GADIS KECIL DI PELAMINANKU 23
[Aku harap, kamu bersedia duduk berdua denganku untuk membicarakan pernikahan kita, Yumna. Kau tahu, 'kan kalau aku begitu mencintaimu.]
Setelah keinginannya untuk membawaku pulang bersamanya tidak membuahkan hasil, Mas Daffa mengirimkan sebuah pesan saat dia akan pergi dari rumah Papa.
Di sini aku sekarang, setelah perdebatan Papa dan Mama Arum yang tidak berkesudahan, aku memutuskan untuk pergi ke kamarku. Saat ini aku tengah berdiri di kamarku dengan pandangan mengarah ke luar. Di sana, aku lihat pria yang bergelar suamiku baru saja keluar dari rumah. Dengan ponsel di tangannya, Mas Daffa berjalan menghampiri mobil miliknya yang terparkir di depan rumah.
Saat akan masuk, Mas Daffa menoleh ke atas tepat di mana saat ini aku berdiri. Mata kita saling beradu, hingga akhirnya seulas senyum terbit dari bibirnya.
Mas Daffa masuk ke dalam mobil dan pergi semakin
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 24Aku terdiam. Karena sampai sekarang aku belum tahu juga alsan pastinya. Aku menggeleng pelan membuat Salsa geram."Kenapa gak cari tahu, mungkin saja ada sesuatu yang diluar dugaan kita, 'kan?" ujarnya lagi."Untuk apa, Salsa? Itu semua tidak akan bisa mengembalikan kepingan hati gue jadi utuh kembali. Dia tetap salah. Harusnya Daffa sudahi hubungannya dengan gue, jika dia sudah mengucapkan janji suci dengan wanita lain.""Iya, iya maaf. Aku geram juga sama si Daffa." Salsa mengusap-usap pundakku."Sa, mau ikut gue gak?" tanyaku."Ke mana?""Ketemu, madu.""Hah?"Saat Salsa masih terbengong tidak mengerti, aku menarik tangannya agar ikut denganku. Ini hanya antisipasi, jika di sana aku disakiti oleh dia.*"Mbak!" Wanita dengan gamis warna maroon melambaikan tangannya saat melihatku.Aku menghampiri dia dan duduk
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 25"Mamaaa ... huhuhu!!"Tanpa mengetuk pintu, tanpa mengucapkan salam, aku langsung masuk dan berteriak sekencang mungkin.Ke sana kemari mencari sosok yang aku panggil Mama. Hingga aku berhenti dan duduk di sofa empuk ruang keluarga.Tidak lama kemudian, wanita berusia empat puluh delapan tahun itu muncul dengan menggandeng anak kecil. Aku tahu itu anaknya Nabila. Mama datang dan langsung menghampiriku yang duduk di sofa rumahnya."Yumna, kenapa?""Mama. Bila ... dia menyuruhku mundur dan segera meninggalkan Mas Daffa, Ma!" ujarku dengan menangis sesegukkan dalam pelukan Mama Arum."Maksudnya?" tanya Mama mengurai pelukan."Jadi, awalnya aku ingin mengurungkan niatku untuk bercerai dari Mas Daffa, Ma. Tapi, tadi Bila datang dan dengan sangat kasar, dia menyuruh Yumna mundur dan segera mengakhiri pernikahan kami, Ma.""Apa! Nabila menemuimu?""He'em, Ma." Aku m
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 26"Ngelamun terus, Non."Aku yang duduk di pinggir kolam, harus terkejut dengan kedatangan Surya yang membawakan segelas jus mangga untukku."Makasih," ucapku mengambil gelas dari tangan pria itu.Surya itu supir, tapi dia supir paling beruntung di dunia ini. Jika biasanya supir tidak boleh masuk ke rumah majikannya, tapi beda dengannya. Justru dia bisa dengan leluasa masuk ke rumah ini, bahkan tuan rumah sendiri menyuruhnya untuk tinggal dan tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar majikannya sendiri.Lagi, Surya ini seorang sarjana ekonomi. Papa dengan sadar dan tanpa paksaan menyekolahkan Surya di universitas yang sama denganku, sampai dia bergelar sarjana. Hebat, bukan?"Ya, kamu gak mau gitu kerja di tempat yang lebih baik, gitu?""Maksud, Non?""Kamu, itu sarjana, Ya. Kenapa harus terus jadi supir aku. Kamu, bisa kerja kan
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 27Pernikahan yang berlandaskan cinta, mahligai yang telah lama aku impikan sebentar lagi akan berakhir. Semuanya akan hancur dengan satu kata perceraian.Pembatalan pernikahan dan perceraian adalah hal yang sama. Sama-sama memisahkan suatu ikatan pernikahan. Namun, bedanya adalah jika pembatalan, ikatan pernikahan yang pernah terjadi antara aku dan Mas Daffa, itu dihapuskan, seakan-akan tidak pernah terjadi adanya suatu hubungan pernikahan diantara kamiSedangkan perceraian, pernikahanku akan tetap tercatat dan sah secara hukum, juga perpisahanku yang akan disahkan dan tercatat juga di pengadilan agama.Dalam perceraian, pihak yang berhak mengajukan gugatan hanyalah istri atau suami. Beda dengan itu, pembatalan pernikahan bisa diajukan oleh suami atau istri, bahkan orang tua dari salah satu pasangan yang menikah. Maka dari itu, disini Papa-lah yang berperan mengajukan pembatalan pernikahan atas
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 28Seperti kata Papa tadi, aku hanya diam di tempat. Tidak memberikan komentar apa pun. Karena memang aku tidak paham dengan yang mereka bahas. Bidangku di fashion, jadi wajar saja aku terlihat seperti orang bodoh di tengah-tengah dua orang cerdas ini."Terima kasih atas waktunya, Pak. Mudah-mudahan kerja sama ini bisa berlanjut dan akan membawa kita pada kesuksesan," ucap pria itu menjabat tangan Papa sebagai tanda berawalnya kerja sama.Kemudian, pria muda itu undur diri dan keluar dari ruangan Papa. Sekarang, hanya ada aku dan Papa yang masih berada di ruangan ini."Kamu pulang duluan saja, Yum. Papa kira tadi cuma sebentar, tapi ada beberapa hal yang meski Papa kerjakan di sini," ujar Papa membereskan kertas-kertas yang berserakan di mejanya."Ya ... Papa mah gitu. Yaudah, deh aku pulang duluan, ya?" Aku mengambil tas dan menghampiri Papa yang masih duduk d
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 29"Tolong!" Aku berteriak saat tangannya terlepas dari mulutku."Tol—"Lagi, aku tidak melanjutkan ucapanku saat mulutku dibungkam oleh bibirnya.Tuhan, tolong selamatkan aku dari lelaki ini!Air mataku sudah tidak terbendung lagi. Aku menangis dalam diam. Teganya Mas Daffa melakukan ini padaku. Kenapa harus dengan cara ini meminta haknya. Aku tahu, aku juga sadar kalau aku istrinya, tapi tidak harus dengan memaksa."Yumna ...."Brukk!!Mas Daffa bergumam setelah melepaskan ciumannya. Kini tubuhnya ambruk di samping tubuhku. Dia tertidur.'Terima kasih ya Allah.'Aku segera menggeser tubuhku agar menjauh darinya. Entah sebanyak apa minuman yang dia minum, hingga membuat dia sampai tidak sadar seperti i
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 30Tidak berapa lama, Papa dengan diikuti Surya dan Bi Nah, turun dan kembali menghampiri aku yang kini sudah mulai tenang dan tidak lagi menangis."Gimana, Pa?" tanya Mama saat Papa sudah duduk di sampingku."Daffa mabuk. Dasar tidak tahu malu. Dibangunin juga susah," ujar Papa menggulung lengan kemejanya hingga sikut."Ya Allah, segitunya dia. Terus gimana, mau didiemin aja gitu?" tanya Mama lagi."Papa, udah telpon ibunya, paling bentar lagi dia datang. Dasar menyusahkan," umpat Papa. Kini Papa menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Aku tahu, Papa pasti lelah setelah bekerja, dan di rumah harus mengurusi menantunya yang bikin ulah."Assalamualaikum!"Suara salam membuat kita melihat bersamaan ke arah sumber suara. Ternyata Mama Arum dan Nabila yang datang. Mereka langsung menghampiri kita dan menanyakan di mana Mas Daffa ber
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 31"Hahahaha!" Aku tertawa terbahak. Semakin dia mendekat, tawaku semakin pecah.Ini sangat lucu, dia membuatku tidak berhenti tertawa. Melihatku yang tertawa terbahak, Mama pun ikut terbawa olehku. Beda dengan kami yang terus tertawa, Papa malah berkacak pinggang menghadang tamu yang hendak masuk."Siapa kamu? Mau apa kamu ke sini?"" tanya Papa dengan wajah galaknya."Saya ... kedatangan saya, mau melamar anak Bapak.""Hah?!"Mata Papa melotot saat dia mengatakan ingin melamarku. Sedangkan aku yang berada di belakang Papa, masih tertawa dengan memegangi perutku yang sakit."Yum, kamu kenal siapa dia?" tanya Mama berbisik. Aku mengangguk menjawab pertanyaan Mama."Siapa?" tanya Mama lagi."Andra, teman Yumna, sekaligus rekan bisnis Papa," kataku pada Mama.Mama melebarkan mata, Mama menarik-narik lengan suaminya, saat aku berkata jika yang datang adalah
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 72Dalam kebingunganku, tiba-tiba Azzam melepaskan sabuk pengamannya, ia menarik tanganku dan memeluk tubuhku. Menyandarkan kepalaku di dadanya."Maaf, ya tadi aku teriak di depanmu, dan bikin kamu takut," ujarnya seraya mengusap kepalaku.Oh, ternyata dia mengerti kegelisahanku. Aku pun membalas pelukannya dengan menganggukkan kepala.Setelah mengecup kepalaku singkat, Azzam kembali memakai sabuk pengamannya, dan melajukan mobil."Mau mampir dulu, enggak?" tanyanya."Ke mana?""Ke mana aja. Kamu maunya ke mana, aku ikutin," ujarnya melirikku seraya tersenyum.Mendadak aku teringat pada Nabila. Sejak mengantarkan dia ke madrasah, aku tidak pernah tahu lagi keadaan dia. Juga tidak pernah bertukar kabar dengannya.Rasanya aku ingin sekali melihatnya. Bagaimana keadaan dia sekarang, dan kehidupan dia sesudah keluar dari rumah Mama
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 71"U—Umi?""Jangan seperti itu, Yumna." Umi berucap dengan manatapku lekat."Maaf, Umi.""Ayo, ikut Umi."Umi menuntunku ke belakang rumah. Hatiku jadi tidak karuan, pastinya Umi akan memarahi aku karena niatku jailku tadi."Kamu mau mengerjai Rahma, 'kan?" tanya Umi."Maaf, Umi. Yumna, tidak suka karena tadi dia mendekati Bang Azzam," jawabku pelan."Iya, intinya tadi kamu mau ngerjain Rahma, 'kan?"Aku mengangguk lemah."Bukan pakai itu, caranya." Umi mengambil bubuk cabe dari tanganku. "Tapi, dengan itu," tunjuk Umi pada ulat bulu yang berada dalam toples.Aku membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang Umi lakukan."M—maksud Umi?""Kita kerjain dia pakai itu. Ini memang salah, tapi Umi sudah empet banget sama Rahma. Beberapa kali sudah Umi bilang, kalau datang ke sini harus
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 70"Maaf, Umi. Yumna tidak bisa bantu menyiapkan sarapan," ucapku pada Umi pagi ini.Bagiamana aku bisa membantu Umi, kalau Azzam tidak membiarkanku keluar kamar setelah salat subuh tadi. Dia mengurungku dengan alasan kami adalah pengantin baru."Tidak apa-apa, Yumna. Ayo duduk, kita sarapan bareng."Aku mengangguk, mulai melayani suamiku di meja makan. Setelah makanan untuk Azzam sudah siap, aku duduk di samping Syila yang sedang menikmati sarapannya."Nda, yambutnya basah, ya? Tuh, keyudung Nda jadi ikutan basah."Sontak saja, semua mata kini tertuju padaku yang terkena serangan rasa malu. Jangankan untuk menjawab, menelan ludah pun rasanya sulit. Bibir Syila membongkar segalanya. Ketahuan juga jika aku baru saja mandi sebelum turun untuk sarapan.Jika Umi hanya tersenyum menanggapi celotehan cucunya, beda lagi dengan Azzam y
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 69Kakiku mendekati ranjang. Rasanya begitu berbeda dengan sebelumnya. Aku merasa gugup dan bingung harus berbuat apa.Haruskah aku loncat ke atas ranjang?Ah, memalukan!Apa aku harus pura-pura ke kamar mandi untuk menghilangkan kegugupan ini?Terlambat. lututku sudah mentok menyentuh ranjang.Ya Allah, bisakah malam ini mati lampu, agar dia tidak bisa melihat wajahku yang sudah terasa memanas ini?Pinggulku sudah menyentuh ranjang. Aku duduk dengan kaki yang masih menjuntai ke bawah. Sedangkan dia, dia terus saja menatapku tanpa berkedip.Itu mata emang gak pedih, ya?Detak jantungku bertalu-talu saat kurasakan ranjang di sebelahku bergoyang. Dia bergerak merangkak semakin dekat dan .... Azzam menyimpan kepalanya di pangkuanku.Aku bisa bernapas lega, tapi desiran halus kini kurasakan kembali saat dia mengambil tanganku lalu diletakkan di k
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 68"Dra, yang mau menjalani rumah tangga itu kamu, bukan Umi. Jadi, pandai-pandailah mengenali karakter dan sifat seseorang yang akan kamu jadikan istri. Umi tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, karena Umi pun, belum mengenal Salsa itu. Mungkin nanti kamu bawa dia ke sini, kenalkan sama Umi," ujar Umi panjang lebar.Salsa itu orangnya baik, cuma memang bicaranya saja yang suka nyablak dan sesuka bibirnya kalau berucap."Sayang, sudah sarapannya? Kita jalan-jalan, yuk!"Azzam bicara padaku, aku pun mengangguk karena memang sarapanku sudah habis."Hadeuh ... terus saja terus, bikin ubun-ubunku tambah ngebul!" ujar Andra yang melihat kemesraan aku dan Azzam.Tanpa mendengarkan ledekan adiknya, Azzam menggandengku dan Syila untuk pergi. Setelah sebelumnya kita berpamitan kepada Umi terlebih dahulu.Aku tidak mau bertanya ke mana di
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 67"TIDAK!!""Sssttt ... kok, malah teriak?"Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan.Oh, ya ampun, ternyata aku hanya berhalusinasi! Ternyata kita belum melakukan apa-apa. Azzam yang tadi mengulurkan tangannya, kini menariknya kembali. Aku menoleh ke sampingku, melihat gadis kecil itu yang masih terlelap dalam tidurnya.Azzam bangkit dan menghampiriku, ia duduk di pinggir ranjang, tepat di sampingku yang tengah mengatur napas."Kenapa?" tanyanya."Jangan, Bang. Kita tidak bisa melakukannya sekarang, aku tidak mau apa yang ada dalam bayanganku jadi kenyataan. Serem, Bang."Azzam menautkan alis. Dia tidak paham dengan apa yang aku katakan."Maksudnya? Emang kamu membayangkan apa?"Aku pun menceritakan apa yang aku bayangkan tadi. Namun, diluar dugaan. Azzam malah tertawa. Ia sampai menutup mulut menggunakan telapak tangan agar tawanya
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 66"Maaf, Sayang. Mendingan, Syila sekarang bobok, ya. Udah malem, lho." Azzam membujuk putrinya.Syila menggelengkan kepala. Dia menolak untuk tidur, dengan alasan belum mengantuk.Sedangkan aku, aku hanya menjadi penonton drama antara anak dan ayah itu. Sesekali aku tertawa melihat Azzam yang berusaha membuat Syila tidur. Ia menggendong putrinya, dan mengayun tubuh kecil itu. Namun, bukannya tidur, Syila malah merengek ingin turun. Setelah diturunkan, Syila lari ke arahku dan memeluk tubuhku."Ayah, nakal, Nda." Syila mengadu sembari mengusap rambutnya yang menghalangi wajahnya."Nanti, Bunda jewer telinga, Ayah, ya? Sekarang, Syila bobok dulu, ini sudah malam," kataku dengan lembut.Syila mendongak, mata bulatnya menatapku. Perlahan, dia mengangguk dan berkata, "Tapi, boboknya sama Nda, ya?"Aku melirik ke arah Azzam. Dia memberik
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 65DUA BULAN KEMUDIANCinta bisa membuat manusia terlena, cinta menjanjikan hidup jadi kian berwarna. Namun, cinta juga bisa membuat hati kecewa dan terluka.Berwarna, kecewa dan terluka telah aku alami dalam mengenal cinta. Setelah luka itu sirna, kini aku kembali merasakan indahnya jatuh cinta. Bersama dia yang kini sedang menggenggam tanganku erat."Haus?" Dia bertanya.Aku menggeleng sebagai tanda jawaban."Mau makan?"Kembali aku menggeleng tanda penolakan."Terus, maunya apa?" Dia kembali bertanya.Mauku adalah, dia tetap seperti ini. Bersikap manis dan lembut disetiap waktu. Selalu menggenggam tanganku hingga kulitku kian mengendur."Loh, kok malah senyam-senyum." Dia mengusap pipiku yang tertutup hiasan make up.Bukan hanya saling senyum, kini kita malah tertawa bersama seolah telah menemukan sesua
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 64"Maksudnya apaan, tuh kemping?" tanya Salsa penasaran."Eng–enggak, kok. Tasya memang suka ngaco. Tasya makan baksonya lagi, ya?" ujar Nabila pada anaknya.Seperti yang menghindar, Nabila malah memilih untuk memakan bakso yang tersaji di depannya, ketimbang menjawab pertanyaan Salsa.Anak kecil itu jujur, dan aku yakin jika jawaban Tasya tadi memang apa adanya. Tapi, apa yang dimaksud kemping? Apa jangan-jangan mereka tidur di emperan? Seketika dadaku berdenyut, membayangkan jika yang aku pikirkan memang benar adanya."Bil, kamu dan Tasya tidak tidur di emperan 'kan?" tanyaku membuat Nabila menghentikan suapannya."Tid—""Jangan bohong, jawab aja yang jujur. Kali aja kita bisa bantuin, lo." Salsa kembali berucap."Aku tidur di taman," jawab Nabila akhirnya."Hah! Lo, kagak salah? Kasihan anak, lo nanti dia keding