Seusai melakukan kenakalannya bersama 'ayam' sajian Pak Rony Hidayat, CEO PT. Inti Mulia Keramik, Leon diantar oleh sopirnya kembali ke Gedung Pusat Indrajaya Realty. Ketika naik ke lantai 30 di mana kantor CEO berada, dia menerima pesan dari Evita."Hubby, kamu ke mana saja kok lama meeting dengan klien?" Bunyi pesan Evita di layar ponselnya.Hatinya tergelitik karena baru saja melakukan suatu hal yang mungkin akan membuat istrinya marah. Dia pun menjawab, "Aku sedang berada di lift untuk naik ke kantorku, Eve. Ada apa?"Lift itu hampir sampai ke lantai 30. Pesan balasan Evita masuk ke ponselnya. "Deasy datang ke Jakarta, dia mencarimu!" Leon pun tertawa gembira, kakak ipar favoritnya datang berkunjung ke Jakarta."TING!"Pria tampan itu melangkah keluar dari lift dan disapa oleh kedua anak buah kepercayaannya, Adrian dan Giorgio."Ada tamu di ruangan Anda, Pak Leon," ujar Adrian yang berdiri bersebelahan dengan Giorgio di balik meja sekretaris depan ruang kantor Leon."Oke," sahut
Jack Beilamy yang baru saja keluar dari pintu lobi Nirwana Amanjiwo Tower usai mengantar pulang bosnya menengadah ke langit. Sebuah helikopter terbang rendah sejajar dengan lantai 50 tower itu. "Damn it!" seru Jack lalu masuk ke lobi lagi menyeret tangan rekannya George Whitmann untuk naik dengan lift ke atas."Ada apa, Jack?" tanya George bingung."Firasatku mengatakan ada yang tidak beres di penthouse! Semoga tidak terlambat ...," jawab Jack sembari memperhatikan angka di lift yang terus berubah naik sesuai lantainya. Dia ingin ke lantai 50.Sementara itu di penthouse Leon ..."Eve, sepertinya ada yang tidak beres!" seru Leon menatap ke arah balkon dan menyembunyikan tubuh Evita di belakangnya.Orang-orang berpakaian hitam merangsek masuk ke dalam penthouse dengan cara memecah kaca pembatas penthouse menggunakan alat khusus. Seharusnya kaca tebal itu tidak mudah pecah karena memang dipesan dengan spesifikasi anti peluru. Tirai putih kaca pembatas penthouse dengan teras balkon beter
Mobil sedan BMW hitam itu berhenti tepat di belakang mobil ambulans di depan pintu masuk IGD Siloam International Hospital. Paramedis bergegas menurunkan pasien korban luka tembak dari dalam ambulans ke ranjang dorong. Sementara seorang pria berpakaian necis turun bersama asistennya dari dalam mobil sedan BMW itu. Ada yang aneh dengan cara berjalan pria itu, kedua kakinya agak berjauhan seolah takut bersenggolan dengan organ yang ada di antara pangkal pahanya.Dia langsung berjalan menuju ke meja pendaftaran pasien IGD. Kemudian mau tak mau harus tersela pasien yang sedang gawat-gawatnya dari ambulans itu.Jack Beilamy yang mengawal bosnya hingga ke IGD itu menyerobot antrean pria itu. Dia buru-buru berkata, "Suster, pasien yang saya bawa dulu yang ditangani, dia terkena 3 tembakan peluru tajam dan tak sadarkan diri."Karena penasaran pria itu menengok siapa yang tertembak 3 peluru tajam. Dia pun tertawa terbahak-bahak seolah senang. "Mampus kau Leon!" ujarnya riang saat paramedis me
Di kantor pusat Leigh Petroleum Corporation, New York City, Joe Allen mengamuk. Barang-barang di mejanya berserakan di lantai ruang CEO."Fucking moroon! Damn it! Bagaimana mereka bisa gagal membawa wanitaku ke mari?!" maki Joe Allen dalam amarah yang meledak-ledak di hadapan anak buahnya.Dia menempatkan Bradley Hanson di Jakarta memang bukan untuk menculik Evita, tapi menunggunya hingga melahirkan bayinya. Keenam pria yang dia utus untuk menculik Evita juga penjahat profesional yang memang spesialisasinya di bidang penculikan. Maka dari itu dia kesal ketika mereka gagal dalam tugas remeh."Kakak Leon Indrajaya menghentikan private jet yang hampir tinggal landas itu, Sir!" jawab Anthony Hawkins, kepala pengawalnya yang baru memggantikan Bradley Hanson.Kepala Joe Allen terasa pening, dia tak tahan tidak menyalurkan kebutuhan biologisnya selama nyaris 14 hari semenjak kepergian Evita. Dia pun memiliki ide cemerlang dan tersenyum licik."Apa Michael Indrajaya dan puteranya sudah kembal
Dengan hati-hati Leeray menggendong tubuh Evita yang agak berbobot karena tengah mengandung itu turun dari mobil Alphard. Dia membawanya ke IGD Siloam International Hospital. "Suster, tolong pasien tak sadarkan diri karena dibius dan dia juga sedang hamil," ujar Leeray dengan suaranya yang bass yang justru membuat perawat jaga terkesima sedikit bengong menatapnya.Dia pun berdehem seraya mengerutkan alisnya menatap balik perawat jaga IGD itu."Ehh ... ohh ... silakan dibawa ke bilik 2 IGD, Pak!" balas perawat itu salah tingkah menunjukkan bilik perawatan yang dimaksud, "sebentar ya, Pak. Akan saya panggilkan dokternya!" Perawat itu segera menghilang meninggalkan Leeray berdua bersama Evita yang terbaring di atas ranjang pasien IGD.Tak lama kemudian dokter jaga IGD bergegas masuk ke bilik 2 dan memeriksa Evita sembari menanyai Leeray, "Selamat malam, Pak. Bisa dijelaskan kronologi kejadiannya?""Malam, Dok. Tapi, maaf sekali karena saya tidak berada di lokasi kejadian saat adik ipar
"BRAKKK!" Joe Alen melempar tempat penanya dari atas mejanya ke arah Anthony Hawkins yang mengelak dan barang itu pecah membentur lantai kantor CEO."Kenapa Matthew dan Alice tidak bisa ditemukan di rumah?!" seru Joe melotot menunjuk-nunjuk wajah Anthony."Maaf, Sir. Mereka memang sudah pergi sebelum kami sampai di kediaman Leigh. Apakah ada yang dapat kami lakukan selanjutnya?" jawab Anthony menatap wajah bosnya yang penuh amarah.Sembari mendengkus kesal, Joe menyugar rambutnya. Coba cek ke sekretaris Matthew kemana bosnya pergi!" perintahnya yang kemudian diiyakan oleh Anthony lalu pria itu keluar dari ruang CEO.Sementara itu Matthew sedang berada di tengah lautan tak bertepi bersama Alice. Usai membeli persediaan kapal di Boston dan menjemput kru kapal yang direkrut dadakan di sana. Mereka kembali mengarungi Samudera Atlantik menuju ke Lisbon, Portugal.Bagi Alice, honeymoon di tengah laut cukup romantis. Sekalipun tanpa bunga sama sekali secara harfiah, tetapi sepanjang hari be
Konser Alice di atas geladak kapal yacht Lady Marine sukses besar. Live streaming channel youtube milik Alice dibanjiri jutaan views dan likes dari para penggemarnya di seluruh penjuru tanah airnya. Matthew yang melakukan rekaman video konser itu luar biasa terkejut karena sama sekali tidak menyangka crowd-nya akan sebesar itu.Darian pun menelepon bosnya itu usai rekaman konser disiarkan oleh stasiun Popular TV malam itu. "Boss, kita harus membuat konser berikutnya untuk Alice Idol. Respon penonton yang menonton konsernya lewat layar kaca sungguh luar biasa!" ujar Darian dengan penuh semangat."Hey, Darian kau membuatku susah. Kami sedang berlayar di tengah Samudra Atlantik, masa aku harus mengatur konser live streaming bolak balik?!" sahut Matthew meradang karena malas direpotkan anak buahnya itu.Alice yang mendengarkan percakapan suaminya dengan anak buahnya itu hanya bisa terkikik sambil melingkarkan lengannya di pinggang Matthew. Mereka berdua berdiri di atas geladak kapal samb
Sebuah pengalaman baru bagi Alice ketika pagi-pagi perutnya terasa bergolak, ia mual-mual hebat di kamar mandi. "Are you okay, Darling?!" tanya Matthew menyusul istrinya ke kamar mandi dan mengulurkan segelas air untuk berkumur.Wajah Alice pucat pasi dan tubuhnya terasa lemas, suaminya menggendongnya kembali ke tempat tidur. "Baby, kurasa itu morning sick, mungkin kau sedang hamil," ujar Matthew sembari membelai lembut punggung Alice yang bergelung di pelukannya."Carikan aku test pack kehamilan, Matt. Mungkin memang perlu dicek benar atau tidak bahwa aku sedang hamil," jawab Alice lemas karena perutnya kosong dan agak perih.Matthew pun berkata, "Tunggu di sini sebentar, okay? Aku akan ke atas untuk meminta Kapten Eugene Dunn agar menepikan yacht ke daratan terdekat. Kita akan mencari apotek untuk membeli test pack kehamilan."Pria bule bertubuh kekar itu bertelanjang dada naik ke kokpit yacht untuk menemui Kapten Eugene Dunn yang juga sedang beristirahat di hamock yang digantung d
Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu
"Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy
Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k
"Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All
"Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan
Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya
Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung
Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk
Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat