Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Tidak, itu tidak mungkin.

Share

Tidak, itu tidak mungkin.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya Amel tertidur setelah bertempur sebanyak 5 kali. Wanita cantik itu tertidur pulas tanpa mengenakan pakaian, berbeda dengan Bram. Pria satu anak itu justru tidak bisa tidur, ia bingung kenapa Amel tiba-tiba berubah.

Biasanya Amel yang kewalahan saat melakukan hubungan suami istri, tapi malam ini justru ia yang kewalahan melayani wanita cantik itu.

Bram tertidur setelah waktu menunjukkan pukul 6 pagi, dan membuka mata pukul 11 siang. Ia refleks bangkit dari tidurnya, saat melihat Amel sedang melangkah ke arahnya.

"Papah sudah bangun," ucap Amel sambil menjatuhkan bokongnya di sisi ranjang.

"Iya sayang," jawab Bram, "Mamah kenapa pakai baju ini?" lanjutnya.

Tentu Bram bertanya, sebab Amel mengenakan lingerie, padahal hari sudah siang.

"Emang kenapa Pah? Gak bagus ya?" Bukannya menjawab, Amel justru balik bertanya.

"Bukan gak bagus sayang, tapi baju ini kan untuk dipakai malam hari," jawab Bram.

"Masa sih, Pah? Di sini gak ada tulisan, harus dipakai malam hari."

Jawaban Amel memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Raguan Ishak
seruuuuuu đŸ«°đŸ«°đŸ«°
goodnovel comment avatar
Mimih Minih
habis la om om patah pingang hahahha. kuda manis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Selamat ya Bu, anda positif hamil.

    "Ibu tidak seburuk itu, aku sangat mengenalnya. Sejak kecil dia membesarkan aku dengan penuh kasih sayang, dia bersusah payah mencari uang untuk menghidupiku," ucap Amel untuk membantah tuduhan Tania."Ya terserah kamu saja, aku tidak mungkin memaksamu untuk percaya. Tapi ketahuilah, Ibu kandungmu masih hidup sampai saat ini dan Ibu Maria lah yang tahu di mana dia, karena dialah yang menyembunyikannya." Tania bangkit dari kursi, lalu pergi meninggalkan Amel sendirian di kafe.Sepanjang perjalanan menuju Apartemen, Amel tidak berhenti memikirkan apa yang terucap dari mulut Tania."Benarkan yang dikatakan Tania? Apa mungkin Ibu Maria melakukan hal itu?""Oh tidak mungkin, jangan percaya dengan ucapan Tania, Amel. Kamu sudah tahu seperti apa Tania, mungkin saja dia sengaja mengatakan hal buruk tentang Ibu, untuk membuatmu membencinya." "Tapi kenapa Ibu tidak pernah menceritakan orang tua kandungku ya? Bahkan saat aku bertanya waktu itu! Ibu memilih diam, sama sekali tidak menjawab!"Ame

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu harus angkat kaki dari rumah ini.

    Amel benar-benar syok mendengar kisah hidupnya. Ia juga bingung karena apa yang diceritakan Maria, berbeda dengan ucapan Tania."Jadi, di mana Ibu dan ayah?" ucap Amel sambil berlinang air mata.Maria menggeleng, "Aku tidak tahu, hanya Tania lah yang tahu itu," jawab Maria."Jadi, aku anak yang tidak diinginkan oleh Ibu dan ayahku?" Lagi-lagi Amel bertanya.Kedua tangan Maria refleks memeluk Amel, "Mereka tidak menginginkanmu, tapi aku sangat menginginkanmu. Kamu dan Tia adalah separuh hidupku, Ibu sangat menyayangimu Amel," ucapnya.Air mata Amel semakin bercucuran, hatinya yang hancur kini terobati oleh ucapan Maria. Dari pelukan wanita paruh baya itu, Amel bisa merasakan kehangatan yang tulus."Terima kasih Ibu, kamu sudah menerimaku dengan lapang dada. Membesarkan aku dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus," ucap Amel.Maria melepaskan pelukannya dari Amel, kedua telapak tangannya menggenggam kedua lengan Amel."Ibu harap, kamu tidak membenci kedua orang tuamu. Setiap manu

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Iya pah, aku janji.

    Bram yang sedang bercumbu, harus berhenti oleh ketukan pintu. Ia melepaskan bibirnya dari bibir Amel, melangkah untuk membuka pintu. Sedangkan Amel bergegas ke kamar mandi."Pah, aku ingin bicara." Kata-kata itu menyambut Bram, saat pintu terbuka."Okay." Bram melangkah menuju ruang tamu yang terletak di lantai dua, dan diikuti oleh Bryan."Pah, aku tidak setuju wanita itu tinggal di rumah ini," ucap Bryan.Bram menghela napas, "Tapi itu sudah keputusan Papa," ucapnya."Pah, tolong jaga perasaan Mama," keluh Bryan."Yan, Papah sudah berusaha menjaga perasaan Mama. Tapi apa! Pernahkah Mama menjaga perasaan Papah? Tidak," ucap Bram dengan lembut."Iya, aku tahu Mama selalu sibuk dengan bisnisnya dan mengabaikan kita. Tapi bukan berarti Mama tidak menyayangi Papah." "Yan, Papah tidak marah dan Papah tidak kesal walupun Mama sibuk dengan bisnisnya. Tapi Papah kecewa saat Mama bermain gila di belakang Papah." Akhirnya kata-kata itu ke luar dari mulut Bram."Maksud Papah?" Bryan sangat ter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kasih aku jatah, ya?

    Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 7 malam, keluarga Wijaya sedang berkumpul di meja makan. Bryan terlihat biasa saja, begitu juga dengan Amel, namun tidak dengan Tania. Wanita berambut pendek itu mulai melancarkan aksinya."Aduh..." Wajah Tania menunjukkan rasa sakit, sambil menekan perutnya dengan lembut."Mama kenapa?" Bryan bertanya, begitu juga dengan Bram."Kamu kenapa Tania?" tanya Bram."Aduh... perutku terasa sakit Bram," keluh Tania.Bram bangkit dari kursi, begitu juga dengan Bryan dan Amel. "Pa, bawa Mama ke kamar," desak Bryan.Bram menuntun Tania bangkit dari kursi, namun wanita yang tengah hamil satu bulan itu mengeluh tidak sanggup untuk berjalan. Bram mengangkat tubuh Tania dengan gaya bridal style, membawanya ke kamar dan membaringkannya di atas tempat tidur.Sementara Amel segera mencari Lukas, meminta pria paruh baya itu untuk menghubungi dokter keluarga Wijaya.Tidak lama menunggu, sang Dokter tiba di kediaman Wijaya. Ia segera memeriksa kondisi kandungan

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mohon, jangan pergi dari rumah ini.

    Pikirannya yang kacau bagaikan benang kusut, membuat Amel tidak bisa tidur. Rasa bersalah menyelimuti hati dan perasaannya, setelah mendengar curahan hati Bryan."Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" keluh Amel.Bibirnya bergerak, namun matanya menatap kosong ke arah taman bunga melalui kaca jendela."Sayang, kamu sudah bangun?" sapa Bram, yang baru muncul dari balik pintu.Ia melangkah menghampiri Amel, kedua tangan kekarnya melingkar di pinggang wanita cantik itu."Ow.." teriak Amel, "Sayang, kamu membuatku terkejut," lanjutnya.Bram tersenyum manis, dikecupnya kening Amel sekilas sambil berbisik, "Selamat pagi sayang."Keduanya menikmati sejuknya angin yang berhembus dari hutan lindung, dengan posisi Bram memeluk Amel dari belakang."Sayang, maafkan Papah ya?" ucap Bram dengan lembut."Maaf untuk apa, Pah?" Tentu Amel bertanya, sebab Bram tidak melakukan kesalahan."Karena tidak menemanimu tidur satu malam ini," jawab Bram.Amel memutar kepala, ditatapnya wajah tampan Bram yang j

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Iya sayang, coba tanya Om G****e

    "Bryan, tolong dengarkan aku.""Cukup Amel, kamu sudah cukup menghancurkan keluarga ini. Apa kamu belum puas?" sentak Bryan dengan nada tinggi, yang membuat Amel terdiam."Aku bingung melihat wanita seperti kamu. Tanpa rasa bersalah kamu memberiku harapan waktu itu, padahal kamu adalah simpanan Papah. Sekarang kamu merebut Papah seutuhnya dari Mama, padahal dia adalah kakakmu sendiri," lanjut Bryan.Amel mematung, butiran bening bercucuran membasahi kedua pipi mulusnya. Sungguh hal ini tidak pernah terlintas dalam benaknya. Permintaan Maria untuk menyelamatkan Bram dari rencana busuk Tania! Justru membuatnya terjebak dalam masalah dan cinta. Bahkan saat ini benih cinta Bram sudah tumbuh dan berkembang dalam rahimnya."Aku minta maaf," ucap Amel dengan lembut."Jika kamu ingin mendapat maaf dariku! Jauhi keluarga ini," tegas Bryan."Iya, tapi beri aku waktu," jawab Amel, "Satu lagi, jangan katakan kepada siapapun tentang kehamilanku, dan tetaplah tinggal di sini," lanjutnya."Oky, baik

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Masih terasa nyeri.

    Tanpa terasa 2 Minggu telah berlalu, Amel semakin sering melamun dan menyendiri. Hal itu membuat Bram bertanya-tanya dan curiga."Sayang, kamu di sini?" Bram melangkah menghampiri Amel yang duduk di balkon."Eh, Papah sudah pulang?" Amel mencium punggung tangan Bram."Mah, sebaiknya kita periksa ke rumah sakit. Soalnya wajah Mamah terlihat pucat, aku takut Mamah kenapa-kenapa!" ucap Bram dengan rasa khawatir."Papah, jangan berlebihan deh! Orang sehat kok dibawa ke rumah sakit?" bantah Amel.Tentu Amel menolak, jika Bram sampai membawanya ke rumah sakit! Pria tampan itu akan mengetahui tentang kehamilannya."Tapi wajah Mamah memang pucat. Tania aja yang lagi hamil gak pucat seperti Mamah, padahal Tania sering mual-mual setiap hari," bantah Bram dengan membandingkan wajah Tania dan Amel."Udah deh Pah, enggak usah bahas yang aneh-aneh. Lebih baik Papah mandi, biar aku buatkan kopi." Amel berusaha mengakhiri perbincangan mereka.Bram masuk ke kamar mandi, sedangkan Amel membuatkan satu

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ranting tidak jauh jatuh dari pohonnya.

    "Berusaha lah agar Om Bram tidak menceraikan kamu," sahut Amel."Hanya kamu yang bisa melakukan itu Amel, jika kamu ingin melihat keponakanmu mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya! Pergilah dari kehidupan Bram, izinkan bayi ini merasakan kehangatan dari ayahnya. Aku mohon kepadamu Amel." Tania mengatakan itu sambil berurai air mata."Baiklah, tapi berjanji lah! Kamu tidak akan mengecewakan Om Bram untuk kedua kalinya," ucap amel.Tania meraih tangan Amel, menggenggamnya dengan erat, "Aku berjanji," ucapnya dengan wajah meyakinkan."Aku percaya padamu," balas Amel.Tania memeluk Amel dengan erat, bibirnya tidak berhenti mengucapkan terima kasih kepada Amel."Kamu sudah membantuku, aku juga harus membantumu," ucap Tania setelah melepaskan pelukannya dari Amel."Terima kasih, kamu tidak perlu membantuku karena aku tidak butuh uang atau apapun itu. Kamu cukup menyayangi Om Bram dan tidak mengecewakannya, itu sudah cukup bagiku.""Itu sudah pasti kulakukan," jawab Tania, "Tapi aku

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status