Share

Salah Tingkah

Penulis: EL ZERO
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tiga jam mengarungi sungai bersama Elang rampung dengan melelahkan. Antrian di kamar mandi umum di base camp utama arung jeram mengular panjang.

Nindya berdecak senang melihat jajaran tenda di tepi sungai berwarna warni, indah sekali jika dilihat dari lokasi Nindya berdiri.

"Ibu duluan deh!" bisik Vivian yang sudah mendapatkan giliran masuk kamar mandi. Dia tidak tega melihat dosen pembimbing Elang pucat kedinginan.

Nindya tersenyum sebagai jawaban. Masuk ke dalam dan menyelesaikan mandinya secepat kilat, rasa dingin akhirnya memudar oleh baju kering dan syal yang dikenakannya.

"Makasih ya, Vi!" kata Nindya ramah sebelum melangkahkan kaki ke arah tenda.

Nindya ingin segera kembali ke rumah. Menenggelamkan dirinya dalam selimut dan tidur nyenyak. Dia sungguh masih malu dan gugup jika harus bertemu Elang.

Nindya tidak tahu harus berbuat apa di lokasi kegiatan keakraban untuk mahasiswa baru tersebut, dia hanya bisa menunggu ketua jurusan dan bagian kemahasiswaan mengajaknya pulang.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
🇳 🇱 🇿
yg edan itu bikin demen buu, ehek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Orang Asing

    Nindya masuk ke dalam tenda, menyisir rambut yang masih basah dan memoles make up tipis pada wajah. Tangannya cekatan memasukkan semua barang pribadinya ke dalam tas tanpa merapikan terlebih dahulu."Perlu bantuan?" tanya Elang yang ternyata belum beranjak dari depan tenda, tempatnya berdiri sedari tadi. Mengawasi wanita yang sedang rumit dengan pikirannya, juga dengan barang-barang yang sedang disusun ke dalam tas secara asal-asalan."Tidak! Sudah selesai semua," jawab Nindya ketus. "Apa ada masalah? Ibu terlihat banyak pikiran!" tanya Elang konyol. Menghembuskan nafas berat, Nindya menjawab, "Apa aku perlu mengungkapkan semua kekesalanku lagi?"Elang menyeringai jenaka, "Jika itu bisa membuat Bu Nindya bahagia … luapkan saja semua, El terima dengan hati lapang!""Begini El, aku rasa tidak ada yang perlu kita bahas atau kamu risaukan, aku ingin kita seperti orang tidak kenal saja mulai saat ini!" ungkap Nindya sarkas."Hah? Bu Nindya serius?" Elang menyusul masuk ke dalam tenda dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Tukang Gombal

    Ketua mapala selalu menekan semua anggota dengan kalimat, 'Bekerjalah secara profesional saat mengantar tamu di lapangan!'. Kalimat sakti yang membius semua anggotanya untuk lebih memperdalam skill, tujuannya adalah mendapatkan keamanan dan kenyamanan saat mereka kerja menjual jasa petualangan.Tidak terkecuali Elang, dia juga berusaha menjaga nama baik organisasi yang menaunginya baik sebagai anggota aktif di bawah mapala maupun sebagai salah satu atlet panjang dinding yang membawa nama kampus.Minggu lalu saat rafting, Elang sukses tidak mencampuradukkan urusan pribadinya bersama Nindya dengan profesionalisme di lapangan. Elang tampil sebaik mungkin sebagai penyedia layanan jasa kegiatan outdoor bersama teman-temannya.Namun, hal itu hanya terjadi pada saat kegiatan penyambutan mahasiswa baru jurusan teknik kimia berlangsung di lapangan. Saat kuliah reguler sudah dimulai, Elang juga memulai kehidupannya yang berubah jadi tak biasa.Setelah hari dimana Elang menjadi orang asing bagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Setan Meresahkan

    Sebenarnya, jantung Elang sedang berdetak keras, bukan karena olahraga memanjat dinding yang dilakukannya, tapi karena matanya baru saja bertabrakan dengan Nindya saat mengarahkan pandangan tanpa sengaja. Desiran aneh langsung menyapa hati Elang, ingatannya kembali ke pinggir sungai saat perempuan itu menamparnya. Bukan! Bukan bagian itu yang diingat Elang, tapi kelembaban Nindya yang membuatnya muntah hanya dalam beberapa celupan."Sial!" gerutu Elang pelan. Bahkan Vivian yang mengajaknya bicara masih tak mampu mengalihkan pikiran liarnya. Elang melepas semua perlengkapan panjat dinding yang melekat pada tubuhnya dan berbicara dengan Arga yang masih memegang tali karmantel. "Hari ini cukup kayaknya, Ga! Aku capek!"Arga mengedikkan kepala ke arah Vivian, "Bukan itu alasannya? Si Nangka?"Elang tertawa penuh makna yang hanya dipahami oleh Arga sebagai sesama pemuda durjana, "Jangan pernah membuang makanan, Ga!""Enak nambah, nggak enak cukup satu kali aja ya?" tanya tegas Arga menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Friend With Benefit

    Elang menggandeng tangan Vivian dan membawanya langsung masuk ke tempat pribadinya di lantai dua. "Aku tidur di sini," kata Elang misterius. Tangannya membuka pintu selebar-lebarnya setelah memutar anak kunci dan menurunkan handle pintu. "Masuk Vi, sorry berantakan!"Kamar berwarna biru langit, lumayan luas, dengan ranjang besar di tengah, rapi dan wangi adalah ruang favorit Elang untuk menghabiskan waktu selepas menyelesaikan kegiatan padatnya di kampus."Apanya yang berantakan?" gumam Vivian heran. Semua barang tertata apik di tempatnya."Aku mandi sebentar ya! Anggap kamar sendiri, Vi!" Elang pamit keluar kamar untuk membersihkan diri dari keringat latihan."Iya!" Vivian menjawab kikuk, masih mengamati kamar Elang dengan seksama. Dia tidak menyangka Elang adalah tipe cowok yang sangat bersih dan rapi. Vivian tadi sudah membayangkan akan menemukan ruangan pengap bau rokok dan berantakan ciri khas anak mahasiswa, terlebih aktivis mapala yang terkenal dekil dan jorok. Tapi yang ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Buah Segar

    Elang menatap jenaka pada wajah Vivian yang merona. Tidak meneruskan godaannya, Elang mengambil dan membuka kaleng minuman, menenggaknya perlahan sembari mengambil duduk di karpet.Sementara Vivian kembali menelan ludah melihat jakun dan leher Elang yang berkulit putih bersih. Entah sejak kapan dia merasa kalau Elang sengaja memancing dengan banyak bahasa tak terucap."Kok bengong? Kamu mau pulang sekarang?" tanya Elang memecah kesunyian dengan tawanya. "Nggak kak, tapi bingung mau ngapain!" Vivian mengerjap bodoh dan ikut tertawa garing, Elang terlalu blak-blakan saat bicara dan Vivian kehabisan kata untuk menyangkal keinginannya.Elang semakin terkekeh, "Mau nonton film? Atau mau bantuin aku garap laporan penelitian? Aku udah seminggu nggak bimbingan. Duduk sini!""Kenapa? Bukannya biasanya kamu rajin ya, Kak?" tanya Vivian heran. Meski kegiatannya banyak, Vivian mendengar gosip kalau Elang termasuk orang yang serius dengan urusan pend

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Salah Nama

    Elang terlalu menggoda untuk dilewatkan, terlalu manis untuk tidak dibalas, terlalu indah untuk diabaikan oleh Vivian. Dengan sedikit mengulum senyum Vivian membuka bibir untuk menyambut Elang dengan riang dan hati deg-degan. Bukankah terlalu mudah bagi Vivian untuk menaklukkan seorang Elang? Atau sebenarnya Vivian lah yang gampang dimiliki Elang hanya dengan bermodal rayuan?Vivian tidak begitu peduli dengan kalimat sakti bernama cinta setelah diberi waktu untuk berpikir, baginya memiliki Elang itu sebuah prestasi tersendiri. Baik hanya sesaat, sementara atau hanya dalam sekejap mata. Soal bagaimana caranya itu urusan pribadi.Nafas Elang kembali menyapu wajah vivian yang merona dengan hangat, dan Vivian memilih memejamkan mata setiap membalas pagutan Elang pada bibirnya. Vivian mengosongkan kepalanya, lalu mengisi penuh dengan sosok Elang yang sedang menghisap bibirnya.Vivian menahan suara yang hampir keluar dari mulutnya. Dia mendongak tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Berkah Untuk Elang

    Elang berhenti sebentar, memberikan waktu pada Vivian untuk menikmati gelenyar di seluruh tubuhnya. Beruntung Vivian tidak sadar dengan nama yang hampir disebut Elang. Pemuda itu tersenyum menawan menyaksikan wajah merah Vivian yang memasang ekspresi mengundang.Elang membuka laci meja di samping ranjang untuk mengambil pengaman. Dengan giginya, Elang membuka bungkus plastik kecil yang baru diambil, lalu dengan sigap memasang isinya pada gairah prianya yang sudah tegak menantang.Lateks adalah teman dekat Elang, dia tidak akan lupa menggunakan karet pengaman itu saat menyentuh area pribadi wanita.Bagi Elang, motto para mapala yang berbunyi 'safety first than go wild' tidak hanya berlaku saat berkegiatan di alam bebas, tapi juga saat berpetualang di atas tubuh perempuan.Elang tidak ingin konyol dengan menghamili anak orang di saat masa pendidikannya masih berlangsung. Senang-senang yang tidak beresiko menikahi adalah tujuannya. Gaya yang diterapk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Berkas Sialan

    Elang berjalan ke luar tanpa menurunkan pandangan pada wanita yang menunggunya di depan pintu sambil membaca berkas. Berdiri sendiri masih dengan pakaian yang sama seperti saat Elang melihatnya di kampus tadi.Melihat Elang datang menghampiri, Nindya tersenyum tipis dan mengangguk perlahan. "Saya ada perlu!""Silahkan masuk!" Elang menunjuk ruangan dengan sofa hijau. Dia baru duduk setelah Nindya mengambil tempat di hadapannya, berbatasan dengan meja yang lumayan lebar. "Sorry mengganggu! Saya tidak akan lama," ujar Nindya kikuk. Dia menatap di bawah mata Elang untuk menghindari kontak langsung.Elang menjeda pertanyaan yang hampir terlontar pada dosennya karena Vivian sudah berada di ujung tangga. "Sebentar ya, Bu!" Elang keluar ke teras untuk menelepon, memesan taxi untuk Vivian."Bu Nindya sama siapa?" sapa Vivian berusaha tetap ramah meski hatinya kesal dan panas. "Tumben!"Nindya membalas keramahan Vivian dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Tanpa Pengaman

    Dua bulan kemudian ….Elang mendapatkan ucapan selamat dari Pak Ronald, dua dosen penguji dan teman-teman dari teknik kimia yang hadir dalam seminar. Penelitian Elang sukses, membawa proyek kampus pada tahap berikutnya, yaitu menaikkan sumber air tanah yang telah teruji dari dalam goa untuk didistribusikan ke desa dan dijadikan kebutuhan sehari-hari oleh warga sekitar. "Sukses ya, El!" Mayra menjabat tangan Elang paling akhir, tulus mengucapkan doa untuk orang yang dicintainya. "Bisa langsung skripsi itu, jaminan lancar kamu sama Pak Ronald! Aku yakin tiga bulan kelar, bisa wisuda periode semester ini kamu, El!""Thanks, sukses buat kamu juga, May!" Elang bersyukur, Mayra tidak berubah sikap. Tetap baik dan ramah padanya. "Kayaknya kamu bakal lulus lebih dulu … ngomong-ngomong kemana Bu Nindya? Kok cepet banget ilangnya, padahal tadi masih sempat ngasih masukan buat revisi laporan!"Elang mengedikkan bahu, dia memang tidak tau

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Mantan Tunangan

    Bukan pernikahan mewah seperti yang diimpikan oleh semua gadis dan juga orang tuanya. Elang menikahi Nindya di rumah sakit sebagai permintaan maaf, sebagai hadiah untuk keteledorannya dan sebagai penyembuh untuk hati Nindya yang sedang terluka.Elang menebus semua rasa bersalahnya dengan berjanji akan mencintai Nindya selamanya. Hatinya ikut perih, bukan hanya karena kehilangan calon anaknya tapi karena dirinyalah yang telah merusak masa depan Nindya dan tunangannya, meski itu terjadi tanpa disengaja.Elang tidak ingin Nindya tidak bahagia di masa depan karena ulahnya, karena ada bekas yang mungkin akan jadi pemantik dalam kisah rumah tangga dosennya itu bila menikah dengan Daniel. Biarlah Elang yang menanggung semua itu terlepas Nindya mencintainya atau tidak.Sudah seminggu berlalu, Nindya masih di rumah ibunya untuk beristirahat, sementara Elang memulai kesibukannya dengan penelitian dan juga latihan untuk persiapan lomba.Nindya tidak mau dije

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Sangat Mencintai

    Setelah beberapa waktu yang terasa sangat lama bagi Elang, akhirnya Nindya dipindahkan ke bangsal perawatan. Elang duduk gelisah di sisi ranjang tempat Nindya istirahat. Sesekali masih tersenyum sembari mengusap jemari Nindya yang terasa dingin."El, aku minta maaf!" Nindya menatap Elang sendu, dengan mata merebak dan penuh penyesalan.Elang mengeratkan genggaman, lalu mencium tangan Nindya dengan kasih sayang. "Sssttt …! No, kamu tidak boleh menangis! Itu salahku, jadi seharusnya aku yang minta maaf." "Aku tidak bermaksud berbohong," ucap Nindya serak."Kamu pasti punya alasan kuat melakukan itu semua, aku menduga ada dua hal yang menyebabkan kamu begitu. Pertama kamu akan menikah dengan Daniel dalam waktu dekat karena aku tidak pantas menjadi seorang suami. Kedua, kamu melakukan ini untuk Mayra." Elang menjeda kalimatnya dengan satu tarikan nafas panjang. "Aku kehilangan satu lembar surat mama!"Elang setiap beberapa hari sekali selalu

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Sakit Dadakan

    Nindya terengah-engah, nafasnya berat dan serasa hampir putus melewati tanjakan cinta. Padahal, dia berjalan setengah ditarik Elang. Melihat pemuda itu masih bisa cengengesan di depannya, Nindya menyadari kalau fisiknya terlalu lembek.Elang mengusap keringat di wajah Nindya, "Capek ya?""Sangat, rasanya aku tidak mungkin kuat berjalan lagi, El! Kakiku gemetar, perutku juga melilit." Nindya merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Rasa lelah menghampiri dengan dahsyat, tubuhnya lemas tak bertenaga dan perut bagian bawahnya sakit. Elang mengajak Nindya duduk di pinggir jalan, meluruskan kaki dosennya dan memberikan tasnya untuk bersandar. Wajah Nindya terlalu pucat, keringat dingin juga tidak berhenti memenuhi dahi Nindya. "Kamu sakit? Apa yang kamu rasakan?"Ada orang yang memiliki alergi dingin, ada juga yang mendadak sakit saat beradaptasi dengan cuaca gunung. Elang menemukan kasus serupa di beberapa kegiatan pendakian massal yang

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Tanjakan Cinta

    Setelah mendapat izin dari ibu Nindya, Elang mengemudi ke tempat penyewaan alat-alat petualangan. Mereka akan berangkat langsung dari Semarang, Elang tidak akan sempat kembali ke Yogya mengambil semua kebutuhannya untuk di gunung nanti. Mereka juga mampir ke minimarket untuk membeli kebutuhan makanan.Elang cukup gila memilih jalur ngagrong sebagai pendakian pertama untuk Nindya. Selain lebih ekstrim, jalur tikus tersebut terbilang bukan jalur resmi yang direkomendasikan untuk mendaki Gunung Merbabu. Tidak ada pos pantau untuk mengawasi para pendaki dari jalur yang tidak resmi, sehingga membahayakan bagi pendaki yang tidak berpengalaman, karena tidak ada data yang tercatat di pos utama.Pendaki pemula kebanyakan lebih memilih jalur Selo dengan tingkat kesulitan medium. Elang pribadi kurang menyukai jalur tersebut karena terlalu ramai. Dia suka sepi saat di alam terbuka, agar suara alam terdengar jelas dan dia bisa lebih leluasa menikmati perjalanannya.Ela

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Getaran dan Adiksi

    "Kamu bisa pingsan di pelukanku!" Uh, Elang memang selalu penuh rayuan mematikan untuk Nindya yang sering naif dalam sebuah hubungan. "Apa Lala masih melihat kita?""Tidak, dia membuang muka!" Elang terkekeh, dia agak keterlaluan menciptakan suasana romantis bersama Nindya. Bukan hanya Lala yang gerah, tapi pria seumuran ayahnya yang sedari tadi memperhatikannya spontan memasang wajah dingin. "Siapa pria yang berdiri arah jam sembilan?"Nindya tidak menoleh tapi melihat dengan ekor matanya. "Oh … itu ayahku!""Hm … sepertinya aku dalam masalah!"Nindya terkikik melihat ekspresi Elang yang mendadak serius. "Tidak akan, kami sudah tidak bertegur sapa selama sepuluh tahun.""Apa alasan ibumu tidak mau datang karena situasi ini, karena ada ayahmu?""Mempelai wanita itu sepupuku dari keluarga ayah, jadi ayah pasti hadir, dan ibu menghindari masalah. Istri ayahku masih saja cemburu pada ibuku, dan selalu saja berusaha menying

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Dasar Gila

    "Pegang tanganku," perintah Elang pada Nindya ketika mereka turun dari mobil. Masuk ke dalam gedung serbaguna yang sudah disulap menjadi tempat resepsi pernikahan yang lumayan mewah.Sepupu Nindya cukup mujur karena mendapatkan suami dari kalangan orang banyak harta, sehingga pesta pernikahan pun tidak bisa dibilang sederhana. Beruntung Nindya dan Elang memakai pakaian yang pantas. Sangat serasi sebagai pasangan muda yang sedang jatuh cinta. Ups … sepertinya baru Elang yang jatuh cinta. Nindya baru tahap suka."Hm, ide bagus! Aku kurang nyaman dengan heels ini, terlalu tinggi!" Nindya mengaitkan tangan pada lengan mahasiswanya, selain agar tampak mesra sebagai pasangan, Nindya butuh bantalan kuat jika ada yang menyindir statusnya yang masih melajang di usia dua puluh delapan. Masalahnya tidak sederhana sederhana karena sepupunya yang sedang menggelar pesta pernikahan belum genap berusia 23 tahun. "Kenapa tidak pakai yang tanpa heels?" Elang mela

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Gede Rasa

    Sulit untuk menolak pria yang bisa membuatmu selalu tersenyum! Mungkin itu pepatah kuno yang dulu tidak pernah diyakini Nindya. Sekarang kalimat sakti itu membuktikan diri padanya, memberikan kebenaran yang mau tidak mau harus diakui. Nindya memiliki kesulitan menolak Elang! Pemuda itu terus saja menempel padanya di tiap kesempatan, membuat mereka selalu berdekatan tanpa rasa malu sedikitpun. Terlalu cuek atau terlalu percaya diri juga Nindya tak paham, yang jelas Elang cukup berani untuk ikut pulang bersamanya ke Semarang.Cinta? Ya Elang memang sudah menyatakan cinta padanya, tapi bagi Nindya cinta Elang bisa jadi hanya kamuflase dari nafsunya. Mereka menjadi dekat dan banyak bersentuhan karena sebuah kesalahan, yang berasal dari nafsu. Jadi kemungkinan untuk berubah menjadi cinta masih sulit untuk dipercaya Nindya. Lalu bagaimana Nindya nanti akan mengenalkan Elang pada ibunya? Entahlah! Bagaimana dia menjawab pertanyaan yang akan datang padanya saat

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Air Mata

    Di rumah, Nindya belum juga bersiap pulang ke Semarang. Hatinya masih terguncang dengan permintaan Daniel yang menurutnya kejam dan tak berperasaan. "Aku akan menikahimu setelah janin itu dihilangkan!""Aku tidak mau menjadi ayahnya, dia bukan anakku!""Untuk apa kamu mempertahankan bayi itu jika bapaknya saja tidak mau bertanggung jawab?""Kenapa kamu harus melindungi pria yang melecehkanmu?" "Gugurkan minggu depan dan kita atur pernikahan segera!""Aku juga salah karena terlalu sibuk!"Dan masih banyak kalimat-kalimat Daniel yang terngiang-ngiang di telinga Nindya. Namun, keputusannya sudah bulat, dia tidak akan melakukan aborsi. Soal Elang? Entahlah, Nindya juga masih dalam kebimbangan. Dia bukan wanita jahat, terlebih pada sesama wanita. Nindya tidak ingin merebut Elang dari siapapun, apalagi dari Mayra.Tangan Nindya mengambil satu kertas lusuh yang beberapa waktu lalu diambilnya dari tas Elang.

DMCA.com Protection Status