Share

BAB 606

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pulau Kabut Abadi.

Bernard dan Roger tampak keluar dari sebuah kepompong tebal yang bagian luarnya terlihat setengah hancur. Ekspresi keduanya tampak bingung awalnya dan perlahan menjadi tercengang saat menyadari pemandangan di pulau kabut abadi.

Keduanya selamat berkat adanya kepompong ulat sutera yang melindungi tubuh mereka dan sekaligus memulihkan semua cidera mereka. Sayangnya, kepompong ini sudah rusak beberapa menit sebelumnya, sehingga tidak berhasil memulihkan kondisi mereka sepenuhnya. Tapi, itu saja sudah jauh lebih baik bagi keduanya, yang hampir saja kehilangan nyawa mereka saat berhadapan dengan Arnold beberapa saat sebelumnya.

Beruntung, kedatangan Alis Singit telah menyelamatkan nyawa mereka. Sepertinya, kepompong ulat sutera yang telah menyelamatkan nyawa mereka itupun, juga karya Alis Singit.

"A-apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Ujar Roger tercengang melihat pemandangan di sekitar mereka. Jika saja mereka tidak melihat kabut yang cukup samar di pulau tempat mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 607

    Tidak lama, Bernard menemukan pil yang dimaksud oleh Alis Singit. Itu merupakan satu-satunya pil yang terdapat dalam kantung celana Alis Singit. Hanya saja, karena kondisi Alis Singit yang sudah berubah sangat bengkak seperti gajah, membutuhkan sedikit usaha ekstra untuk bisa menemukannya.Ketika melihat bentuk pilnya, Bernard terkejut, "Bukankah ini adalah pil regenerasi raga?""Kamu tahu pil ini! Baguslah! Sekarang, cepat masukan pil ini ke mulutku!" Perintah Alis Singit tidak sabar.Meski tampak kesal dengan cara Alis Singit memerintahnya, Bernard lagi-lagi hanya bisa menuruti permintaan Alis Singit dan memasukkan pil regenerasi raga ke dalam mulut Alis Singit. Ada sedikit kecemburuan dalam mata Bernard saat melihat pil dewa seperti itu masuk ke dalam mulut Alis Singit. Ia tahu, jika pil ini sangat langka dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Dalam buku kuno yang ia baca, ada tiga pil regenerasi berlevel dewa yang pernah ada di dunia ini. Entah siapa pembuatnya, namun pil ini me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 608

    "Ratu, anda tidak apa-apa?" Para dayang tampak menkhawatirkan kondisi Amanda dan segera membentuk perisai manusia untuk melindungi Amanda."Cepat, lindungi ratu!"Saat yang lainnya memeriksa kondisi Amanda, sisanya segera berjaga disekitar Amanda dan bersiap untuk menyerang Arnold. Di sisi lain, Arnold segera menyadari situasinya tidak semudah yang dilihatnya. Melawan seratus, dua ratus kultivator level Unrivalled, mungkin ia masih bisa percaya diri dengan kekuatannya yang sekarang. Namun, tidak sama halnya jika jumlah lawan yang akan ia hadapi seribu lebih kultivator level Unrivalled.Bagaimanapun, Arnold bukan tuhan yang mampu mendatangkan kiamat dan melenyapkan siapapun yang ia inginkan.Tanpa menunggu musuh menyerang terlebih dahulu, Arnold segera merapal jurus andalannya.Dalam sekejap, seluruh area dalam radius satu kilometer segera dipenuhi oleh aura gelap yang sangat kental. Suhu malam semakin turun hingga ke titik beku dan membuat siapapun jadi merinding dan merasa dingin d

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 609

    Amanda segera mengerahkan jurus puncaknya.Dalam waktu singkat, cahaya kebiruan bersinar terang menyelimuti tubuh Amanda dan udara di sekitarnya turun lebih drastis, sampai di bawah titik beku. Seiring dengan jurus yang dirapalnya, tampal partikel-partikel biru bertebaran di sekitar Amanda dan menyebar hingga radius dua seratus meter di sekelilingnya.Meski kecil dan hampir tidak terlihat, namun satu partikel ini dapat membekukan seekor gajah dalam sekejap. Ini merupakan salah satu teknik puncak dari jurus es ratu Iduna.Melihat Amanda merapal jurus terkuatnya, Arnold hanya mencibir dan meremehkan. Di dalam perisai alam ruh, kekuatannya adalah satu-satunya yang memegang kendali dan memang, saat itu Amanda kesulitan untuk merapal hingga puncak jurus es tingkat tertingginya. Aura gelap yang memenuhi seluruh pulau, menghambat Amanda untuk memaksimalkan kekuatan esnya.Kondisi tersebut membuat Amanda tidak puas. Jika ia tidak dapat menghimpun kekuatan puncaknya, bagaimana ia bisa menghada

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 610

    Prajurit istana es Abadi tercengang dan semakin tidak tenang. Mereka harus berpacu dengan waktu demi bisa menyelamatkan ratu mereka. Salah seorang dari mereka berceletuk, "Raja pendamping, apa tidak bisa bagi anda memindahkan kami, meski hanya ada sedikit celah dalam pembatas ini?""Bisa saja. Tapi..."Awan tampak ragu-ragu.Perisai alam ruh memiliki esensi kegelapan yang sangat pekat. Di dalamnya dipenuhi oleh energi jahat dan ruh-ruh yang penasaran. Dalam penglihatan bathin Awan, ia seperti melihat terowong gelap dan hanya menyisakan ujung lorong yang sangat samar. Di ujung sanalah jalan menuju ke bagian dalam perisai. Jangankan dengan jumlah sebanyak itu, Awan bahkan tidak yakin bisa memindahkan satu orang dari mereka. Itupun dengan resiko yang sangat besar. Meski ia belum tahu, resiko seperti apa yang bisa dihadapi oleh orang-orang ini."Jangan ragu, raja pendamping! Jika ada, lakukanlah! Kami siap menanggung resikonya!" Ujar prajurit istana es Abadi bersikukuh saat melihat keragu

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 611

    Masalah terbesar mereka tidak berakhir sampai di situ. Ada musuh besar yang menjadi ancaman nyata bagi Awan dan Amanda saat itu, yaitu Arnold Wade.Meski berhasil menyelamatkan Amanda, mereka tidak serta merta lepas dari ancaman bahaya. Bahkan untuk menyelamatkan Amanda, Awan harus berjuang dan mempertaruhkan nyawanya. Meski hanya sebentar berada dalam kungkungan cahaya merah yang membelenggu Amanda, Awan merasakan tubuhnya menjadi dingin dan kakinya menjadi kesemutan. Jika serangan itu ditujukan padanya secara langsung, Awan mungkin tidak akan bisa bertahan lebih dari sepuluh detik.Menyadari ketimpangan besar di antara mereka, Awan berusaha memikirkan cara untuk menghadapi Arnold."Huft, siapa yang berani menghalangiku?" Arnold tampak kesal, saat upayanya yang hampir saja berhasil melahap jiwa Amanda, ada yang menggagalkan. Saat melihat seorang pemuda yang muncul di sisi lain dengan membawa mangsanya bersamanya, tatapan Arnold berubah menjadi dingin."Kakak, dia adalah ketua klan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 612

    Ruang untuk Awan berpindah tempat semakin sempit. Kabut gelap yang ditebarkan oleh Arnold semakin meluas dan hampir tidak menyisakan ruang kosong untuk Awan berpindah ruang.Sadar dengan kondisinya yang semakin terjepit, ekspresi Awan semakin muram. Setelah ini, ia mungkin tidak mungkin memiliki ruang lagi untuk melarikan diri.Di tengah kondisinya yang semakin tersudut, Awan berusaha keras memutar otak untuk keluar dari situasi tersebut. Awan sempat berpikir untuk membawa Amanda keluar. Hanya saja, pembatas kabut yang dibuat Arnold begitu rapat dan hampir tidak ada celah. Kemampuan berpindah ruangnya tidak bisa bekerja optimal untuk melewatinya. Yang ada, Awan justru membahayakan keselamatan Amanda nantinya. Ditambah, energi murninya yang terus tergerus karena memulihkan Amanda, membuat kemampuan presisinya juga semakin menurun dari waktu ke waktu."Hahaha, mau lari kemana lagi kalian? Sebaiknya kalian berdua menyerah dan hentikan permainan kucing-kucingan ini. Berlututlah! Mungkin a

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 613

    Sebelum Amanda sempat menjawab pertanyaan Awan, tanah di bawah mereka bergetar kuat dan permukaan es mulai meretak. Di bawah lapisan es, tampak kilatan berwarna kemerahan bercampur aura kegelapan berseliweran silih berganti.Tidak lama, ada gerakan besar yang muncul ke permukaan.Sebuah bongkahan es setinggi tiga meter kurang, muncul dan melayang ke permukaan. Bongkahan es ini diselimuti oleh kabut gelap yang sangat kental dengan hawa mistis.Tidak berselang lama, permukaan es meretak hingga hancur sepenuhnya dan memunculkan sosok Arnold. Ekspresi Arnold tampak dingin dan auranya terasa lebih kejam dan jahat dibanding sebelumnya.Meski tidak mengalami luka yang fatal akibat pertahanan alami tubuhnya. Arnold tetap saja kesal, karena dua orang anak muda yang usianya sangat jauh di bawahnya, berhasil memperdaya dan melukainya. Dibanding luka fisiknya, harga diri Arnold jelas lebih tercoreng karena serangan tersebut. Jika sebelumnya, Arnold masih ingin mempermainkan keduanya. Kini. Arno

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 614

    "Cepat, keluarkan aku dari sini!" Teriak Amanda frustasi dan memaksa untuk keluar dari lubang gelap berwarna hitam yang mengurungnya. Amanda berada di bawah tanah dan Awan mengirim Gundala untuk menahan Amanda agar tetap berada di bawah sana. Amanda yang sudah kehabisan hampir seluruh kekuatannya, bahkan tidak bisa menghancurkan perisai pelindung Gundala. Bagaimana mungkin ia bisa bertahan menghadapi Arnold? Hal itu sangat disadari Awan dari serangan terakhir Amanda pada Arnold. Saat itu, Amanda telah mengerahkan seluruh energi murninya dalam satu serangan. Setelah itu, Amanda bisa dikatakan menjadi sangat lemah. Bahkan, seorang Grand Master sekalipun akan bisa menekannya dengan mudah saat ini. Jadi, bagaimana mungkin Awan akan membiarkan Amanda terus bertarung dengan kondisi seperti itu? Tempat ini, ditemukan Awan saat ia terus berpindah ruang saat menghindari kejaran Arnold. Ruang di atas permukaan, seluruhnya sudah dikuasai oleh oleh kabut kegelapan milik Arnold. Satu-satunya y

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status