Share

Bab 59

Penulis: Pena_yuni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-01 17:34:37

GADIS KECIL DI PELAMINANKU 59

Aku masih diam mematung saat Umi berteriak histeris memanggil ayah dari Syila. Aku syok. Tidak menyangka ini akan terjadi di kamarku.

Ranjangku penuh dengan coretan lipstik. Semua perabotan dari meja riasku berpindah ke atas kasur. Bedak, parfum, skincare yang baru dua hari aku beli pun tak luput menjadi korban keanarkisan Nasyila.

Sedangkan anak itu, ia tersenyum lebar saat ketahuan sedang mengaplikasikan alat make up milikku. Bukan hanya ranjang yang jadi korban, wajah dia pun menjadi tempat untuk menuangkan bakatnya dalam berhias.

koleksi parfumku musnah. Uang belasan juta yang aku keluarkan untuk memenuhi meja riasku raib dalam sekejap.

Dia baru calon anak. Tidak terbayangkan jika nanti dia sudah menjadi anakku.

Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. Berjalan pelan menghampiri ranjang yang sudah sangat amat berantakan.

Semakin aku mendekat, dadaku semaki

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 60

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 60"Yum, duduk di sini." Papa menepuk ruang kosong di sebelahnya.Aku mengangguk dan duduk di fofa di sebelah Papa."Ini, pakailah." Papa menyodorkan satu kotak kecil yang sedari tadi ia simpan di saku celananya."Ini punya siapa, Pa?""Punyamu, masa punya Papa. Itu dari Azzam, tadi belum sempat memberikan karena keburu riweuh sama anaknya, 'kan?"Aku membuka kotak kecil itu, ternyata isinya sebuah cincin yang sangat cantik. Senyumku terukir melihat barang mungil di dalam sana."Coba pakai, jangan diliatin terus," ujar Papa.Aku pun mengambil cincin itu dan memakaikannya ke jari manisku."Pas, lho Pa.""Berarti jodoh," ujar Papa terkekeh."Oh, iya Yum, dua bulan lagi pernikahanmu dengan Azzam digelar," ujar Papa lagi membuatku menoleh."Dua bulan lagi?" ujarku seraya membulatkan mata karena kaget.Papa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 61

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 61Aku menarik tanganku yang hendak dia pegang. Seperti aku, dia pun kaget karena ternyata kita bertemu di tempat ini."Kamu, tidak apa-apa?" tanya Azzam.Aku hanya mengangguk tanpa melihatnya, mataku terus menatap pria yang kini masih bergeming di depanku. Benci, muak, rasanya aku ingin mendorong dia sampai dia jatuh dari lantai dua mall ini.Melihatnya, mengingatkanku pada kejadian saat penyekapan di vila. Aku memohon mengiba untuk dipulangkan, tapi dia dan ibunya kekeh ingin aku tetap di sana dengan tujuan yang sama dengan Surya. Yaitu, harta.Mendapatkan tatapan yang tiada henti dariku, Mas Daffa salah tingkah. Namun, bukannya pergi menjauh, dia malah nekad mencekal lenganku dan membawaku keluar dari toko parfum tadi."Mas, lepas. Sakit!"Dia tidak mendengarkanku, dia terus menyeretku hingga menjauh dari tempat itu. Sedangkan Azzam, ia tak hentinya memanggilku dan mengek

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 62

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 62Aku mengulum senyum melihat wajahnya. Dia sangat lucu. Duda satu anak tapi manisnya mengalahkan Oppa Korea. Jadi, ingin cepet-cepet dihalalin. Eh.Surat izin sudah aku pegang, aku tidak menunggu nanti untuk memborong kosmetik dan alat-alat make up yang aku butuhkan. Bagiku, ini sangat menyenangkan. Ternyata Syila membawa keberuntungan bagiku."Bang, Umi dan Syila di mana? Masa dari tadi kita belanja terus, tapi Umi dan Syila tidak ikut?"Aku tidak mau dicap sebagai menantu yang matre oleh mertua. Meskipun, kita ke sini juga karena usulan dari Umi, tapi tidak enak jika kita hanya jalan berdua sedangkan Umi dan Syila, tidak tahu keberadaannya di mana sekarang."Tadi Umi kirim pesan, mereka sedang ada di tempat makan. Katanya Syila lapar," jawab Azzam."Yaudah, yuk kita susul mereka ke sana.""Belanjanya sudah?" tanyanya."Sudah, aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 63

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 63"Yum, lihat deh di sana, itu bukannya si Nabila, ya?" Salsa menunjuk wanita beserta anak kecil yang sedang dimaki oleh penjaga toko kue. Dilihat dari gerak-geriknya, si penjaga memang sepertinya sangat marah. Ia bahkan mendorong wanita bergamis hijau botol itu.Aku yang sedang mengendarai mobil, lekas menepikan mobil di depan toko kue tersebut."Tolong, Bu. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya janji, nanti anak saya tidak akan merusak kue dan mengacau, Bu."Ya Tuhan, itu benar Nabila. Dia bukannya bekerja di kafe langgananku. Kenapa dia memohon meminta kerjaan di sini?"Turun, yu? Aku, kok kasihan, ya sama dia," ucapku.Aku membuka sabuk pengaman, hendak turun dari mobil. Namun, tanganku dicekal oleh Salsa."Ngapain, lo urusin dia, Yumna? Lo, inget enggak, gara-gara dia, pernikahan lo, sama Daffa jadi berantakan!""Dan jika bukan karena dia, gue enggak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 64

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 64"Maksudnya apaan, tuh kemping?" tanya Salsa penasaran."Eng–enggak, kok. Tasya memang suka ngaco. Tasya makan baksonya lagi, ya?" ujar Nabila pada anaknya.Seperti yang menghindar, Nabila malah memilih untuk memakan bakso yang tersaji di depannya, ketimbang menjawab pertanyaan Salsa.Anak kecil itu jujur, dan aku yakin jika jawaban Tasya tadi memang apa adanya. Tapi, apa yang dimaksud kemping? Apa jangan-jangan mereka tidur di emperan? Seketika dadaku berdenyut, membayangkan jika yang aku pikirkan memang benar adanya."Bil, kamu dan Tasya tidak tidur di emperan 'kan?" tanyaku membuat Nabila menghentikan suapannya."Tid—""Jangan bohong, jawab aja yang jujur. Kali aja kita bisa bantuin, lo." Salsa kembali berucap."Aku tidur di taman," jawab Nabila akhirnya."Hah! Lo, kagak salah? Kasihan anak, lo nanti dia keding

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 65

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 65DUA BULAN KEMUDIANCinta bisa membuat manusia terlena, cinta menjanjikan hidup jadi kian berwarna. Namun, cinta juga bisa membuat hati kecewa dan terluka.Berwarna, kecewa dan terluka telah aku alami dalam mengenal cinta. Setelah luka itu sirna, kini aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Bersama dia yang kini sedang menggenggam tanganku erat."Haus?" Dia bertanya.Aku menggeleng sebagai tanda jawaban."Mau makan?"Kembali aku menggeleng tanda penolakan."Terus, maunya apa?" Dia kembali bertanya.Mauku adalah, dia tetap seperti ini. Bersikap manis dan lembut disetiap waktu. Selalu menggenggam tanganku hingga kulitku kian mengendur."Loh, kok malah senyam-senyum." Dia mengusap pipiku yang tertutup hiasan make up.Bukan hanya saling senyum, kini kita malah tertawa bersama seolah telah menemukan sesua

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 66

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 66"Maaf, Sayang. Mendingan, Syila sekarang bobok, ya. Udah malem, lho." Azzam membujuk putrinya.Syila menggelengkan kepala. Dia menolak untuk tidur, dengan alasan belum mengantuk.Sedangkan aku, aku hanya menjadi penonton drama antara anak dan ayah itu. Sesekali aku tertawa melihat Azzam yang berusaha membuat Syila tidur. Ia menggendong putrinya, dan mengayun tubuh kecil itu. Namun, bukannya tidur, Syila malah merengek ingin turun. Setelah diturunkan, Syila lari ke arahku dan memeluk tubuhku."Ayah, nakal, Nda." Syila mengadu sembari mengusap rambutnya yang menghalangi wajahnya."Nanti, Bunda jewer telinga, Ayah, ya? Sekarang, Syila bobok dulu, ini sudah malam," kataku dengan lembut.Syila mendongak, mata bulatnya menatapku. Perlahan, dia mengangguk dan berkata, "Tapi, boboknya sama Nda, ya?"Aku melirik ke arah Azzam. Dia memberik

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 67

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 67"TIDAK!!""Sssttt ... kok, malah teriak?"Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan.Oh, ya ampun, ternyata aku hanya berhalusinasi! Ternyata kita belum melakukan apa-apa. Azzam yang tadi mengulurkan tangannya, kini menariknya kembali. Aku menoleh ke sampingku, melihat gadis kecil itu yang masih terlelap dalam tidurnya.Azzam bangkit dan menghampiriku, ia duduk di pinggir ranjang, tepat di sampingku yang tengah mengatur napas."Kenapa?" tanyanya."Jangan, Bang. Kita tidak bisa melakukannya sekarang, aku tidak mau apa yang ada dalam bayanganku jadi kenyataan. Serem, Bang."Azzam menautkan alis. Dia tidak paham dengan apa yang aku katakan."Maksudnya? Emang kamu membayangkan apa?"Aku pun menceritakan apa yang aku bayangkan tadi. Namun, diluar dugaan. Azzam malah tertawa. Ia sampai menutup mulut menggunakan telapak tangan agar tawanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01

Bab terbaru

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 72 ENDING

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 72Dalam kebingunganku, tiba-tiba Azzam melepaskan sabuk pengamannya, ia menarik tanganku dan memeluk tubuhku. Menyandarkan kepalaku di dadanya."Maaf, ya tadi aku teriak di depanmu, dan bikin kamu takut," ujarnya seraya mengusap kepalaku.Oh, ternyata dia mengerti kegelisahanku. Aku pun membalas pelukannya dengan menganggukkan kepala.Setelah mengecup kepalaku singkat, Azzam kembali memakai sabuk pengamannya, dan melajukan mobil."Mau mampir dulu, enggak?" tanyanya."Ke mana?""Ke mana aja. Kamu maunya ke mana, aku ikutin," ujarnya melirikku seraya tersenyum.Mendadak aku teringat pada Nabila. Sejak mengantarkan dia ke madrasah, aku tidak pernah tahu lagi keadaan dia. Juga tidak pernah bertukar kabar dengannya.Rasanya aku ingin sekali melihatnya. Bagaimana keadaan dia sekarang, dan kehidupan dia sesudah keluar dari rumah Mama

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 71

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 71"U—Umi?""Jangan seperti itu, Yumna." Umi berucap dengan manatapku lekat."Maaf, Umi.""Ayo, ikut Umi."Umi menuntunku ke belakang rumah. Hatiku jadi tidak karuan, pastinya Umi akan memarahi aku karena niatku jailku tadi."Kamu mau mengerjai Rahma, 'kan?" tanya Umi."Maaf, Umi. Yumna, tidak suka karena tadi dia mendekati Bang Azzam," jawabku pelan."Iya, intinya tadi kamu mau ngerjain Rahma, 'kan?"Aku mengangguk lemah."Bukan pakai itu, caranya." Umi mengambil bubuk cabe dari tanganku. "Tapi, dengan itu," tunjuk Umi pada ulat bulu yang berada dalam toples.Aku membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang Umi lakukan."M—maksud Umi?""Kita kerjain dia pakai itu. Ini memang salah, tapi Umi sudah empet banget sama Rahma. Beberapa kali sudah Umi bilang, kalau datang ke sini harus

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 70

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 70"Maaf, Umi. Yumna tidak bisa bantu menyiapkan sarapan," ucapku pada Umi pagi ini.Bagiamana aku bisa membantu Umi, kalau Azzam tidak membiarkanku keluar kamar setelah salat subuh tadi. Dia mengurungku dengan alasan kami adalah pengantin baru."Tidak apa-apa, Yumna. Ayo duduk, kita sarapan bareng."Aku mengangguk, mulai melayani suamiku di meja makan. Setelah makanan untuk Azzam sudah siap, aku duduk di samping Syila yang sedang menikmati sarapannya."Nda, yambutnya basah, ya? Tuh, keyudung Nda jadi ikutan basah."Sontak saja, semua mata kini tertuju padaku yang terkena serangan rasa malu. Jangankan untuk menjawab, menelan ludah pun rasanya sulit. Bibir Syila membongkar segalanya. Ketahuan juga jika aku baru saja mandi sebelum turun untuk sarapan.Jika Umi hanya tersenyum menanggapi celotehan cucunya, beda lagi dengan Azzam y

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 69

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 69Kakiku mendekati ranjang. Rasanya begitu berbeda dengan sebelumnya. Aku merasa gugup dan bingung harus berbuat apa.Haruskah aku loncat ke atas ranjang?Ah, memalukan!Apa aku harus pura-pura ke kamar mandi untuk menghilangkan kegugupan ini?Terlambat. lututku sudah mentok menyentuh ranjang.Ya Allah, bisakah malam ini mati lampu, agar dia tidak bisa melihat wajahku yang sudah terasa memanas ini?Pinggulku sudah menyentuh ranjang. Aku duduk dengan kaki yang masih menjuntai ke bawah. Sedangkan dia, dia terus saja menatapku tanpa berkedip.Itu mata emang gak pedih, ya?Detak jantungku bertalu-talu saat kurasakan ranjang di sebelahku bergoyang. Dia bergerak merangkak semakin dekat dan .... Azzam menyimpan kepalanya di pangkuanku.Aku bisa bernapas lega, tapi desiran halus kini kurasakan kembali saat dia mengambil tanganku lalu diletakkan di k

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 68

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 68"Dra, yang mau menjalani rumah tangga itu kamu, bukan Umi. Jadi, pandai-pandailah mengenali karakter dan sifat seseorang yang akan kamu jadikan istri. Umi tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, karena Umi pun, belum mengenal Salsa itu. Mungkin nanti kamu bawa dia ke sini, kenalkan sama Umi," ujar Umi panjang lebar.Salsa itu orangnya baik, cuma memang bicaranya saja yang suka nyablak dan sesuka bibirnya kalau berucap."Sayang, sudah sarapannya? Kita jalan-jalan, yuk!"Azzam bicara padaku, aku pun mengangguk karena memang sarapanku sudah habis."Hadeuh ... terus saja terus, bikin ubun-ubunku tambah ngebul!" ujar Andra yang melihat kemesraan aku dan Azzam.Tanpa mendengarkan ledekan adiknya, Azzam menggandengku dan Syila untuk pergi. Setelah sebelumnya kita berpamitan kepada Umi terlebih dahulu.Aku tidak mau bertanya ke mana di

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 67

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 67"TIDAK!!""Sssttt ... kok, malah teriak?"Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan.Oh, ya ampun, ternyata aku hanya berhalusinasi! Ternyata kita belum melakukan apa-apa. Azzam yang tadi mengulurkan tangannya, kini menariknya kembali. Aku menoleh ke sampingku, melihat gadis kecil itu yang masih terlelap dalam tidurnya.Azzam bangkit dan menghampiriku, ia duduk di pinggir ranjang, tepat di sampingku yang tengah mengatur napas."Kenapa?" tanyanya."Jangan, Bang. Kita tidak bisa melakukannya sekarang, aku tidak mau apa yang ada dalam bayanganku jadi kenyataan. Serem, Bang."Azzam menautkan alis. Dia tidak paham dengan apa yang aku katakan."Maksudnya? Emang kamu membayangkan apa?"Aku pun menceritakan apa yang aku bayangkan tadi. Namun, diluar dugaan. Azzam malah tertawa. Ia sampai menutup mulut menggunakan telapak tangan agar tawanya

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 66

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 66"Maaf, Sayang. Mendingan, Syila sekarang bobok, ya. Udah malem, lho." Azzam membujuk putrinya.Syila menggelengkan kepala. Dia menolak untuk tidur, dengan alasan belum mengantuk.Sedangkan aku, aku hanya menjadi penonton drama antara anak dan ayah itu. Sesekali aku tertawa melihat Azzam yang berusaha membuat Syila tidur. Ia menggendong putrinya, dan mengayun tubuh kecil itu. Namun, bukannya tidur, Syila malah merengek ingin turun. Setelah diturunkan, Syila lari ke arahku dan memeluk tubuhku."Ayah, nakal, Nda." Syila mengadu sembari mengusap rambutnya yang menghalangi wajahnya."Nanti, Bunda jewer telinga, Ayah, ya? Sekarang, Syila bobok dulu, ini sudah malam," kataku dengan lembut.Syila mendongak, mata bulatnya menatapku. Perlahan, dia mengangguk dan berkata, "Tapi, boboknya sama Nda, ya?"Aku melirik ke arah Azzam. Dia memberik

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 65

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 65DUA BULAN KEMUDIANCinta bisa membuat manusia terlena, cinta menjanjikan hidup jadi kian berwarna. Namun, cinta juga bisa membuat hati kecewa dan terluka.Berwarna, kecewa dan terluka telah aku alami dalam mengenal cinta. Setelah luka itu sirna, kini aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Bersama dia yang kini sedang menggenggam tanganku erat."Haus?" Dia bertanya.Aku menggeleng sebagai tanda jawaban."Mau makan?"Kembali aku menggeleng tanda penolakan."Terus, maunya apa?" Dia kembali bertanya.Mauku adalah, dia tetap seperti ini. Bersikap manis dan lembut disetiap waktu. Selalu menggenggam tanganku hingga kulitku kian mengendur."Loh, kok malah senyam-senyum." Dia mengusap pipiku yang tertutup hiasan make up.Bukan hanya saling senyum, kini kita malah tertawa bersama seolah telah menemukan sesua

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 64

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 64"Maksudnya apaan, tuh kemping?" tanya Salsa penasaran."Eng–enggak, kok. Tasya memang suka ngaco. Tasya makan baksonya lagi, ya?" ujar Nabila pada anaknya.Seperti yang menghindar, Nabila malah memilih untuk memakan bakso yang tersaji di depannya, ketimbang menjawab pertanyaan Salsa.Anak kecil itu jujur, dan aku yakin jika jawaban Tasya tadi memang apa adanya. Tapi, apa yang dimaksud kemping? Apa jangan-jangan mereka tidur di emperan? Seketika dadaku berdenyut, membayangkan jika yang aku pikirkan memang benar adanya."Bil, kamu dan Tasya tidak tidur di emperan 'kan?" tanyaku membuat Nabila menghentikan suapannya."Tid—""Jangan bohong, jawab aja yang jujur. Kali aja kita bisa bantuin, lo." Salsa kembali berucap."Aku tidur di taman," jawab Nabila akhirnya."Hah! Lo, kagak salah? Kasihan anak, lo nanti dia keding

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status