Untuk sejenak konsentrasi Elena pun teralihkan pada cecapan dan lumatan bibir Jackson. Tubuhnya terasa lebih santai dan tidak menegang, saat itulah Jackson memanfaatkan kesempatan. Dia menghentakkan miliknya dengan kuat hingga miliknya terbenam sempuma di inti milik Elena, meruntuhkan dinding yang selama ini melindungi mahkota wanita itu."Aaaauuuwww... seru Elena keras dengan air mata yang menetes di pelipisnya. Rasa sakit itu menyengatnya sangat. Hingga tubuh Elena gemetar merasakannya."Sekarang kamu telah menjadi milikku sepenuhnya," ucap Jackson di sela cecapannya.Bibirnya bergerak menghapus air mata Elena, lalu mengecap dada wanita itu, menunggu Elena siap untuk bergerak bersamanya. Cecapan bibimya di puncak dada Elena, membuat wanita itu mendesah dan berkata, "please!"Tahu akan arti kata "please" yang Elena katakan, Jackson pun mulai menggerakkan pinggulnya di dalam selimut yang menutupi tubuh keduanya.Ringisan samar masih menghiasai wajah Elena beberapa saat di awal percint
Jackson kembali bergerak dari belakang tubuh Elena. Satu tangannya meremas bergantian bukit indah wanita itu, sedangkan satu tangan yang lain menggenggam erat tangan wanita itu. Mata Elena menatap api yang membara di depannya sambil menikmati hentakan tubuh Jackson yang membuat tubuhnya terhentak juga.Wajah Elena memerah malu ketika bunyi penyatuan tubuh mereka terdengar begitu keras dan menggema di dinding ruangan. Kulit tubuh Elena dan Jackson pun ikut memerah karena percintaan panas mereka. Jika di awal percintaan, Elena masih menahan desahan dan erangannya, kini dia tidak sanggup lagi menahannya.Desahan dan erangan itu kini saling berlomba, begitu juga Jackson. Saat inti milik Elena meremas inti milik Jackson, pria itu mengumpat keras. Seharusnya dia masih bisa bertahan, tetapi Elena menghancurkan kendali dirinya sehingga dia hampir saja meledak. Menghindari hal tersebut, Jackson segera melepaskan penyatuannya."Apa yang kamu lakukan? Aku baru saja akan sampai puncak," protes El
Matahari bersinar cerah menyinari salju yang tebal karena badai semalam. Salju itu perlahan mencair dan jalanan mulai bisa dilewati.Di saat beberapa orang sudah mulai bangun dan menyerok salju yang menghalangi akses masuk rumah mereka, Elena dan Jackson masih terlelap di balik selimut tebal dengan posisi saling berpelukan.Semalam Elena menggigil kedinginan, namun mereka tidak memiliki tenaga lagi untuk bangun hanya untuk sekedar memakai pakaian, karena itu Jackson menarik selimut dan mendekap erat wanita itu untuk memberi kehangatan. Beruntung tidak lama setelah itu, lampu menyala dan pemanas ruangan pun bekerja.Sebelum Elena bangun, Jackson sudah bangun terlebih dahulu. Kegiatan mereka semalam membuat wanita itu kelelahan hingga saat pagi menjelang, dia masih terlelap. Jackson melihat jam di dinding ruangan dan teringat jika beberapa menit lagi pelayannya akan datang.Dengan cepat dia merain ponsel di atas meja dan menghubungi pelayannya untuk menunda kedatangannya. "Aku akan meng
Di depan Elena terlihat sebuah helikopter hitam yang terlihat garang dan maskulin dengan tulisan COLLINS dan lambang yang sudah tidak asing lagi baginya sekarang. Sebelum dia naik jet pribadi milik Collins, dia tidak tahu arti lambang tersebut.Dia sempat heran, kenapa lambang itu memenuhi barang-barang Jackson seperti pena, buku agenda, layar laptop bahkan semua pakaian Jackson memiliki lambang tersebut di labelnya? Kini dia tahu Jika lambang itu adalah lambang keluarga Collins."Kita mau ke mana dengan Helikoper itu?" tanya Elena."Badai membuat pemandangan di pegunungan menjadi indah, semua tertutup salju dan kita bisa melihatnya dari atas," jawab Jackson."Apakah itu aman?" Elena masih teringat bagaimana ketakutannya dirinya saat pertama kali naik jet pribadi Collins. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya lagi di depan Jackson."Cukup aman, kamu tidak perlu khawatir."Perbicaraan mereka terhenti ketika seorang pria tua berjalan mendekati mereka. "Ini rencana penerbangan Anda, Tuan
"Berapa jam kita terbang?" tanya Elena ketika turun dari helikopter dengan dibantu oleh Jackson. Kini dia percaya jika pria itu memang pilot yang handal."Hmm, tidak lebih dari dua jam karena kita memutari gunung sebanyak dua kali," jawab Jackson."Aku tidak merasa jika kita melakukan dua perjalanan di jalur yang sama, sanggah Elena."Kamu terlalu fokus dengan keindahan pemandangannya sehingga tidak sadar telah melewati jalur yang sama,” balas Jackson.Elena tersenyum bodoh merespon hal itu. Matanya kini beralih ke rumah kayu yang ada di depannya.Rumah itu berada lebih tinggi dari helipad, tempat mereka meninggalkan helikopter.Saat keduanya berjalan menuju rumah itu, Elena sengaja menjauh dari Jackson karena aroma tubuh pria itu membakar darahnya, membuatnya mendidih dan haus akan sesuatu yang tidak dia mengerti.Jackson mengagetkan Elena ketika pria itu menarik lengannya dan melingkarkan tangan di pinggang rampingnya."Kenapa menjauh dariku? Di sini tidak ada siapa pun dan kita bis
Tangan Jackson bergerak kembali ke pipinya dan punggung jari pria itu mengusapnya perlahan.Getaran tubuh Elena semakin kencang merespon apa yang Jackson lakukan.Dia memundurkan langkah ingin menghindar dari sentuhan pria itu, namun pantatnya tertahan di meja makan di belakangnya sehingga dia tidak bisa menghindar lagi."Mau ke mana, Sayang?" geram Jackson dengan nada mengintimidasi."Ti-tidak ke mana-mana," ucap Elena gagap.Jackson tersenyum melihat ekspresi Elena yang memerah. Dia mendekatkan bibirnya ke bibir merah wanita itu dan melumatnya dengan lembut. Tak puas dengan itu, Jackson pun mengisap bibir bawah wanita itu."Aku ingin menggigit bibir merah ini," bisik Jackson di depan mulut Elena sambil mengusap bibir bawah wanita itu dengan ibu jarinya.Dengan hati-hati pria itu menarik bibir bawah Elena dengan giginya, membuat Elena mengerang."Aaargh..." teriak Elena kaget ketika Jackson mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas meja makan. Pria itu menggeser dan menyingkirka
"Kamu begitu nikmat dan basah, aku benar-benar menginginkanmu Aku yakin milikmu akan menenggelamkan milikku dalam kenikmatan yang luar biasa," ucap Jackson sambil mendorong jarinya ke dalam diri Elena.Wanita itu pun menjerit, bukan karena rasa sakit tetapi karena rasa nikmat yang ingin dia rasakan lagi dan lagi.Mengetahui hal tersebut, Jackson mendorong jarinya semakin dalam dan lebih keras, bergerak cepat dan mengobrak-abrik diri Elena, membuat wanita itu mengerang.Kulit Elena memerah seperti terbakar ketika Jackson kembali menyulutkan gairahnya. Tangannya mencengkeram pinggiran meja untuk menahan sesuatu yang menghentak ingin terlepas dari dirinya karena gerakan jari Jackson. Beruntung sebelum dirinya meledak, pria itu sudah meloloskan jarinya."Aku menyukai caramu meresponku, tubuhmu ternyata cukup responsif. Bagaimana jika kita masuk pada tingkatan yang lebih tinggi dalam percintaan?" ujar Jackson memulai pengajarannya."Aku rasa cukup pembelajaran hari ini, aku menginginkanmu,
Tanpa kesulitan, Jackson membaringkan Elena di ranjang super besar yang bisa muat untuk tiga atau empat orang dewasa.Elena menggigit bibirnya ketika pria itu menindihnya. "Apakah kita tidak bisa mengganti sepreinya terlebih dahulu? Sekarang, warna putih menjadi salah satu warna yang tidak aku sukai.""Bekas percintaan kita tidak akan terlihat begitu jelas, tidak akan seperti kemarin,” Jackson menyakinkan wanita itu.Tidak ingin bertengkar, Elena pun memilih mengalah. Dia pun membuka kembali kakinya dan memberi akses penuh kepada Jackson "Aku sudah siap," tantang wanita itu..Seringai puas terlihat jelas di raut wajah Jackson, pria itu pun kemudian memundurkan pinggulnya dan mendorongnya masuk ke inti milik Elena."Aarrgh..." erang Elena dengan tubuh yang tersentak, dia pun kemudian menyambut gerakan tubuh Jackson seirama dengan hentakan dan hujaman pria itu."Good, kamu belajar dengan baik Elena. Sekarang ikuti gerakanku!" perintah Jackson sambil mempercepat gerakannya.Derit ranjang
"Keadaan Nona Elena masih dalam batas aman tetapi jangan disepelekan. Dia butuh banyak istirahat dan juga banyak cairan karena tubuhnya kurang minum dan mengalami dehidrasi.“Jauhkan juga Nona Elena dari hal yang membuatnya terkejut atau tertekan, dia mengalami stress dengan tekanan darah yang cukup tinggi," ucap Dokter sebelum mengakhir perkataannya."Baik Dok, aku akan merawatnya dengan baik dan memastikan Elena meminum obat yang kamu berikan."Dokter itu kemudian memberikan obat untuk beberapa hari ke depan dan menulis resep untuk rawat jalan. "Karena Nona Elena sedang hamil, maka aku akan memberikan obat yang aman untuk ibu hamil."Deg...Tubuh Ariana seketika menegang dan mematung saat menerima obat dari dokter tersebut mengetahui jika Elena sedang hamil."Hamil...? ma-maksud Dokter? Elena saat ini sedang hamil?" gumamnya lirih yang masih bisa di dengar oleh dokter itu.Dia tampak syok bukan karena berita yang dia dengar tetapi nasib Elena selanjutnya akan seperti apa."Apakah ka
Belum sempat Elena mengatakan sesuatu, pandangan wania itu tiba-tiba menggelap. Tubuhnya terasa sangat ringan dan bruuuukkk.. wanita itu jatuh dari tempatnya berdiri.Beruntung sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, David sudah menangkap dan menyangganya."Ada apa dengan Elena?" tanya Ariana tampak khawatir."Tadi dia sedang sakit, papanya menjualkan untuk dijadikan pemuas hasrat pria kaya. Aku menolongnya melarikan diri dari sindikat yang menjualnya hingga tidak sempat membawanya rumah sakit," terang David."Bawa dia ke kamar tamu, aku akan memanggil dokter," ujar Ariana kepada suaminya.Baru saja David ingin menggendong Elena, sepasang tangan kekar menghentikannya. "Biar aku yang membawanya. Kamu sudah beristri, tak pantas menyentuh wanita lain."David menoleh dan menatap Jackson dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria itu berkata demikian?Siapa pun di ruangan itu tahu, dia tidak ada niatan apapun apalagi mengambil kesempatan saat menolong Elena.Dengan cepat Jackson mengambil Elena dari
Melihat Elena masih duduk di kursi mobil membuat David terpaksa mencengkeram lengan Elena dan menariknya keluar dari mobil.Dia memaksa Elena untuk masuk ke rumah mewah dan megah itu tanpa bisa menolak.Di dalam keterpaksaannya, Elena berharap tidak ada Jackson di dalam rumah tersebut. Jika tidak, maka drama kehidupannya akan semakin rumit dan panjang.Apalagi dia melarikan diri dari kontrak yang seharusnya dia selesaikan. Hutangnya pada Jackson belum selesai dan dia masih punya urusan panjang dengan pria itu.David terus menarik tubuhnya masuk ke dalam rumah megah kediaman Collins, sayangnya keindahan rumah itu sama sekali tidak dirasakan Elena karena fokus pikirannya di tempat yang lain.Tubuhnya semakin gemetar ketika David masuk ke sebuah ruangan yang berisi banyak orang dengan penampilan yang begitu elegan.Mereka para manusia dengan wajah dan tubuh yang sempurna dibalut dengan pakaian mahal yang menambah kesempurnaan mereka."Halo semuanya," sapa David dengan senyum merekah memb
"Kenapa kamu datang sendiri? Di mana David?" tanya Judy pada istri cucunya yaitu Ariana.Hari ini adalah malam acara keluarga Collins yang biasa dilakukan di akhir pekan. Semua anggota keluarga Collins yang rumahnya masih satu kota dengan kediaman utama Collins, berkumpul untuk makan bersama Judy agar wanita itu tidak terus bersedih mengingat mendiang suaminya."David akan datang terlambat karena masih ada pertemuan di kantor, sebentar lagi juga akan datang," jawab Ariana santai."David tidak pernah terlambat jika ada acara keluarga, coba kamu telepon dia dan pastikan sudah sampai di mana sekarang? jika masih di kantor, suruh dia cepat datang," ucap Judy dengan sedikit kesal karena cucunya itu lebih mementingkan pekerjaan dibanding makan malam bersamanya."Baik Grandma, aku akan segera menghubungi David dan memintanya untuk segera pulang," kata Ariana patuh untuk meredam kekesalan yang Judy rasakan pada suaminya tersebut.Setelah Judy pergi, Ariana mencoba menghubungi pria itu, anehny
Elena membacanya sejenak lalu mengangguk pelan berusaha mempercayai perkataan pria yang terlihat tidak jahat itu."Siapa namamu?" tanya David."Elena," jawab Elena dengan suara serak karena kesehatannya terganggu beberapa hari ini."Apakah kamu sedang sakit?"Elena mengangguk mengiyakan. Dalam hati, David tersenyum karena mempunyai alasan untuk mengeluarkan Elena dari tempat tersebut.David tiba-tiba berteriak dengan nada marah memanggil penjaga yang berjaga di depan pintu kamar Elena. Teriakan pria itu membuat Elena terkejut dan tubuhnya semakin gemetar hebat. Tak lama kemudian terlihat dua orang penjaga masuk ke kamar tersebut."APA-APAAN INI? KALIAN MEMBERIKU ORANG SAKIT UNTUK MELAYANIKU!" seru David pura-pura marah."Sakit...? Kami tidak tahu jika wanita itu sakit. Kami akan memberitahu bos dan menggantinya dengan wanita lain yang sehat untuk bisa melayani dan memuaskanmu," ujar salah satu dari penjaga tersebut."Aku tidak ingin wanita lain, aku ingin wanita ini yang melayaniku,"
Tawaran itu langsung menarik minat Jackson karena dia memang butuh waktu untuk mencari Elena dan mencari jalan keluar untuk hubungannya dengan wanita itu.Melihat Jackson yang terdiam, Jane tersenyum tipis di ujung bibirnya, merasa menang. Dia yakin Jackson akan menerima tawarannya."Apa keputusanmu, Jackson? Aku menunggu jawabanmu," desak Jane tidak sabar."Baiklah, aku setuju dengan tawaranmu," jawab Jackson."Bagus. Itu artinya tidak akan ada seorang pun yang tahu masalah internal kita, yang tahu hanya kita berdua. Bagi semua orang hubungan kita baik dan mesra," ucap Jane memastikan jika Jackson mengerti dengan perjanjian tersebut."Oke, bagiku itu tidak ada masalah, hanya bersandiwara saja bukan ?" tegas Jackson."Jika kamu melanggarnya, maka aku akan membuat semua orang menekanmu agar kamu mau menikahiku," ancam Jane."Tidak ada satu orang pun yang bisa menekanku," ucap Jackson penuh rasa percaya diri."Benarkah ...? Kita lihat saja nanti," balas Jane dengan penuh rasa percaya di
Tubuh Elena seketika membeku ketika mendengar hal tersebut. "Papa bohong. Papa hanya ingin membuang rasa bersalah papa karena menjualku bukan? sehingga papa mengatakan hal tersebut.""Aku tidak bohong, aku mengatakan yang sebenarnya. Karena itulah aku membencimu, sangat membencimu. Cinta istriku terbagi ketika dia membawamu ke rumah. “Aku tidak bisa memberikan dia seorang anak tetapi mamamu berkeras ingin merawat seorang anak, kebetulan ada seorang wanita miskin melahirkan dan meninggal, mamamu berinisiatif merawatmu. “Namun semenjak saat itu, perhatiannya padaku berkurang, bahkan dia mulai sakit-sakitan," ungkap Carlo."Apakah Papa sedang menuduhku atas apa yang terjadi pada mama?" gumam Elena lirih."Siapa lagi yang patut disalahkan jika bukan dirimu?"Air mata Elena langsung menetes membasahi pipinya. Tiba-tiba saja kekuatan di dalam tubuhnya lenyap, tak ada sedikit pun keinginan untuk memberontak. Bahkan Elena hanya diam ketika akhirnya dua orang itu membawanya dan memasukkanny
"Halo Cantik, apakah kamu mencariku?" suara Carlo mengagetkan Elena.Wanita itu membalikkan tubuhnya dan melihat seringai jahat terkembang di bibir papanya. Tubuhnya gemetar mengingat perlakuan yang pernah papanya lakukan terhadapnya, tetapi dia berusaha menyembunyikan ketakutannya dan menatap papanya dengan berani."Bagaimana bisa Papa melepas rumah yang pernah menjadi kenangan mama di sana? hentikan sifat burukmu itu dengan berhenti minum-minum dan berjudi, itu akan merusak hidup Papa," Elena mengingatkan papanya."Hidupku sudah hancur, tetapi aku bersyukur kamu datang mencariku. Aku sangat butuh uang sekarang," ucap Carlo tanpa basa-basi."Aku tidak memiliki uang sepeser pun karena itu aku pulang dan ingin memperbaiki hidupku, membangun hidup bersamamu lagi dengan baik dan benar. “Aku ingin Papa bisa berubah dan menjalani hidup ini dengan baik. Aku sadar kepergianku adalah sebuah kesalahan dan aku ingin memperbaikinya, memperbaiki hubungan kita," balas Elena."Hubungan kita sudah
Braaakk...Semua orang yang ada di meja makan menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras. Tak lama kemudian, Jackson datang dengan penampilan kusut dan berantakan. Zack menggeram marah melihat putranya datang dalam keadaan mabuk berat."Jackson...! Apa-apaan ini? kami telah lama menunggumu tetapi kamu malah datang dalam keadaan mabuk seperti ini," tegur Zack.Seringai sinis terkembang di bibir Jackson. "Apakah sekarang kalian sudah puas? Aku kehilangan dia dan aku kehilangan separuh hidupku . Apa lagi yang harus aku perjuangkan?"Mata Kelly langsung memincing tajam mendengar racauan putranya. "Apa maksudmu kehilangan dia? Apakah itu berarti selama ini kamu masih berhubungan dengan wanita murahan itu?""Jangan khawatir, Ma! Sekarang dia sudah pergi dan aku tidak tahu ke mana dia pergi," timpal Jackson dengan wajah yang begitu menyedihkan."Syukurlah kalau begitu, ternyata wanita itu masih mempunyai harga diri," ucap Kelly merasa sedikit lega.Jane yang melihat tunan