Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Aku beri waktu 2 minggu.

Share

Aku beri waktu 2 minggu.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satu bulan telah berlalu, hubungan Ramel dan Bella pun semakin membaik dengan seiring berjalannya waktu. Sepasang suami istri itu tidak pernah bertengkar atau berdebat, keduanya saling mengerti dan perhatian. Hanya saja Ramel yang terlalu posesif, ia tidak mengizinkan Bella ke luar rumah sendirian.

Setiap Bella ke luar rumah ia selalu dikawal oleh dua pengawal, hal itu membuat Bella merasa tidak nyaman. Ia bukannya bangga dijaga ketat seperti itu, tapi justru merasa malu.

"Ramel, nanti siang aku ke Apartemen Oma ya?" ucap Bella setelah mereka selesai sarapan, "Tapi gak usah dikawal, aku sama Mbok Inem saja," lanjutnya.

Ramel memutar mata, ditatapnya Bella dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Entah mengapa setiap kali Bella ingin ke luar rumah, Ramel merasa tidak nyaman.

"Gak bisa, kita ke Apartemen Oma setelah aku pulang dari kantor," tolak Ramel dengan tegas.

"Baiklah," sahut Bella tanpa membantah.

Keduanya pun bangkit dari kursinya masing-masing, Ramel melingkarkan sebelah tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Suria
tidak sebijak almarhum papanya. tenang diam2 cr bukti. lukas, mbok inem kan ada. mereka lebih tahu masa ramel mabuk dihtr ke siapa
goodnovel comment avatar
Pipin Elpiana
ayuk thor bikin cerita agar ramel jujur ke bella masalah sarah..kalo dia cerita ke bella pasti keler tuh si sarah...
goodnovel comment avatar
Desak Kayan Puspasari
Ramel bodo...masak ceo perusahan nggak bisa mencari bukti kebenarannya..apalagi itu dirumahnya....otaknya Ramel lemot.... liat cctv waktu kejadian itu kan masih ada....apa nunggu numpuk dulu baru kebongkar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mau ambil jatah sayang.

    Tepat pukul 5 sore mobil sport milik Ramel terlihat memasuki gerbang instan Wijaya. Bella yang melihatnya dari balkon kamar, segera menuruni tangga untuk menyambut suaminya ke teras. Hal itu sudah ia lakukan selama 1 bulan ini, walupun hatinya hancur saat ini tetapi Bella berusaha menyembunyikannya sampai Ramel membuka mulut."Selamat sore sayang," sapa Ramel yang baru turun dari mobil sambil melangkah menghampiri Bella."Sore," jawab Bella dengan senyuman.Ramel mengecup kening istrinya, sedangkan Bella mencium punggung tangan suaminya. Keduanya melangkah masuk ke dalam rumah sambil bergandengan.Setibanya di kamar Ramel langsung membersihkan tubuhnya ke kamar mandi, sedangkan Bella bergegas membuatkan teh untuk suaminya."Sayang," panggil Ramel dari kamar mandi."Iya," sahut Bella."Tolong aku," ucap Ramel.Tanpa menjawab Bella segera melangkah menuju kamar mandi, di dorongnya pintu agar terbuka, dilihatnya Ramel sedang berendam di dalam bathtub yang penuh dengan busa sabun."Tolon

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Milikmu sangat sempit sayang.

    Bijaklah dalam membaca, karena di bab ini sedikit panas. Bagi yang belum cukup umur silahkan mundur......................Setelah puas menikmati seluruh tubuh Bella, kini Ramel berpindah ke bagian sensitif milik istrinya. Ia melebarkan kedua paha mulus Bella, ditatapnya milik istrinya yang berwarna merah muda itu. Perlahan tubuh Ramel menunduk, menungkupkan wajahnya di sana sambil memainkan lidah nakalnya."Ah...ow...aw..." Desahan itu tidak berhenti ke luar dari mulut Bella.Lidah Ramel terlalu liar di intimnya, pria tampan itu menyedot semua cairan bening yang ia semburkan berkali-kali. Hisapan bibir suaminya itu membuat Bella tidak bisa mengontrol nafsunya, bahkan Bella mengangkat bokongnya untuk mengejar mulut Ramel."Ramel, apa rasanya nikmat?" Pertanyaan itu terlepas dari mulut Bella, tanpa ia sadari.Ramel melepaskan bibirnya dari sana, "Sangat nikmat sayang, aku menyukainya," jawab Ramel.Ia kembali menungkupkan wajahnya, memasukkan lidahnya ke dalam lobang kecil itu. Memai

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Terus, kenapa balik lagi?

    Ramel baru saja tiba di kantor, bahkan belum menjatuhkan bokongnya di atas kursi. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, seseorang telah menghubunginya."Nomor siapa ini?" tanya Ramel kepada dirinya sendiri, setelah melihat kontak yang menghubunginya tidak memiliki nama.Tangannya pun segera mengusap berwarna hijau yang ada di layar ponselnya."Iya," ucap singkat Ramel."Apa saya bisa bicara dengan Tuan Ramel Alexander Wijaya," suara dari seberang sana."Iya, dengan saya sendiri," sahut Ramel."Tuan Ramel, saya dari petugas rumah sakit Hospital Singapura....""Iya, apa terjadi sesuatu dengan mertuaku?" sela Ramel yang membuat orang di seberang sana berhenti bicara."Tidak Tuan.""Terus?" desak Ramel yang sudah khawatir dan tidak sabar lagi."Kami ingin memberitahu sesuatu." Pihak rumah sakit mulai menyampaikan informasi tentang keadaan Bryan saat ini."Oh baiklah, terima kasih," ucap Ramel sebelum memutuskan sambungan teleponnya.Ramel segera bangkit dari kursi, ia masukkan ponselnya ke

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Hey, kenapa minta maaf?

    Bella menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan langkahnya dengan posisi kepala tertunduk."Bella." Suara familiar itu menyebut namanya.Bella refleks menegakkan kepala, seketika matanya membulat melihat wajah pria yang duduk di samping Ramel. "Papah," teriak Bella yang langsung memeluk Bryan.Tangisan wanita cantik itu pecah, ia menagis meraung-raung sambil memeluk ayahnya dengan erat."Aku sangat merindukanmu putriku," ucap Bryan yang juga meneteskan air mata."Papah, Papah." Hanya itu yang ke luar dari mulut Bella. Menagis membuatnya sulit untuk bicara."Iya sayang, Papah sudah ada untukmu," sahut Bryan.Keduanya saling meneteskan air mata sambil mencurahkan perasaannya. Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu itu meneteskan air mata karena terharu sekaligus merasa bersalah.Bryan melepaskan pelukannya setelah memenangkan putrinya, Bryan benar-benar tidak menyangka putrinya sudah tumbuh dewasa seperti saat ini. Ia mengenal Bella karena Ramel mengirimkan foto-foto Bella tadi

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Sayang, tolong ambil pakainku.

    "Tidak, Papah tidak apa-apa," dalih Bryan berusaha menyembunyikannya dari Ramel.Bryan baru saja selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, pengawal pun segera membukanya."Selamat pagi." Sapaan itu membuat Ramel, Bella dan Bryan memutar kepala ke arah datangnya suara. Wajah Bella seketika berubah karena terkejut, sedangkan wajah Ramel terlihat tegang, sorot matanya menunjukkan kemarahan."Selamat pagi Sarah," balas Bella sambil tersenyum.Wanita cantik itu berusaha terlihat biasa saja, agar tidak menimbulkan rasa curiga dalam hati ayahnya. Sebisa mungkin ayahnya jangan sampai mengetahui tentang hubungan Sarah dengan suaminya."Silahkan duduk," lanjut Bella mempersilahkan Sarah untuk duduk.Ia pun segera bangkit dari tempatnya, melangkah menuju lemari es untuk mengambil minum untuk Sarah."Terima kasih," ucap Sarah saat Bella menaruh minuman di hadapannya."Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan?" Akhirnya Ramel membuka mulut.Sarah tersenyum manis, "Tidak, aku d

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hamil Ramel.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi kediaman Wijaya terlihat baik-baik saja. Tetapi tidak dengan kondisi hati Bella, wanita cantik itu lebih banyak diam berbeda dengan hari-hari sebelumnya.Tentu hal itu mengundang tanya bagi seluruh penghuni kediaman Wijaya, terutama Ramel. Pria tampan itu sudah beberapa kali bertanya kepada istrinya, tetapi Bella terus saja berdalih.Sebenarnya Bella ingin sekali menanya Ramel tentang hubungannya dengan Sarah. Tetapi Bella mengurungkan niat, ia ingin Ramel yang terlebih dahulu membuka mulut dan berkata jujur. Apalagi dua hari yang lalu, ia dan Sarah kembali bertemu secara diam-diam untuk kedua kalinya.Dipertemuan itu Sarah menunjukkan gaun pengantinnya, bukan hanya itu saja! Wanita berusia 25 tahun itu juga menunjukkan kartu undangan yang berjumlah ribuan lembar."Sayang, nanti malam temani aku undangan ya?" ucap Ramel setelah menghabiskan sarapannya."Iya Mas," jawab singkat Bella tanpa berekspresi."Yaudah, Mas berangkat dulu ya." Ramel bangkit da

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Jangan lakukan ini Ramel.

    "Maafkan aku sayang, aku khilaf dan tidak sadar waktu itu." Hanya meminta maaf yang dapat Ramel lakukan saat ini."Ceraikan aku dan menikahlah dengan Sarah." Setelah mengatakan itu Bella langsung bangkit dari tempatnya lalu pergi.Sepanjang jalan menuju kediaman Wijaya, Bella tidak berhenti meneteskan air mata. Hatinya hancur tercabik-cabik, rumah tangga yang ia perjuangkan selama setahun ini dengan suka duka dan penuh derita, akhirnya berakhir dengan perpisahan.Cintanya yang begitu besar kepada Ramel, tidak akan menjadi penghalang untuk ia berpisah. Daripada di madu dan hidup menderita! Bella lebih baik berpisah dan merelakan pria yang ia cintai itu menjadi milik wanita lain.Setibanya di kediaman Wijaya, Bella langsung turun dari mobil. Wanita cantik itu berlari menaiki tangga menuju kamarnya sambil menagis.Bryan yang duduk di ruang tamu, segera menaruh koran yang ada di tangannya ke atas meja lalu mengejar putrinya. "Bella, kamu kenapa sayang?" tanya Bryan yang baru tiba di ka

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku ingin tidur dengan istriku.

    "Sarah hamil, aku sudah tahu," sahut Bella dengan wajah datar."Bukan itu, makanya dengar aku dulu." Rara sedikit kesel karena sahabatnya itu sok tahu."Jadi, tentang apa?" Bella pun jadi penasaran."Aneh gak sih, aku melihat Kevin ke luar dari Apartemen Sarah dua hari yang lalu. Aku sempat bertanya sama petugas kebersihan, katanya Kevin memang sering datang ke sana. Kadang datang tengah malam keluarnya besok pagi." Rara menceritakan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri."Ah, masa sih?" tanya Bella yang kurang percaya."Aku gak bohong Bel, coba aku foto waktu itu! Biar ada bukti," sesal Rara yang lupa mengambil foto Kevin saat ke luar dari kamar apartemen Sarah."Oh iya, kamu kapan kembali dari Prancis?" tanya Bella."Dua hari yang lalu, aku tiba di bandara pukul 2 malam. Jadi temanku mengajakku untuk menginap di Apartemennya, nah di situlah tanpa sengaja aku melihat Kevin ke luar dari kamar Sarah." Rara menjelaskan kenapa ia bisa melihat Kevin."Jadi menurut kamu Ra?" tan

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status