan bahan-bahan mahal dan membayar penginapan untuk timnya!” Pegawai yang bertanya itu pun seketika menutup mulutnya, tidak enak mendengar jawaban dari Merin

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 258

    Di dalam kafe yang biasanya ramai oleh percakapan pelanggan dan denting peralatan makan, suasana hari ini begitu sunyi. Merin duduk di sudut dapur dengan wajah kusut, air matanya terus mengalir. Ronald berdiri tak jauh dari ibunya, mencoba menenangkan dengan suara pelan meskipun kegelisahan juga tampak jelas di wajahnya. “Ibu, sudahlah... jangan terlalu dipikirkan. Mungkin besok akan lebih baik dari hari ini,” ucap Ronald dengan suara pelan, berusaha menyuntikkan harapan meski dalam hatinya pun ragu. Merin menggeleng lemah. “Kita sudah mengeluarkan modal besar-besaran dan sekarang semuanya jadi sia-sia. Pesanan itu batal, bahan-bahan tidak bisa dikembalikan, dan restoran hari ini sepi seperti tidak berpenghuni,” keluhnya lirih, lalu kembali menangis tertahan. Ronald menarik napas dalam-dalam. Ia menatap layar ponselnya yang kosong dari notifikasi para pelanggan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 259

    “... Lavine Jesephire? Kenapa pria itu ikut campur? gumam Elle. Rose hanya bisa tersenyum. Dia sendiri juga bingung apa alasan pria bernama Lavine Jesephire ikut campur urusan pribadi Elle. Elle menghela napas panjangnya. “Rose, aku ingin bertemu dengan pria itu. Atur jadwalnya untuk ku, ya.” Rose menganggukkan kepalanya. “Baik, Nona.” Malam harinya, di restaurant Letteriach HF. “Kenapa kau ikut campur dan membuat masalah tanpa izin dariku?” tanya Elle. Tatapannya tegas, dingin, dan menekan. Namun, itu sama sekali tidak memberikan rasa takut kepada Lavine. Ah, imut sekali wajahnya! Itulah yang dipikirkan Lavine saat melihatnya. Lavine menghela napasnya. Menyandarkan punggungnya dengan nyaman. Ekspresinya terlalu santai. “Saat ini aku sangat senggang. Karena tidak ada masalah yang sedang aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 260

    Ronald berbaring gelisah di tempat tidurnya. Matanya menatap langit-langit kamar, namun pikirannya berkelana entah ke mana-mana. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Elle, tapi hasilnya selalu saja sama, panggilan ditolak. Bahkan sekarang, nomor itu seolah sudah tidak aktif lagi. Ia duduk dan menatap layar ponselnya dengan bingung. “Apa dia ganti nomor telepon? Tapi kenapa dia ganti nomor telepon? Dia itu kan terlihat tidak bisa hidup tanpaku?” gumamnya pelan. Kegelisahan mulai menjalari pikirannya. Elle memang sempat marah, tapi dia tidak menyangka akan diputus kontak sepenuhnya. Ronald menggigit bibir bawahnya, kemudian mencoba mengirim pesan lewat aplikasi pesan instan, hasilnya tetap sama, hanya centang satu. Pesan itu tidak akan sampai kepada Elle. Dia berdiri dan berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Perasaan bersalah yang samar mulai muncul, tapi ia buru-buru menekannya kuat. “Sudahlah... besok aku coba cari tahu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 261

    Satu per satu pegawai keluar dari pintu belakang kafe dengan wajah tertunduk lesu, sebagian bahkan menahan air mata karena dimaki dan dituduh tanpa alasan yang jelas. Merin berdiri di tengah ruangan, napasnya memburu karena marah, tangannya masih terkepal erat. Wajahnya merah padam. Ronald yang baru masuk dari pintu depan langsung membelalakkan mata melihat beberapa pegawai keluar sambil membawa barang pribadi mereka. Jelas terjadi sesuatu yang serius. “Apa yang terjadi? Kenapa mereka keluar semua begitu, Bu?” tanya Ronald cepat, menghampiri ibunya. Merin duduk di kursi terdekat dengan wajah murung. “Mereka semua adalah pecundang sial. Tidak ada yang bisa diandalkan. Aku sudah muak! Kafe ini makin hancur dan mereka malah seenaknya kerja, aku yakin mereka korupsi uang orderan. Uang bahan makanan tidak seimbang dengan hasil penjualan kita!” Ronald memijat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 262

    Prokkk prokkkk prokkk... Tepuk tangan kembali bergema ketika Elle, atau nama lengkapnya, Merrielle Jenn William, melangkah ke podium. Gaun hitam elegan yang dikenakannya tampak sempurna berpadu dengan karismanya malam itu. Cahaya lampu sorot menyinari wajahnya yang tenang dan penuh percaya diri. Kesan anggun dan berwibawa membuat semua orang beranggapan bahwa gadis muda itu memang cocok dengan Aravelle De Louac. Elle tersenyum tipis, matanya menyapu seluruh ruangan, memastikan setiap tamu merasa diperhatikan. Setelah jeda sejenak, dia mulai berbicara dengan suara tenang namun jelas terdengar tegas. “Selamat malam, Yang Terhormat para tamu, pejabat negara, rekan bisnis, dan semua yang hadir di malam yang sangat istimewa ini.” “Saya paham, mungkin banyak dari Anda terkejut mengetahui bahwa pemilik dari Aravelle De Louac bukanlah pria tua berkacamata emas seperti yang selama ini dibayangkan, melainkan saya, seorang wanita muda berusia 26 tahun yang berdiri di hadapan Anda pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 263

    Hari itu, galeri internasional dipenuhi para pecinta seni, kolektor, hingga para pengamat ternama dari berbagai belahan negara. Namun sorotan tidak hanya tertuju pada lukisan-lukisan yang dipamerkan, sosok Merrielle Jenn William, atau yang lebih dikenal sebagai Elle, turut mencuri perhatian. Dengan gaun berpotongan elegan dan perhiasan minimalis namun mahal, Elle tampak menawan. Setiap langkahnya membawa aura percaya diri, ditambah dengan kehadiran Rose sang asisten pribadi, dan seorang bodyguard yang menjaga jarak namun siap siaga penuh. Elle disambut hangat oleh kurator galeri yang telah mengenal reputasinya di dunia bisnis perhotelan. Setelah beberapa sapaan formal, staf galeri memandu Elle menyusuri lorong galeri, lukisan demi lukisan diperlihatkan, lengkap dengan penjelasan tentang teknik, filosofi warna, dan bahkan identitas pelukisnya. Namun ketika mereka tiba di tengah aula utama, langkah E

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 264

    Lavine membuang napas. Sejenak menatap lukisan milik Zero, lalu berbalik badan berniat meninggalkan tempatnya berdiri. Namun, saat berbalik badan membuatnya harus berhadapan langsung dengan Ramon dan juga Ryan. “Kenapa kau ada di sini, Lavine?” tanya Ramon, ekspresinya menunjukkan ketidaksukaannya dengan kehadiran Lavine di sana. Mendengar itu, Lavine pun tersenyum dengan raut yang kesal. “Kenapa? Apakah keberadaan ku di sini juga sebuah kesalahan? Bukankah aku ada di sini juga bukan karena fasilitas dari ayah?” Ramon mendesah kesal. “Pergi sana!” ucapnya tegas namun suaranya juga masih bisa dia kontrol. “Kau itu bukan siapa-siapa yang bisa berada di tempat ini. Jangan sampai orang tahu bahwa kau adalah anakku yang tidak berguna.” ‘Tidak berguna’, kata-kata itu sudah sangat sering untuk Lavine dengar. Akan tetapi, dia masih saja merasa kesal dan cukup yakin bahwa kalimat itu sangat tidak pantas disematkan untuknya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19

Bab terbaru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 276

    Elle tersenyum kecil tanpa sadar, matanya mengikuti setiap langkah Lavine yang berjalan dengan santai mendekatinya. Pria itu tampak sangat berbeda dari biasanya, setelan santainya kali ini justru membuatnya terlihat semakin menarik. Celana pendek berwarna netral, kemeja polos berlengan pendek yang sedikit tergulung di lengan, serta rambutnya yang berantakan ditiup angin, semua itu berpadu sempurna dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Elle menggelengkan kepala pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri yang makin tidak karuan belakangan ini. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan, sih? Bisa-bisanya aku memiliki perasaan aneh ini?” gumamnya di dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memalingkan pandangannya, berharap detak jantungnya bisa kembali tenang. Tapi dari sudut matanya, ia tahu, Lavine menyadari pandangan yang tertuju padanya sejak tadi. Lavine tersenyum lebar saat akhirnya bisa d

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 275

    “Kenapa kau tidak membalas pesan dariku?” Lavine menghela napas. “Takutnya kau cuma terpaksa mengajak saja, jadi aku tidak membalas pesan mu.” Elle pun berdecih sebal. “Sejak kapan kau peduli sekali dengan pendapatan ku? Bukanya kau hobi melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli pendapat orang lain?” Mendengar itu, Lavine pun terkikik sendiri. “Ya ampun... Sekarang ini kau sudah sangat memahami ku, ya? Duh... jadi tersanjung. Kau pasti banyak memperhatikan ku belakangan ini, ya?” Elle menghela napas dengan ekspresi wajahnya yang sebal. “Gila kau ini. Mau atau tidak? Ada banyak kegiatan seru yang akan dilakukan dengan para staff kantor. Aku juga sudah menyiapkan door prize, loh...” Lavine tersenyum, sejak tadi terus mengamati ekspresi wajah Elle yang seperti berharap padanya. “Baiklah...” Setelah selesai berbicara dengan Elle, Lavine masuk ke dalam mobilnya dengan gerakan malas. Jordi, yang sudah menunggu di b

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 271

    Elle menatap Lavine dengan tatapan tak sabaran, “Bagaimana hasilnya?” Lavine menyandarkan tubuhnya santai di kursi, senyumnya masih mengembang seperti biasa, penuh godaan dan sedikit terlihat malas. “Kau benar-benar terlalu kaku dan serius, Elle,” katanya sambil mendorong gelas es kopi ke hadapan Elle sekali lagi. “Cobalah untuk membuat hidupmu sedikit lebih manis… seperti es kopi ini.” Elle menatap Lavine tajam, ekspresinya tetap dingin, tapi ada sedikit ketertarikan di balik sorot matanya. “Kau ini minum kopi atau gula? Sejak kapan kopi jadi manis? Lagi pula, aku tidak datang ke sini untuk membahas kopi,” jawabnya, suaranya datar namun tegas. “Aku benar-benar ingin tahu tentang hasilnya, Lavine. Fokus ku hanya ke situ saja.” Lavine tertawa pelan, memainkan sendok kecil di tangannya. “Hah, kau ini terlalu serius. Tapi baiklah… soal hasilnya, Zero tidak mudah dilunakkan, kau tahu itu. Apalagi kalau kau sendiri begini? Minum es kopi saja tidak mau. As

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 270

    Hari itu, Merin dan Ronald datang ke gedung MJW untuk menemui Elle. Resepsionis itu sempat ragu, namun setelah melihat foto yang ditunjukkan Ronald, di mana Elle tampak berdiri di antara mereka dalam pakaian sederhana dan suasana kafe, wajah resepsionis itu langsung berubah. Dia terdiam sejenak, lalu mengangguk sopan. Meskipun masih ada rasa tidak percaya, dia juga tahu kalau foto itu bukanlah foto editan. Dari pada nanti dia justru melakukan kesalahan, lebih baik diterima saja dulu tamunya. “Baik, tunggu sebentar. Saya akan menghubungi sekretarisnya Nona Elle terlebih dahulu,” ujarnya dengan nada lebih ramah. Ronald menarik napas lega, sementara Merin berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya sibuk memandangi interior kantor MJW yang begitu mewah dan jauh dari bayangan tempat kerja Elle sebelumnya. Tatapan matanya menajam, menyadari bahwa Elle benar-benar hidup dalam dun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 269

    Elle tersenyum lemah. “Begitu, ya? Lalu, kenapa kau masih tidak menghentikan ku?” Pertanyaan itu membuat Lavine tersenyum. “Karena meskipun kau memiliki maksud, aku masih bisa merasakan ketulusan darimu.” Elle melanjutkan kegiatannya, menikmati sarapan buatan Lavine tanpa bicara lagi. Tidak ada yang perlu dibahas saat ini. Mereka hanya perlu makan dengan baik, nanti bisa melanjutkan pembicaraannya lagi begitu selesai. Beberapa saat kemudian. Elle melihat jam tangannya, sejenak terdiam sambil berpikir. “Lavine, aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Apa aku boleh bicara yang sebenarnya padamu sekarang?” Lavine yang baru selesai mencuci piring tersenyum. Setelah mengeringkan tangannya, ia pun berjalan mendekati Elle yang masih duduk di meja makan sambil menatapnya dengan ekspresi yang serius. “Baiklah... dari pada bertele-tele seperti katamu tadi, lebih baik bicara den

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 268

    Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status