Yasmin menikmati makanan yang begitu enak, terlihat dari cara makannya begitu bersemangat dan lahap, mulutnya tidak berhenti mengunyah dan memasukan setiap makanan yang ada di piringnya.Arkana dan Jessica yang berada di sampingnya hanya menyaksikan gadis itu makan, memberikan dan menambah porsi makan Yasmin setiap kali memintanya.“Memangnya di rumah sakit tidak diberi makan?” tanya Jessica.“Jangan diajak bicara, nanti tersedak.” kata Arkana tidak berhenti mengusap rambut Yasmin.“Minum,” kata Yasmin.Arkana segera mengambilkannya. yasmin menyandarkan punggungnya di banku, kedua tangannya mengusap perut sambil mengatur nafasnya, perutnya begah karena kekenyangan.Tangan Arkana ikut mengusap perut Yasmin, membuatnya teringat saat Yasmin masih mengandung dan sering mengalami kram perut hampir setiap malam, ekspresi wajahnya mulai berubah menjadi muram dengan tatapan kosong.Yasmin menyingkirkan tangan Arkana dari perutnya, kemudian berdiri tetapi Arkana menahannya dan membuat Yasmin ke
“Halo bi ada apa?” ujar Arkana menjawab panggilannya. “Tuan, pulanglah. Nona Yasmin pingsan,” ujar Bibi Anna terbata-bata. Arkana mendengar suara tangisan mertuanya, sesuatu telah terjadi, tanpa menjawab apapun ia memutuskan panggilannya. Arkana menatap Jessica yang berada disampingnya, ia memberikan isyarat kepada perempuan itu untuk membaca pesan yang dikirimkannya. Semua mata di ruangan meeting itu tertuju menatap Arkana, mengangkat panggilan di saat meeting berlangsung sudah melanggar etika dan aturan saat meeting. Arkana berdiri, ia membalas semua tatapan mereka satu persatu dan berkata. “Saya minta maaf, karena saya harus pulang.” Ujarnya meninggalkan ruangan tersebut. “Arkana, berhenti. Kamu tidak bisa seenaknya meninggalkannya begitu saja,” teriak salah satu college marah. “Maaf tuan, tapi ini sangat darurat. Istri tuan Arkana sedang dalam masalah, jika bersedia saya yang akan menggantikannya.” kata Jessica berusaha menenangkan mereka. “Kamu pikir kamu siapa? Disini ka
“Arkana?” panggil seorang pengunjung mengenalinya.Perempuan cantik nan sexy itu menghampiri meja Arkana, diikuti dengan kedua lelaki yang mengenakan pakaian serba hitam membawa bag belanjaan.Perempuan itu membuka masker, terlihatlah wajah cantik Emeli berdiri dibelakang Arkana mengusap pundaknya dan berkata. “Mereka keluargamu?” kata memperhatikan ketiga perempuan satu mea bersama Arkana.Arkana menyingkiran tangan Emeli yang bertengger di pundaknya, lalu mengambil minuman milik Yasmin dan meminumnya.“Ish, itukan minumanku,” kesal Yasmin merebut minumannya.“Aku tidak menyangka kamu punya adik perempuan yang menggemaskan,” ujar Emeli memperhatikan Yasmin.Tanpa ada yang mempersilahkan, Emeli memindahkan bag yang berada di atas kursi, kemudian ia duduk disamping Arkana.“Ngapain kamu disini?” tanya Arkana.“Makan bersama kalian,” katanya dengan santai meneguk air bekas Arkana.Yasmin, Meli dan bibi Anna menatapnya tidak suka dengan penampilan Emeli yang terbuka dan sikapnya yang tid
“Gue udah coba yang terbaik untuk semua ini, gue tau Lo atasan gue. Tapi bisa gak Lo hargain gue sedikit aja, Lo tuh egois Arkana, egois.” teriak Jessica marah. “Sebenarnya Lo ada masalah apa sih? Kenapa Lo ngotot banget dengan masalah proyek ini? Kalo udah gak sanggup kerja sama gue, gak usah kerja lagi.” balas Arkana sama-sama emosi. “Oh oke, kalau itu mau lo. Mulai sekarang gue berhenti jadi budak Lo,” kata Jessica melempar berkas ke lantai. Jessica meninggalkan kantor Arkana dengan semua barang-barangnya, para karyawan sungguh terkejut melihat Jessica meninggalkan kantor setelah terjadi pertengkaran besar dengan Arkana pimpinannya. Para karyawan sangat menyayangkan kepergian Jessica, apalagi jika sampai benar-benar berhenti bekerja, karena mereka tahu kinerja dan pengaruh Jessica di perusahaan sangat besar dan berjasa.Selain Jessica, tidak ada karyawan yang lebih baik dan lebih sabar menghadapi Arkana. Hampir 15 tahun Jessica mendampingi Arkana dari awal menjadi seorang pemim
Setelah kejadian semalam Yasmin tidak bisa berhenti memikirkan permasalahan Arkana di perusahaan, kerugian 7 triliun bukanlah hal yang sedikit, bahkan Yasmin sendiri belum pernah melihat uang 1 milyar pun. Seperti biasa Arkana berangkat bekerja, seperti tidak ada masalah apapun, pria itu terlihat santai menjalani aktifitas dan memasang wajah tampan dan mempesona. Yasmin tidak habis pikir dengan mental Arkana, yang katanya sakit kepala karena kurang istirahat dan kurang tidur, Arkana justru mengajaknya berhubungan. Bagi Yasmin itu adalah malam pertama karena tidak menguntungkan kapan ia pernah melakukannya, ia pikir Arkana sakit kepala karena memikirkan uang 7 triliun, nyatanya dia biasa saja. “Kamu melamunkan apa sih nak?” Tanya Meli mengagetkan Yasmin. “Ish, mami bikin jantungan aja.” Yasmin mengusap dadanya. “Ada apa? Cerita sama mami?” Kata Meli duduk menghadap putrinya. “Mami pernah melihat uang 7 triliun gak? Menurut mami uang 7 triliun itu untuk apa?” Katanya penasaran. M
Jam 20;22 malam, Yasmin belum juga pulang, keluarganya begitu khawatir karena ponselnya tidak bisa dihubungi. Arkana memerintahkan anak buahnya untuk mencarinya, namun sampai sekarang belum juga ada kabar.Salah satu dari mereka tidak ada yang tahu Yasmin ke luar rumah, dan ini untuk pertama kalinya asmin pergi sendirian setelah pulang dari rumah sakit.Mereka begitu khawatir karena Yasmin belum sehat total, terutama mengenai ingatan dan juga mentalnya. Aditya sudah menelpon kerabat, maupun saudara yang lain menanyakan putrinya dan tidak ada satupun dari mereka yang dikunjungi Yasmin, bahkan di rumah kakek dan neneknya juga tidak ada.“Bagaimana di makam si kembar, apa sudah mencarinya kesana?” tannya Meli kepada Arkana.“Tidak ada,” ujar Arkana. “Ya tuhan, kita harus mencarinya kemana lagi? kamu kemana nak?” ucap Meli frustasi.Sakit kepala Arkana semakin kuat, ia terus memijat kepalanya mencoba untuk menguatkan diri, otaknya terus berusaha memikirkan keberadaan Arkana. Kedua matan
“Kenapa mereka menatapku seperti itu?” bisik Yasmin.“Karena kamu cantik,” jawab Arkana. Pertama kalinya Yasmin ke kantor membuat para karyawan heboh dan penasaran siapa perempuan yang digandeng Arkana begitu mesra di hadapan mereka semua.Meskipun Arkana terbilang pimpinan baru mereka, tetapi pengaruh dan pesona Arkana begitu besar diperusahaan xxx, kurang dari satu tahun Arkana sudah membuat perubahan bagi perusahaan. Di ruangan, Yasmin di sediakan kursi di samping suaminya yang tengah bekerja, ia ikut memeriksa grafik laporan ekonomi yang ada di layar komputer suaminya. Tidak hanya itu, Yasmin ikut berpikir dengan keras cara membaca grafik tersebut sampai Arkana memeriksanya dengan teliti, kedua matanya mulai menyipit bergerak ke sana kemari melihat Arkana dan balik lagi melihat komputer. “Kenapa sayang, mulai bosan ya?” Kata Arkana tertawa kecil dengan gemas memeluk istrinya dari samping dan menciumi pipinya.Yasmin menganggukan kepala, dengan manja ia membalas pelukan Arkana
“Aku tidak menyangka kamu seorang tuan muda,” kata Yasmin menetap Arkana tanpa mengedipkan matanya. Keterkejutan Yasmin mengetahui Arkana setelah pembicaraannya dengan Angel dan dan Marcel, membahas dokumen yang dikirimkan daddy-nya yang memintanya untuk kembali menjadi tuan Muda keluarga Amijaya. Bahkan Amijaya menawarkan sejumlah uang untuk menyelesaikan biaya pinalti perusahaannya. Namun, Arkana menolaknya dengan alasan yang tidak bisa disampaikannya di depan istrinya.Arkana tidak ingin kejadian yang sudah berlalu terulang kembali, ataupun di ingat oleh Yasmin, karena baginya itu adalah mimpi buruk yang bisa membuat Yasmin akan membencinya. Cup. “Kamu pasti lelah ya, maaf.” Ujar Yasmin mencium pipi Arkana. Kedua mata Arkana terbuka, dengan cepat tangannya bergerak menahan tangan Yasmin yang akan menuruni ranjang, ia menarik pinggang istrinya sampai menindih tubuhnya. Yasmin mengerjapkan kedua mata menahan diri yang dengan kedua tangannya menempel di atas dada Arkana. “Aku p
Yasmin akhirnya memiliki teman dalam keluarga Amijaya, yaitu Bela. Marcel mendapatkan restu setelah Arkana kembali dan resmi kembali menjadi Tuan Muda, meskipun kehamilan palsu Bela terungkap, Amijaya tetap merestui pernikahan mereka. Begitu bahagia, Marcel akhirnya bisa menikahi Bela, pria itu sampai mengajak Arkana berlomba untuk mendapatkan anak. Padahal Yasmin dan Bela tidak ingin terburu-buru memiliki anak. Namun harapan Yasmin telah hilang, karena perempuan itu telah hamil lebih dulu akibat Arkana termakan ucapan Marcel. “Sayang bangun yuk, kita berjemur.” Ujar Arkana membangunkan istrinya dengan lembut. “Aku masih ngantuk,” rengek Yasmin memeluk guling.Arkan menarik guling sang istri, kemudian mengangkat tubuh Yasmin ke dalam gendongannya, membawanya ke kamar mandi.Seperti anak kecil yang susah dibangunkan, Arkana membasuh wajah istrinya di kamar mandi, tidak lupa menggosok gigi dalam keadaan Yasmin yang masih memejamkan mata.Setelah itu Arkana mengikat rambut Yasmin, m
Satu minggu lagi Arkana dan Yasmin akan segera pindah, segala persiapan dan penyelesaian yang sudah Arkana mulai tinggal menunggu kabar Jessica yang belum memberikan keputusan apapun, bahkan kabarnya tiba-tiba menghilang setelah pembicaraan dengan Arkana.Yasmin berusaha menghubunginya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Arkana sangat berharap Jessica akan kembali saat perayaan sekaligus peresmian pergantian Arkana nanti.Disamping itu Yasmin tidak sabar ingin bertemu Bela dan juga mertuanya, yang sudah menghubunginya beberapa kali, sedangkan Meli merasa sedih karena mereka akan meninggalkan rumahnya.Sebetulnya, Meli sangat berat harus berpisah dengan putrinya, ia begitu takut kejadian dulu terulang kembali.Namun, melihat antusias dan keceriaan putrinya, ia merasa sedikit lega, berusaha membuang pikiran negatifnya.“Mami dan papi ikut Yasmin aja, pindah kesana.” Pinta Yasmin.“Nanti Mami dan Papi mau tinggal dimana? rumah yang dulu sudah dijual sama Papi,” kata Meli dengan wajah cemb
“Yasmin sudah aku bilang, aku gak ada hubungan apapun sama Emeli.” Ujar Arkana dengan nada tinggi. “Kalau gak ada hubungan apapun, kenapa kamu kemarin perhatian sama dia? Udah aku bilang jangan terlalu dekat sama dia,” teriak Yasmin membalasnya. “Kamu tahu dia rekan kerja satu kantor, bagaimana bisa aku tidak dekat dengannya? Kerjasama itu membutuhkan hubungan yang baik, selain karena pekerjaan aku tidak ada hubungan apapun dengannya.” kata Arkana berusaha menahan emosinya. Pagi hari Yasmin dan Arkana sudah memulai pertengkaran hebat, teriakannya sampai terdengar ke lantai bawah, kedua orang tua Yasmin sampai khawatir karena dari kemarin hubungan Yasmin dan Arkana tidak baik-baik saja. Belum lagi Yasmin sedang terbakar api cemburu yang belum reda, hati dan pikirannya masih terbakar karena kedekatan Arkana dan Emeli. Yasmin kembali menangis, ia masih belum terima dengan kejadian di restoran, ia masih marah diliputi kecemburuan yang hebat. Sudah beberapa kalinya Yasmin menangis, m
Api cemburu semakin membakar emosi Yasmin yang menyaksikan kedekatan suaminya dengan Emeli. Yasmin berusaha menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, jika saja tidak ditemani Jessica, mungkin Yasmin sudah membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, Yasmin tidak tahan untuk meluapkan emosinya dan menangis merasakan sakit dalam dadanya. Jessica mengantarkan Yasmin pulang dalam keadaan dibanjiri air mata, tangisannya berlanjut sampai rumah membuat Meli terkejut dan menanyakannya kepada Jessica. “Anak tante sedang dilanda kecemburuan, jangan terlalu khawatir nanti juga sembuh kalau sudah baikan dengan suaminya.” Kata Jessica. “Memangnya cemburu karena apa?” Kata Meli penasaran.“Tadi di restoran, saya dan Yasmin secara diam-diam mengikuti Arkana makan siang bersama Emeli dan juga salah satu klien perusahaan, entah itu disengaja atau tidak. Arkana terlihat perhatian dan begitu dekat dengan Emeli,” jawab Jessica. “Untung dia bisa menahan emosi, tidak melabrak perem
Semenjak Dimas datang, Yasmin sering bermain ponsel dan begitu sering mengabaikan kehadiran Arkana.Arkana begitu kesal setiap kali istrinya main ponsel saat bersamanya, bahkan sekarang pun perempuan itu masih bermain ponsel, tidak peduli suaminya memperhatikannya sejak tadi. “Iya halo, ada apa Emeli?” Ujar Arkana menjawab panggilannya. Pria itu berdiri melangkahkan kaki ke walk in closet melepas pakaiannya satu persatu, sambil membicarakan pekerjaan bersama Emeli. “Tidak perlu, besok Tomi yang akan menyiapkannya.” Ujar Arkana. Di balik cermin, bayangan Yasmin sedang mengintip di balik pintu, hal itu membuat senyuman di wajah Arkana. Ternyata panggilan Emeli bisa mengalihkan istrinya, yang tadi sibuk bermain ponsel dan mengabaikannya, kini perempuan itu penasaran dengan pembicaraannya dengan Emeli. “Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut makan siang bersama klien dari Inggris, kita bisa berangkat bersama setelah melakukan meeting.” Ujar Arkana dengan suara agak keras. Yasmin
Malam ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Bela, begitu banyak pelanggan yang datang memenuhi cafe tempatnya bekerja, tidak seperti malam biasanya Bela masih bisa bersantai.Pekerjaan baru di Cafe Starla cukup membantu perekonomian Bela untuk menambah pemasukan dan mencukupi keperluannya sehari-hari.Meskipun lelah bekerja, itu sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukannya, karena tidak hanya untuk mencukupi kehidupan pribadinya, Bela harus mengirim uang untuk adik-adiknya agar tidak putus sekolah.Bekerja keras memanglah tidak mudah, di usia muda Bela yang harus kuliah dan bekerja sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.Rasa sakit kepala atau demam tidak pernah Bela manjakan, apalagi cuti bekerja, Bela selalu masuk dan memaksakan diri untuk tetap kuat dan tegar.Namun, kali ini Bela tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya yang begitu melilit, wajahnya semakin pucat membuat rekan kerjanya khawatir dan meminta Bela untuk istirahat.“Bela lebih kamu istirahat, biar ak
“Maag ku kambuh karena telat makan, bukan karena aku hamil.” Ujar Yasmin. Awalnya Yasmin terkejut saat Arkana mengatakan dirinya sedang hamil, namun setelah dipikir-pikir lagi itu tidak mungkin karena baru saja kemarin Yasmin datang bulan.Mual dan sakit kepala memang sering terjadi saat maag kambuh, ditambah datang bulan, emosi juga tidak terkontrol karena hormon perempuan saat datang bulan tidak stabil. Wajah Arkana berubah, ia nampak kecewa mendengarnya.“Kamu marah, karena aku tidak hamil?” Ujar Yasmin saat Arkana meninggalkannya. “Tidak,” jawab Arkana. Yasmin merasa tidak enak, ia mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya di tempat semula, ia menyusul suaminya yang berubah murung. Arkana duduk di sofa masih menggunakan handuk, berelanjang dada sambil memeriksa laptopnya. Yasmin menghampirinya lalu duduk di samping suaminya dan berkata. “Jangan terlalu dekat dengan perempuan itu, apalagi kamu bertemu tanpa mengajakku.”Arkana justru tersenyum melihat istrinya mem
“Gimana? semua yang aku suruh kamu lakukan kan?” kata Jessica.Yasmin menganggukan kepala, kemudian ia menyeruput minuman coklate hangatnya penuh kenikmatan.Secara diam-diam Yasmin kembali bertemu dengan Jessica di apartemen pria berkedok perempuan itu, hubungan Yasmin dan Jessica semakin dekat semenjak perempuan itu mengundurkan diri dari perusahaan Arkana.Yasmin tahu Arkana sedang mencari Jessica, tetapi perempuan muda itu sengaja tidak memberitahukan untuk memberikan pelajaran, jika Jessica sangatlah penting bagi Arkana.Rencana yasmin berhasil, suaminya kewalahan menangani masalah di kantor saat Jessica pergi, pria itu bahkan terlihat stres dan sering sakit karena tidak ada yang membantunya.Meskipun Yasmin selalu ada dan mensupportnya, tentu saja Arkana sangat membutuhkan sekretaris seperti Jessica, karena yasmin tidak bisa membantu Arkana dalam menangani perusahan.“Udahlah kamu cepetan balik lagi, kasihan suamiku sering begadang.” kata Yasmin membujuk Jessica.“Gak semudah i
Matahari mulai muncul dari ufuk timur, semua burung diatas ranting berkicauan bak bersiul menyambut pagi. Air embun membuat tanaman tumbuh segar dan sehat. Yasmin dan keluarga menikmati embun pagi di taman, sambil melakukan peregangan otot dengan olahraga seperti menggerakkan tubuh, ataupun berlari mengelilingi taman. Tubuh yang tidak biasa melakukan olahraga pagi memang berat, belum sampai satu putaran saja Yasmin dan Aditya sudah merengek meminta minum. “Papi ngapain sih ikut-ikutan,” kesal Yasmin karena Aditya merebut minumannya. “Papi haus, seret banget nih tenggorokan.” Katanya meneguk minuman Yasmin sampai habis.Tidak lama Meli juga datang meminta minum, dengan nafas ngos-ngosan, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tikar. “Papi ambilin minum,” ujarnya. “Iya Papi ambilin,” katanya segera berdiri. “Mami kepala aku pusing,” ucap Yasmin memegang kepalanya.Meli langsung duduk mendekati putrinya, dilihat dari wajah Yasmin pucat, Meli memeriksa suhu tubuhnya.“Badan kamu