Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 288 - Truth or Dare? (Part 1)

Share

Bab 288 - Truth or Dare? (Part 1)

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Main? Ini sepertinya mau mabuk?” celetuk Biana dengan kening mengernyit saat melihat gelas-gelas kecil yang terpampang di depan matanya.

Estelle menggoyangkan satu telunjuknya dan berkata, “No! Ini bukan mabuk. Tapi, kita akan bermain truth or dare.”

“Eh, kamu mau ke mana? Aku belum menjelaskan peraturannya,” protes Estelle ketika melihat Xavier malah berjalan meninggalkan tempat duduknya.

“Aku tidak ikutan. Aku mau lihat keadaan Ray dan Kimmy.” Xavier melambaikan tangannya dan terus melangkah jauh. Tentu saja ia hanya mencari alasan untuk kabur dari permainan tersebut. Ia langsung melesat dengan cepat sebelum Estelle sempat menghentikannya.

“Ck, dasar pengecut,” sungut Estelle sembari mencebikkan bibirnya dengan malas, tetapi kemudian ia berteriak kepada Xavier, "kalau begitu, titip anak-anak ya!"

Xavier hanya mengacungkan jempolnya.

“A-aku juga ikut. Aku akan membantunya untuk menjaga anak-anak.” Biana juga beranjak dari tempat duduknya, tetapi gadis itu telah ditahan lebih dulu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Sri Fitriany
jujur amora yg mn lebih hot haa
goodnovel comment avatar
AliceLin
sdh diusahakan maksimal kak ><
goodnovel comment avatar
AliceLin
lama tidak keliatan komenmu kak ^^
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 289 - Truth or Dare? (Part 2)

    "Ka-kamu pilih apa, Amora? Truth or dare?” tanya Estelle dengan waswas karena Amora masih menatapnya dengan tajam.“Aku pilih …,” Amora menghela napas panjang, lalu lanjut berkata, “truth.” “Jadi … apa jawabanmu?” selidik Regis yang sudah tidak sabar mendengar jawaban istrinya itu. Sejujurnya ia enggan menjawab pertanyaan tersebut karena berarti dirinya sama saja memberikan pengakuan secara tidak langsung. Namun, ia tidak dapat menghindari pertanyaan itu juga.“Aku … lebih menyukai ciumanmu,” aku Amora dengan suara yang terdengar hampir seperti bisikan. “Wowww!” Estelle langsung menjerit dan berjingkrak-jingkrak secara spontan karena mendengar hal yang menurutnya luar biasa. Tanpa sadar ia malah mencekik leher suaminya sendiri hingga Gino meronta dan ia buru-buru melepaskannya. “Maafkan aku, Sayang. Aku hanya merasa senang saja mendengar kalau Amora memang benar-benar sudah move on,” terang Estelle kepada suaminya. Ia mengira Amora masih belum bisa melupakan Chris Walden. Amora l

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 290 - Mabuk (Part 1)

    “Amora, kamu sudah mabuk," ucap Regis seraya memalingkan pandangannya dari Amora. Pria itu berusaha mengendalikan gelora liar yang tengah meronta di dalam dirinya, tetapi wanita itu malah memeluk lehernya dengan erat sehingga tubuh mereka semakin menempel. Kebetulan kursi bar yang diduduki Amora memang cukup tinggi sehingga tinggi Amora saat ini setara dengan Regis yang sedang berdiri. “Amora, sebaiknya kamu pergi mencuci mukamu dulu. Aku rasa kamu sudah terlalu mabuk." Regis tidak ingin Amora tahu kalau jantungnya tengah berdebar hebat. “Aku tidak mabuk. Siapa bilang aku mabuk? Kamu yang mabuk," gumam Amora meracau dengan suara yang tidak terdengar begitu jelas. Ia menepuk pundak Regis berulang kali karena kesal dikatai mabuk berulang kali oleh suaminya tersebut. Amora memiringkan sedikit wajahnya. Ia menepuk pelan pipi Regis dan kembali berkata, “Kenapa wajahmu ini ada dua, Regis? Sejak kapan kamu bermuka dua, hm?” Regis menghela napas lelah. “Itu tandanya kamu sudah mabuk, Is

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 291 - Mabuk (Part 2)

    Telunjuk lentik Amora bergerak menyusuri lekuk bibir Regis dan sekali lagi tindakannya itu telah menstimulus gairah yang semakin bergelora hebat di dalam diri Regis."Kamu ... pasti sudah tidak tahan ingin menyentuhku, bukan?" goda Amora yang tersenyum melihat kegugupan Regis saat memandang dirinya.Sebelum Regis sempat memberikan tanggapan, bibir Amora telah memagut pelan bibirnya. Sepasang netra Regis sempat terbelalak syok, tetapi perlahan manik matanya menyipit dan menatap Amora dengan tatapan teduh yang dipenuhi hasrat liar yang ingin segera dituntaskan. Amora tampak kesal karena Regis tidak membalas ciumannya sehingga ia merasa sedang bercumbu dengan sebuah patung. Dengan sengaja ia menggigit bibir bawah pria itu sehingga memberikan akses bagi dirinya untuk melakukan cumbuan yang lebih panas dan lebih liar.Sudut bibir Regis terangkat sempurna. Tentu saja ia merasa sangat senang karena wanita itu sedang berusaha memuaskan dirinya yang memang sangat menantikan momen langka yang

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 292 - Bersikap Dingin

    Matahari telah bersinar cerah di luar kediaman Regis. Cahaya yang menyusup masuk ke dalam kamar yang ditempati Amora membuat wanita itu perlahan-lahan terjaga. “Ternyata sudah pagi,” gumam Amora seraya mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya menyilaukan yang menerpa matanya."Kenapa aku bisa di kamar?" gumam Amora yang meringis tatkala rasa sakit di dalam kepalanya menderanya.Sekelebat ingatan mengenai acara permainan konyol yang dilakukannya bersama Estelle dan yang lainnya terlintas di dalam kepalanya. Kini ia menyesal telah minum terlalu banyak sehingga membuat kondisi tubuhnya terasa luluh lantak. “Ini semua gara-gara Estelle,” gerutunya. Amora berusaha bangkit dari ranjangnya, tetapi rasa sakit di dalam kepalanya menghentikan gerakannya. “Astaga! Apa yang terjadi?” Amora terkesiap ketika melihat kondisi kamarnya yang sangat berantakan. Lebih kagetnya lagi ketika ia menemukan dirinya dalam keadaan tak berbusana! “A-aku … semalam aku ….” Amora berusaha mencari ingatann

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 293 - Di mana Salahku?

    Amora terkesiap. Tiba-tiba saja kilasan ingatan akan sikapnya semalam yang telah memperlakukan Regis dengan semena-mena muncul di dalam benaknya. Amora menggigit bibir bawahnya. Ia tidak menyangka akan memiliki keberanian menekan-nekan pelipis pria itu dengan telunjuknya. “Jadi karena itu kamu marah sama aku?” tanya Amora seraya menatap Regis dengan khawatir. Ia melirik bibir Regis yang tampak sedikit membengkak karena gigitannya semalam. Amora menjulurkan tangannya dan menyentuh pelan bibir suaminya itu. “Maaf, aku tidak bermaksud menggigitmu juga. Apa masih sakit?”Regis tidak menjawab dan hanya berjalan meninggalkan ruangan walk-in closet ketika Amora bermaksud mengambilkan obat untuk mengolesi bibirnya.Setelah mengambil obat oles untuk luka luar, Amora buru-buru mengikuti langkah Regis dan berkata, “Regis, kamu tahu kan kalau aku lagi mabuk? Masa kamu menganggap hal seperti itu dengan serius?” Regis masih tidak memberikan tanggapan. Pria itu mengenakan jasnya dan berjalan kel

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 294 - Tidak Melakukan Apa Pun

    “Pesanan 210!” Seorang karyawan kafe memanggil nomor pesanan dari pelanggannya berulang kali, tetapi tidak ada yang datang untuk mengambil pesanan kopi yang telah dibuat. “Nona, bukankah itu pesanan Anda?” Seorang lelaki yang berdiri mengantri di samping Biana membuat gadis itu tersentak. Biana langsung memandang struk di tangannya yang tertera nomor antrian yang sama dengan yang dipanggil oleh karyawan kafe tersebut. "Ah, ya ampun! Terima kasih, Tuan," ucap gadis itu, lalu ia pun buru-buru mengambil pesanan tersebut dengan wajah tersipu malu karena dirinya langsung menjadi pusat perhatian oleh para pengunjung kafe. Gadis itu memang sedang melamun tanpa ia sadari sehingga tidak mendengar nomor pesanannya telah dipanggil sejak tadi. “Maafkan saya,” ucap Biana kepada sang karyawan kafe, lalu ia buru-buru meninggalkan antrian pengambilan minuman. Wajah Biana terlihat sangat lelah siang ini. Ia masih mengalami hangover akibat minum-minum semalam. Akhirnya ia memutuskan untuk menca

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 295 - Luka Lama yang Dikubur Rapat

    “Mana mungkin, Tuan Carter." Biana tidak dapat menerima pernyataan pria itu."Jelas-jelas kita berdua dalam keadaan seperti itu, apa mungkin seorang gadis dan lelaki lajang di dalam ruangan seperti kita tidak melakukan apa pun?” desis Biana berbisik pelan dengan sepasang netra yang mengedar dengan gelisah karena tidak ingin ada yang menguping pembicaraan mereka."Apa menurut Anda, ada sesuatu yang berubah dari diri Anda?" tanya Mark memastikan keadaan gadis tersebut.Biana tertegun. Sebelumnya ia memang tidak pernah bercinta dengan siapa pun dan tidak tahu seperti apa rasanya usai bercinta. Selain seluruh tubuhnya yang terasa pegal dan kepala yang terasa sakit, ia tidak menemukan adanya keanehan pada tubuhnya.Saat terjaga tadi, Biana juga buru-buru keluar dari kamar karena tidak ingin memperlihatkan kondisinya yang memalukan kepada pria itu.“Sepertinya Anda memang tidak tahu apa-apa," gumam Mark seraya tersenyum sinis.Biana mencebikkan bibirnya dengan malas. "Memangnya apa yang mem

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 296 - Jatuh Hati

    "A-anda bercanda kan, Tuan Carter?" Biana sempat meragukan ucapan Mark, tetapi melihat ekspresi datar di wajah pria itu, ia menyadari jika pria itu memang tidak sedang berbohong padanya. "Maaf, silakan lanjutkan," cicit Biana yang kembali menata ekspresiya dan mendengarkan Mark dengan serius. Akhirnya Mark kembali melanjutkan ceritanya. "Saya hanya dibesarkan dari tangan seorang ibu yang hebat. Saya tidak pernah tahu seperti apa sosok ayah kandung saya hingga saya berumur delapan belas tahun." Mark pun berkata jika dia melakukan penyelidikan terkait sang ayah dan menemukan bahwa pria itu ternyata merupakan seorang pejabat tinggi yang sering melakukan tindakan semena-mena dengan mengambil kesucian dari para wanita yang menarik minatnya. Ketika mereka bertemu kembali dan Mark meminta pertanggungjawaban pria itu terhadap ibunya, pria itu malah menghinanya dan menganggap dirinya sebagai kotoran yang ingin mengambil keuntungan darinya. Bahkan pria itu menghina ibunya yang telah diambil

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status