Bahagianya Kertajaya telah kembali bertemu dengan Wiro Sabrang di istana Jenggala. Ia telah menyadari betapa pentingnya persatuan dengan semua raja di tanah Jawa untuk mengantisipasi kedatangan pasukan dedemit yang suka campur tangan ke dalam kehidupan manusia.
"Maafkan aku Wiro" kata Kertajaya kepada putranya yang sudah mengusir pasukan iblis dari istana Singosari. Bayurekso dan Surogeni yang sudah selalu mengikuti langkah Wiro Sabrang diperkenalkan dengan kerabat Wiro yaitu Kertajaya raja Singosari. Kertajaya memandang hormat kepada seorang pertapa tua berambut putih yang berdiri disamping Wiro Sabrang. Pastilah beliau seorang begawan yang berilmu silat tinggi. Kata Kertajaya dalam hati. Apalagi Surogeni yang juga berpakaian sama dengan Wiro Sabrang, tampaknya juga seorang pendekar dari jaman purba yang pernah akrab dengan putra Kertajaya. "Ini sahabat hamba dari gunung tujuh." kata Wiro sambil menunjuk ke arah Surogeni yang berambut bTernyata pendekar yang Arogan bertubuh seperti Samson itu memang sangat digjaya dan punya pasukan bertubuh sama. Mereka datang dari Mongolia ingin menakhlukkan semua raja dari Mindanau hingga Borneo, sekarang masuk tanah Jawa. "Sanjaya, mana pendekar jagoanmu, suruh hadapi aku, Goliat dari Gong Xi." kata pendekar yang bertubuh gempal itu sambil memukul dadanya brrkali- kali. Tentu saja Sanjaya ikut panik karena pendekar yang datang itu tak sekedar pamer kekuatan tetapi sudah menangkap beberapa prajurit Jenggala dan menyiksanya dengan membanting tubuhnya ke tanah hingga terdengar jeritannya ke telinga raja itu. "Bagaspati!!" panggil Kertajaya kepada seorang pengawalnya yang bertubuh besar dan sangat sakti. Yang namanya dipanggil langsung melompat ke tengah arena dan memukul tubuh Goliat bertubi- tubi. "Hiyat hiiyyaaat hiaaatt!!" "Bukk Bukk Bukk!!" Dipukuli perut dan wajahnya oleh gen
Istana Singosari kembali bangkit setelah Kertajaya berhasil membujuk Wiro Sabrang kembali bergabung. Singojati dan Singoyudo yang semula merasa cemburu karena tidak dianggap oleh ayahanda, sekarang sadar bila apa yang dikatakan ayahnya itu benar. Kerajaan butuh pusaka untuk kejayaan dan kewibawaan rakyatnya. Akan tetapi seorang pujangga penasehat dan panglima perang yang berilmu tinggi seperti Wiro Sabrang sangat dibutuhkan. Terlebih Wiro Sabrang masih terhitung punya trah keturunan dari keluarga kerajaan. "Hamba sudah pasang bendera umbul- umbul dan woro- woro untuk perayaan istana Romo prabu" kata Singoyudo. "Undang seluruh warga Karang Gunung untuk berkumpul di alun- alun ikut pesta" Para prajurit sudah pasang bendera warna- warni di sepanjang Beteng dan dan woro- woro ke seluruh kampung untuk berkumpul pesta jumenengan dan adakan lomba bela diri. Singoyudo dan Singojati meminta nasehat kepada Wiro Sabrang caranya melatih para tamtama b
Sayemboro beladiri yang digelar kerajaan Singosari memang untuk merekrut tamtama yang telah terhenti sejak diduduki raja iblis Banaspati. Kini sudah lebih duapuluh orang masuk seleksi. Cocak Anggoro yang akhirnya bisa mendapat simpati dari para pengunjung karena bisa bermain simpatik sudah memilih para pendekar baru. Namun tiba- tiba datang seorang seorang utusan dari kerajaan baru di lembah gunung Bromo yaitu istana Mojo Songo. Kedatangan caroko itu jelas mengejutkan Kertajaya karena raja Raden Widegsa adalah calon besannya. "Ada apa kisanak?" " Punten dalem Sewu Gusti/ Beribu maaf tuan, kedatangan hamba ke Singosari adalah ingin memberitahu bila lamaran Raden Singoyudo telah ditolak oleh Gusti Ridegsa" "Apa?" Sontak Kertajaya merasa kecewa dan diremehkan oleh kerajaan kecil Mojo Songo. Apakah karena Singosari sedang berduka cita telah dikuasai raja Iblis Nanaspati? Gumam Kertajaya dalam hati. Ata
Pasukan dari Singosari sudah sampai di wilayah pegunungan Batu ketika bertemu dengan pasukan yang berangkat dari Kraton Mojosongo. Pasukan Singosari yang jumlahnya lebih banyak dari prajurit Mojosongo tentu besar kepala pasti dengan mudah menakhlukkan kerajaan kecil itu. Tetapi Mojosongo kini bukan lagi kerajaan kecil yang lemah dan kalah. Pendekar Gendir Bumi yang masuk ke dalam Kraton itu telah menguasai hampir seluruh kekuatan tentaranya. Bagaspati yang memimpin penyerbuan ke wilayah Utara menghentikan langkah kudanya ketika melihat pasukan berkuda yang dihadapinya. "Serbuuuuu!!" Pertarungan itupun pecah ketika prajurit Singosari sudah sampai di perbatasan. Ratusan prajurit Singosari tidak mudah mengalahkan pasukan Mojosongo yang ternyata terdiri dari pendekar yang kebal senjata. Yang menggelisahkan Bagaspati ketika pasukannya berjatuhan terkena serangan dari pasukan Mojosongo. Sosok pendekar dengan tubuh gempal setinggi 3 m
Bagaspati yang berlari menghindar dari kejaran musuh yang terus membantai pasukan Singosari akhirnya memeluk tubuh Wiro Sabrang yang berdiri tegap memandang ke arah sepak terjang pasukan Gendir Bumi. "Wiro.. tolonglah Wiro" "Hiiiiaaaattt!!" Sebuah tendangan kaki pasukan Gendir Bumi menyodok punggung Bagaspati hingga maha Patih itu terjerembab. Sedang Wiro Sabrang membiarkan Bagaspati menikmati kesakitan tubuhnya dihajar pasukan Gendir Bumi. Wiro Sabrang mendorong kedua telapak tangannya menyalurkan pukulan tenaga dalam ke arah iblis Gendir Bumi yang berani mengusik posisinya. Iblis Gendir Bumi itu jumlahnya lebih dari sepuluh dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Tapi ketika mendapat serangan angin panas dari Wiro Sabrang, mereka terpental hingga melayang ke angkasa. "Hiiiiaaaahhhh!!" "Aaaaaccchhh.'" Bagaspati yang sangat sulit untuk bangun karena punggungnya terasa seperti remuk oleh tendangan dari pasukan Gendir Bumi memohon Wiro Sabrang
Singosari benar- benar kembali kisruh tak ada seorangpun prajurit yang tersisa dari peperangan di gunung Batu. Sedang Kertajaya dan Sentanu tak kuasa menahan serangan iblis Gendir Bumi dan pasukannya menyerang ke dalam istana. Hanya pengawal yang berjaga di sekitar Beteng itupun berlarian menyelamatkan diri dari serangan musuh. "Bagaimana ini bipo Sentanu?" Kalau sedang terdesak dan berada dalam persembunyian, Kertajaya memohon- mohon kepada Sengkuni. "Wiro Sabrang segera datang Gusti" Terdengar suara petir menyambar langit menggelegar ketika Wiro Sabrang datang. Suar angin kencang yang menderu sangat dahsyat pertanda ada jin setan yang datang. Wiro Sudah memburu ketika Gendir Bumi yang sudah binasa itu kembali hidup menyerang Singosari. Tinggal Bagaspati yang nerapat dipunggung Wiro Sabrang karena ketakutan melihat gerakan Gendir Bumi yang sangat cepat dan dahsyat. Sudah ratusan prajurit Singosari yang tumbng dan bersera
"Apakah Gusti ingin Singosari diduduki raja iblis Gendir Bumi seperti Banaspati yang telah membuat sengsara seluruh rakyat,?" tanya Sentanu. "Itu tidak mungkin Bopo. Sekarang ada Wiro Sabrang putraku." Wiro Sabrang telah berhasil mengusir seluruh pasukan Gendir Bumi. Tapi lebih dari separoh prajurit dari Singosari mati dalam peperangan melawan pasukan dari kerajaan Mojo Songo. "Bagaspati.. bagaimana dengan pasukan yang kau bawa? Kemana mereka pergi? Kenapa kau biarkan bala tentara Singosari gugur dalam pertempuran, sedang kamu selamat?" "Ampuun Gusti, hamba sebenarnya juga sudah hampir mati kalau tidak ditolong Wiro Sabrang." "Semua sudah digariskan penguasa kehidupan alam semesta. Seperti burung gagak yang tiba -tiba terbang dari Utara ke langit selatan" kata Sentanu mengingatkan peristiwa sebelum mendengar berita duka ini" "Ohh..Seluruh kekuatan Singosari telah lenyap. Tolong aku Bopo Sen
"Maesa Danu" Gumam Wiro Sabrang dalam hati. Laki- laki bertubuh tegap dengan baju rompi terbuat dari kulit sapi dan berpakaian bawah kain batik bersulam sutra menampilkan bahwa ia adalah orang bangsawan dari Monggolia. Logat bahasanya yang campur aduk itu tidak bisa ditangkap oleh prajurit Singosari. Tapi Kebo Marcuet mempersilahkan dengan bahasa isyarat yang sopan sebagai guru sekte putih. "Apa keperluan kisanak mencari aku?" tanya Kebo Marcuet yang mengaku sebagai Kertajaya. "Aku ingin mencoba kesaktian mu sebagai pimpinan perguruan harusnya kamu seorang jago kungfu hebat." "Bolehlah kalau kamu ingin mencoba, kita sama- sama berlatih." Namun baru saja Kebo Marcuet pasang kuda- kuda dan memulai gerakan jurus awal, tiba- tiba Maesa Danu sudah menyerang dengan gerakan sangat cepat. "Hiiiiaaaaattt!!!" "Heit.. heit Heit yaaah" "Glasaaarrr!!" Kebo Marcuet jatuh ke bela