Share

Bab 132

Penulis: Chocoberry pie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-07 09:25:53
“Cek kamera CCTV di ruang kerjanya!” Perintah Cassandra pada Sheila, mantan sekretaris Irfan yang kini menjadi bawahannya. “Dan kirimkan salinannya padaku.”

“Baik Nona.” Sebuah anggukan hormat, mengawali langkahnya untuk menyelesaikan tugasnya.

Cassandra mulai gelisah. Ia mulai mengenali siapa wanita yang baru saja ditemuikannya bersama suaminya. Ia pernah bertemu dengan wanita itu di lorong apartemen Marco.

Nia Karenina, seharusnya ia langsung mengenali mantan cover girl majalah panas yang baru saja ditutup peredarannya di negeri ini. Namun ia sama sekali tidak menduga bahwa wanita itu nekat menjual diri, alih-alih berganti profesi yang lebih baik.

Dan Marco, bagaimana bisa lelaki yang begitu dipercayanya justru membodohinya. Ia bahkan tidak mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

Ting!

Suara pesan masuk terdengar dari benda pipih di hadapannya. Tangannya terasa basah karena perasaan gelisah yang mendera hatinya.

Dalam hatinya ia berharap file yang diterimanya akan menghap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 133

    Cassandra mengulurkan tangannya, mengusap wajah lelaki yang dicintainya dengan perasaan bersalah. Ia mengingat bahkan beberapa kali Marco memuaskannya tanpa imbal balik. Tentu saja lelaki itu sangat menderita karena keegoisannya. “Semua sudah berlalu,” ucap Marco. “Bagiku mendapatkan berlian sepertimu adalah sebuah anugerah. Dan aku tidak mungkin akan menyia-nyiakan sesuatu yang sangat sulit untuk kudapatkan.” Cassandra menatap sepasang mata yang tak lepas mengaguminya. Tatapan hangat yang menyiratkan kerinduan yang teramat itu tak urung membuat hatinya bergetar. “Aku janji, setelah ini … aku akan selalu mengatakan semuanya dengan jujur, sepahit apapun kenyataan itu,” ucap Marco. “Aku yakin, kita akan bisa mengatasi semuanya bersama. Aku tidak ingin kehilanganmu.” Marco meraih dagu istrinya dan mendekatkan wajahnya pada pemilik wajah mungil di depannya. Perlahan ia menyatukan bibir mereka dan melumat bibir mungil istrinya dengan penuh gairah. Cassandra merasakan gemuruh di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 134

    “Dari hasil rekam kamera cafe, mereka bertiga cuma ngobrol dan Bapak meninggalkan tempat paling awal, Nona. Hanya saja ada sebuah insiden sebelum itu, wanita itu menumpahkan minumannya. Tepatnya ke celana Bapak.” Sheila menyampaikan laporan yang didapatnya setelah memeriksa CCTV cafe langganan Marco.“Kamu yakin hanya itu?” Mendengar laporan Sheila, membuat Cassandra merasa lega. Semua yang dituturkan suaminya sesuai dengan laporan Sheila. Marco mengatakan semuanya dengan jujur. Pantas saja dia begitu marah pada wanita itu. Hanya satu kesalahan suaminya yaitu tidak mengatakan padanya sejak semula. Tidak peduli apapun alasannya, seharusnya ia tidak menyembunyikan hal sepenting ini. Apalagi hal ini menyangkut hubungan mereka berdua. “Simpan rekam kejadian itu. Aku harus menjadikannya sebagai bukti, siapa tahu wanita tak tau diri itu akan kembali.” Cassandra menutup panggilan itu dengan sebuah perintah. “Rahasiakan semua ini untukku.”***Marco tersenyum kecut ketika melihat istrinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 135

    “Jangan lupa untuk memberiku kabar tentang space yang sudah kau janjikan pada Sophie Laurent, Dave” ujar Cassandra pada lelaki di depannya. Perempuan cantik itu menutup map berisi lembar kontrak jual beli space di Mega Mall yang baru saja ditandatanganinya. Ia tersenyum dan menyerahkan map itu kepada Sheila, sekretarisnya yang duduk di sampingnya. “Tentu saja. Space paling strategis itu sengaja kusiapkan untukmu,” sahut Dave sambil menebarkan senyumnya. “Aku yakin Pak Irfan sangat bangga memiliki putri sepertimu. Cantik, cerdas, energik dan mempesona.” Cassandra tertawa pelan. Ia mengangkat tangan kanannya, memamerkan sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya. “O–oh, jangan merayuku, Dave. Aku sudah menikah,” balasnya, tak ingin memberikan harapan pada lelaki itu. Baginya seorang suami seperti Marco saja sudah membuat pusing kepala. Bagaimana ia harus bertahan dihantam kerikil tajam masa lalunya. Walau saat ini hubungan di antara keduanya sedang tidak baik-baik saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 136

    Cassandra berdehem, ia merasa tenggorokannya kering setelah aktifitas yang baru saja dilakukannya. Ia segera memasang kembali pakaian dalamnya. “Aku baik-baik Sheila. Tetap tunggu dan jangan biarkan siapapun masuk!” Kegugupan itu membuatnya kikuk dan kesulitan untuk menarik kembali resleting yang masih menganga di punggungnya. “Kita semeja saja,” ucap Cassandra tiba-tiba. “Aku tidak mau ada perempuan lain yang mencoba menggodamu.” Marco mengecup punggung istrinya yang masih terbuka. Kulit lembut dan bersih itu membuat hasratnya kembali menyala. Namun kali ini ia menahannya. Ditariknya resleting hingga bagian mulus itu tersembunyi dengan rapi dibaliknya. “Tentu saja, aku juga tidak mau buaya itu menggodamu,” balas Marco. “Jika dia buaya, lalu bagaimana denganmu, Tuan Marco,” sahut Cassandra. Seulas senyuman tersungging di bibirnya. “Apa kamu sang aligator?” Marco tertawa terkekeh. “Ya, aku cuma aligator yang tidak sanggup berada jauh dari pawangnya.” Suara ketuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 137

    “Memangnya Kak Rea sakit apa sih, Om?” tanya Cassandra setelah mendengar semua cerita Marco. “Fibrosarkoma. Rexy mengatakan bahwa semua berawal dari miom. Karena Reana terus mengabaikannya,” tuturnya.Lelaki yang terbiasa tidur dalam keadaan telanjang dada itu menatap istrinya yang telah menjadi pendengarnya dengan baik. “Bukankah seharusnya dia menjalani operasi?” Cassandra mengernyitkan keningnya. Ia merasa heran karena di jaman semodern ini, mustahil tidak ada suatu metode yang bisa menyembuhkan penderita miom. “Entahlah. Sebenarnya Rexy takut setelah menjalani operasi, justru kesempatan mereka untuk mempunyai bayi semakin kecil.” “Om, seandainya aku adalah Rea, sebagai suamiku … apa yang Om lakukan? Apa Om akan membiarkan aku kesakitan hingga tanpa melakukan apapun?” tanya Cassandra. “Persetan dengan apapun. Aku pasti akan lebih memilih kesehatanmu.” Marco langsung menjawab. “Bagaimana jika saat itu ada bayi kita di dalam rahimku?” tanya Cassandra. “Apapun, Sayang. Aku lebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 138

    “Oh, Sayang,” erangnya setelah mengakhiri semuanya dengan sebuah tumbukan yang dalam. Marco pun merasa badannya begitu ringan. Lelaki itu ambruk di atas tubuh istrinya tanpa melepaskan miliknya.Napas keduanya terengah, seakan baru saja berlari ribuan kilometer jauhnya. “Apa kamu sudah puas malam ini?” tanya Marco. “Kalau … aku tidak puas, apa yang akan Om lakukan?” goda Cassandra. “Apa sebaiknya kita ulang sekali lagi?” Marco mengangkat kedua tangannya. “Aku nyerah. Kali ini anggap saja aku berhutang! Aku terlalu lelah hari ini. Aku nggak sanggup mengalahkanmu.”Cassandra tersenyum geli mendengar kata itu. Hutang! Marco berbalik dan tidur terlentang di samping istrinya. Dipejamkannya matanya dan berbaring dengan perasaan yang begitu relax. “Kamu pikir aku tidak akan sanggup untuk menjadi seorang debt kolektor?” godanya. “Aku akan menagihmu besok beserta dengan bunganya.” Cassandra berbalik menatap suaminya. Ia beringsut mendekat dan menyandarkan kepalanya ke dada bidang Marco,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 139

    Malam itu Marco sengaja menyibukkan diri dengan laptopnya. Ia mempersiapkan beberapa materi yang akan disuguhkannya dalam rapat launching produk baru Sophie Laurent. Lelaki itu tidak menyadari bahwa istrinya sedang memperhatikan gerak geriknya. Cassandra membolak-balik majalah yang ada di tangannya. Namun matanya sama sekali tak tertuju pada setiap gambar yang terpampang di dalam lembarannya. Ia hanya fokus menatap kekasihnya yang masih berkutat dengan laptop di depannya. Dengan frustasi, diletakkannya majalah itu ke atas nakas dan ia pun turun dari ranjangnya untuk menghampiri Marco. Cassandra berdiri di belakang suaminya. Ia menatap gambar diagram batang dengan warnanya yang terlihat mencolok itu di dalam layar laptop suaminya. “Kenapa tidak dilanjutkan besok saja?” Cassandra meletakkan kedua tangannya ke pundak suaminya. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Marco. “Sayang, meong yuk.” “Besok aja, Sayang. Kata orang, semakin sering, maka semakin tidak berkualitas,” sahut Marco

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 140

    “Ini sofa apaan sih? Beneran Om yang pesan sofa aneh ini?” tanya Cassandra pada suaminya. Marco menganggukkan kepalanya. Lelaki itu menggosokkan handuk kecil di tangannya ke rambutnya yang basah. Ia mengamati istrinya yang masih sibuk mengamati sofa berbentuk unik itu tanpa tahu kegunaannya. “Kita balikin aja, Om. Sofa kita sudah banyak. Dan … bentuknya juga agak aneh, sih –” Cassandra mengerutkan keningnya. “Aku nggak suka, ah.”Marco meletakkan handuknya. Ia mengacuhkan rambut setengah basahnya dan melangkah menghampiri kekasihnya. Lelaki itu melingkarkan sepasang tangannya di pinggang ramping istrinya dan mengecup tengkuknya dengan lembut. “Kamu boleh mengembalikannya jika memang kita tidak membutuhkannya, Sayang,” bisik Marco. “Tapi malam ini, biarkan aku memberitahumu kegunaan sofa cantik ini.” Cassandra mendongakkan kepalanya dengan pasrah saat Marco mulai mencumbunya. Ia dapat merasakan kulit suaminya yang lembab dan roma wangi sabun yang masih melekat di tubuhnya. Aroma y

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19

Bab terbaru

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 150

    Sepasang insan itu menikmati kebersamaan mereka. Tak ada lagi kecemasan dalam pikiran mereka. Semua keraguan dan kecemasan yang beberapa hari terakhir dirasakannya, menghilang dalam sekejap. Keduanya seakan berlomba untuk saling memuaskan satu sama lain dalam degup irama jantung yang sama kencangnya.“Om,” desah suara itu memanggil kekasihnya. Marco menghentikan hentakannya. Ia menatap wajah lelah istrinya yang telah dipacunya beberapa menit berlalu. Dikecupnya bibir merahnya dengan senyuman mengembang. “Sampai kapan kamu akan memanggilku seperti itu?” godanya. “Apa kamu ingin semua orang menganggapmu sugarbaby ku?” Cassandra menarik sudut bibirnya, memberikan seulas senyuman manjanya. “Suamiku. Atau sayangku. Mana yang lebih baik menurutmu?” Marco memautkan jari jemari ke tangan istrinya. Sepasang matanya seakan tersenyum lembut bersama dengan bibirnya.“Keduanya terdengar sexy, asal keluar dari bibirmu,” bisiknya. Lelaki itu kembali mencumbu istrinya, menyerangnya dengan gelit

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 149

    Marco terkesiap saat melihat Cassandra di depan pintu. Ia tidak menduga Cassandra harus terlibat dalam masalah ini. Seharusnya semua rencananya berhasil, jika saja Dave tidak dengan sengaja membawa istrinya ke tempat itu. Ia bahkan dapat melihat senyum lelaki itu saat mengikuti langkah Cassandra masuk ke dalam kamarnya. Namun Marco tidak ingin semua rencananya berantakan. Ia segera menutup pintu sesaat setelah Dave masuk. Dan pertunjukan utama pun dimulai. Cassandra melihat seorang gadis, kedua tangannya terikat menjadi satu dan Rexy sedang berdiri tepat di hadapannya. “Om Rexy? Dan kamu … bukankah kamu Shereen? Apa yang kalian bertiga lakukan di kamar ini?” Tentu saja Cassandra kebingungan melihat keberadaan mereka di tempat itu. Semua pikiran buruk tentang perselingkuhan suaminya, langsung dimentahkan karena kehadiran Rexy. “Tidak, bukan seperti itu pertanyaannya, Sandra,” sahut Rexy. “Seharusnya kamu minta Dave menjelaskan semuanya. Bagaimana ia tahu Marco ada di hotel ini

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 148

    “Ngapain kamu bawa aku kemari?” Cassandra menatap curiga lelaki di sampingnya. Ia mulai gelisah. Perasaannya makin tak tenang saat lelaki itu memutar kemudinya memasuki lobi hotel berbintang empat itu. “Seperti yang aku katakan. Aku punya janji minum dengan Indra, interior desainer yang aku ceritakan tadi,” sahut Dave dengan tenangnya. Cassandra menatap lelaki itu dengan sudut matanya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik lelaki yang dikenal dengan sifat buruknya – pemain wanita.Dave tersenyum tipis saat mengetahui Cassandra menatapnya penuh kecurigaan. “Apa?” tanyanya sembari tertawa terkekeh. “Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu mulai menyadari bahwa teman kamu yang satu ini terlihat tampan?” Cassandra mengalihkan perhatiannya. “Iya, sebenarnya kamu cukup tampan. Tapi –” “Tapi? Tapi apa?”“Kenapa kamu sampai sekarang belum juga menikah?” ungkap Cassandra karena tak tahan lagi dengan sikap lelaki itu. Lelaki itu tersenyum lebar. “Karena aku sedang menunggu seseorang. Se

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 147

    “Aku akan segera pulang setelah melakukan survey lokasi.” Marco mengatakan dengan jelas alasan kepergiannya kepada istrinya. “Hanya satu malam, Sayang.” “Tapi ….” Cassandra mendecak kesal. “Aku benci tidur sendirian, Om.”“Aku janji, seandainya nanti semuanya selesai tidak terlalu larut, aku akan langsung kembali,” sahut Marco. Cassandra mengerucutkan bibirnya. Seandainya saja Marco mengajaknya, ia pasti mau ikut bersamanya. Tapi ia malu untuk terlihat posesif terhadap suaminya. “Baiklah. Kabari aku setelah kamu sampai di tujuan,” pinta Cassandra. Marco menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui permintaan istrinya. “Tentu saja,” ucapnya. Ditatapnya wajah manis perempuan yang ada di dalam pelukannya. Rasa hangat pelukan Marco, membuat perasaan gelisah di hati Cassandra memudar. Hatinya seharian ini memang merasa tak tenang, seperti merasakan sebuah firasat buruk tentang suaminya. Namun ia tak bisa menemukan sesuatu yang tak seharusnya. Bahkan dia percaya suaminya tak akan pernah

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 146

    Shereen mengunci pintu ruang kerja Marco. Dengan liar kedua tangannya mengunci ciumannya dari belakang tengkuk Marco. Perempuan itu memeluk Marco dan melumat bibir lelaki itu dengan penuh hasrat.“Hentikan Shereen,” lirih lelaki itu. Marco meraih pinggang ramping gadis itu dan menyentakkannya agar ia melepaskan pelukannya.Tak bisa disangkal, sebagai seorang pria normal tentu saja penampilan dan sentuhan sensual gadis itu membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Marco seakan dibawa ke sebuah petualangan baru yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. “Bukankah ini menyenangkan?” bujuk gadis itu. “Hentikan semua omong kosong ini. Aku sudah punya–”“Istri? Aku tidak menyuruhmu menikahiku,” sambung Shereen yang tak mau mendengar sebuah penolakan. “Aku cuma ingin seseorang ada di sisiku ketika aku kesepian. Ada seseorang yang peduli padaku saat aku kesakitan.”“Keluarlah.” Marco menyingkirkan sepasang tangan yang masih enggan lepas dari lehernya itu. “Keluarlah sebelum aku memanggil sek

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 145

    Cassandra berjalan selangkah demi selangkah mendekati Marco. Sepasang matanya menatap laki-laki itu dengan tatapan dinginnya. Tatapan dingin yang membuat jantung Marco seakan hampir berhenti berdetak. “Mati aku! Apa dia tahu sesuatu? Sepertinya Shereen tidak main-main dengan ancamannya.”Dengan kedua tangannya, Cassandra mendorong tubuh Marco, hingga membuat tubuh lelaki yang tidak siap menghadapinya itu limbung dan jatuh terjengkang. Marco menelan kasar salivanya. Panik! Itu yang saat ini dirasakannya. Apalagi saat melihat Cassandra yang seakan tak mau melepaskannya. Namun tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di bagian tengah tubuhnya. Bagian yang masih berdiri menantang itu, kini berada dalam genggaman tangan Cassandra. Sentuhannya bahkan membuat jagoan Marco itu semakin mengeras. “Tadi … kamu kenapa?” tanya Marco ragu, “apa ada yang salah?”Cassandra menggelengkan kepalanya. “Aku cuma nggak nyaman aja, ruangannya terlalu sempit dan … keras.” Marco menghela napas lega. Ia ta

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 144

    Aroma jasmin menguar di ruangan yang terasa hangat itu. Suara air yang mengalir memenuhi bak mandi, menyamarkan debaran jantung keduanya. Marco dapat merasakan betapa lembut dan lembabnya kulit kekasihnya, saat tangannya menyentuh tubuhnya. Ia dapat merasakan hasratnya yang membara saat tubuh mereka bersentuhan. Marco menangkup sepasang tangannya di dada kekasihnya, merasakan sensasi kenyal yang mempermainkan hasratnya. Lelaki itu mendaratkan kecupannya di leher jenjang istrinya, merasakan denyutan nadi yang seolah menjerit saat disentuhnya. Suara desah lolos dari bibir Cassandra. Dengan pasrah, ia menyandarkan kepalanya ke dada suaminya dan memberikan keleluasaan baginya untuk menikmati tubuhnya. Ia sungguh menikmati permainan tangan suaminya dan sentuhan basah di lehernya menciptakan percikan-percikan yang membangkitkan hasratnya. Lelaki itu memutar tubuh kekasihnya. Ditatapnya wajah cantik yang tak pernah bosan dilihatnya itu. “Aku mencintaimu Sandra, cuma kamu. Biar apapun ya

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 143

    Marco mengerjapkan matanya. Ia benar-benar terkejut ketika menyadari dirinya berada di tempat yang sama sekali asing baginya. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir yang tersimpan di memorinya. Suara gemericik air, menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendirian. Lelaki itu semakin terkejut ketika melihat beberapa foto yang terpampang di dinding ruangan itu. “Om sudah sadar rupanya.” Suara itu terdengar seiring dengan pintu kamar mandi yang terbuka. “Sher!” Marco menyadari bahwa dirinya berada di dalam apartemen Shereen, seorang model terpilih perusahaannya. Ia masih ingat bagaimana gadis itu menelponnya dengan ketakutan. Gadis itu tersenyum lebar. “Aku tahu Om akan datang. Aku tahu, Om akan meninggalkan istri Om buat aku,” ucapnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. “Persis seperti yang Dave katakan.”“Dan yang lebih penting, alam seakan mendukung niatku. Om pingsan tepat di depan pintu apartemenku.”Marco segera bangkit dari sofa, tempatnya terbaring tadi. Ia menatap gadi

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 142

    Shereen mengulurkan tangannya. Mendengar tawaran yang menguntungkan seperti ini, tentu saja tidak mungkin disia-siakan olehnya. Bukan karena ia tidak menginginkan kompensasi pembatalan kontrak bernilai ratusan juta itu, tapi ia sadar jika ia membatalkan sebuah kontrak bernilai besar seperti ini akan membuat namanya juga menjadi buruk. Tidak akan ada lagi orang yang berani menawarkan kontrak apapun kepadanya. Selain itu, firasat Shereen mengatakan bahwa Marco akan menuruti apapun keinginannya. Marco sudah berada di dalam genggaman tangannya. “Om yakin?” tanya gadis itu. “Om akan melindungi aku, menjaga aku dalam setiap kegiatan yang akan aku lakukan?” Marco menganggukkan kepala menyetujui ucapan Shereen, walau ia tahu itu tidak mungkin dilakukannya. Pekerjaannya cukup banyak, dan waktu sepanjang dua puluh empat jam bahkan tidak akan cukup jika harus ditambah dengan tugas sebagai seorang bodyguard. Tapi ia tetap menganggukkan kepalanya, yang terpenting gadis di hadapannya tidak mem

DMCA.com Protection Status