Share

BAB 421

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Melihat semua serangannya menguap sia-sia, Scarlet semakin meningkatkan intensitas serangannya.

Wosh! Wosh!

Puluhan tebasan angin es, ditembakan dengan kecepatan ekstrim ke arah Awan.

"Masih belum cukup, terimalah ini!" Scarlet melontarkan tubuhnya ke udara dan dari atas, ia menghimpun energi esnya sampai ke titik tertinggi dan dari atas kepalanya, segera terbentuk bola badai raksasa yang terkonsentrasi di atas ke dua telapak tangannya.

Ukuran bola badainya saja, sudah seukuran gunung kecil yang membuat siapapun yang menyaksikannya merinding ngeri dibuatnya.

Tidak terkecuali Awan, jantungnya berdebar sedikit lebih cepat kali ini. Ia tidak berani meremehkan daya rusak dari serangan sebesar itu, "Dia serius mau membekukan hutan ini atau apa?" Ujar Awan dengan ekspresi muram.

Tidak ingin mengambil resiko, Awan menaikkan level apinya menjadi api hitam, api neraka abadi.

Berbeda dengan Scarlet, Awan bisa mengatur konsentrasi apinya hanya di sekitar tubuhnya saja, tanpa mempengaruhi lingku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 422

    "Heh? Mau main senjata tajam sekarang? Baiklah!""Gundala, ini saatnya bagimu untuk keluar!" Ujar Awan tersenyum tenang dan dalam satu tarikan napas, sebuah pedang berwarna hitam pekat tiba-tiba muncul ditelapak tangannya, bertepatan saat serangan pedang Scarlet menyerangnya dari arah depan.Trang! Trang!Bunyi benturan senjata tajam berlangsung sangat intens dan pertarungan dalam jarak dekatpun tidak lagi bisa terelakkan.Sementara itu, Belka yang saat itu berada tidak jauh dan menyaksikan pertarungan antara Awan dan Scarlet, dibuat terpana setelah menyaksikan seperti apa kekuatan Awan yang sebenarnya. Ia tidak menyangka, orang asing yang sempat diremehkannya itu akan sekuat ini dan bisa memaksa majikannya bertarung habis-habisan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Padahal, ini adalah wilayah mereka dan seharusnya bisa menjadi keuntungan bagi mereka, bisa bertarung di tempat ini. Nura Queen saja, tidak berkutik saat bertarung melawan masternya.Lalu, bagaimana pemuda asing seper

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 423

    Ketidaksabaran dalam pertarungan tingkat tinggi hanya akan membunuh seorang kultivator lebih cepat, bahkan sebelum ia berhasil menyadari di mana letak kesalahannya. Sepertinya, hal itulah yang menjadi gambaran jelas dari pertarungan yang terjadi antara Scarlet dan Awan. Alotnya pertahanan Awan, membuat Scarlet kehilangan kesabarannya dan semakin bernafsu untuk bisa menaklukannya lebih cepat. Hal itu, membuat serangan Scarlet menjadi lebih deras dan sulit dihentikan. Meski kelihatannya, serangan itu begitu menakutkan dan tidak memberi rasa kasihan sedikitpun terhadap lawan. Kenyataannya, di mata lawan yang ahli, serangan itu hanya gerakan kasar tanpa makna. Awan bahkan semakin bersemangat untuk terus bermain-main dengan Scarlet lebih lama dan menguras seluruh energinya, seperti apa yang coba dilakukan oleh Scarlet dan para pengawalnya terhadap Awan sebelumnya. Setelah bertarung puluhan jurus, Awan sedikit menanam rasa kagum terhadap daya tahan Scarlet. Meski ia adalah seorang wani

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 424

    Empat jam kemudian, Nura Queen yang sebelumnya sekarat dan pingsan saat bertemu Awan dan rombongannya, akhirnya sadarkan diri.Hal pertama yang dijumpai Nura adalah dirinya berada dalam sebuah tenda bersama dengan seorang wanita yang sedang menungguinya.Nura yang merupakan seorang kultivator dan juga dewa perang pelindung ketua sekte Flamis, segera waspada begitu menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat asing.Bahkan, tanpa menghiraukan pakaiannya yang saat itu masih setengah terbuka karena proses penyembuhannya sebelumnya, segera melompat bangun.Gerakannya yang begitu tiba-tiba, mengejutkan Ella yang saat itu sebenarnya setengah mengantuk karena harus menunggui Nura.Tanpa peringatan, Nura mencengkeram leher Ella, karena mengira wanita ini sebagai musuh."Cepat, katakan, siapa kamu dan di mana aku berada saat ini?" Tanya Nura dingin.Ella gugup dan wajahnya sampai memerah, karena cengkeraman Nura di lehernya cukup kuat. Tentu saja, Ella ketakutan dengan reaksi ganas yang dit

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 425

    Di luar tenda, Awan bersama Amanda, duduk bersama Sergei, Adrik dan dua orang rekan mereka lainnya. Setelah melihat kemampuan Awan saat bertarung dengan Scarlet dan para pengikutnya yang begitu luar biasa, layaknya pertempuran para dewa yang hanya mereka lihat dalam film-film fiksi, membuat Sergei dan yang lainnya memandang Awan dengan cara yang berbeda. Mereka memperlakukan Awan, layaknya seorang dewa sekarang.Jika saja, Awan tidak melarang mereka untuk bersujud, Sergei dan yang lainnya bahkan mungkin akan bersujud pada Awan sepanjang waktu dan kalau perlu, menyunjungnya ke manapun pergi.Sikap supel Awan dengan cepat mencairkan kekakuan Sergei dan rekan-rekannya. Kini, mereka bisa bicara dengan santai tentang situasi yang sedang mereka hadapi, sambil mengelilingi api unggun.Meski sebenarnya, itu adalah bunga api neraka milik Awan dan Awan sengaja menumpuk beberapa batang kayu di bawahnya, agar Sergei dan yang lainnya tidak lagi menganggap kekuatannya sebagai sihir dan mereka aka

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 426

    Dengan mempertimbangkan bahwa masih ada waktu tiga hari lagi menjelang puncak musim dingin di sana, di mana bunga es abadi akan mekar dan bisa untuk dipetik, Awan pun menyetujui permintaan Nura untuk menyelamatkan Patrick Soze.Selain karena hubungannya dengan Patrick Soze dan juga klan Flamis-nya. Juga karena pertimbangan, bahwa sekte Flamis-nya Alisa Soze ternyata adalah pemasok bahan utama pembuat pil iblis dan sangat berbahaya bagi dunia.Dengan memusnahkan mereka, sama saja dengan Awan memutus pasokan bahan pil iblis dan sekaligus menghentikan pengembangan dan penyebaran pil iblis yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia tersebut. Wajar saja, bagian medis Divisi Zero tidak bisa menemukan penawar pil iblis. Karena organisasi the Snake menggunakan bahan dari sekte Flamis-nya Alisa, yang ternyata terbuat dari hati dan jantung manusia sebagai bahan utama untuk membuat serum blue saphire versi baru tersebut..Entah bagaimana cara Alisa dan sektenya mengolahnya. Namun, kenyataan b

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 427

    Sedetik kemudian, mereka segera merasakan hawa dingin yang menusuk tulang dari cuaca ekstrim yang sedang terjadi. Padahal semalam, mereka tidak merasakan rasa dingin sedikitpun di kulit mereka. Jangankan rasa dingin, setetes salju saja tidak masuk ke dalam area yang berada dekat dengan titik api unggun.Sergei segera teringat dengan pengalaman sehari sebelumnya. Di mana Awan melakukan hal yang sama dengan membuat bunga api di dekat mereka dan bunga api itu melindungi mereka dari salju dan udara dingin, termasuk serangan besar Scarlet sebelumnya.Beruntung mereka sudah mempersiapkan diri dan mengenakan pakaian hangat berlapis saat itu. Jika tidak, dengan suhu seekstrim sekarang, mereka akan langsung membeku setelah satu menit berada di tempat terbuka seperti itu."Jadi, apa sebenarnya tujuan anda ke tempat ini, tuan?" Tanya Nura ketika berada dalam perjalanan. Nura masih penasaran dengan tujuan Awan yang mengantarkan ia dan kekasihnya hingga sampai ke tempat ini. Meski Nura juga tahu

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 428

    Lebih lanjut, Nura menceritakan bahwa alasan mereka bisa terjebak oleh musuh saat itu adalah karena mereka terlalu mempercayai penduduk setempat. Termasuk mata-mata yang mereka kirimkan dan ternyata, mata-mata mereka telah terungkap oleh orang-orangnya Alisa dan mencuci otaknya untuk berpaling pada mereka."Nura, kamu bisa mengidentifikasi warga yang mendukung sekte Flamisnya Alisa?""Tentu saja, tuan. Tidak hanya wajah mereka, aku bahkan masih ingat aura mereka dengan sangat jelas.""Bagus! Kalau begitu, kita akan memulainya dari mereka." Ujar Awan memutuskan.Selanjutnya, bersama Amanda dan Nura, mereka pergi ke desa bawah gunung dan merupakan satu-satunya desa yang terdapat di area pegunungan Yakutsk. Kali ini, mereka sengaja menggunakan pakaian tebal berlapis, lengkap dengan penutup wajah khas musim dingin untuk menyamarkan penampilan mereka.Di tengah badai salju, mereka mulai melancarkan aksinya.Saat itu, Awan telah menyiapkan sebuah tempat untuk mengumpulkan para penduduk yan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 429

    Namun, Nura segera menahan rasa penasarannya saat itu juga. Sudah sangat jelas jawabannya, kalau Awan sudah jauh melewati levelnya yang dulu. Jika tidak, ia tidak akan bisa menyaksikan semua hal menakjubkan ini. Rasa kagum Nura terhadap Awan melonjak drastis dan begitu ia teringat dengan apa yang telah dilakukan Awan untuk menyelamatkannya beberapa waktu sebelumnya, Nura jadi tersipu. Sayangnya, Awan sudah memiliki kekasih. Namun, tetap saja harapan samar itu sempat terlintas dalam dadanya dan Nura merasa sedikit gugup dalam hatinya, setiap kali berada dalam jarak yang begitu dekat dengan Awan. 'Astaga! Apa yang aku pikirkan?' Keluh Nura dalam hati dan coba mengusir harapan semu tersebut. Di sisi lain, setelah Awan berhasil mengumpulkan sembilan orang warga yang menurut Nura adalah pengkhianat yang menjebak mereka sebelumnya. Awan segera menyiram mereka dengan air dingin dan membuat mereka sadar. Ketika para pengkhianat ini terbangun, mereka langsung dihadapkan dengan tiga oran

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status