Share

Bab 135 : Hari Spesial?

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 22:58:44
“Papi sudah menemukan supir itu. Dia sudah ada di kantor polisi untuk dimintai keterangan. Dan mengenai tukang kebun di sekolahmu, papi juga sudah meminta keterangannya. Papi sudah berhasil membuat dia mengakui perbuatannya. Dan memang benar apa katamu, anak Jeremy yang menyuruhnya.”

Mendengar penjelasan Nicholas yang panjang lebar, tentu membuat Debora begitu penasaran. Selama ini suaminya itu tidak pernah bercerita secara rinci permasalahan yang terjadi. Bahkan dia juga belum tahu siapa pelaku kejahatan terhadap calon menantunya. Namun ketika mendengar nama Jeremy, sontak membuatnya terkejut. Mencoba untuk menerka-nerka sendiri dalam hati.

Sementara itu Jonathan hanya diam, wajahnya tak memperlihatkan keterkejutan sama seperti maminya. Karena dia sudah tahu, dan berharap papinya bisa bertindak sesuai dengan harapannya.

“Berikan papi waktu untuk menyelesaikan masalah ini. Papi pastikan gadis itu akan mendapatkan sanksi yang setimpal,” lanjut Nicholas lagi. Tanpa menunggu respon
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 136 : Kejar-kejaran

    Rachel terperanjat saat kedua matanya tertutup oleh telapak tangan besar seseorang.Namun ketika indera penciumannya mengendus wangi maskulin yang tak asing, bibirnya pun berucap, “Jonathan!?”.Tangan Rachel meraih telapak tangan besar yang menutup kedua matanya. Berusaha menyingkirkan tangan itu dari pandangannya.Jonathan mendesah pelan, “ih curang! Kok tahu sih?”Bukannya menjawab, mata Rachel justru terbelalak melihat buket mawar putih dengan ukuran cukup besar di hadapannya.Jonathan beralih ke depan Rachel, duduk berjongkok dengan mempertahankan buket itu di depan kekasihnya.Mata Rachel tak berkedip, memandang ke arah buket dan wajah Jonathan secara bergantian.“Apa ini?” tanyanya dengan raut bingung.“Lu gak lihat? Bungalah, apalagi coba!” ujar Jonathan sembari mengulas senyum manis. Ketika dilihatnya Rachel hanya bengong tak menyambut bunga pemberiannya, Jonathan pun kembali berucap, “buat kamu, Chel! Kamu suka gak?” ucapnya lagi, kini dengan nada yang lebih lembut.Apapun ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 137 : Dingin, Tapi Apa Serunya?

    “Nih..!” Jonathan menyodorkan sebuah kertas putih yang terlipat pada Rachel. Dahi Rachel semakin mengerut dalam, “apa ini, Jo?” tanyanya penasaran. “Daftar acara kita hari ini,” jawab Jonathan mengulas senyum. “Coba kamu buka!” pintanya dengan lembut. Pandangan Rachel kembali beralih pada kertas yang sudah berada dalam genggamannya. Membuka lipatan itu, lalu mulai membaca dalam hati dengan mata memicing. Ada lima poin yang Jonathan tulis tentang kegiatan yang dia ingin lakukan bersama Rachel. “Kamu udah mandi, kan? Kita mulai dari yang pertama.” Jonathan beranjak berdiri, lalu meraih tangan Rachel dan menariknya pergi. “Ta-tapi Jo, gue belum bilang ke nenek kalau..” “Sekarang kita ijin ke nenek! Ayo tunjukin dimana kamar nenek!” pinta Jonathan memotong ucapan Rachel. Rachel pun memberitahu dimana kamar neneknya. Saat melewati dapur, Jonathan mengambil satu buket bunga warna merah yang besarnya hampir sama dengan buket bunga putih. “Bik, nanti tolong titip bunga merah mudanya u

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 138 : Ice Rink

    “Beb, udah pernah belum main di tempat ini?” tanya Jonathan sebelum memesan tiket.Rachel menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ingin rasanya menolak ajakan Jonathan. Namun tak ada satupun kata terucap di bibirnya. Batinnya berperang, antara menolak atau menerima ajakan Jonathan demi untuk menyenangkan hatinya di hari spesial.Begitu banyak pasangan muda menikmati berseluncur di atas ice rink. Bahkan ada sepasang kekasih yang seperti tengah melakukan aksi. Dan bisa dipastikan jika mereka sudah ahli. Lalu bagaimana dengan Rachel sendiri? Sungguh tak pernah muncul dalam bayangannya, Jonathan akan mengajaknya melakukan permainan yang cukup ekstrim menurutnya.“Jo, apa gak lebih baik kita..”“Ayo, kita pesan tiket!” pungkas Jonathan sembari menarik tangan Rachel dan membawanya ke loket pemesanan tiket.“Jo, gue gak pernah main ini. Gue takut..”“Jatuh? Kan ada gue?! Tenang aja Beb,” potong Jonathan lagi, mengulas senyum sembari menepuk lembut pundak Rachel, berusaha menghapus keraguan di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 139 : Baju Seksi

    Rachel menarik ujung baju Jonathan, lalu berjinjit mendekatkan bibirnya ke depan telinga Jonathan.“Jo, apaan sih! Gue gak suka pakai baju seksi!” bisik Rachel seraya mendesah kesal.“Loh, sesuai dengan permintaan kamu, kan? Bukannya kamu yang suruh aku buat pilihin?” jawab Jonathan sembari mengerlingkan satu matanya.“Tapi..”“Silahkan ini beberapa pilihan yang saya rekomendasikan untuk anda. Mungkin nona bisa mencobanya dulu?!” ucap staff wanita sembari menyodorkan dua potong baju berwarna hitam pada Rachel.Mata Rachel semakin membulat ketika melihat dua dress mini tanpa lengan. Hanya dengan melihatnya saja, bisa dipastikan jika Rachel tak akan nyaman memakainya.Namun sebelum Rachel sempat menolak, Jonathan justru meraih baju itu. Memperhatikan dengan seksama satu dress yang memang terlihat seksi.“Gak ada salahnya mencoba, kan?” tanya Jonathan sembari menyodorkan baju itu pada Rachel.“Kita ini mau dinner, Jo. Bukan ke klub!” tegas Rachel menolak. Segera meraih baju itu, lalu men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 140 : Makan Siang Romantis?

    Mendengar nama Jonathan dipanggil, sontak membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara.Terlihat Aluna yang tengah berdiri tak jauh dari posisi mereka, sembari melambaikan tangan dengan senyum cerianya. Mata Rachel terpaku akan dress hitam yang dikenakan gadis itu. Dress yang sempat menjadi pilihan Jonathan, namun kini mantan Jo yang memakainya.Ketika melihat gadis itu mulai berjalan menghampiri, Rachel segera membuang pandangan. Kembali melihat pada buku menu di hadapannya.“Hay, Jo! Apa kabar? Kebetulan sekali kita ketemu di sini. Happy birthday, Jonathan!” ucap Aluna dengan suaranya yang lembut, seraya mengulurkan tangan kanannya di depan Jonathan.Bukannya langsung menyambut, Jonathan justru memandang ke arah Rachel yang duduk di hadapannya. Kebetulan sekali meja yang dia pesan hanya memiliki dua kursi.Jonathan menyadari rasa tak suka yang jelas tergambar dalam raut wajah Rachel.“Thank you ucapannya, Lun. Kabar kami baik!” jawab Jonathan menegaskan kata ‘kami’ di kalimatnya. A

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 141 : Bukan Pantainya, Tapi Kamu!

    Benar-benar tak tahu diri. Harusnya Aluna sadar, bukannya mengganggu. Huh!Saat Jonathan hendak menjawab, Rachel justru menahannya dengan cara melingkarkan tangannya di lengan Jonathan.Tak hanya Jonathan yang dibuat terkejut, akan sikap Rachel yang tak biasa. Sejak kapan Rachel jadi berani menyentuhnya? Bukankah kekasihnya ini selalu gengsi?Begitupun dengan mata Aluna yang semakin melebar. Tatapannya tertuju pada tangan Rachel dan lengan Jonathan.“Kamu kalau mau ikut, ikut aja lagi Lun. Kita bisa nonton bertiga,” jawab Rachel sembari tersenyum simpul.“Se-serius Rachel? Aku boleh ikut?”Rachel mengangguk lalu menjawab, “kamu bisa nonton horor, kan?”“Hum, bisa. Film genre apa saja aku bisa nonton,” jawab Aluna secepatnya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.“Beb, tapi ini kan hari spesial kita. Aku mau berdua..” bisik Jonathan pada Rachel. Dia tidak mengerti akan sikap kekasihnya itu yang justru mau menuruti keinginan Aluna. Bukankah Rachel tidak menyukai gadis itu?Rachel hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 142 : Kado Terindah

    Rachel terkesiap, menatap balik Jonathan.“Aku?” ucapnya sembari mengarahkan jari telunjuk ke depan wajahnya.Jonathan mengubah posisinya berhadapan dengan Rachel. Meletakkan kedua tangannya di masing-masing lutut, dengan posisi setengah menunduk.“Ya, kamu. Siapa lagi? Memang masih ada orang lain selain kamu, hum?” ucap Jonathan sembari menatap lekat netra Rachel. Bibirnya mengulas senyum magis yang mampu membuat para wanita jatuh hati, termasuk Rachel. “Gombal, huh!” balas Rachel dengan bibir mengerucut. Jonathan justru semakin tertawa renyah. “Tapi kamu suka, kan? Mau diem di sini, atau naik ke atas? Lihat pemandangan dari atas lumayan bagus,” tanya Jonathan menawarkan pilihan. Tadinya tujuan mereka memang ke atas tebing, menikmati keindahan pantai dari atas. Namun jika Rachel lebih memilih bermain pasir di bawah, maka Jonathan akan menuruti.Sejenak Rachel berpikir, sebelum akhirnya menjawab, “Jo, boleh gak gue di sini dulu. Kalau lu mau ke atas aja duluan, nanti gue nyusul.”“O

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 143 : Benih-benih Cinta

    Setelah pelayan resto pergi, Jonathan meraih kelapa utuh di depannya, lalu segera meneguknya untuk menuntaskan dahaga. Sementara Rachel masih bergeming di posisinya. Ya, Rachel merasa bahagia. Rachel tak menampik perasaan itu. Namun dia kesulitan untuk mengutarakan semua. Jonathan adalah orang pertama yang membuatnya merasakan kebahagiaan dengan cara yang berbeda. Cinta. Mungkin itulah hal yang mendasari atas perasaannya saat ini. Sepertinya benih-benih cinta mulai bersemi di hati Rachel dan gadis itu baru menyadarinya. “Gak minum? Seger loh! Cobain!” ucap Jonathan mengalihkan atensi Rachel. Jonathan mengangkat kelapa utuh milik Rachel, lalu mendekatkan pipet bening ke depan bibir Rachel. Gadis itu menatap sekilas ke arah Jonathan sebelum akhirnya memasukkan ujung pipet ke dalam mulutnya. Air kelapa asli tanpa pemanis, membuat tenggorokan Rachel merasakan sensasi segar. “Kira-kira lu butuh ke salon gak?” tanya Jonathan sembari meletakkan kelapa ke tempat semula. “Ngapain ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 218 : Istri Paling Bahagia

    “Auwwwhh.. sakit, Bae!” ucap Jonathan dengan wajah meringis sembari menatap lengannya yang terdapat bekas gigitan Rachel.“Jangan ngomong yang enggak-enggak deh, Jo! Mana ada nenek bilang gitu?” elak Rachel seraya membuang pandangannya agar Jonathan tak melihat wajahnya yang sudah memerah itu.“Masak sih nenek gak bilang gitu? Apa gue salah denger ya?”‘Astaga, nenek! Kenapa sih pakai acara ngomong yang enggak-enggak?’ gerutu Rachel dalam hati.“Jangan mikir yang enggak-enggak deh. Buruan ganti baju!” perintah Rachel seraya mendorong punggung Jonathan menuju kamar mandi.Blam!Rachel sendiri yang menutup pintu kamar mandi. Mengalihkan perhatian Jonathan agar tak lagi membicarakan sesuatu yang bisa memancing hal yang mengancam ketenangannya.Selama Jonathan berada di kamar mandi, Rachel segera menyelesaikan rutinitasnya. Membersihkan wajah dan mengoleskan skincare di wajahnya. Lalu segera berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.Rasa was-was masih menggan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 217 : Mencoba Yang Kedua?

    “Uhuukkk.. uhuukkk..!” Jonathan bergegas mengambil air mineral dan memberikannya pada Rachel. Merasa bersalah telah membuat istrinya itu tersedak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya. Suara bel pintu terdengar menyentak perhatian Rachel dan Jonathan. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pintu. “Ck, siapa sih?! Ganggu aja!” gerutu Jonathan sebelum akhirnya melangkah ke arah pintu. Membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Salah satu staf hotel membawakan koper milik Rachel. “Maaf mengganggu, tuan Jonathan. Kami hanya mengantarkan barang milik nona Rachel,” ucap staf hotel seraya menyerahkan koper itu. Setelah staf hotel pamit pergi, Jonathan segera menutup kembali pintu kamar. Menarik koper ke lemari penyimpanan. Lalu kembali melangkah menuju meja makan. Rachel beranjak dari kursi. Meskipun makanan di piringnya masih tersisa setengah, namun perutnya sudah terasa kenyang. “Mau kemana, Bae? Kok gak dihabisin makanannya?” tanya Jonathan dengan raut bingung. “Gue mau gant

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 216 : Mandi Bareng?

    Rachel melangkah mundur kala menyadari langkah Jonathan semakin mendekat. Namun baru beberapa langkah ke belakang, punggungnya sudah membentur dinding membuat langkahnya terhenti di tempat. Pengaruh alkohol itu sudah hilang sejak Rachel bangun tidur tadi. Jadi dalam keadaan sadar seperti ini, akal sehat Rachel kembali bekerja. Rachel menyilangkan kedua tangan di depan dada, sebagai isyarat agar Jonathan jangan mendekat. Namun sepertinya suaminya itu tak memahami maksudnya. Langkah Jonathan semakin mendekat, mengunci tubuh mungil istrinya di antara kedua tangannya yang diletakkan di sisi tubuh Rachel. Lagi dan lagi Rachel dibuat diam tak berkutik. Wajah tampan sang kapten basket yang telah berstatus menjadi suaminya, begitu membuat gadis cupu itu terpesona. Dalam jarak sedekat ini, Rachel bisa merasakan hembusan nafas Jonathan yang beraroma mint. Tatapan Jonathan yang begitu tajam namun ada kelembutan di dalamnya, membuat Rachel semakin hanyut dalam rasa nyaman. Bibir merah Jonath

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 215 : Panjang dan Keras seperti Terong

    “Mohon maaf tuan Jonathan, mengganggu waktu istirahat anda. Saya diminta nyonya Debora untuk membawakan sarapan ini,” ucap seorang wanita yang merupakan staf hotel. “Astaga mami! Ngapain sih pakai suruh orang buat bawa sarapan segala. Mengganggu aja!” gerutu Jonathan dengan suara kecil, namun masih bisa didengar oleh staf wanita yang masih berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi sarapan. “Maaf tuan Jonathan, bolehkah saya masuk untuk menaruh makanan ini?” “Gak perlu, biar aku sendiri yang menaruhnya!” Jonathan meraih paksa nampan itu. “Sekarang pergilah!” perintah Jonathan lalu kembali masuk. Menutup pintu dengan kakinya. Meletakkan nampan di atas meja, kemudian melangkah menuju kamar. Berdiri di sisi ranjang dengan pandangan tertuju pada wanita yang masih tertidur lelap. Jonathan sedikit membungkukkan badan. Tangannya terulur memindahkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rachel. Garis bibir Jonathan melengkung, membentuk sebuah senyuman. Pagi pertama yang menj

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 214 : Can I come in?

    Jonathan kembali memagut bibir manis sang istri. Tangannya bergerak mengusap lembut dada Rachel sebelum memulai permainan inti. Rasa takut yang sempat bersarang di hati Rachel saat melihat milik Jonathan yang panjang dan keras itu, kini perlahan memudar. Desahan tertahan dari bibir Rachel, kembali terdengar. Mengiringi permainan yang akan Jonathan mulai, sesaat lagi. Jonathan mengusap lembut ujung miliknya sebelum mempertemukannya pada milik sang istri. Mata Rachel terpejam, bibirnya terus mengeluarkan suara yang semakin memancing hasrat sang suami. “Can I come in?” Suara Jonathan menyentak kesadaran Rachel. Perlahan mata lentik itu terbuka. Sorot mata Rachel terlihat sayu. Ada rasa ingin, penasaran, juga rasa takut yang bercampur aduk dalam hatinya. Namun sudah kepalang tanggung. Pengaruh alkohol masih menguasai tubuh Rachel dan keinginan Jonathan pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa mendengar dahulu jawaban dari mulut sang istri, Jonathan memasukkan miliknya ke dalam liang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 213 : Malam Pertama

    Posisi Rachel kini berada di atas tubuh Jonathan. Kedua kakinya diletakkan di kedua sisi pinggang Jonathan. Posisi yang sama seperti sedang naik kuda. Jonathan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari ciuman Rachel. Karena dia tahu, jika istrinya itu sedang mabuk. “Astaga, Bae.. mphhhh..” Posisi Jonathan yang terjepit, membuatnya sulit untuk menghindar. Apalagi kedua tangan Rachel kini mencengkeram erat pipinya, hingga membuat Jo tak bisa menghindar lagi. Ciuman yang tak pernah Jonathan rasakan sebelumnya. Jika dalam keadaan sadar, istrinya itu sangatlah pasif. Beda halnya dalam keadaan mabuk, ciuman Rachel terasa begitu liar dan panas. Jo bisa merasakan lidah basah Rachel yang mulai membasahi permukaan bibirnya yang tertutup. Dengan mata terpejam, Jo berusaha mempertahankan diri agar tidak tergoda. Sungguh istrinya ini benar-benar menguji pertahanannya. Haruskah Jo meladeni Rachel dalam keadaannya yang setengah sadar? Jonathan tak ingin dianggap sengaja mema

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 212 : Sebuah Godaan

    Jonathan meraih cardlock dari dalam dompet. Membuka pintu kamar dengan perasaan campur aduk. Mengingat kondisi Rachel terakhir kali ditinggal dalam keadaan takut. Mana mungkin dia bisa melakukan keinginan papi untuk membuatkan cucu? “Bae, udah tidur?” Jonathan menutup kembali pintu. Ruangan masih dalam keadaan setengah redup, sama persis dengan yang terakhir kali dia lihat. Dia tak menyadari akan keberadaan Rachel di ruang tamu, hingga melewatinya menuju kamar tidur. Kondisi ranjang yang masih rapi, namun selimut terlihat sedikit berantakan. Jonathan tak menemukan keberadaan istrinya di dalam kamar. Menduga jika istrinya masih mandi atau mungkin melanjutkan acara berendam. Tetapi, bukankah ini sudah terlalu lama? Jonathan menghitung sudah sejam lebih dia meninggalkan Rachel. Mendadak rasa takut bersarang dalam pikiran Jonathan. Takut akan hal buruk terjadi pada istrinya ketika berada di kamar mandi. Bergegas Jonathan melangkah ke kamar mandi guna memastikan. Namun di sana, juga t

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 211 : Buatkan Kami Cucu!

    Kini tubuh sepasang pengantin baru saling melekat tanpa penghalang. Jonathan telah berhasil membuat Rachel tak berdaya dan tak menyadari jika dirinya kini sudah telanjang. Kesadaran Rachel kembali, ketika dia merasakan sesuatu yang keras menyundul pangkal paha bagian belakang. Perlahan mata lentik itu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada wajah Jonathan yang tampak sedikit memerah. Ketika menyadari posisinya telah berubah, bahkan tangan lebar Jonathan mulai menangkup bagian sensitif di dadanya, Rachel pun menjadi panik. Segera meraih pergelangan tangan Jonathan dan berusaha menjauhkan dari tubuhnya. “Mphhhh…” Rachel berusaha berteriak, namun ciuman itu menahan suaranya. Pikiran Jonathan sudah dikuasai oleh hawa nafsu, membuat pemuda itu buta dan tuli akan reaksi sang istri yang mulai menolak. Saat dirasa kekuatannya tak akan mampu melawan tenaga Jonathan, Rachel pun menggigit lidah Jonathan. “Akhhhh..!” desis Jonathan seraya melepaskan pagutan bibirnya. Rasa ngilu pada lida

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 210 : Pura-pura Pingsan

    Kini posisi Jonathan duduk di belakang Rachel tanpa penghalang, membuat tubuh mereka saling bersentuhan. Mata Rachel semakin melebar kala tanpa sengaja Jonathan menyentuh bagian kenyal miliknya di depan dada. “Mpphhhh..” Rachel berusaha berteriak namun tangan lebar Jonathan menutup hampir setengah dari wajahnya. Sontak Rachel berusaha menepis tangan Jonathan dari dadanya. “Please, jangan banyak gerak Bae! Gue..” Ucapan Jonathan terhenti ketika mulai merasakan miliknya yang semakin mengeras. Keinginan Jo untuk menyentuh gadis yang sudah berstatus sebagai istrinya semakin kuat. Namun langkahnya terhalang oleh sikap Rachel yang terlihat jelas menolak. Seakan tak kehabisan akal, Rachel sekuat tenaga menggerakkan siku tangan kanannya ke belakang. Duagh!! Ujung siku Rachel yang runcing tepat mengenai perut Jonathan. Membuat pemuda itu meringis kesakitan dan akhirnya melepaskan tangannya dari mulut Rachel. Tak menyia-nyiakan waktu, Rachel pun berpindah posisi. Duduk di ujung bath-up,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status