Keesokan harinya, Arianne bangun dan langsung berangkat ke kantor tanpa makan sarapan terlebih dulu. Tumpukan dokumen sudah menunggu di mejanya, membuat Arianne mengerutkan keningnya. “Dokumen siapa ini?”Seseorang berbisik dari sampingnya, “Tuan Donn ingin kau mengurus dokumen-dokumen itu. Apakah kau menyinggungnya? Dia hampir saja melemparkan semua dokumen dari seluruh departemen ke mejamu. Kau sepertinya akan kerja lembur hari ini…”Arianne tidak berkata apa-apa, karena dia sudah mengira pasti ini adalah bentuk balas dendam dia padanya. Arianne pun duduk dan mulai bekerja.Dia menerima pesan singkat saat makan siang, “Aku ibunya Aery Kinsey. Ayo bertemu. Aku akan menunggumu di cafe Mocha.”Arianne mencoba mengingat-ngingat siapa Aeri Kinsey, karena merasa tidak ingat maka dia membalas, “Aku tidak kenal dengan Aery Kinsey.”Dia menerima pesan lagi, “Tapi aku mengenalmu. Jadi sampai jumpa disana.Entah kenapa, wajah wanita yang bersama Mark di bandara kemarin muncul di kepala
Kembali ke kantor, Arianne mengabaikan perutnya yang berbunyi karena lapar. Pikirannya dipenuhi dengan wajah Helen Cameran. Dia tidak pernah mengira ibunya yang dulu menghilang akan muncul lagi di kehidupannya. Dia tidak tahu apakah dia merasa marah atau jijik, tapi dia merasakan gejolak emosi yang campur aduk dalam dirinya.Karena itu sudah bertahun-tahun, Arianne terlihat berbeda. Maka Helen Cameran tidak mengenalinya, namun, Arianne bisa mengenalinya! Wajahnya sudah lama terukir dalam ingatannya.Ada sesuatu yang dia tidak mengerti.Helen Cameran telah meninggalkannya saat dia berumur enam tahun. Bahkan kalau dia langsung menikah, Aery Kinsey seharusnya akan berumur tujuh tahun lebih muda darinya. Aery Kinsey tidak terlihat dibawah umur….Kalau dia bukan anak kandungnya, tapi kenapa Helen Cameran begitu pedulinya padahal dia hanyalah ibu tiri, lalu apa arti Arianne baginya… Apakah Aery Kinsey lah yang anak kandungnya?! “Aery Wynn, apakah kau akan lembur sampai malam malam ini?
Aku sudah bilang padamu. Carilah Mark Tremont jika kau mau aku meninggalkannya. Aku tidak punya hak akan hal ini. Dan juga, akan ku beritahu padamu sekarang -- Aku tidak akan meninggalkannya! Mark Tremont adalah suamiku, kami sudah menikah!”Setelah dia mengatakan itu, Arianne berlari ke jalan. Air mata mengalir di pipinya. Daripada bertemu ibunya dengan cara seperti ini, lebih baik mereka tidak pernah bertemu sama sekali.Dia tidak tahu seberapa jauh dia sudah berjalan hingga tiba-tiba sebuah mobil mengklakson di belakangnya.Karena mengira itu adalah Helen Cameron, dia mengabaikannya. Saat mobil itu menghampirinya, Brian Pearce mengeluarkan kepalanya dari jendela. “Nyonya, naiklah.”Arianne menghapus air mata di wajahnya dan melihat ke kursi belakang mobil, dia samar-samar melihat Mark Tremont sedang duduk disana.Dia merasa rasa dingin di luar tadi berangsur-angsur menjadi hangat setelah dia memasuki mobil. Dengan ragu-ragu dia bertanya, “Kau tahu kalau Aery Kinsey adalah adi
Arianne terdiam membeku sebelum perlahan menoleh padanya, dan dia melingkarkan tangannya pada leher Mark.Dia terfokus pada pria yang ada di hadapannya, dia terus saja mengatakan pada dirinya kalau dia akhirnya akan bisa pergi setelah dia hamil dan melahirkan seorang anak untuknya. Tapi walaupun demikian dia tidak tahu harus melakukan apa. Tanpa pikir panjang dia berkata dengan bodohnya, “Rambutmu masih basah…”Tak lama kemudian, bibir Arianne terkatup rapat. Mereka terbawa suasana malam dan nafas mereka terengah-engah.Arianne tak sengaja menatap mata tajam Mark Tremont, tatapan mata yang Arianne tak pernah bisa pahami, saat ini mata itu dipenuhi dan dikuasai oleh hasrat…Kali ini, Arianne tidak lagi mencoba untuk kabur. Tangannya menyentuh dada Mark Tremont. Rasa hangat di telapak tangannya terasa familiar. Rasanya sama seperti saat tangan Mark Tremont menggenggam tangan nya saat dia masih kecil. Itu terasa familiar dan hangat tetapi juga terasa aneh dan dingin….Dia merasa taku
Arianne Wynn langsung bangun.Baru dua jam sejak Mark Tremont pergi, tapi dia sudah mabuk?“Uh.. Oke. Aku kesana sekarang!” ucap Arianne sambil mengenakan bajunya.Saat dia tiba di bar dengan kepala pelayan Henry, Eric dan Jackson baru saja keluar dari bar sambil membopong Mark Tremont. Arianne menghampiri mereka.“Maaf karena telah merepotkan kalian.”Eric tersenyum, “Tidak masalah, lagipula kita sudah saling kenal lebih dari sepuluh tahun sekarang. Kau… bekerja di Glide Design kan?”Arianne tidak mengerti mengapa Eric tiba-tiba menanyakan ini tapi dia mengangguk.“Iya.”Eric tidak mengatakan apa-apa lagi dan membantunya membawa Mark kedalam mobil.Dijalan pulang, Henry mengingatkan Arianne. “Nyonya, awasi jika tuan ingin muntah karena dia minum terlalu banyak. Jika dia muntah di mobil, dia dia pasti tidak akan mau memakai mobil ini lagi.”Arianne mengangguk. Karena Henry benar. Mark akan melakukan hal semacam itu.Dia benar-benar mabuk kali ini, dia bahkan tidak bangun saa
Tidak ada waktu untuk Arianne memikirkan dimana dia pernah mendengar suara ini. Lalu, dia terkejut saat dia melangkahkan kaki ke dalam ruangan dan melihat Eric Nathaniel.“Kau…”Eric tersenyum padanya. “Ya, aku bosmu sekarang. Namun, jangan berharap aku akan membantumu hanya karena kita sudah saling kenal. Silahkan duduk dulu. Ada yang ingin aku katakan pada Tuan Donn.”Simon Donn terkejut bahwa Eric mengenal Arianne Wynn dan tanpa sadar dia merasa sedikit khawatir, dia buru-buru melangkah kedepan dengan senyuman, “Apa yang bisa ku lakukan untukmu tuan ?”Eric terlihat sangat ramah dan bersahabat, tapi dia memasang senyuman mencurigakan di sudut bibirnya. Dia memamerkan ketampanannya, Bahkan Simon Donn yang juga laki-laki merasa kalau Eric sangat menawan. Tapi, saat dia berbicara, kata-katanya tidak seramah wajahnya.“Ambil uang pesangon kepada HRD dan pergilah.”Senyuman pada wajah Simon Donn berubah menjadi kaku. “A--apa? Kenapa? Apakah aku melakukan kesalahan?”Eric Nathaniel
Mark Tremont mencemooh tak tanggung-tanggung, “Kau ingin bertemu dengannya, atau kau ingin tahu bagaimana kabar Will Sivan?”Arianne terkesiap lalu bangkit dari duduknya, berseru, “Aku sudah selesai makan.”Mark Tremont melihat dingin ke arahnya. “Apa aku memperbolehkanmu pergi?”“Ada lagi yang lain?” Arianne menatap balik dirinya saat berdiri di tempat.“Segera pulang setelah bekerja besok. JIka kau tidak dapat melakukannya, maka tidak usah pergi keluar.” Mark Tremont berkata dan pergi ke lantai atas, tidak menyisakan ruang untuk berdiskusi.Jika ini tentang hal lain, Arianne dapat barsabar, tetapi dia perlu bertemu dengan Tiffany besok.Menggertakan giginya, Arianne mengikutinya.“Mark Tremont! Aku hanya ingin bertemu Tiffany!”Langkah kaki Mark Tremont terhenti. “Aku telah bertanya padamu, namun, kau memilih tidak menjawabku. Tidak ada lagi kesempatan.”Seperti balon yang mengempis, Arianne merasa tak berdaya menghadapi Mark. Namun, dia teringat apa yang Mary ucapkan padanya, bahwa
Arianne Wynn berdiri dengan ekspresi dingin. “Apa yang kau katakan?”Aery Kinsey masih berseru padanya dengan suara nyaring, “Apa aku salah? Seluruh kota tahu tentang skandal mu dengan anak ketiga keluarga Sivan, Will Sivan, tiga tahun lalu. Bagaimana kau masih punya berani menampakan diri dihadapan Mark? Jika aku menjadi dirimu, aku akan membunuh diriku sejak lama! Aku masih tidak habis pikir siapa yang berani berada diantara aku dan kesayanganku Mark, dan ternyata adalah kau! Menjijikan!”Penonton yang menyaksikan mulai saling berbisik saat kejadian tiga tahun lalu terdengar.“Itu dirinya, ya… pantas saja dia terlihat familiar. Aku tidak mengira seseorang yang pendiam seperti dia ternyata seseorang seperti itu. Kau benar-benar tidak bisa menilai buku dari sampulnya… Dia bersikap acuh tak acuh ketika Simon menggodanya tadi, mereka mungkin sudah melakukannya di belakang kita ya? Tapi dia bertingkah angkuh dan berkuasa.”“Tepat. Pak Nathaniel langsung memecat Simon. Mungkin dia dengan p