Home / Romansa / Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku / Ingin Bersamanya Setiap Waktu

Share

Ingin Bersamanya Setiap Waktu

last update Last Updated: 2023-02-27 11:59:36

Jalan macet sore itu. Suara klakson kendaraan beberapa kali terdengar. Mereka, para pengemudi tidak sabar untuk bisa tiba ke tempat tujuan. Begitu juga denganku. Ya, aku harus menjemput Naura dan ibunya di bandara. Tak ingin di a risau menunggu, akhirnya aku mengirimkan pesan kalau sedang terjebak macet. Satu jam berlalu, akhirnya aku tiba di tempat tujuan.

Dari jauh, aku memandang di depan terminal kedatangan. Naura mengirimkan pesan kalau dirinya sudah berada di depan. Dari jauh, aku memandang, seorang wanita dengan mengenakan atasan tunik berwarna jingga dan bawahan leging berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

Wanita itu masih sama seperti terakhir kali aku melihatnya. Hanya saja, penampilannya kini lebih dewasa.

“Naura.” Dadaku berdebar hebat ketika mendekati wanita itu. Sama seperti ketika pertama kali aku menyatakan cinta padanya.

“Angga.”

Pandanganku berpindah pada wanita yang ada di samping Naura. Segera kuraih tangan wanita itu dan menciumnya takzim.

Tanpa basa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Lebih Baik jadi Pembantu

    POV MIRAPagi itu, usai Mas Angga berangkat kerja, kembali bergelut dengan kegiatan monotonku. Segala kegiatan yang berurusan dengan rumah. Hari ini, jadwal aku belanja. Bahan makanan yang ada di kulkas sudah mulai menipis. Aku keluar dengan membawa serta Zahir. Biasanya kami ke pasar mengendarai motor metik. Zahir duduk di depan. “Mbak Mira, sibuk terus, ya? Tiap minggu selalu ke pasar sendiri?” tanya Bu Sari tetangga sebelah ketika kami hendak menyeberang jalan. Wanita itu juga sedang hendak menyeberang. Tak menghiraukannya, aku memilih untuk melajukan motor. Menanggapi wanita itu justru akan menimbulkan pertanyaan baru darinya. “Zahir, kamu senang.” Sejenak aku melirik bocah kecil yang mengenakan helm berwarna biru dengan gambar kartun. Zahir sangat senang, bila aku mengajaknya naik motor. Bocah itu akan berceloteh riang di sepanjang jalan. Tak butuh lama, kami tiba di pasar. Kebetulan letak pasar tak jauh dari rumah kami. Hanya butuh waktu tidak lebih dari tiga puluh menit

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Dalam Sehari Dia Pasti Kembali

    POV Angga“Ok. Pergi sana. Aku juga tak membutuhkanmu!”Wanita itu benar-benar menguji kesabaranku. Paling juga dia hanya menggertakku. Kalaupun pergi, dalam sehari dia pasti akan balik lagi.“Baik, Mas. Aku akan pergi dari sini.”Wanita itu berjalan masuk kamarnya. Tak peduli aku ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat. Rasanya sangat lelah setelah seharian bekerja. Namun, rasa lelah itu sedikit terbayarkan ketika aku bersama Naura.Kunyalakan shower dan membasahi diri dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seketika aku merasakan tubuh kembali segar.Setelah badan kembali segar, aku duduk bersandar ranjang. Kuambil ponsel yang tadi kuletakan di atas nakas. Ada sebuah pesan dari Naura.“Terima kasih untuk hari ini.”Di akhir pesan dia menyelipkan emotikon hati.Segera aku mengetikan pesan balasan untuk Naura. “Untukmu apa yang tidak mungkin, bila kamu memintaku untuk menyeberangi lautan pun akan aku lakukan.”Tanpa menunggu lama, terlihat tanda centang biru. Tampak juga aktiv

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Andai

    POV MiraLangkah kakiku lambat kala itu. Bukan hanya karena takut karena gelapnya malam, tapi juga karena sedikit kepayahan. Bagaimana tidak? Satu tangan kugunakan untuk menopang tubuh Zahir yang tertidur lelap, sedang satunya membawa koper berisi pakaian dan barang-barang kami. Malam itu jalanan sudah sepi. Tak ada angkutan atau ojek. Bingung hendak menuju rumah Mama Santi mengendarai apa, akhirnya aku putuskan paling penting jauh dari Mas Angga terlebih dahulu. Beruntung, aku memiliki sejumlah uang. Sisa belanja selama ini dan beberapa pemberian Mama Sandra untuk Zahir. Aku tak pernah menggunakan uang pemberian Mama itu dan menyimpannya jika suatu saat dibutuhkan. Merasa lelah, aku duduk di depan pagar sebuah rumah. Aku membuka ponsel dan membuka aplikasi berwarna hijau untuk mencari ojek atau taksi daring. Beruntung masih ada taksi daring yang lokasinya tak jauh dariku. Tak butuh waktu lama, taksi yang aku pesan tiba. Pengemudi membantuku membawakan koper ke mobil. Setelahnya m

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hidup Bagai Sebuah Boneka

    “Tante.” Naura menghampiri Mama. Wanita itu mengulurkan tangan pada Mama. Namun, tak mendapat balasan. Suasana seketika berubah canggung. Apalagi pelanggan yang berada tak jauh dari kami memandang dengan tatapan tak suka.Merasa tak enak, aku meraih tangan Naura. Mengajaknya menjauhi Mama sebentar. Ketika melakukannya, aku bisa melihat Mama menatap kami tak suka.“Mas ada apa?” Naura memandangku penuh tanya.“Naura, maaf atas sikap Mama. Sebenarnya Mama sedang marah padaku.”Aku coba menjelaskan pada Naura. Pada akhirnya aku meminta Naura untuk pulang sendiri naik taksi daring. Awalnya dia menolak dan bersikukuh ingin membantu menyelesaikan masalahku dengan Mama. Aku menolaknya, karena tak mungkin dia bisa melakukan hal itu. Karena masalahku dengan Mama adalah dia.“Baiklah. Aku akan pulang sendiri. Lekas baikkan dengan Tante Sandra. Jadilah putra penurut.” Beruntung Naura tak curiga dengan sikap Mama.“Aku akan melakukan apa pun yang kamu minta.” Sebisa mungkin aku tetap tersenyum di

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Tak Ada Pilihan Lain

    Pov AnggaMama Santi diam. Wanita itu mempersilakanku untuk masuk rumah dan berbicara di dalam. Aku menatap ke sekeliling. Sepi. Tak ada tanda-tanda Mira dan Zahir. Mungkinkah wanita itu dan putranya tak ada di dini. Lalu di mana mereka. “Silakan duduk, Nak Angga. Biar mama buatkan minum dulu,” tawar wanita itu. “Tidak perlu, Ma. Kebetulan Angga baru saja minum. Kedatangan Angga hanya ingin mencari Mira dan membawanya pulang.” Wanita itu tak menimpali dan memilih berjalan meninggalkanku menuju dapur. Aku menatap setiap sudut ruang tamu. Rapi. Sama seperti Mira. Dia selalu menata rapi rumah. Ketika memandang, tanpa sengaja aku melihat sebuah mainan tergeletak di lantai. Mobil mainan milik Zahir. Mereka ada di sini. “Ada masalah apa di antara kalian?” tanya Mama yang membawa nampan berisi minuman. “Hanya ada sedikit kesalahpahaman di antara kami.” Mama Santi meletakan cangkir berisi kopi di atas meja. Beliau lalau duduk di kursi yang ada di sampingku. “Maaf, bukannya mama ingin

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Masa Depanku, Ada Di Tanganku

    Argh!Aku meninju kemudi mobil. Hal itu membuat klakson berbunyi. Pikiranku kalut. Semua yang terjadi membuatku gila. Mama Sandra, mertuaku, dan Mira. Entah kenapa bisa jadi begini. Kacau semuanya! Papa pasti akan sangat marah, bila mertuaku itu mengadukan semua yang terjadi. Bodohnya aku yang mengatakan hal itu. Argh! Aku mengacak rambut. Setelahnya, aku melajukan mobil tanpa arah. Ya, aku butuh hiburan malam ini.Mobil yang aku tumpangi akhirnya terhenti di sebuah taman kota. Karena sudah larut, para penjual juga sudah mulai berkemas dan pulang. Apalagi malam tahun baru kali ini tak boleh ada acara apa pun. Tak ada perayaan. Jadi semua sepi. Aku turun dari mobil, karena haus, aku berjalan menghampiri penjual minuman yang juga sedang berkemas. Beruntung pria yang ditaksir berusia 50 tahunan itu masih mau melayani.Satu buah air mineral dengan kemasan botol sedang dan minuman bersoda yang aku ambil. Aku lalu menyodorkan uang pecahan dua puluh ribuan dan meminta pria itu untuk men

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pria dengan Mobil Lamborgini

    POV Angga“Gua malam ini mau menginap di rumah Lo.” Orang yang pertama aku hubungi adalah Heri. Alasannya, karena dia tinggal sendiri. Hanya di tempat dia aku tak sungkan untuk menginap. “Ada apa? Tumben Lo mau nginap di tempat gua? Enggak salah?” Selama ini aku memang belum pernah menginap di rumah teman-temanku. “Bacot, Lo!” “Eh, Lo kalau mau ke sini jangan lupa bawa minuman beserta camilannya.” Mendapat persetujuan darinya, aku membuka aplikasi ojek daring yang beberapa saat lalu baru aku unduh. Sebelum ke rumah Heri, terlebih dahulu aku menuju mesin anjungan tunai untuk mengambil sejumlah uang. Rencana, esok hari aku hendak mencari kontrakan. “Ngga, ternyata Lo beneran mau menginap di rumah gua?” Heri tampak terkejut melihat kedatanganku. Awalnya dia mengira aku hanya main-main dengan ucapanku. “Nih!” Aku menyerahkan minuman ringan dan makanan yang sempat aku beli di jalan. “BTW, Lo enggak bawa mobil?” Heri tampak celingukan mencari keberadaan mobilku di halaman rumahnya.

    Last Updated : 2023-02-27
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Demi Kebaikan Bersam

    Perkataan Mas Angga yang menyebutku sebagai buah busuk. Terasa menyakitkan. Memang aku ini sudah busuk. Namun, tak semua busuk tidak bisa dimakan. Terkadang ada bagian buah yang masih segar, bila dibersihkan dan dibuang bagian busuknya akan bisa di makan.Bukan hanya buah, begitu juga dengan manusia. Andai ada seseorang yang datang mengulurkan tangan dan membantu untuk kembali dalam kebaikan. Maka sikap buruk perlahan akan terkikis. Kemudian kebaikan perlahan akan menggantikan.Aku pun berusaha mencegah kepergian pria itu. Namun, sia-sia. Aku hanya bisa memandang pria itu pergi meninggalkan rumah yang diklaim milikku itu. Bahkan aku masih tak paham, ketika dia mengatakan kalau Mama Sandra sudah menceritakan semua padaku. Menceritakan tentang apa?Badanku terasa lemas, ketika mengingat alasan pria itu menikahiku. Dipaksa Mama Sandra. Aku tak menyangka Mama akan melakukan hal itu. Padahal Mas Angga juga putranya. Mereka sudah hidup bersama selama puluhan tahun.Aku berkali-kali menyeka

    Last Updated : 2023-02-27

Latest chapter

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Yang Terbaik untuk Semua

    Di halaman, Zahir tampak begitu bahagia bermain dengan Mas Angga. Mereka berdua bergantian menendang bola plastik. Zahir tertawa lepas, ketika dia berhasil menendang bola yang dioper Mas Angga. Hah! Mungkin keputusanku memang yang terbaik. Aku menolak permintaannya untuk kembali. Bukan karena tak setia. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kami agar tak ada yang tersakiti. “Hubungan suami-istri memang bisa terputus, tapi hubungan kakak-adik tak akan pernah terputus.” Itu yang aku katakan pada Mas Angga. Boleh saja, pria itu tak menganggapku sebagai seorang istri. Paling tidak dia mau menerimaku sebagai seorang adik. Kembali meniti rumah tangga dengannya rasanya tak mungkin. Sudah cukup aku menyakitinya. Aku juga tak ingin masalah baru terjadi. Iya, semua yang dekat denganku akan menderita. “Kamu itu bodoh atau dungu?” Nenek menunjuk mukaku. Walaupun hati rasanya sakit mendengar perkataannya, aku coba bersabar. Apalagi beliau ibu dari Papa. “Harusnya kamu bersyukur masih

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali 2

    “Pa, boleh berhenti sebentar,” pintaku ketika mobil yang kami tumpangi melewati toko mainan.“Ada apa?” tanya Papa.Aku mengutarakan keinginanku untuk membelikan mainan Zahir. Namun, Papa melarangku turun. “Biar Papa saja yang beli.”Tanpa menunggu persetujuan dariku, Papa keluar. Pria itu berlari memasuki toko. Tak berselang lama, beliau kembali dengan dua boneka yang sedang viral di tangan. Boneka boba berwarna merah muda dan biru. Papa sengaja membeli dua, satu untuk Zahir, satunya lagi untuk Shakira.Kali ini hanya Papa yang bersamaku. Pagi tadi, usai tahu aku diperbolehkan pulang, Mama Santi pulang lebih dulu. Hendak membereskan kamarku katanya. Mobil kembali melaju. Aku memejamkan mata. Menyiapkan diri untuk bertemu orang yang aku benci. Nenek. Orang yang kuanggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri ini. Selama berada di rumah sakit, wanita itu tak menjengukku.“Mama.” Baru saja mobil memasuki halaman, Zahir berlari mendekat, disusul Mama San

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali

    Bab 31“Mira.”Ketika terbangun, Mama Santi sudah berada di sampingku.Aku coba untuk bangun. Melihat hal itu, gegas Mama membantuku duduk. Beliau juga meletakan bantal di belakangku. Tak lupa aku berterima kasih pada beliau.Mata wanita yang sudah kembali duduk di kursi yang ada di samping ranjang itu tampak merah. Pasti beliau baru saja menangis. Lagi-lagi aku merutuki diri. Karena aku, semua terluka.“Mir, kenapa tak pernah cerita pada kami. Kenapa kamu tanggung sendiri semua ini.”Mama menyayangkan keputusanku menemui Pak James. Beliau pasti sudah tahu dari Ali. “Ma, jangan menangis. Mira tak apa-apa.” Aku meraih tangan Mama dan menggenggamnya. Tubuh wanita itu berguncang. Dia memang bukan Mama kandungku, tapi dia orang pertama yang merangkul ketika tak ada orang yang mau menerima hadirku. Beliau orang yang mengajarkan untuk menjadi lebih baik lagi.“Tidak apa-apa.” Mama tampak marah. “Lihat dirimu!” Beliau menunjukku. “Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu? Bagaimana nasib Zahi

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Sekali Hina, Tetap Hina

    POV MIRASekali Hina, Selamanya Hina“Zahir bukan putramu!”Aku memandang pria itu nyalang. Tak terima kalau dirinya mengaku sebagai ayah Zahir. Aku tidak mau, putraku itu memiliki ayah seperti dia. Memang diriku juga hina, tapi tak seluruhnya kesalahan diri ini. Semua terjadi karena Jodi.“Apa katamu?” Jodi kembali mengungkit kejadian masa lalu.“Belum pasti kalau dia putramu. Bilamana itu benar, aku tak akan membiarkan kamu membawanya,” tantangku.Ya, tak akan kubiarkan putraku itu jatuh ke tangan Jodi. Aku tidak ingin bocah imut itu mendapat didikan yang salah. Bila pun benar Jodi adalah ayah biologis Zahir, segala cara akan aku lakukan agar Zahir tak jatuh ke tangannya. Aku yang mengandung, dan membesarkannya seorang diri walau menahan malu dan hinaan dari para tetangga.“Ok. Fine. Aku tak akan mengusik kehidupanmu, tapi puaskan aku malam ini!” Pria itu berjalan mendekat. Seketika aku berlari ke arah pintu. Tak kubiarkan Jodi kembali membawaku ke lubang dosa yang sama.“Cek! Suda

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Dia Putraku

    POV MIRADia PutrakuAku mematut diri di cermin. Penampilanku begitu beda dengan riasan sedikit tebal. Sejenak, aku memandang tas kertas yang berisi gaun pemberian Pak James. Gaun itu tak hanya terlalu pendek. Bagian dadanya juga terbuka. Aku membeli pakaian yang lebih tertutup dengan uang pemberiannya. “Sudah selesai.” Wanita berparas cantik dengan celana jeans dan kaos dengan nama salon itu memutar tubuhku menghadapnya. “Cantik sempurna. Mbak pasti hendak bertemu tunangan atau pacarnya mungkin. Wah! Beruntung sekali pasangan Mbak memiliki wanita secantik ini.”8 Aku tak menanggapi perkataan wanita itu. Tak mungkin juga aku mengatakan kalau diri ini akan menjual diri. “Terima kasih, Mbak.” Aku pergi meninggalkan wanita itu. Sebelumnya aku membayar ke kasir terlebih dahulu. Sebelum keluar salon, terlebih dulu aku memesan taksi daring Pikiranku berkecamuk. Aku kembali memandang diri melalui kaca yang ada di atas kepala sopir taksi. Ah ... apa gunanya aku menutup aurat, bila pada ak

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pria Bodoh

    POV AnggaAku rasanya sangat membenci Mira. Karena dia, aku mendekam di penjara. Ah ... bagaimana bisa, aku terjebak dalam pernikahan ini. Harusnya aku tegas dalam menolak perjodohan dulu. Harusnya aku pergi dari rumah itu. Ibarat jatuh tertimpa tangga. Bukan hanya kehilangan Naura, aku juga harus mendekam di penjara. Argh! Dua narapidana yang berada dalam satu sel denganku memandang ketika aku berteriak. Rasanya kepala dan dadaku tertimbun ribuan batu. Berat. Papa Yuda juga sekali tak menjengukku. Mungkin, pria itu malu dan kecewa memiliki putra sepertiku. Apalagi, beliau merupakan abdi negara. Bukan hanya memikirkan diri sendiri. Aku juga kalut ketika Mama Sandra terkulai saat polisi membawaku paksa. Dari kejadian yang menimpa diri ini, aku bisa melihat rasa cinta yang tulus dari seorang ibu untuk anaknya. “Ma, maafkan Angga.” Ada sedikit sesal, ketika mengingat diri ini pernah marah pada Mama. Terutama ketika wanita itu membicarakan Mira. Memang, wanita itu baik. Dia perhati

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Terpaksa Menerima

    Membaca pesan pria itu, seketika wajahku memanas. Napas naik turun. Dada terasa sesak. Rasanya aku ingin berteriak. Memang, sekali kertas ketumpahan tinta, kertas itu tak akan kembali bersih. Begitu juga denganku, yang berusaha menjadi baik, tapi bayang-bayang masa lalu selalu menghantuiku. Sebisa mungkin, aku berusaha menahan air mataku agar tak tumpah.Surat dari Pak James, lekas aku simpan ke dalam paper bag dan meletakan benda itu ke lantai samping nakas.Aku memandang Mama. Wajah yang selalu terlihat tegas itu kini terlihat pucat pasi. Rasanya seribu kali, aku meminta maaf tak akan cukup. Ya Allah, berikan kesembuhan untuk mamaku. Bila kami berkehendak, biar aku yang menanggung rasa sakitnya.Mulutku tak henti-hentinya melantunkan doa demi kesembuhan Mama Sandra. Wanita itu masih tergolek berdaya. Alat bantu pernapasan memang sudah dilepas. Namun, detak jantungnya belum kembali normal.Ya Allah, karena dosa yang hambamu ini perbuat, keluarga hamba menderita. Ternyata karmamu itu

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam 2

    Gegas, aku memesan taksi daring lalu pulang.Setibanya di rumah, aku disambut Zahir yang asyik main mobil bersama Shakira di halaman.“Mama.” Bocah kecil mendekat seraya mengulurkan tangan memberi salam. Kuhujani bocah kecil itu dengan ciuman sebelum pamit untuk membersihkan diri.“Mira. Kamu tidak ke rumah sakit?” tanya Mama Santi saat kami berpapasan di depan pintu utama.Aku menjawab pertanyaan Mama dengan menggeleng.Beliau lantas menjelaskan padaku kalau Mama Sandra tadi menelepon. Beliau memberi kabar kalau Angga diperbolehkan pulang. Namun, setelahnya Mama Sandra menangis.Mendengar hal itu jantungku seakan berhenti. Mas Angga tidak akan pulang ke rumah melainkan ke penjara. Karena itu Mama Sandra menangis. “Mir, ada apa?”Mama Santi belum tahu kasus Mas Angga. Lekas aku menggeleng lalu pamit pada beliau untuk ke rumah sakit. Gegas aku berlari ke arah motor yang terparkir di halaman dengan kunci yang masih mengantung pada tempatnya. Kulajukan motor dengan kecepatan penuh. Le

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam

    Bab 26POV MIRAHasrat SATU MALAMCukup lama kami menunggu orang yang dimaksud oleh Naura. Bahkan, kopi yang tadinya berasap kini berubah dingin.Satu persatu orang yang tadi berada di kafe, silih berganti. Sudah lebih dari setengah jam, kami menunggu. Aku pun bertanya pada Naura, kenapa orang itu tak kunjung datang.“Dia sedang dalam perjalanan,” kata wanita yang sibuk dengan ponselnya.Sedari tadi, kami memang duduk bersama. Naura lebih banyak mengacuhkanku.“Naura, apa kamu tidak bisa berbicara sendiri dengan Pak James.”“Aku sudah coba. Dia sendiri yang meminta untuk berbicara denganmu.” Pandangan Naura tiba-tiba beralih pada pintu masuk kafe. Aku ikut memandang ke mana arah mata wanita itu. Seorang pria memakai jas hitam masuk. Pria itu melambaikan tangan pada Naura. Naura hanya menganggapi dengan senyuman.Beberapa pengunjung wanita lain juga ikut memandang ke Pak James. Sepertinya mereka terpana dengan ketampanan pria itu. Dia tak hanya tampan, dia juga kaya. Wanita mana yang t

DMCA.com Protection Status