Sementara itu, Dinara dan Gundala berulang kali menawarkan bantuan mereka ketika merasakan Awan berada dalam bahaya. Hanya saja, Awan yang sudah berkomitmen untuk mengalahkan Viper dengan kekuatannya sendiri dan ia dengan tegas menolak bantuan kedua pelayannya tersebut.Saat itulah, Awan coba melakukan lonjakan besar dengan merevolusi kemampuan hybrida yang sempat ia gunakan di masa lalu. Ini merupakan jurus yang dikembangkan oleh Awan sendiri, berdasarkan pemahamannya terhadap dua kekuatan besar yang ia warisi dari Huo dan juga Gumara.Dalam keadaan terdesak, Awan berhasil berubah wujud ke bentuk hybridnya. Saat itu, kekuatan Awan turut meningkat secara siginifikan. Jika sebelumnya, Awan seakan masih memiliki batasan dalam menggunakan spirit pohon Ara yang ada di dalam tubuhnya. Setelah berubah wujud, ia bisa menyatu sepenuhnya dengan spirit pohon Ara dan menggunakannya semudah ia bernapas. Selanjutnya, Awan tidak perlu takut lagi terpengaruh racun kabut darahnya Viper. Karena spir
"Pemenang adalah raja. Kamu bisa membunuhku!" Imbuh Viper dengan ekspresi datar. Ia sudah siap mati saat itu.Hanya saja, Awan tidak serta merta memenuhi harapan Viper, "Mau mati? Tidak semudah itu!" Ujar Awan terkekeh.Viper merasa heran dan melirik Awan penaran. Ia sulit menebak, apa yang diinginkan oleh Awan saat itu. Namun, pada detik berikutnya, Viper melihat kilatan petir hitam di ujung jari Awan dan seketika, ia mendapat firasat buruk dengan tujuan Awan yang seolah sengaja menunjukkan hal itu di depan matanya."A-apa yang kamu inginkan?" Tanya Viper curiga."Apa yang aku inginkan? Tentu saja, kamu juga merasakan apa yang dirasakan oleh semua korban pil iblismu selama ini.""Kamu juga harus merasakan, bagaimana rasanya saat kesadaranmu tidak bisa mengendalikan tubuhmu. Tapi, tentu saja, aku tidak akan membuatmu menjadi monster dan melukai orang-orang tidak bersalah.""Karena itu, aku akan membuat kamu merasakan bagaimana semua orang menghina dan menyiksamu. Sampai membuatmu berp
Puluhan kapal perang dengan peralatan tempur super canggih, saling berperang di tengah lautan. Deru ratusan rudal saling ditembakkan untuk menjatuhkan kapal perang musuh.Tidak ketinggalan, belasan pesawat tempur bersilweran di udara dan saling menyerang satu sama lain dalam formasi tingkat tinggi dan sangat disiplin.Pertempuran seperti ini, mungkin hanya pernah terjadi dalam film bertema fiksi yang kental dengan teknologi dari masa depan. Tapi, yang terjadi saat ini, bukanlah olah gambar digital ataupun syuting film. Karena itu, benar-benar nyata. Karena setiap kapal yang kalah dan hancur, berikut semua orang di dalamnya akan ikut tenggelam ke dasar lautan atau mati dimakan oleh hiu-hiu yang kelaparan di bawah kapal mereka.Itu adalah pertempuran barisan depan, antara klan Sanjaya menghadapi pasukan garda depan Royal Family.Hanya dalam waktu beberapa jam sejak pertempuran terjadi, banyak bangkai kapal ataupun pesawat yang tenggelam ke dasar lautan dan laut yang semula berwarna bir
Amanda terpaksa harus menahan rasa penasarannya untuk sementara. Dari jejak energi yang tertinggal di sana, Amanda hanya bisa menyimpulkan jika bantuan 'misterius' mereka yang telah menghancurkan lawan, sangatlah kuat dan mungkin saja, 'mereka' setara dengan dirinya atau bahkan bisa lebih kuat. Hanya saja, karena ia tidak mengenal jejak energi yang tertinggal di sana, Amanda sama sekali tidak memiliki petunjuk.Yang Amanda sesalkan, ia tidak bisa melacak keberadaan mereka. Jika tidak, para penolong 'misterius' ini mungkin akan menjadi bantuan yang sangat berharga untuk memperbesar peluang kemenangan mereka.Amanda dan yang lainnya, kembali meneruskan perjalanan mereka.Setelah berlayar beberapa pulun menit, mereka memasuki lautan yang dipenuhi oleh kabut dan pasukan mereka yang berada dibarisan paling depan segera memberi sinyal peringatan, yang membuat semua kapal terpaksa harus berhenti saat itu juga."Jordan, ada apa?" Meskipun peralatan teknologi di kapal mereka sangat canggih. N
Barisan kapal perang Sanjaya dan Pitaloka segera dirubah menjadi masing-masing lima kapal di setiap barisnya. Tidak lupa, komandan bintang mengingatkan mereka semua untuk lebih waspada. Meskipun pasukan merah menjaga di masing-masing sisi tebing, semua orang tidak diijinkan untuk lengah. Perlahan, kapal-kapal perang canggih ini mulai memasuki celah gerbang naga.Suasana begitu mencekam, karena dalam celah naga terlihat sedikit gelap dan yang terdengar hanya desing angin dan benturan ombak yang seolah bersiap menenggelamkan mereka."Apa kamu merasakannya? Di sini begitu sepi dan aku seperti merasakan banyak mata sedang mengawasi kita saat ini.""Apa yang kamu bicarakan? Jika komandan mengdengarnya, kita bisa dihukum berat." Ujar prajurit lain menegur rekannya yang tampak begitu tegang. Ia bukannya tidak takut, karena saat itu ia juga merasakan hal yang sama. Hanya saja, ia tidak ingin ketakutan mengaburkan keberanian mereka. Bagaimanapun, mereka adalah prajurit elit klan Sanjaya, pr
Virote dan Raiden bersama suku mereka, segera membentuk formasi silang di kedua sisi tebing untuk menahan laju tebing yang terus bertaut.Hanya saja, meski mereka telah menyatukan kekuatan, tebing hanya bergerak sedikit melambat tanpa menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Celah karang semakin menyempit dan sekarang, hanya cukup untuk dilewati oleh empat kapal. Jika terus seperti itu, tidak akan ada ruang yang tersisa untuk bisa dilewati oleh kapal mereka dan sebagian besar dari mereka, akan hancur tergencet oleh ke dua sisi karang."Tebing ini terlalu kuat, kepala suku! Kita tidak akan bisa menghentikannya sebelum semua orang keluar dari tempat ini."Virote sudah banjir keringat.Dari segi kekuatan, dia adalah yang terkuat dalam sukunya. Sementara, pria yang bicara barusan adalah wakilnya dan juga adik kandungnya, Virgoun. Dari segi kekuatan, kemampuan mereka tidak berbeda terlalu jauh. Seharusnya, dampak yang mereka hasilkan sudah jauh bertambah, setelah semua orang menggabungkan ke
Seseorang terlihat melayang ke luar dari dalam laut.Matanya terlihat sedikit sipit dengan figur wajah keras yang menunjukkan sifat culas dan kejam. Matanya yang terlihat dingin, seketika mengunci Virote dan Raiden di kedua sisi tebing. Sebuah senyum dingin tampak di wajahnya, begitu dari kedua tangannya muncul dua bola api seukuran bola basket."Mau menghentikan penutupan gerbang naga? Tidak semudah itu. Cicipi salam perkenalan dariku!"Dua bola api melesat menuju arah berbeda, menyasar punggung Virote dan Raiden.Menyaksikan hal itu, masing-masing wakil kepala suku segera melepaskan diri dan tanpa ragu menghadang serangan lawan untuk melindungi kepala suku mereka.Dhuar!Terjadi ledakan keras, saat serangan bola api lawan membentur pertahanan wakil dewa perang dan berhasil menghempaskan mereka berdua mundur.Baik Raiden maupun Virote dengan terpaksa melepas dorongan mereka untuk menahan tubuh wakil mereka."Virgoun?""Salazar?"Panggil kedua dewa perang ini khawatir. Lepasnya kedua
Sementara itu, Olsen tampak tidak senang melihat kemunculan Amanda yang telah menghentikan usahanya untuk menghabisi dewa perang klan Sanjaya. Padahal, jika ia berhasil melakukannya, ia akan mendapatkan hadiah yang sangat besar dari Royal Family.Untung saja, wanita yang datang sangat cantik. Sehingga, mata tuanya termanjakan dengan sosok anggun wanita cantik tersebut."Kamu berani menghadapiku seorang diri? Apa kamu tidak terlalu melebihkan kekuatanmu, cantik?""Kecuali, kamu mau menjadi salah satu wanitaku. Aku tidak keberatan! Dengan kecantikan dan keindahan tubuhmu, aku tidak keberatan untuk menjadikanmu sebagai satu-satunya wanitaku." Ujar Olsen sambil berdecak lidah mengagumi keindahan Amanda.Amanhda memiuliki kecantikan oriental. Ditambah dengan auranya saat ini, membuatnya terlihat seperti seorang bidadari yang sedang turun ke bumi. Bagaimana Olsen tidak mengagumi dan bahkan memuja kecantikan sempurna seorang Amanda?Amanda hanya berekspresi datar dan sama sekali tidak terpen
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,