"Karena aku ingin," jawab Guan Lin singkat.Xue Ming terdiam. Laki-laki di depannya ini, mengapa dia begitu sulit untuk diajak berbicara? Namun begitu dia melihat kembali aura yang dikeluarkan oleh Guan Lin, dia tidak berani mengatakan apapun lagi."Baiklah, baiklah. Seperti yang kamu tahu, desa kami miskin dan terpencil. Tidak ada apapun yang menguntungkan di sini," kata Xue Ming. Setelah beberapa saat, dia kembali melanjutkan perkataannya, "aku memiliki beberapa rumah yang ingin dijual oleh pemiliknya. Kamu bisa melihat-lihat dan memilihnya sendiri.""Hmm," gumam Guan Lin dengan anggukan."Kalau begitu, ayo ikuti aku," ajak Xue Ming. Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerjanya. Ketika keduanya tiba di halaman, mereka bertemu dengan Li Jianli dan Xue Nuan yang baru saja masuk."Kepala Desa Xue," sapa Li Jianli dan Xue Nuan bersamaan."Kalian di sini. Apakah kalian membutuhkan sesuatu?" tanya Xue Ming. "Kepala Desa Xue, ada hal yang ingin aku tanyakan," kata Li Jianli mengaw
Wajah Guan Lin tanpa ekspresi ketika mendengar perkataan Xue Ming, namun dia merasa cukup senang dengan ide yang dilontarkan Xue Ming. Itu akan menyelamatkannya dari membuang-buang waktu karena melihat-lihat tempat lainnya."Baik," jawab Guan Lin."Kalau begitu, mari, kita berangkat sebelum matahari semakin tinggi," ajak Xue Ming.Keempatnya berjalan menuju rumah keluarga Xue Nuan. Jaraknya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki dari rumah Xue Ming. Pemandangan ini tentu saja menarik perhatian penduduk desa yang sedang lewat ataupun yang sedang menggarap ladang mereka. Terutama penampilan Guan Lin yang asing bagi mereka."Kepala Desa Xue, kemana kamu akan pergi?" Seseorang yang tidak tahan berteriak dari ladangnya."Kami akan pergi melihat-lihat desa. Kembalilah bekerja!" perintah Xue Ming. Dia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut mengenai keinginan Li Jianli dan Guan Lin. Mereka belum memutuskan apapun. Bila mereka jadi membeli tanah, hal ini tentu saja secara alami akan tersebar di m
"Jadi, ini tanah yang aku bicarakan," kata Xue Ming. Jari telunjuknya menunjuk ke arah sisi timur ladang, "ini membentang dari sisi timur hingga ke bagian barat."Li Jianli mengangguk puas, "apakah ini mencapai kaki Gunung Tian?""Ya," jawab Xue Ming. "Kamu akan bisa menemukan tanda yang membatasi tanah ini. Aku akan membawamu untuk melihat-lihat nanti.""Umm." Li Jianli mengangguk. Dia sama sekali tidak bisa menyembunyikan senyuman di bibirnya. Tidak buruk, dia bisa membeli ladang hanya dalam beberapa hari setelah dia pindah ke dunia ini. Sepertinya nasibnya di dunia ini akan sangat baik!Ladang ini tidak kosong. Ada tanaman gandum yang terlihat memenuhi ladang. Bulir-bulir gandum sudah mulai terisi. Melihat saat ini hampir akhir musim semi, sepertinya gandum akan bisa dipanen dalam waktu kurang dari 1 bulan.Li Jianli berjongkok, dia mengambil sedikit tanah dan menilainya kembali. Subur! Benar-benar subur! Dia tidak salah menilainya. Dia tidak bisa merasa lebih puas lagi."Kepala De
"Tuan Guan, apakah ada hal lain yang ingin kamu katakan?" tanya Xue Nuan.Guan Lin meliriknya sekilas lalu mengangguk. Ketika mereka melihat Guan Lin mengangguk, mereka segera kembali duduk mengelilingi meja dan menatapnya dengan serius."Nyonya Jing, aku ingin meminta bantuanmu," kata Guan Lin. Dia menatap Jing Yue dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Namun entah mengapa, Jing Yue bisa merasakan sedikit bahaya dari Guan Lin."Kamu bisa mengatakannya," jawab Jing Yue cepat. Dia takut laki-laki di depannya akan marah kalau dia terlambat menjawab."Namaku Guan Lin dan aku membeli rumah di samping rumah kalian," kata Guan Lin. "Aku hidup seorang diri, dan aku tidak begitu pintar memasak. Bisakah aku memberimu 5 tael perak per bulan agar kamu bisa membiarkanku ikut makan sebanyak 3 kali sehari?"Jing Yue tercengang. Dia tidak menyangka ini akan menjadi permintaan Guan Lin. Dia ingin menolak. Rumah mereka hanya berisi 3 orang wanita dan 1 orang anak, tidak ada laki-laki dewasa di sini. Dia
Li Jianli tersedak teh yang sedang diminumnya, sedangkan raut wajah Guan Lin jatuh. Dia menatap Xue Bao dengan tatapan muram.Xue Nuan merasa punggungnya menjadi dingin, dia buru-buru meraih lengan Xue Bao dan memarahinya, "anak ini, berhentilah mengatakan omong kosong! Cepat, minta maaf kepada Tuan Guan!""Tuan Guan?"Binar di mata Xue Bao meredup. Dia kehilangan ayahnya ketika usianya masih sangat kecil. Bisa dikatakan, dia tidak memiliki banyak kenangan yang tersisa tentang ayahnya. Bahkan dia tidak terlalu mengingat sosoknya.Terkadang, Xue Bao merasa iri kepada teman-temannya. Dia juga ingin memiliki ayah seperti yang lainnya. Namun kata-kata Xue Nuan menyadarkannya. Mengapa tidak ada seorangpun yang ingin menjadi ayahnya? Selama ini dia sudah berusaha untuk menjadi anak baik.Xue Bao hanya bisa menundukkan kepalanya dengan sedih lalu berkata dengan suara yang terdengar lirih, "Paman Guan, maafkan aku.""Hmm." Guan Lin tidak ingin memperpanjang masalah ini dan membuang mukanya d
Gerakan sumpit Guan Lin terhenti di udara untuk sesaat, lalu kembali bergerak seolah-olah tidak ada yang terjadi, "aku bekerja sebagai guru bela diri.""Guru bela diri? Benarkah?" Semua orang terkejut. Tidak mudah untuk menjadi ahli bela diri. Dilihat dari perawakan Guan Lin, mereka bisa menebak kalau dia memang menguasai ilmu bela diri.Namun Xue Bao adalah satu-satunya orang yang tampak paling bersemangat. Dia kembali menatap Guan Lin dengan tatapan mata bersinar, "Tuan Guan, bisakah aku menjadi muridmu?"Jing Yue dan Xue Nuan ingin menghentikan niat Xue Bao. Dia baru akan berusia 3 tahun dalam 1 bulan. Dia terlalu kecil. Namun mereka tidak ingin Xue Bao kecewa. Biarlah Guan Lin yang menentukan dia ingin menerimanya atau tidak.Guan Lin melirik ke arah Xue Bao. Dia menatap perawakan kurus anak laki-laki kecil di depannya. Anak ini sangat kecil, dia bahkan membayangkan Xue Bao bisa terbang tertiup angin ketika angin berhembus.Guan Lin ingin menolak. Dia tidak menyukai anak-anak. Mer
Guan Lin tidak mengharapkan banyak dari Xue Bao. Anak itu baru berusia 2 tahun, apa yang bisa dia harapkan di hari pertamanya? Melihatnya sudah siap ketika dia datang dan juga tekad kuat di matanya saja sudah cukup menghibur.Tapi meskipun begitu, Guan Lin tidak mengendur. Dia duduk dengan santai seolah-olah tidak melihat keberadaan Xue Bao.Sementara itu, Jing Yue dan Xue Nuan tanpa sadar mempercepat waktu memasak mereka. Ini hari pertama, Guan Lin tidak mungkin akan bersikap terlalu keras kepada Xue Bao.Hanya dalam waktu setengah jam, semua makanan sudah siap. Mereka memasak beberapa masakan sederhana dan ringan untuk sarapan di pagi hari."Li'er, cepat panggil Tuan Guan dan Baobao untuk makan," kata Jing Yue.Li Jianli yang sedang mengeringkan wajan, menoleh lalu menjawab, "ya." Ketika Li Jianli keluar, angin berhembus pelan. Tatapan matanya jatuh pada Guan Lin yang sedang memejamkan matanya. Kedua tangannya terlipat di dadanya.Li Jianli berhenti sesaat. Laki-laki itu sangat tam
Kedua alis Ang Bei berkerut, dia berusaha mengingat apa yang dikatakan oleh Li Jianli sebelumnya. Setelah beberapa saat, dia bisa mengingatnya, "sepertinya Nona Li mengatakan kalau mereka tinggal di Desa Xueda.""Desa Xueda? Itu tidak terlalu jauh," kata Zhao Hong. "Ang Bei, siapkan kereta kuda. Kita akan pergi ke sana sekarang.""Baik," jawab Ang Bei. Dia segera menyerahkan tugas menimbang kepada pelayan lainnya dan berjalan pergi untuk menyiapkan kereta kuda. Setelah beberapa saat, dia kembali dan melaporkan kepada Zhao Hong.Zhao Hong berjalan masuk ke dalam kereta kuda seraya mengipasi dirinya. Setelah tuannya masuk, Ang Bei segera memerintahkan kuda itu untuk berjalan. Karena mereka menggunakan kereta kuda, perjalanan tentu saja tidak selama menggunakan gerobak sapi.Ang Bei menghentikan kereta kuda di pintu masuk Desa Xueda. Kereta kuda merupakan pemandangan yang sangat langka di Desa Xueda, jadi tentu saja kehadirannya menarik perhatian penduduk desa. Seorang laki-laki tua berj
Shao Yan mengerucutkan bibirnya, “karena kamu merahasiakan mengenai identitas Guan Lin ….” Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “aku pikir, aku hanya perlu bersabar sedikit. Aku hanya akan meracunimu secara perlahan. Begitu kamu mati, aku bisa menjadi Ketua Sekte Jin Jian.”Shao Yan berdiri, lalu melihat sekeliling dengan penuh semangat, “bukankah bagus? Aku sudah beberapa kali membayangkan diriku berdiri dan memerintah semua orang di Sekte Jin Jian sebagai seorang Ketua.” Senyuman cerah terbit di wajahnya, “Senior, bukankah itu bagus? Bisakah kamu membayangkannya?”Shao Yan terdiam selama beberapa detik, lalu lanjut berkata dengan wajah cemberut, “tapi siapa yang akan tahu kalau kamu ternyata menyiapkan anak kandungmu sebagai calon Ketua Sekte?!”Kening Guan Long berkerut, tiba-tiba saja dia terbatuk-batuk dengan hebatnya.Shao Yan berlari dengan panik, lalu menepuk-nepuk pelan punggung Guan Long, lalu berkata dengan wajah tertekan, “Senior, jangan terlalu bersemangat. Kemarah
“Ketua … maksudku ayahku kembali saat ibuku hamil. Dia ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Sekte Jin Jian sebelum kembali dan menjemput Ibuku. Hanya saja, dia tidak pernah menduga kalau itu akan memakan waktu lama,” kata Guan Lin pelan. “Dia kembali empat tahun kemudian. Saat itu, Ibuku sudah meninggal, dan aku sudah dijual oleh Paman dan Bibiku ke pasar budak.”Li Jianli terdiam. Bibirnya sedikit pucat. Dia tahu kalau masa kecil Guan Lin menyedihkan, namun, dia tidak mengetahui detailnya. Dia hanya membiarkan Guan Lin menceritakan semuanya.“Saat itu, mana mungkin aku hanya berdiam diri? Aku selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, aku selalu tertangkap dan mereka akan selalu memukulku untuk membuatku patuh.” Ada seringai ejekan yang terlihat di bibir Guan Lin saat mengatakannya. “Suatu ketika, aku akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gerobak sayur. Aku bersembunyi semalam penuh, dengan hati yang berdebar. Pada akhirnya, ketika pagi tiba, k
“Dari mana sekelompok orang itu berasal?” tanya Guan Lin seraya mengernyitkan kedua alisnya.Hao Yu menggelengkan kepalanya pelan, “tidak tahu. Mereka semua berperang. Aku langsung melarikan diri begitu melihat peluang.” Hao Yu terdiam sejenak lalu kembali berkata, “karena semua lukaku dan ditambah racun sial itu, aku memerlukan banyak waktu untuk kembali ke sini.”Guan Lin menghela nafas berat. Dia menepuk pundak Hao Yu pelan, “yang terpenting, kamu sudah kembali dengan selamat.” Suasana kembali berat ketika Guan Lin kembali menanyakan kelompok orang yang menyelamatkan Hao Yu, “apakah kamu tidak melihat tanda apapun dari mereka?”Kening Hao Yu berkerut. Dia terlihat berpikir keras selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia menjawab, dengan sedikit ragu, “sepertinya … aku melihat sebuah tato kecil di punggung tangan mereka.”“Tato kecil? Apakah kamu ingat bentuk tato itu?” tanya Guan Lin.“Itu seperti … bentuk teratai berwarna hitam,” jawab Hao Yu. “Ya, terlihat seperti teratai
Tubuh Hao Yu menegang. Dia mengenali suara ini. Apakah Jun sudah mencurigainya sejak awal? Hao Yu tidak bisa berdiam diri lagi. Dia segera melompat ke udara, melarikan diri. Dia harus pergi dari tempat ini sesegera mungkin!“Kejar!” Suara Jun langsung membuat beberapa orang mengejar Hao Yu tanpa ragu. Hao Yu menoleh sekilas, dan bisa melihat delapan atau sembilan orang, termasuk Jun, mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan penjaga lainnya harus tetap menjaga gerbang, bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan lain. Mereka takut Hao Yu tidak datang sendiri, dan sedang melakukan taktik peralihan. Bagaimana kalau dia sedang memancing orang-orang untuk mengejarnya, memberikan kesempatan pihak lain untuk menyerang?Hao Yu mengumpat. Dia hampir saja bisa pergi tanpa kendala. Tapi pria bernama Jun ini benar-benar telah menghancurkan rencananya.Para pembunuh di belakang tidak ingin membiarkan Hao Yu berlari jauh. Mereka segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Kebanyakan dari
Penjagaan di Kamar Utama Sekte Jin Jian juga terlihat ketat. Biasanya hanya ada dua penjaga yang menjaga pintu utama. Tapi kali ini, ada tambahan empat orang yang berjaga di setiap sudut ruangan. Bagaimana Hao Yu bisa masuk tanpa ketahuan?Hao Yu melihat ke arah atap. Hanya ada satu orang yang berjaga di sana. Dia melompat ke atas atap bangunan yang ada di samping Kamar Utama, mengeluarkan sebuah bambu panjang berukuran kecil, lalu meniupnya dengan kuat. Sebuah jarum melesat dengan cepat, menusuk tepat dileher pria itu. Dia menepuk pelan lehernya, mengira ada seekor serangga yang menggigitnya. Detik berikutnya, pandangannya berubah gelap.Hao Yu bergegas melompat untuk menangkap pria itu dan membaringkannya di atas atap. Obat bius yang diberikan Li’er sungguh luar biasa! Sangat ampuh!Hao Yu meletakkan jarinya di leher pria itu dan tertegun, ‘sial! Sepertinya aku mengoleskan terlalu banyak obat bius.’ Tapi setelah beberapa saat, dia menggangguk-anggukan kepalanya dengan puas, ‘tidak
Hao Yu tiba-tiba saja melihat seorang penjaga yang sedang berpatroli bergerak dengan gelisah. Penjaga berpakaian hitam itu sesekali memegangi perutnya. Tidak lama kemudian penjaga itu menepuk pundak seseorang yang ada di sebelahnya, lalu berkata, “Jun, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi!”“Dasar bodoh! Aku sudah menyuruhmu untuk tidak makan terlalu banyak! Mengapa kamu tidak mendengarkanku?!” desis penjaga yang bernama Jun.“Tolonglah,” pria itu menatap mata Jun dengan tatapan memohon.“Pergilah! Tapi jangan berjongkok terlalu dekat dari sini!” jawab Jun acuh tak acuh.Pria itu mengangguk cepat, seperti ayam yang sedang mematuk nasi. Ya, selama dia bisa pergi untuk buang air besar, dia akan membawa dirinya sejauh mungkin. Dia segera berlari pergi, seperti sedang dikejar binatang buas. Dia takut Jun akan berubah pikiran.Mata Hao Yu berkilat tajam. Kesempatannya telah tiba!Matanya terus mengawasi pergerakan pria berbaju hitam yang gelisah itu. Tanpa diduga, pria itu ber
Li Jianli tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Keduanya masih asyik duduk dengan tenang di tempat mereka semula. Guan Lin masih fokus membaca dua buku seni bela diri dan juga sebuah buku seni perang yang didapatkannya dari Li Jianli, sedangkan Li Jianli juga duduk menemaninya seraya membaca buku mengenai tanaman herbal.Setelah beberapa saat, Guan Lin menutup buku ketiganya lalu menghela nafas panjang.Gerakannya menarik perhatian Li Jianli, “bagaimana?”“Buku ini benar-benar berguna,” desah Guan Lin pelan. “Aku tidak pernah tahu kalau ada dua jurus yang sangat mematikan seperti ini.” Dia juga mengelus pelan buku di tangannya, takut kalau gerakannya akan membuat buku itu rusak. Dia lalu menoleh ke arah buku paling besar yang tergeletak di atas meja, “aku juga sudah membaca buku Seni Perang ini. Benar-benar luar biasa!”Li Jianli tertawa pelan, “bawalah bersamamu. Kamu harus lebih memahami seni perang yang ada di dalam buku itu dan juga melatih jurus-jurus baru dengan Hao Yu.”
Pemandangan di depan Guan Lin sungguh luar biasa. Ladang yang sangat luas terbentang hingga dia tidak bisa melihat ujungnya. Berbagai macam tanaman berbentuk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berjajar dengan rapi. Ah, tidak, tidak. Dia bisa mengenali beberapa jenis tanaman yang dijual oleh Li Jianli di tokonya. Guan Lin terkejut. Ternyata Li Jianli masih memiliki banyak tanaman aneh yang disimpan di sini. Dia yakin, tanaman-tanaman ini pasti disiapkan untuk dijual juga.Setelah beberapa saat, Guan Lin kembali menatap Li Jianli dan bertanya, “apakah ini yang kamu sebut dengan ruang dimensi?”Li Jianli mengangguk.“Kamu membawa semua tanaman-tanaman yang kamu jual dari sini? Jadi … apakah cerita mengenai orang yang memberimu bibit itu bohong?” tanya Guan Lin.Li Jianli menunduk, sedikit menghindari pandangan Guan Lin karena merasa bersalah. Dia berdehem ringan lalu menjawab dengan celetukan pelan, “kalau aku tidak berbohong, bagaimana aku menjelaskannya?”Guan Lin mengangguk.
Guan Lin membeku, lalu bertanya dengan ragu-ragu, “apakah kamu menguasai beberapa trik sulap?”“Tidak,” jawab Li Jianli cepat. Dia lalu menjelaskan, “ini bukan trik sulap.”“Lalu?” Guan Lin sedikit bingung, juga sedikit takut. Jangan katakan kalau kekasihnya benar-benar siluman!Tunggu. Jika kekasihnya benar seekor siluman, kira-kira, siluman apakah dia? Dia cantik, dan juga kuat. Apakah dia seekor siluman ular? Atau siluman rubah? Tapi … kalau Li Jianli benar-benar siluman, mengapa dia menyembah Dewa Bumi? Bukankah siluman takut kepada para dewa?Ah! Tidak peduli dia siluman, hantu, atau manusia, dia akan tetap mencintai dan melindunginya!Li jianli tidak mengetahui pertarungan yang sedang terjadi di dalam pikiran Guan Lin, tetapi dia bisa melihat raut wajah pria itu terus berubah dari waktu ke waktu. Terkadang terlihat serius, sedikit tegang, namun di saat berikutnya, dia juga menghela nafas lega.“Lin.” Li Jianli memanggil Guan Lin untuk menyadarkannya.Guan Lin mendongakkan kepala