Sebelum dia dapat menyadarinya, Mark menyergap maju dan mencium bibirnya. “Aku tidak akan membiarkannya. Kau tidak bisa pergi! Kau tidak bisa menghilang dari pandanganku!” Dia berbisik dengan suara serak, sambil menciumnya.Arianne ingin menjelaskan bahwa dia hanya pergi keluar untuk bersantai dan menikmati pameran karya seni, tetapi Mark tidak memberinya kesempatan.Dia dapat melihat bahwa Mark sedang sakit, dan cukup keras juga.Pikirannya sedikit kacau. Dengan dirinya menekannya, Arianne tidak dapat memberi perlawanan. Lalu, tepat saat dia merasa tercekik, Mark akhirnya berpindah menciumi lehernya...Dia terkesiap, nafasnya menjadi tidak stabil. “Mark… Kau sakit, ayo pergi ke rumah sakit… Hentikanlah…”Dia mengabaikannya seakan tidak mendengarnya sama sekali.Pikiran Arianne kacau. Pada akhirnya, dia tidak melepaskannya… Akankah dia merasa jijik padanya saat sudah tidak mabuk?Dia akhirnya terlelap setelah badai berakhir, masih terbaring diatas Arianne...Arianne merasa sang
Arianne pergi tidur, menahan semua ketidaknyamanan yang ia rasakan. Dia meraih pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi untuk berganti. Saat ia keluar, Mark telah selesai berkemas dan menunggu di depan pintu.Tatapannya mengerut ketika ia menyadari langkah kaki Arianne yang tidak biasa. Ekspresinya berubah dingin juga, dan pikirannya tidak dapat ditebak.Arianne terus-menerus tertidur di atas pesawat tetapi segan menyentuh Mark jika dia jatuh tertidur. Dia bisa melihat bahwa suasana hati Mark sedang buruk. Dia tidak mempertanyakan pada Arianne tentang kepergian tanpa izinnya ke Ayashe.Setelah kepulangannya ke kediaman keluarga Tremont, Mark bergegas kembali ke kamarnya untuk mandi. “Kapan dia pulang?” Arianne bertanya pelan pada Mary.Mary menatap kosong ke arahnya. “Tuan tidak pernah pulang sama sekali. Dia baru datang hari ini.”Arianne merasa sedikit kesal. Dia tidak seharusnya memberitahu Eric tentang keinginannya untuk mengundurkan diri. Dia pasti membocorkan informasi itu. Di
Dia melepaskan jaketnya dan mencuci tangannya sebelum kembali ke kamar tidur. Dia bahkan menciumi tubuhnya untuk mengecek apakah apakah masih ada bau cat di tubuhnya, takut jika dia akan membencinya karena itu.Kehati-hatiannya telah terlatih sejak dia berusia delapan tahun.Aroma kuat dari tembakau menyambutnya ketika dia membuka pintu. “Apa itu?” dia bertanya dengan bermuka masam.Mark berdiri di depan jendela, melihat keluar ke arah salju. Jas rapi berwarna abu-abu muda tampak pas sekali di tubuh tinggi dan rampingnya. Bahkan punggungnya tampak menarik. “Perusahaan ku akan menyelenggarakan peragaan busana pada pukul enam malam ini. Busana rancanganmu akan tampil di sana. Pergilah jika kau suka.”Rancangannya? Satu-satunya pekerjaan yang dia lakukan adalah rancangan gaun pengantin yang dikritik, bukan? Hasil produk akhirnya sepertinya dirilis telah cepat. “Aku akan segera ke sana,” Arianne menjawab dengan riang.Dia tidak banyak bicara. Dia mengangkat tangannya, menempelkannya d
Arianne sepertinya tidak menyadari kalau dia sedang diawasi. Dia dikelilingi oleh banyak orang yang terengah-engah dan pujian, dia dia merasa seperti telinganya akan mengembang karena itu. Peragaan busana pengantin dilakukan pada segmen terakhir peragaan busana. Dia membutuhkan waktu dua belas menit untuk mempersiapkan dirinya dan menunggu desainernya untuk muncul di catwalk. Walaupun dia bukan bagian dari proses pembuatan gaunnya, tetap saja dia dianggap sebagai “Ibu kandung” karena dia yang mendesain sketsa gaun itu.”Menit dan detik berlalu, dan pertunjukannya hampir berakhir. Dia mulai merasa skeptis; desainnya tidak mungkin dimasukkan dalam bagian akhir kan? Lagipula dia bukan bagian dari perusahaan Mark Tremont. Namun, jika desainnya tidak muncul di bagian akhir, apakah itu berarti Mark hanya mempermainkannya saja?Tiba-tiba, alunan musiknya berubah dari tempo yang ritmis menjadi nada yang merdu. Sosok tinggi, langsing dan dengan kulit yang mulus mengenakan gaun putih perlahan
Ponsel Arianne menerima banyak pesan sejak Tiffany keluar. Saat mereka berdua sedang dalam pembicaraan serius lewat pesan singkat, Mark tiba-tiba berkata, “Fokuslah pada makananmu.”Arianne langsung mengirim emoji ‘ssshh’ pada Tiffany dan meletakkan ponselnya. Dia mengambil alat makannya dan dengan patuh memakan makananya. Gerakannya sangat pelan, sangat sama dengan bagaimana waktu dia bersikap saat dia masih kecil saat Mark memarahinya pada waktu makan atau saat dia sedang bermain dengan mainannya.Mark agak terpesona dengan sikapnya... kenangan masa lalunya dengan Arianne tampaknya hanya dipenuhi dengan kebencian…Arianne menyadari tatapan Mark dan menjadi penasaran. “Ada apa…?”Mark berpaling dan menuangkan segelas wine untuknya.Arianne terkejut. Mark tidak pernah minum wine dengannya sebelumnya…Setelah sempat ragu beberapa saat, dia mendentingkan gelasnya pada gelas Mark.Saat Arianne sedang minum winenya, Mark tiba-tiba bertanya, “Apa kau tahu ini hari apa?”Belajar dari
Saat mereka akhirnya tiba di kediaman Tremont, Arianne menggantungkan badannya pada Mark Tremont. Setelah melihat ini, Mary dengan cepat menyiapkan handuk hangat dan mengikuti mereka keatas. Dia tidak bisa menahannya dan bertanya, “Bagaimana ini bisa terjadi? Nyonya sangat lemah kalau urusan alkohol…”Mark Tremont tidak mengatakan apa-apa. Mary memberikan handuk hangat padanya. “Tuan, aku akan mempercayakan nyonya padamu. Aku akan kebawah sekarang.”Mark mengangguk dan perlahan mengelap wajah Arianne. Arianne mengangkat kepalanya agar Mark bisa menyeka nya. “Seka yang bersih…. Dia tidak suka kotor… cepat!”Tangan Mark Tremont berhenti sesaat lalu bibirnya tersenyum.Lalu Arianne mendorongnya. “Itu tidak akan cukup.. Aku harus menghapus riasan di wajahku…” untungnya dia masih ingat kalau dia masih memiliki riasan wajah di wajahnya.Arianne yang sedang mabuk ini tidak membiarkan Mark membantunya, jadi dia hanya mengikutinya dari belakang dan memandanginya sampai dia selesai. Saat di
Mark Tremont masih tidak terlihat, padahal hari sudah sore, maka Arianne pergi keluar untuk membeli alat lukis dan mengajak Tiffany untuk bertemu.Mereka berdua sudah lama tidak pergi bersama sejak kejadian di hotel. Arianne tidak mau persahabatannya berantakan karena hal itu.Mereka bertemu di sebuah kafe. Saat Tiffany datang sendiri, Arianne agak penasaran. “Kenapa kau tidak datang bersama Ethan?”Tiffany menghela nafas. “Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya pergi bersamaku untuk bertemu denganmu setelah kejadian yang menghebohkan internet waktu itu? Sudah lama sekali aku ingin menemuimu, tapi ayahku menyuruhku untuk tidak bertemu denganmu dulu karena khawatir kalau-kalau hal ini menjadi lebih buruk. Maka dari itu, aku tidak ada pilihan lain selain berdiam diri dirumah. Biar bagaimanapun, orang-orang itu benar-benar konyol. Mereka secara asal membuat-buat cerita, jahat sekali!”Merasa kalau akan lebih baik jika dia menjelaskan pada Tiffany, maka Arianne berkata, “Tiffie, mem
Helen mulai merasa kesal tapi dia menahan amarahnya. Biar bagaimanapun, dia telah bertahun-tahun menjadi istri seorang pria kaya itu berarti dia tidak boleh menunjukan amarahnya didepan umum.Tentu saja, Arianne tidak akan memohon pada Aery Kinsey. “Untuk apa aku memohon padamu? Aku tidak pernah diajarkan untuk merendahkan diriku sendiri pada orang yang tidak tahu sopan santun. Kalau ibumu tidak ada di sini. Aku pasti sudah mengira kalau kau tidak pernah diajarkan sopan santun.”Karena kesal, Aery mengambil kopi yang ada di meja dan mencoba untuk menyiram Arianne. Untungnya, Tiffany cukup cepat dan menarik Arianne tepat waktu. Tapi tetap saja, kopi itu tetap mengenai baju Tiffany walaupun hanya sedikit.Sikap Aery membuat Tiffany sangat kesal hingga dia tidak peduli lagi kalau mereka sedang di tempat umum. Dia mendorong Aery dengan keras dan berkata, “Coba lakukan lagi kalau kau berani?”Helen menjadi pucat karena ketakutan dan membentak. “Hentikan.”Mengingat sikap kompetitif Aer
Arianne sudah lama tidak mendengar nama itu, dia harus berpikir lama beberapa detik sebelum akhirnya mengingat wajahnya.Shelly-Ann Leigh… Dia pasti menghabiskan bertahun-tahun di rumah sakit jiwa, bukan? Hanya Tuhan yang tahu jika rambut wanita itu sekarang abu-abu dan putih seluruhnya.Ketika seseorang hampir mati, seseorang dapat berdiri untuk memaafkan semua sejarah di antara mereka—bahkan yang gelap, walaupun jika buku besar itu penuh—untuk selamanya. Jadi, Arianne menjawab, "Aku akan pergi denganmu. Tidak peduli apa yang terjadi, dia tetap ibumu."Mark sama sekali tidak mengharapkan jawaban itu darinya. Dalam keterkejutannya, dia membungkuk dan meninggalkan ciuman di bibirnya. “Aku tahu aku memilih wanita yang tepat sebagai istriku. Aku pikir kau tidak akan setuju untuk membiarkanku menemaninya selama hari-hari terakhirnya…”Arianne tidak menjawab apa-apa. Dia tidak begitu bodoh sehingga akan mencoba untuk menang dari seorang wanita yang hari-harinya terhitung jari. Tidak ped
Arianne mencibir. “Kamu keliru, nona kecil. Aku tidak akan cukup gila untuk membuat marah ibu dari pria yang kusuka jika aku jadi kau, Nak. Aku khususnya tidak akan mengatakan apa pun yang ber-IQ serendah itu juga. Biarlah aku benar-benar jujur kepadamu: tidak seorang pun yang memiliki nama keluarga Leigh akan mendapat sisi baikku—yang terakhir gagal. Keras. Aku dapat menjamin bahwa kau akan meninggalkan kami dalam rentang waktu tiga hari. Jika aku kalah, kau bisa tinggal di sini selamanya. Ingin bertaruh? Aku menantangmu."Dia membiarkan ancamannya tergantung pada ucapan itu dan membalikkan kursi rodanya, meninggalkan wanita muda yang terhina itu.Kemarahan menyeruak dari Raven seperti gelombang gempa di sekujur tubuhnya. Dia hampir mengalami hiperventilasi, tetapi tepat sebelum menjadi tidak mungkin untuk dikendalikan, dia kembali dan mendesak dirinya untuk tenang. Dia punya perasaan bahwa meskipun dia pingsan saat itu juga, tidak ada yang akan menemukannya, bukan?Sekarang sete
Melissa adalah tipe orang yang selalu mendesak segala sesuatunya menjadi semeriah mungkin. Dia melompat berdiri dan mengangkat cangkirnya, “Yo, semuanya! Mari bersulang untuk Cindy yang menjadi sepupu iparku!"Penonton menjawab dengan antusias dengan cangkir mereka di udara dan berseru—kecuali Raven, yang tetap duduk. “Aku memiliki tubuh yang sakit-sakitan. Aku tidak bisa minum. Maafkan aku."Senyumannya begitu kaku, wajahnya terlalu pucat. Sesuatu terlintas di mata Arianne sebelum dia menjawab, "Tentu."Setelah pesta pora memudar, Arianne mengarahkan kursi rodanya ke halaman. Penampilan luar dari rumah itu tampaknya telah membeku dalam waktu, itulah mengapa berada di sini membuatnya merasa sangat… aman.Tentu saja, itu terjadi meskipun Henry dan Mary meninggal. Pada akhirnya, waktu berlalu dan banyak hal berubah, karakter dan objek datang dan pergi, dan semua tahun yang hilang ini meninggalkan penyesalan yang tertinggal di belakang mereka.Arianne melihat siluet yang berdiri send
Arianne meraih kedua tangan wanita cantik itu dan tersenyum. "Terima kasih! Astaga, bagiku… ini seperti kalian berdua bertambah tua dalam sekejap mata! Betapa cantiknya kalian berdua! Cindy, dimana kakakmu? Plato belum pulang?"Menyebut nama kakak tersayangnya membuat Cynthia cemberut. "Dia bilang dia akan pulang setengah bulan yang lalu—itu yang dia katakan. Siapa yang tahu apa yang sebenarnya dia lakukan? Lagipula, siapa yang peduli tentang orang tak berguna itu. Dia selalu seperti ini. Oh, um, cuacanya cukup panas. Kita mungkin sebaiknya masuk.”Arianne mengangguk dan menatap sekilas Aristoteles dengan pandangan gelisah. Tidak sekalipun anak itu terlihat seperti ingin berbicara dengannya... Mungkinkah ia sedang menghitung keluhannya dalam pikirannya? Mark dan Arianne sudah lama tinggal di Swiss; Hidup pasti sulit baginya sendirian.Butuh waktu sampai dia mencapai ruang tamu untuk akhirnya melihat Raven. “Millie, apakah ini adik perempuanmu?”Melissa dengan cepat melompat untuk m
Seluruh tubuh Aristoteles terpatung.Dia telah menunggu berita ini selama sembilan belas tahun. Seiring waktu berlalu, semangatnya meredup sedikit demi sedikit, perasaannya menjadi kebal, sampai pikiran itu tidak ada bedanya dengan ilusi. Tetapi hari ini, berita tentang hal itu menjadi kenyataan baginya dan menghempaskannya ke dalam pikiran yang bermacam-macam.Beberapa saat kemudian, dia akhirnya bergumam pelan, "Kapan... Kapan mereka akan kembali?"Jackson menutup jarak di antara mereka dan memberi anak muda itu tepukan ringan dan menenangkan di pundak. “Tidak secepat itu, aku yakin; bukan ketika ibumu baru saja siuman dan membutuhkan waktu untuk pulih. Dia tidur selama sembilan belas tahun, kau tahu. Jadi mungkin setelah dia cukup pulih untuk beberapa saat…” jawabnya. “Kita telah menunggu selama sembilan belas tahun untuk ini, bukan? Apa artinya menunggu sedikit lebih lama dibandingkan dengan itu? Hal terpenting yang harus kau lakukan adalah mengelola perusahaan dengan kemampuan
Cynthia belum pernah menjalin hubungan sebelumnya, jadi dia tidak tahu apa itu cinta. Namun, ada satu hal yang pasti. Dia menyukai perasaan bersama Aristoteles dan bagaimana dia melindunginya sejak mereka masih kecil. Meskipun Aristoteles menjadi sedikit mendominasi dan "nakal", dia tidak terkejut olehnya. Sebaliknya, dia bahkan merasa sedikit terharu, yang terasa luar biasa.Tidak diketahui bagaimana mereka bisa sampai di tempat tidur, dengan nafas mereka yang berpadu. Terlepas dari satu hal terakhir, mereka telah melakukan hampir semua hal lain yang bisa dilakukan.Saat mereka akan melakukan hal terakhir, Aristoteles tiba-tiba berhenti dan membantu menarik selimut menutupi Cynthia. "Ayo tidur, selamat malam."Cynthia masih bingung dari sebelumnya. Dia tidak tahu mengapa Aristoteles tiba-tiba berhenti, dia juga tidak memiliki keberanian untuk bertanya padanya. Dia telah berjuang begitu lama sebelum meyakinkan dirinya untuk mengikuti arus…Keesokan harinya, ketika Cynthia bangun, A
Cynthia mendengar apa yang dikatakan Aristoteles, tetapi tangannya tidak berhenti melakukan apa yang mereka lakukan. Kepalanya tidak bisa berpikir jernih. “Tidak… tidak perlu. Aku akan bisa menyelesaikannya sekarang. Silakan tidur dulu. Ngomong-ngomong, dimana aku tidur malam ini? Ada begitu banyak kamar di sini, aku akan meminta Agnes untuk membantuku membereskannya."Aristoteles menghampirinya dan berjongkok. Dia meraih lengannya dengan satu tangan sementara yang lain menutup koper. “Tidur saja denganku di sini dan berhentilah beres-beres.”Cynthia curiga dia mungkin salah dengar. Dia melihat ke tempat tidur besar di belakangnya dengan linglung dan tiba-tiba merasakan telapak tangannya, yang dipegang oleh Aristoteles, terasa hangat. “K… Kau bercanda, bukan, Ares? Meskipun kita dulu sering tidur bersama satu sama lain ketika kita masih kecil, kita semua sudah dewasa sekarang, jadi bukankah itu sedikit tidak pantas?”Aristoteles berkata dengan wajah datar, "Aku tidak bercanda."Cyn
Melissa tahu bahwa Aristoteles telah mencium Cynthia, jadi dia tahu apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, dia tentunya membual, "Tentu saja, mereka sudah bertunangan sejak mereka lahir. Kebetulan, keduanya merasakan hal yang sama tentang satu sama lain saat mereka tumbuh dewasa, jadi bukankah ini akan membuatnya menjadi lebih baik? Dari caraku melihatnya, penyakitmu tidak akan sembuh selama sisa hidupmu dan mereka berdua mungkin harus menunggu sampai Cindy lulus sebelum mereka menikah. Jadi, lebih baik kau kembali ke Prancis secepat mungkin. Jangan khawatir, kau telah menyelamatkan nyawa Aristoteles sebelumnya, jadi dia tidak akan pelit denganmu secara finansial."Raven sangat ingin mengendalikan rasa tidak bahagia yang ada di hatinya, tetapi emosinya menolak untuk mengikuti keinginannya. Karenanya, dia berjuang keras untuk melepaskan diri dari genggaman Melissa. Melissa terkejut sesaat. "Kau gila?"Setelah itu, Raven kembali sadar dan mengambil nafas dalam-dalam. “Maafkan aku… A
‘Kau tidak terlalu khawatir?’ Melissa sangat marah hingga dia tertawa. “Apa aku satu-satunya yang khawatir tak beralasan? Aku pikir kau mencintai saudara laki-lakiku, bukan? Pria yang kau impikan setiap hari telah kembali dari Prancis tetapi membawa seorang wanita bersamanya, tapi kau sebenarnya tidak begitu khawatir? Mari kita kesampingkan niat orang tuamu sejenak. Apa kau berani bilang kau tidak mencintainya? Aku hanya membantumu karena kau adalah sahabatku, jadi bisakah kau jangan begitu santai, seolah-olah aku membantumu tanpa alasan?"Cynthia menggelengkan kepalanya dan merendahkan suaranya saat dia menjawab, “Dia… mungkin telah menyatakan perasaannya kepadaku. Kami juga… sudah melakukannya. Jadi, aku pikir dia tidak merasa seperti itu terhadap Raven. Itu murni karena dia menyelamatkan nyawanya sekali. Aku yakin Ares akan mampu menangani situasi ini dengan baik.”Mata Melissa terbelalak. "Apa? Dia baru kembali beberapa hari, tapi kalian berdua sudah berhubungan seks? Secepat itu