Share

Bab 106 - Mengawasi

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah menyelesaikan sarapannya, Regis beranjak dari meja pantri dan meraih cangkir kopi miliknya. Ia tidak membereskan piring kotor tersebut karena setiap hari akan ada petugas kebersihan khusus yang dipekerjakan untuk membersihkan seluruh penthouse-nya.

Regis melangkah menuju kamar tidurnya kembali. Ia mengambil gawainya yang diletakkan di samping tempat tidurnya semalam. Jemarinya pun berselancar dengan cepat dan mencari nomor kontak asistennya, Mark Carter, lalu melakukan panggilan ke nomor tersebut.

Tidak sampai hitungan tiga detik, panggilannya langsung terhubung. Sebelum Regis bertanya apa pun, Mark sudah memberikan laporan kepadanya.

Karena sudah memprediksi jika Amora akan meninggalkan kediamannya, semalam Regis langsung menghubungi Mark untuk berjaga di depan gedung hotelnya dan memantau pergerakan wanita itu dari jauh apabila wanita itu memang terlihat keluar bersama putranya saja.

Regis ingin mengetahui dengan jelas keberadaan wanita itu. Meskipun Amora sudah menolak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 107 - Mempersiapkan Hati

    Sembari menunggu Rayden kembali, Amora mulai memikirkan hal yang harus dilakukannya hari ini. Ia merasa lelah. Ia berharap kali ini ia bisa mendapatkan sedikit bantuan dari seseorang setelah tadi usahanya untuk mendapatkan uang kompensasinya hanya berakhir sia-sia. Beberapa waktu lalu Amora baru saja berdebat dengan mantan pemilik rumah kontrakannya, tetapi ia berakhir diusir oleh petugas keamanan. “Tua Bangka Berengsek!” maki Amora dengan geram. Suaranya menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, tetapi ia tidak peduli. Amarahnya masih mendidih di dalam kepalanya. Amora masih kesal ketika mengingat Jordan Franklin telah mengingkari janji yang diucapkan padanya kemarin. Padahal tadi ia sudah berharap sangat banyak dari pria paruh baya itu, tetapi nyatanya, ia hanya pergi dengan keadaan tangan kosong. Sialnya lagi, Amora tidak bisa menghubungi siapa pun termasuk Noel karena ponselnya sudah benar-benar rusak. Ketika tadi petugas keamanan di komplek perumahan Jordan Franklin mengu

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 108 - Tidak Ada Kesempatan

    Menyadari sikapnya yang terlalu emosional terhadap Biana, Amora kembali berkata dengan suara yang terdengar lebih tenang. “Maaf, tadi aku … sedikit emosi. Tapi, memangnya ada apa, Biana? Aku mohon berikan sedikit bocoran padaku.” Amora meraih kedua tangan Biana dengan erat. Ia memandang lurus wajah gadis itu dengan penuh harap. Biana mengulas senyuman tipis di wajahnya. Ia dapat memahami perasaan Amora. Karena ia tidak ingin sekedar menakut-nakutinya saja, akhirnya Biana memberitahu hal yang didengarnya beberapa waktu lalu kepada Amora dan sesuai perkiraannya, wajah Amora langsung berubah pias. Perlahan genggaman Amora pada tangan Biana terlepas. Amora mengepalkan kedua tangannya dengan erat untuk menguatkan hatinya. Ia menoleh ke arah Rayden yang sedang memandang mereka dengan penuh kekhawatiran. “Bia, tolong jaga putraku sebentar,” pinta Amora kepada gadis itu. “Ta-tapi … Amora!” Biana tidak kuasa menolak karena Amora sudah meninggalkan ruang ganti tersebut dengan sorot mata

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 109 - Cobaan yang Terus Datang Tanpa Henti

    Amora terkesiap. Ucapan yang terlontar dari bibir pemilik tokonya itu terdengar sangat aneh, lalu terbesit sebuah dugaan di dalam benaknya. “Tuan Ramos, apa maksud Anda … ada seseorang yang mengancam Anda?” terka Amora. “Si-siapa maksudmu … memangnya siapa yang bisa mengancam saya? Jangan asal bicara kamu!” Nada suara Charles di seberang gawai itu terdengar gugup sehingga Amora semakin yakin kalau dugaannya hampir sepenuhnya benar. “Sekarang juga kamu tinggalkan toko saya atau saya akan memecat Della juga!” ancam Charles. Refleks, Della merebut gawainya dari tangan Amora, lalu berusaha membujuk atasannya itu dan berkata, “Tuan Ramos, maafkan saya. Sekarang juga saya akan mengeluarkannya dari sini.” Setelah mendengar ucapan manajer tokonya, Charles langsung memutuskan sambungan telepon tersebut secara sepihak. Wajah Della berubah semakin pucat. Ia menyugar surainya dengan kasar dan mengesah panjang. Netranya melirik tajam kepada Amora yang sedang termenung. “Amora, tolong jangan

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 110 - Tidak Akan Tinggal Diam!

    “Amora, minumlah dulu.” Biana menyodorkan kepada Amora sebotol air mineral yang baru dibelinya dari mesin penjual otomatis. Namun, Amora masih bergeming di tempat duduk dengan kedua tangan menggenggam erat tangan Rayden yang tengah berbaring di atas ranjang pasien. Terlihat tabung infus yang tergantung di samping ranjang itu dengan selang yang terhubung pada punggung tangan anak laki-laki itu. Saat ini Rayden tengah tertidur lelap setelah mendapatkan penanganan dari dokter rumah sakit tempatnya dirawat. Biana menghela napas panjang. Ia dapat memahami kekhawatiran Amora, tetapi kondisi Amora sendiri saat ini juga terlihat buruk. Ia khawatir wanita itu akan tumbang jika terus memaksakan diri. “Amora, kamu belum minum seteguk air pun dari tadi. Kalau kamu terus begini, nanti Ray akan sedih lho melihatmu seperti ini,” bujuk Biana lagi. Akhirnya Amora menoleh kepada Biana. Ia melirik botol mineral yang dipegang Biana sejak tadi, lalu mengambilnya dan kembali tertegun dalam. Biana men

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 111 - Dihargai Satu Dolar

    ‘Tempat ini sedikit pun tidak berubah. Sama saja seperti pemiliknya. Kaku dan menyebalkan!’ cibir Amora di dalam hati. Manik mata hazelnya memandang tajam bangunan klasik yang berdiri jauh di hadapannya. Sudah tujuh tahun lamanya ia tidak menapakkan kakinya di tempat itu. Ia masih mengingat jelas dengan gerbang minimalis dengan gapura yang cukup tinggi di depan matanya ini. Di sanalah ia menangis meraung-raung dan memohon kepada kepala keluarga Lysander tersebut untuk mengampuninya. Dengan kepala yang masih dibalut perban karena terkena pukulan dari tongkat kakeknya itu, Amora berlutut di depan gerbang itu. Ia meminta kepada pria paruh baya itu untuk memberikannya kesempatan agar ia tidak dikeluarkan dari rumah itu. Sayangnya, suaranya tidak didengar sedikit pun oleh Charlie Lysander. Saat itu semua harta benda berharga dan kartu ATM beserta kartu kredit yang dimiliki Amora langsung disita oleh Julia dengan dalih benda-benda itu dibeli dengan uang keluarga Lysander. Amora hanya d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 112 - Masa Lalu yang Pahit

    Alberta mengesah panjang. “Banyak sekali yang berubah sejak kepergian Anda dari rumah ini, Nona,” ucap pelayan setia nenek Amora tersebut. Alberta pun menceritakan hal mengenai kondisi Gilda Orlena kepada Amora. Kalimat demi kalimat yang bergulir dari bibirnya membuat hati Amora semakin teriris. Kepalan tangan Amora mengetat. Ia berusaha menahan diri untuk mengumpat kasar. Ternyata sejak kepergiaannya tujuh tahun yang lalu, Gilda terus merindukan Amora. Namun, putra dan suami dari neneknya itu melarangnya untuk pergi menemui Amora. Hal ini berdampak buruk terhadap kesehatan Gilda yang baru mengalami stroke akibat serangan jantung kala itu. Kini Gilda mengalami demensia yang membuatnya kehilangan daya ingatnya dan sering berhalusinasi. Terkadang ia memanggil dan menganggap orang-orang sekitarnya sebagai Amora. Putra dan menantunya tidak terlalu mempedulikannya dan beranggapan semua itu adalah karena faktor usia. Charlie Lysander yang juga berusia lanjut, tidak dapat berbuat apa p

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 113 - Hanya Satu Persen dari Rasa Sakit

    “Kenapa kamu bisa ada di sini, Amora?” Suara Julia Brown masih menggelegar di tengah ruangan itu. Netra wanita paruh baya itu menatap tajam kepada Amora yang juga menunjukkan raut wajah yang sama dengannya. Julia baru saja keluar dari kamarnya setelah bangun dari tidur siangnya dan sangat terkejut ketika melihat Amora berada di tengah ruang keluarganya. “Sepertinya Tante Julia tidak senang kalau saya ada di rumah ini,” cibir Amora. Ia memang sengaja memancing kemarahan istri pamannya tersebut. “Siapa yang sudah mengizinkanmu masuk ke rumah ini?!” hardik wanita paruh baya itu lagi. Julia melirik kepada beberapa pelayan yang datang menghampirinya setelah mendengar suara teriakannya tadi. “Ta-tadi sepertinya dia masuk dengan Nyonya Alberta,” jawab salah seorang pelayan yang masih muda. Amora tidak pernah melihatnya. Hampir sebagian besar pelayan yang bekerja di kediaman itu sudah dikeluarkan oleh Julia karena dianggap tidak memenuhi kriterianya. Padahal pelayan-pelayan tersebut ad

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 114 - Wanita yang Pernah Berlabuh di Dalam Hatinya

    Julia menggertakkan giginya dengan erat. Amarah tengah bergemuruh hebat di dalam dadanya. Ia ingin bangkit dan membalas tamparan yang didapatkannya, tetapi pinggangnya terasa sakit. Apalagi pipinya saat ini benar-benar terasa panas. “Mama!” Perhatian Amora beralih pada sosok wanita muda yang baru saja masuk dari luar. Wanita itu adalah Bianca Lysander, putri dari Julia dan juga sepupu Amora. Bianca bergegas menghampiri ibunya dan memapahnya. “Mama, apa Mama tidak apa-apa?” tanyanya dengan cemas. Julia tidak menjawab. Pandangannya tertuju pada Amora dengan dingin sehingga perhatian Bianca mengikutinya. “Amora? Ke-kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Bianca dengan bingung. Akhirnya ia mengetahui alasan dari keributan yang terjadi di dalam kediaman itu. Namun, Amora tidak menanggapi pertanyaan wanita itu. Perhatiannya tersita pada sosok pria yang masuk bersama Bianca saat ini. Chris Walden tertegun melihat kehadiran wanita yang pernah berlabuh di dalam hatinya tujuh tahun yang lal

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status