Mark mengambil cek dari Brian dan melemparkannya pada segerombolan pria itu, “Tulis saja berapa banyak yang kau mau.”Pria-pria itu agak takut awalnya, tapi saat Mark berkata tulis saja berapapun yang mereka inginkan, mereka berpikir kalau dia adalah pengusaha penakut yang menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah. Dengan senang hati mereka mengisi jumlah uang yang cukup besar. “Kami tidak mencoba menipumu, selain biaya kerusakan mobil, ada biaya untuk trauma mental juga. Kurasa itu tidak berlebihan.”Mark mengerutkan bibirnya. “Kau seharusnya mengisi dengan jumlah yang lebih besar lagi karena ada... biaya medis juga. Masukan itu juga,”Sebelum pria itu memahami apa yang dia maksud. Mereka diseret oleh pengawal.Brian memakaikan jas pada bahu Mark dan berkata, “Tuan, mobilmu rusak, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya dan aku membawakan mobil baru untukmu.”Mark mengangguk. “Aku tidak tahu sudah berapa lampu merah yang aku terobos, urus itu juga.”Brian melirik ke arah U
Keesokan paginya Ariane bangun. Sebelum dia membuka matanya, dia merasakan kehadiran seseorang di samping ranjangnya. Untungnya, dia ingat kalau dia telah dibawa ke rumah sakit semalam. Dia mengira kalau itu adalah Mary, maka dia berkata, “Mary, bisakah kau menelpon kantorku dan bilang kalau aku sakit. Aku tidak bisa bekerja sementara ini..”Saat tidak ada jawaban, Arianne membuka matanya. Mark dengan wajah yang tampak lesu menyapa pandangannya. Rambutnya agak berantakan. Saat melihatnya hatinya seolah berhenti berdetak. Dia tidak tahu apa yang terjadi selama proses operasi hingga membuatnya tampak seperti ini, dia yang biasanya sangat peduli dengan penampilannya, terlihat sangat berantakan sekarang.Mark membuka mulutnya dan mengatakan kata-kata yang tidak Arianne mengerti. “Apa? Apakah kau senang sekarang? Kau memang.”“Apa yang kau bicarakan?” dia bingung. Apakah Mark marah lagi?Mark tidak menjawabnya. Dia bangun dan memakai jasnya lalu berjalan ke pintu. “Mary akan datang nant
Melihat Arianne hanya diam, Mary berkata dengan senyuman, “Ah, kau masih muda. Kau sudah bersama dengan tuan sejak kau masih gadis kecil. Kau belum melihat banyak tentang dunia luar. Tapi sekali kau pergi ke dunia luar dan melihat banyak orang dan pria, kau akan mengerti ini. Tuan mungkin bukanlah pria paling baik pada wanita, tapi dia juga tidak jahat pada mereka. Aku bisa melihat ada sesuatu antara Aery dan tuan, tapi jika Aery kecelakaan, aku tidak yakin dia akan buru-buru pergi ke rumah sakit dan menjaganya semalaman.”Arianne tidak mau membicarakan tentang ini lagi maka dia mengganti topik pembicaraan. “Mary, apakah kau sudah memerintah pelayan untuk mengurus si putih? Semalam hujan sangat deras, dan anginnya juga kencang. Pasti sangat menakutkan tinggal sendirian di halaman belakang.”Mary menjawab, “Oh ya, aku lupa! Aku sangat khawatir tentang keadaanmu dan tidak bisa tidur semalaman. Aku merasa seperti melupakan sesuatu. Jika kau tidak mengingatkanku, aku pasti sudah lupa. Li
Dengan apa yang terjadi pada Arianne semalam, membuat Tiffany tidak bisa tidur nyenyak. Dia terus saja menguap saat di kantor. Dia bertahan hingga jam kerja berakhir dan saat dia baru saja akan meninggalkan kantor dia merasa ada sesuatu di belakangnya. Lalu dia menoleh ke belakang dan melihat Jackson sedang berdiri di belakangnya.“Oh, kau selalu bermalas-malasan saat bekerja, tapi giliran jam kerja selesai kau buru-buru pulang huh? Aku dengar dari supervisor kalau kau membuat kesalahan pada sebuah dokumen penting hari ini. Aku bahkan diberitahu tentang itu. Jadi menurutmu apa yang harus aku lakukan?” ucap Jackson sambil nyengir.“Aku...aku tidak bisa tidur semalam. Aku sudah memperbaiki kesalahanku. Bukankah aku sudah bersikap bijak dengan mengakui kesalahanku dan memperbaikinya. Ku mohon maafkan aku. Oke?” Tiffany tidak berani menunjukan kekesalannya. Biar bagaimanapun, dia harus meminta maaf karena dialah yang bersalah.Saat Jackson melihatnya merasa bersalah, dia terus saja meng
Setelah beberapa saat, Arianne bertanya, “Bagaimana dengan Si Putih? Bagaimana keadaannya?”Tanpa menatap mata Arianne, Mark dengan singkat menjawab. “Dia baik-baik saja.”Arianne menghela nafas lega. “Baguslah kalau begitu. Aku lihat ramalan cuaca dan tampaknya akan berangin dan hujan terus beberapa hari kedepan.” lalu dia bertanya dengan ragu, “Bisakah… bisakah kau mengizinkan Si Putih untuk tinggal di dalam? Dia agak bodoh. Dia tidak tahu bagaimana caranya bersembunyi saat hujan…”Mark melirik ke arahnya. “Iya dia memang bodoh. Dia boleh tinggal di dalam selama dia tidak mendekatiku.”Sikap Mark sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini merupakan tanda yang bagus. Arianne merasa senang karena sekarang Si Putih tidak perlu menderita lagi di halaman. Jackson hanya memandangi mereka yang sedang mengobrol tanpa mengatakan apapun. Seorang perawat datang untuk melakukan pemeriksaan rutin pada Arianne. Saat perawat itu melihat Jackson dan Tiffany, dia tersenyum. “Pak Jackson, aku be
Setelah beberapa saat, Arianne tidak bisa menahannya lagi. “Pulanglah. Kau juga pasti sibuk. Kau tampak seperti tidak cukup tidur. Aku tidak butuh siapa-siapa disini. Lagipula, Mary akan datang sebentar lagi.”Mark mengabaikannya dan mengeluarkan ponselnya.Arianne pernah membuka ponsel Mark. Dan tidak ada aplikasi hiburan apapun di dalamnya. Semuanya hanyalah urusan pekerjaan. Semua dokumen berisi jutaan huruf. Dan itu membuatnya sakit kepala.Setelah beberapa saat, Mary akhirnya datang. Arianne menghela nafas lega dan meminta Mary untuk mendekat padanya, lalu dia berbisik. “Aku harus ke kamar mandi…”Mary hampir tercekik karena tertawa. “Bukankah tuan ada disini? Kalian kan suami istri. Kenapa kau tidak memintanya membantumu saja? Apakah kau menahannya dan menunggu aku datang?!”Arianne tersipu dan tidak berani melihat wajah Mark. Dia sengaja berbisik padanya dengan sangat pelan, tapi kenapa Mary tidak mengerti maksudnya dan malah berteriak?Mungkin untuk menghindari rasa cangg
Arianne merasa kalau nama itu terdengar familiar. Dia merenung sesaat sambil menatap wajah cantik Nina, yang dipenuhi riasan wajah, dan akhirnya mengingat dimana dia pernah mendengar nama itu sebelumnya. “Aku tahu, kau adalah anak paman Moran kan.”Benar sekali. Dia adalah anak dari Charles Moran, Nina Moran. Saat Arianne makan dengan Charles pada perjalanan bisnis Mark, pria itu menyebut nama Nina.Charles Moran adalah seseorang yang Mark hormati. Seseorang seperti orang tuanya sendiri.Nina tersenyum. “Ya. pengawal digerbang tidak mengizinkanku masuk. Aku hanya bisa menunggu disini. Aku sudah mencoba menelpon Mark, tapi tidak tersambung. Dia mungkin sedang sibuk.”Arianne meminta pengawal untuk membuka gerbang, sementara Nina menarik koper besarnya dari mobil tanpa bantuan siapapun. Arianne merasa suka dengan sikap wanita itu. Tubuh nina benar-benar luar biasa. Dia memiliki postur tubuh seperti model kelas atas dan lebih tinggi dari Arianne.Saat mereka memasuki rumah, Nina mele
Saat waktunya makan siang dan Nina masih belum turun juga, Mary pun mau tidak mau naik ke lantai atas untuk membangunkannya. Tidak lama, Mary turun lagi ke bawah dengan muka kesal. “Ari, apakah si nona Moran itu kesini untuk merebut suamimu? Mungkin masih bisa dimaafkan jika dia mandi di kamar mandi Mark, tapi kenapa dia tidur di ranjang kalian dengan hanya berbalut handuk saja? Selama aku bekerja untuk keluarga Tremont puluhan tahun ini, aku tidak pernah melihat seorang gadis yang tidak sopan seperti dia! Dia bahkan memakai handuk tuan! Menjijikan! Aku akan membuangnya setelah ini!”Arianne mengerutkan dahinya, tentu saja dia tidak menyukai tindakan Nina. Walaupun itu kamar Mark, itu tetap saja kamarnya juga. Mark pun pasti akan tidak senang jika orang asing menggunakan kamar mandi dan tempat tidurnya ditambah lagi dia tidur dengan hanya memakai handuk. Arianne merasa semakin jijik saat dia mengingat kalau Mark juga memakai handuk yang sama. Walaupun itu sudah dicuci tapi tetap saja…