Ketika mobil Avanza putih itu berhenti di tempat parkir depan deretan ruko 3 lantai kawasan elite Dharmawangsa, hujan mulai reda dan menyisakan genangan air yang becek di mana-mana."Sepertinya kamu harus aku gendong lagi, May. Tinggi bener ini genangan airnya! Sebentar ya, tunggu aku ambil kursi rodamu dulu," ujar Ananda sebelum turun dari mobil.Pria bertubuh tegap itu membuka pintu belakang mobil Avanza lalu menurunkan kursi roda kekasihnya dan menaruhnya di teras depan ruko dengan plang nama bertuliskan New Looks Model Agency. Setelah itu Ananda membuka pintu mobil sisi Maya duduk lalu meraup tubuh ramping itu ke gendongannya.Kedua lengan Maya melingkari leher Ananda agar ia tidak hilang keseimbangan. Senyum pria itu terbit saat memeluk erat tubuh kekasihnya di dadanya, ia pun menggoda Maya, "Kencang betul megangnya ... apa takut jatuh, Sayang?"Wajah Maya merona malu, dia pun berkelit, "Kamu tinggi banget, Mas. Wajar dong kalau aku takut, iya nggak?" "Hmm ... aku seneng kok pos
"May, kamu sudah nggak pakai sepatu-sepatu high heels-mu yang cantik-cantik ini 'kan?" tanya Virna yang sedang menginspeksi kamar tidur Maya sebelum mereka beristirahat malam.Sepupu Maya yang berasal dari tali saudara adik perempuan mamanya itu memang sedikit berlebihan menurut Maya. Sok kenal sok dekat sih boleh, tetapi Virna seolah agak keterlaluan. Barang-barang miliknya yang memang dulu dia kenakan saat masih aktif berprofesi sebagai model diminta satu per satu oleh Virna. Padahal ini baru seminggu gadis itu menumpang di rumah orang tua Maya.Namun, memang high heels yang tersusun rapi di rak alas kaki di sudut kamar tidur Maya sudah dipensiunkan semenjak kedua kakinya lumpuh. Maya pun menjawab, "Kalau mau kamu pinjam boleh, Vir. Aku memang nggak pakai lagi sepatu-sepatu cantik itu.""Naaahh ... maksudku dari pada mubazir gitu lho, May! Kan mendingan dihibahin semua ke aku, bisa kupake ke kantor, ke mall, buat hangout ke cafe. Lebih bermanfaat pastinya—" Virna mengenakan sepasang
Saat sedang sarapan pagi, Virna yang duduk di samping Maya tak sengaja melihat wallpaper ponsel sepupunya itu. "Wah gantengnya! Siapa tuh, May? Jangan bilang mantan kamu juga deh," celetuk Virna dengan seenak perutnya.Mama Maya yang duduk di seberang mereka berdua mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh keponakannya itu. Setahunya dulu tidak ada pria lain yang menjadi mantan pacar selain Andre, puterinya itu sangat selektif dalam memilih pacar.Sebenarnya Maya enggan melayani kekepoan sepupunya di pagi hari. Namun, ia menghindari salah paham, maka ia pun menjawab, "Itu pacarku yang sekarang, namanya Mas Nanda. Dia juga yang merawatku fisioterapi kaki." "Ohh—jadi kalian cinlok begitu, perawat sama pasiennya?" simpul Virna sedikit iri kepada Maya karena wajah kekasih sepupunya itu sangat ganteng mirip bintang drakor favoritnya, Ji Chang Wok. Sebetulnya kalau tak ada mama papa Maya di meja makan itu, Virna ingin mengatakan bahwa Maya tidak pantas bersanding d
"Mbak Maya, silakan masuk ke studio! Fotografernya sudah menunggu Mbak di dalam," ucap Dina Feranita, manager baru Maya yang ditugaskan oleh bos New Looks Model Agency untuk mendampinginya."Ohh oke, Mbak Dina. Makasih," sahut Maya yang kemudian didorong kursi rodanya oleh Ananda ke dalam studio tempat pemotretan untuk poster iklan minuman ringan yang dibintanginya.Sepasang mata dengan alis berkerut mengikuti Maya dan Ananda. Ternyata Andre pun ada sesi pemotretan siang itu di studio foto yang sama. Memang dia dan Maya sudah putus sejak berbulan-bulan lalu. Bahkan, Andre sudah bertunangan dengan Sherrin. Namun, sosok Maya masih saja sulit untuk dilupakan olehnya. 'Cowok bertampang lumayan itu siapanya Maya ya? Kok nempel melulu sih kemana-mana?!' batin Andre kesal.Seorang pria bertubuh jangkung atletis sekitar berusia 30an tahun menghampiri Andre seraya berkata "Mas Andre, ayo kita mulai pemotretannya yuk. Model yang mau take picture kolab sama Mas sudah datang kok!""Ohh ... oke,
Hari itu Virna memang libur kerja magang karena memang mendapat jatah cuti sebulan sekali. Dia pun sengaja bangun siang. Suara ramai obrolan dari arah ruang makan terdengar hingga ke dalam kamarnya. Dia pun akhirnya pergi mandi sebentar di kamar mandi dalam yang ada di kamar tidurnya. Karena tidak berencana pergi kemana-mana, Virna hanya mengenakan tank top hitam dan celana hot pants berbahan kain kanvas warna beige. Dia memulas lip tint warna merah muda di bibir tipisnya dan juga bedak loose powder di wajahnya yang terawat. Kemudian Virna keluar dari kamar tidurnya untuk sarapan. Hampir mendekati meja makan dimana keluarga Maya duduk mengelilingi meja makan bundar itu, langkah Virna terhenti. Dia menangkap sosok pacar baru sepupunya yang mirip idola drakornya Ji Chang Wok. Wajahnya sontak terasa hangat dan merona seperti bertemu langsung dengan artis pujaan hatinya. Setelah meyakinkan dirinya bahwa penampilannya cukup sexy dan menggoda, Virna pun melanjutkan langkah kakinya ke mej
Serombongan karyawan magang di Hotel Cakrawala Indonesia berjalan bersama melintasi lobi luas hotel bintang 5 terkemuka di Jakarta itu. Mereka baru saja menyelesaikan apel pagi di ruang ganti karyawan yang dipimpin oleh manager hotel."Hey ... Stop! Tunggu rombongan top managemen lewat dulu—" Kepala maid hotel senior mengangkat tangan kanannya untuk menghentikan langkah anak-anak magang itu. Virna yang sok pede sok kecantikan pun melongokkan kepalanya melihat siapa yang berjalan paling depan di rombongan top managemen hotel bintang 5 tempat magangnya. Dia sontak terperangah melihat wajah pria muda ganteng itu. Virna memastikan sembari merogoh ke saku apronnya untuk mengambil ponselnya. Diam-diam gadis itu mengambil foto Ananda, dia yakin itu pria sama yang menjadi pacar sepupunya, Maya.Dia pun bertanya kepada kepala maid senior, "Bu Irene, siapa nama pria yang berjalan paling depan di rombongan tadi?"Wanita beriasan wajah tebal itu berdecak melotot kepada Virna. "Kenapa nanya-nanya
"May, aku punya fakta mengejutkan tentang pacarmu!" ucap Virna dengan senyum misterius saat dia menyambangi kamar tidur sepupunya sesudah mandi sore.Tentu saja Maya tertarik untuk mengetahui fakta apa yang diketahui oleh Virna. Ia pun menyahut dari depan laptop di meja tulisnya, "Ngomong aja, Vir. Emang penting banget ya?" Mengetahui reaksi Maya yang seolah tak peduli, ia pun semakin gemas ingin memberitahu sepupunya itu tentang siapa Ananda Kusuma sebenarnya. "Ananda itu bukan perawat biasa, May. Dia itu pemilik hotel dan mall Cakrawala Indonesia, bos tempat magangku saat ini," tutur Virna dengan nada lebay lalu memerhatikan respon Maya.Alih-alih terkejut, sepupunya itu malah tertawa ringan seolah menganggap Virna berhalusinasi. "Terserah kamu deh, Vir. Aku dengerin aja deh kamu mau cerita apa tentang Mas Nanda, tapi aku sambil nulis cerita ya!" balas Maya lalu fokus mengetik di atas keyboard laptopnya. Setahunya Ananda itu pemuda yang sangat sederhana gaya hidupnya, nah ... ini
Semenjak pertemuan Virna dengan Ananda hari itu, pekerjaan magang gadis itu dipindahkan di bagian house keeping kamar hotel dan dapur dimana tidak mungkin bertemu lagi dengan Ananda secara kebetulan. Memang pria itu sengaja mengaturnya demikian, dia tak suka ada pihak yang mengganggu hubungan rahasianya dengan Maya.Obat khusus Strong Feet Medication yang diberikan oleh Ananda memang rutin dikonsumsi oleh Maya. Hingga setelah sebulan pemakaian Mr. Claudio menyarankan agar Ananda mengajak Maya terapi berjalan dengan palang ganda di kanan kiri tubuhnya sebagai tumpuan. Maka ia pun menyewa fasilitas fisioterapi di rumah sakit milik sahabatnya untuk Maya."Bu Melita, saya antar Maya dulu ya ke Rumah Sakit Dharma Medika," pamit Ananda dari dalam mobil Avanza milik mama Maya.Nyonya Melita melambaikan tangan kanannya melepas kepergian puterinya bersama perawat fisioterapi yang dia harapkan bisa jadi calon menantunya itu dari teras depan rumah.Ketika mobil Avanza itu melaju, Maya pun bertan