Bella tengah menuangkan teko listrik pemanas air yang telah berisi teh chamomile dengan asap yang mengepul ke dalam cangkir milik Emma. Gadis itu telah kembali ke Venesia setelah beberapa hari berada di London dan menginap di kediaman Old Master Lucas. Kini, Bella sedang berada di apartemen miliknya, ditemani Emma yang tengah berbaring di sofa sembari menonton televisi.
Meletakkan cangkir berisi teh chamomile di atas meja, Bella menatap sahabatnya dengan lekat, "Sekarang katakan bagaimana bisa kau tiba-tiba berkencan dengannya, Emma? Apakah selama ini kau memang sengaja menyembunyikan hubunganmu dariku?" tanya Bella dengan memicingkan mata.
Emma beranjak mendudukkan separuh tubuhnya untuk menyesap teh panas yang dibuatkan oleh Bella sebelum akhirnya mengulas senyum, "Semua terjadi begitu saja." Emma kemudian kembali merebahkan tubuh, "Aku sepertinya benar-benar menyukainya," gumam Emma yang tiba-tiba menutup wajahnya yang merona menggunakan bantal kecil sofa. Kini, gad
Bella dan Aaron kini tengah berjalan menghampiri Emma yang duduk sendiri di ruang make up untuk menunggu gilirannya syuting yang kebetulan dilakukan hari ini dan untuk terakhir kali. Emma memang sangat jarang melakukan pengambilan adegan di lokasi karena hanya mendapatkan peran sebagai figuran.Sementara senyuman Bella tiba-tiba terkembang dan menghiasi wajah cantiknya kala berjalan mendekat ke arah Emma. Bella benar-benar ingin menggoda sahabatnya. Kapan lagi ia bisa membalas Emma yang selama ini selalu berhasil menggodanya perihal membahas hubungannya dengan Glenn?"Hai, Emma!" sapa Bella yang membuat Emma seketika menoleh ke arahnya dan beranjak berdiri. Bella berpose setengah berbisik, "Aku membawakan seorang Pangeran untuk Putri Salju yang cantik sepertimu. Lihatlah! Dia begitu tampan dan pengertian dengan minuman yang ada di tangannya," bisiknya yang menyamakan Emma sebagai Putri Salju. Kebetulan, gadis berambut pendek dan cantik itu terlihat mirip dengan seorang
Beberapa bulan kemudian di mana musim panas telah tiba. Hari ini adalah syuting terakhir film 'My Boss My Love' yang dilakukan di dalam ruang perkantoran. Film tersebut berakhir menjadi kisah yang bahagia. Dua orang musuh bebuyutan kala remaja yang ditakdirkan bertemu ketika dewasa dengan posisi sang wanita yang menjadi seorang sekretaris cantik dan sang pria yang menjadi Boss atasannya, telah berakhir menjadi sepasang kekasih.Bukankah kisah dalam film itu hampir serupa dengan kisah nyata Bella Marlene yang merupakan sang pemeran wanita? Bella berakhir menjalin cinta dengan pemeran utama pria yang diperankan oleh Glenn Lucas. Mereka kini juga menjadi sepasang kekasih yang berbahagia dan penuh akan gairah cinta.Sejak awal, Glenn memang selalu bersikap menyebalkan dan menggoda meskipun Bella selalu menolaknya. Namun, anehnya hanya pada Bella, pria itu melakukannya. Wanita lain ia perlakukan dengan cara yang berbeda dan begitu dingin. Tidak hanya itu, trauma dan ketakut
Bella berjalan di dermaga dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam, gaun terusan berwarna krem sebawah lutut bermotif floral, topi pantai yang cukup lebar untuk bersembunyi dari sinar matahari yang cukup terik, dan juga kacamata hitam yang menutupi iris mata cokelatnya.Gadis itu melewati beberapa pria yang sedang duduk-duduk di tepi dermaga yang serempak memusatkan perhatian padanya. Mereka tidak bisa melepas pandangan dari wajah cantik Bella meskipun sedikit tertutup oleh kacamata hitam dan topi bundarnya. Bahkan, melihat rambut cokelatnya yang tergerai saja sudah begitu indah.Namun, Bella tetap berjalan dengan wajah tidak acuh dan sedikit angkuh diiringi dengan suara heels-nya yang terdengar mengetuk-ngetuk di sepanjang jalan dermaga. Deburan ombak yang menggulung laut dan embusan angin ikut membelai rambutnya ketika berjalan.Sebenarnya, Bella tidak ingin terlalu menarik perhatian dan berakhir pada mereka yang nantinya berjalan mendekat dan menggodanya
Beberapa wanita yang mengelilingi Glenn seketika mengernyit tidak suka karena kedatangan Bella. Padahal, mereka juga tahu siapa Bella dan Glenn yang terkenal sebagai pasangan viral dan sering muncul di televisi serta menjadi trending di media.Namun, tetap saja mereka ingin mencoba peruntungan. Sebab, tidak sedikit yang beranggapan jika Bella hanyalah seorang gadis biasa yang bukan siapa-siapa dan mendapat jackpot hingga dijuluki sebagai Cinderella Venesia.Di sisi lain, Bella benar-benar merasa tidak tahan lagi dan ingin mengusir mereka untuk pergi menjauh. Setidaknya mereka bisa bergoyang dan menunjukkan keseksian di tengah ruangan atau jika perlu mereka bisa pergi dan menceburkan diri di lautan.Hingga akhirnya, Bella memutuskan untuk menegakkan tubuh dan berjalan di hadapan Glenn. Tanpa sepatah kata, Bella tiba-tiba menghempaskan bokongnya di pangkuan Glenn, membuat pria dengan kacamata hitam itu menjadi sedikit terkejut dan melebarkan pupilnya d
Kala itu, di musim semi Teatro Alaa Scalaa. Seorang pria bermasker dan bertopi hitam duduk di salah satu kursi penonton untuk menyaksikan pertunjukan teater. Sebuah pertunjukan klasik yang berkisah tentang seorang Putri dan Pangeran di abad pertengahan Eropa sebentar lagi akan dimulai. Tak lama, tirai berwarna merah yang menjulang tinggi tiba-tiba terbuka. Alunan musik seriosa menggelora dan menghanyutkan suasana. Latar bernuansa Eropa abad pertengahan dari berbagai ukiran yang terbuat dari sterofom dan berbagai lukisan telah memenuhi panggung. Seorang wanita cantik menampakkan diri di atas panggung dengan balutan gaun panjang mengembang berwarna putih tulang yang begitu menawan dan membuatnya menjadi pusat perhatian. Ya, wanita itu adalah Bella Marlene yang sedang menggantikan Aurora untuk memerankan seorang Putri bangsawan cantik yang akan menikah dengan Pangeran [1]. Sementara pria bermasker yang duduk di salah satu kursi penonton ikut terpana
Musim dingin yang tengah menyelimuti Venesia kala itu tidak lebih dingin dari ekspresi wajah Aaron. Pria itu tengah berjalan dengan langkah terburu-buru menuju mobilnya. Hanya seraut wajah dingin dan datar yang terpancar dari wajah tampan yang biasanya terlihat ramah tersebut.Namun, di tengah perjalanan menuju mobil, tiba-tiba seekor kucing kecil berjalan di kaki Aaron. Kucing itu terus mengitari kaki Aaron ketika sedang berjalan seolah tengah meminta pertolongan. Hewan kecil itu merasa kelaparan dan kedinginan di tengah cuaca musim dingin bersalju.Namun, sayangnya hal itu justru membuat Aarom merasa sangat terganggu. Melihat ke kanan dan ke kiri, jalanan tampak begitu sepi. Sebelah tangan Aaron tiba-tiba mengangkat dan mencengkeram kucing tersebut hingga si kucing mengaung-ngaung.Sebelah tangan Aaron yang lain dengan gerakan kilat mematahkan salah satu kaki kucing itu hingga menimbulkan bunyi gemeratak. Kucing itu pun semakin mengaung-ngaung kesakitan.
Aaron merasa gelisah. Ia terus dibayangi oleh bayang-bayang Bella yang seolah merasuk ke dalam sel-sel otaknya. Kedekatan Bella dengan Glenn di lokasi syuting membuatnya meradang. Terlebih, baru saja Aaron melihat Glenn yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Bella kala berada di meja makan yang sama dengannya. Ya, Glenn terus memandanginya dengan aura dingin yang menyeruak. Tentu saja Aaron tidak bodoh untuk mengetahui arti dari tatapan Glenn. [1]Aaron benar-benar ingin menghabisi Glenn dengan tangannya. Namun sayang, membunuh seorang Glenn Lucas yang terus diikuti oleh para pengawalnya serta mendekati Glenn yang memiliki kepribadian dingin dan arogan tidak akan semudah itu.Aaron tiba-tiba beranjak berdiri dan berniat untuk pergi ke rumah Bella, di kediaman Miss Dorothy. Aaron berdiri dan bersembunyi di sebelah pohon. Tiba-tiba ia melihat Bella yang keluar dari rumahnya membawa tas koper. Mengapa malam-malam gadis itu keluar dengan membawa koper? Apakah ia
Emma membuka kelopak mata secara perlahan. Kepalanya masih terasa pening. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan tali yang dililitkan pada bangku yang ia duduki. Sebenarnya di mana gadis mungil itu berada saat ini?Netranya mulai berkeliling. Ia melihat jika berada di dalam sebuah bangunan dengan ruangan berbentuk bundar yang didominasi dengan tembok batu tanpa cat di dindingnya. Namun, suara desiran ombak juga bisa ia dengar. Apakah ia berada di pinggir laut?Menoleh ke jendela persegi berukuran cukup besar dari bangunan itu, Emma hanya mampu melihat awan. Apakah ia juga berada di atas ketinggian? Ya, Emma kini memang berada di ketinggian dan di pinggir laut, lebih tepatnya kini ia berada di mercusuar pinggir laut. Emma terus berusaha menggerakkan tangan dan kakinya untuk melepaskan diri dari ikatan tali. Namun sayang, ikatan tali itu terlalu kencang.Hingga tak lama, terdengar suara tapak sol sepatu yang sedang menaiki anak tangga. Pintu besi yang ada d
Alhamdulillah ... penulis dapat merampungkan cerita GCBT sesuai dengan plot yang sudah ada di dalam kepala. Bagaimana dengan endingnya? Maaf jika ending cerita ini cukup berbeda dengan kebanyakan novel yang diakhiri dengan ritual pernikahan, bulan madu, dan memiliki bayi. Kalian bisa mengimajinasikan kebahagiaan itu sendiri untuk kisah Bella dan Glenn yang sudah berakhir bahagia ️ Dan sesuai dengan janji penulis sebelumnya berkaitan dengan giveaway, penulis akan memilih satu dari komentar yang terbaik dan mendapat paket bingkisan dari penulis. Namun, penulis juga akan memberi hadiah transfer atau pulsa senilai @50.000 pada bebe
Langit malam seketika menyambut netra seorang gadis yang berada dalam gendongan pria yang dicintainya. Wajah gadis itu memucat dan tidak ada lagi semburat warna di wajahnya. Warna-warna itu telah pergi bersama dengan sebuah kehormatan yang dimiliki. Gadis itu adalah Bella yang hanya menunggu hitungan detik untuk kematiannya. Pandangan Bella yang mulai meremang berusaha menatap sayu pada ukiran wajah tampan pria yang dicintainya dari bawah sinar rembulan dan langit malam yang bertabur bintang. Sayangnya, jiwa gadis itu telah terbunuh sebelum belati tajam mengiris pembuluh darah arteri karotis di lehernya. Jika Tuhan memberikannya kesempatan, gadis itu ingin mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria tampan yang kini sedang ia lihat di bawah sinar rembulan, sosok pria yang selalu menjadi perisai di hidupnya, sosok pria yang tetap datang di saat-saat terakhir, dan sosok pria yang merupakan Pangeran berkuda putihnya. Namun, takdir berkata lain. Takdir itu
Pintu terbuka dengan suara nyaring karena terbentur dinding. Pangeran Glenrhys berdiri di ambang pintu dengan aroma kematian yang tersebar di wajah. Bella dapat melihat keterkejutan dan rasa sakit hati yang terpancar di riak-riak mata pria yang dicintainya tersebut. Tiba-tiba, Bella merasakan ujung pisau di lehernya. "Majulah selangkah dan kau akan melihat pisauku tertancap di leher wanitamu, Kakak." Pangeran Stefan tersenyum menyeringai dengan belati lipat di tangannya yang diarahkan di leher Bella. Pangeran Glenrhys membeku. "Apa yang kau inginkan, Stefan?" Suaranya tenang, tetapi terlihat betapa tajamnya tatapan Pangeran Glenrhys pada adik tirinya. Percayalah! Bella justru merasa ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga. Rasa malu, trauma, hina, dan marah kini bergejolak dalam darahnya dan merasuk hingga tulangnya. Gadis itu tidak pernah menyangka jika seseorang yang ia cintai—Pangeran Glenrhys akan melihatnya dalam kondisi tanpa sehelai benan
✍️ Hallo, bab ini menurut penulis akan cukup dark. Jika tidak suka, bisa diskip meskipun bab ini cukup vital dan juga merupakan inti dari cerita. ~~~ Bella kembali membuka mata. Kedua tangan dan kakinya masih terikat dengan tali. Mulutnya juga tersumpal dengan kain. Masih terbalut gaun mewah dengan bawahan mengembang, wajah Bella sudah tampak lusuh meskipun kecantikanya masih tetap terlihat. Sudah berhari-hari Bella diculik dan disekap oleh Pangeran Stefan. Berkali-kali Pangeran gila itu menyatakan cinta dan berkali-kali pula Bella menolaknya dan meludah di wajah Pangeran tersebut. Bella berusaha membebaskan diri dari ikatannya, tetapi tak satupun ikatan itu mengendur. Gadis itu benar-benar ingin kabur dan melarikan diri dari Pangeran mengerikan yang terobsesi padanya. Saat masih berusaha melepas ikatan tali, tiba-tiba terdengar suara pintu berderit, pertanda seseorang telah membukanya. Sosok pria berdiri di ambang pintu. Ya, pria itu ad
Pangeran Glenrhys menaiki kereta kuda kala baru saja keluar dari kapal yang membawanya dari London. Pangeran itu menuju istana untuk bertemu dengan Ratu Cecilia. Turun dari kereta kuda, langkah Pangeran Glenrhys menyusuri taman istana barat untuk menuju aula Ratu.Hingga akhirnya, Pangeran itu telah tiba di depan pintu kamar Ratu. Jemari panjangnya mulai terulur dan membuka pintu ganda kamar yang seketika memperlihatkan seorang wanita yang sedang terbaring di atas tempat tidur.Pangeran Glenrhys melangkah mendekat, "Apakah kau sudah meminum obatmu?" Suara bariton yang terdengar begitu dalam keluar dari mulut Pangeran tersebut.Ratu Cecilia yang awalnya memejamkan mata mulai membuka kelopak mata yang dinaungi bulu mata lentik dan seketika memperlihatkan iris mata biru yang indah, mirip seperti iris mata milik Pangeran Glenrhys. Wanita cantik itu menarik sudut bibirnya dan tersenyum menatap sang putra yang tiba-tiba datang mengunjunginya."Obat
Secret~Seorang pria paruh baya berambut hitam panjang dan bertopi fedora memasuki salah satu ruang kamar yang berada di istana. Ia menunduk sopan kala berhadapan dengan seorang Pangeran yang duduk santai di peraduannya dengan sebatang cerutu di tangannya. Pria paruh baya itu adalah Pollux. Sedangkan Pangeran itu adalah Stefanus Aldrich."Dia sudah menyetujuinya, My Lord. Duchess Marimar bersedia berada di pihak kita. Semua rencana sudah kita bicarakan dan tinggal menunggu waktunya."Senyuman menyeringai tergambar di bibir Pangeran Stefan. Sebelah tangannya mulai mendekatkan sebatang cerutu di bibir merah mudanya. Menyesap sari pati tembakau, Pangeran itu mengembuskannya secara perlahan, "Bagus, Pollux. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Aku tidak sabar bersama dengannya," desis Pangeran Stefan masih dengan senyuman menyeringai yang belum memudar.Hingga akhirnya, hari itu pun tiba. Hari di mana Enzo menjemput Bella yang sedang berada di markas
Secret~Hari ini adalah jadwal dilakukannya penyulingan air di Desa Oldegloe sebagai upaya penyelematan dari wabah seperti yang telah dicetuskan Bella di rumah kesehatan bersama Derek sebelumnya. Pangeran Glenrhys sedang bersiap menuju Desa dan melihat kembali beberapa bahan-bahan penyulingan dari alam yang berada di kereta kuda. Bahan-bahan itu akan di bawa ke desa seperti yang diminta oleh Bella. Sedangkan Bella dan Emma sudah berangkat terlebih dahulu ke desa menaiki kuda.Pangeran Stefan yang juga berada di mansion kediaman Duke Arandel diam-diam memandangi Pangeran Glenrhys dari kejauhan. Berhiaskan wajah datar, Pangeran itu merasa muak dengan sikap Pangeran Glenrhys yang menangani semua masalah penduduk dengan tangannya sendiri. Terlebih, ia juga geram kala belakangan ini Pangeran Glenrhys menjadi semakin dekat dengan Bella. Tak lama, langkahnya mendekat."Sepertinya kakakku cukup sibuk akhir-akhir ini. Apakah aku perlu membantu?" Senyuman menggemask
Secret~Apakah kalian pernah mendengar sebuah kisah tentang obsesi maniak cinta yang melenceng dari jalurnya dan bisa berakhir tidak sehat atau biasa dikenal dengan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD? Ya, hal itu yang dialami Aaron di kehidupan Bella Marlene di masa depan.Namun, bukankah seseorang yang terobesi pada kekasihnya memang sudah biasa dan sering terjadi? Dan kini ... apakah kalian pernah mendengar cerita tentang sebuah obsesi maniak pada ibunya sendiri? Bahkan, cerita itu pernah menjadi sebuah legenda di Indonesia, Sangkuriang.Anehnya, hal itu justru dialami oleh seorang anak berusia sepuluh tahun. Ayolah, bagaimana mungkin anak sekecil itu mengetahui hal semacam cinta? Tidak. Anak itu bahkan tidak tahu apa itu cinta. Yang dia tau, hanyalah ibunya yang selalu membuatnya merasa nyaman dan dia ingin selalu bersama sang ibu.Bukankah hal itu wajar? Bukankah setiap Anak memang ingin selalu dekat bersama sang ibu? Benar, setiap Ana
Tiba-tiba terdengar suara keributan yang memekakkan telinga dan menembus alam bawah sadar Bella. Gadis itu lantas membuka kelopak mata dan mendapati dirinya masih berada di dalam kereta kuda. Namun, kereta kuda itu berhenti dan justru berganti dengan berbagai macam suara jeritan kesakitan, pekikan, hingga suara pedang yang saling beradu dan berdesing di telinga. Dan, di mana Emma? Hanya Bella yang ada di dalam kereta kuda tersebut.Layaknya Cinderella, Bella keluar dari kereta kuda dengan gaun indah dan sepatu kaca yang terbalut sempurna di tubuhnya. Namun, kini yang ada di depan mata Bella bukanlah pemandangan indah berupa istana sang pangeran yang akan digunakan Cinderella berdansa hingga jam dua belas malam, tetapi justru hal mengerikan di mana para pengawal dan pelayannya yang berjatuhan bersimbah darah. Ya, Enzo dan Emma kini tergeletak di atas permukaan tanah.Manik mata Bella seketika membulat. Tubuhnya mematung dengan kedua tangan gemetaran. Dihampirinya Emma y