Calista tanpa sadar melangkah mundur, dengan ekspresi yang terlihat seperti orang yang sedang patah hati. Harapannya masih membumbung tinggi sebelumnya dan Calista ingin berjuang untuk bisa merengkuh cintanya. Ia sudah begitu yakin dengan Awan, meski ingatannya sangat samar tentang itu.Calista bahkan sudah bersiap untuk sujud di depan Awan. Jika seandainya itu bisa merubah pendirian Awan dan mau mengakui dirinya.Namun, semua asanya hancur, begitu Awan mengatakan bahwa ia telah memiliki wanita lain yang ia cintai.Calista sangat syok dan semua lamunan indahnya hancur dalam sekejap mata. Calista luntuh, tanpa daya. Harapannya tumbuh dan patah di saat bersamaan dan Calista hampir tidak kuat untuk menanggung semua itu.Awan merasa terluka saat melihat Calista terluka. Awan merasa sakit, saat melihat kesakitan yang tidak terperi dalam kedua mata Calista. Ia merasa sangat bersalah melakukan tindakan kejam ini terhadap Calista.Tapi, Awan tidak memiliki pilihan lain. Ia tidak ingin menamb
'Huft!" Awan akhirnya menyerah dan membiarkan Lana memanggilnya dengan sebutan yang sama, selama itu nyaman baginya."Jadi, bagaimana mobilnya?" Tanya Awan mengalihkan topik."Sudah beres!" Ucap Lana mengacungkan jempol.Lana memberikan bukti transfer dari pihak showroom yang telah ditransfer ke rekening Awan.Awan cukup terkejut dengan hasil yang dilaporkan Lana. Sebelumnya, ia tidak berharap bahwa Lana akan langsung menjual mobil BMW i8-nya. Kalaupun, pihak showroom langsung menawar mobilnya, Lana sebenarnya bisa saja mengarahkan transaksi dengannya.Apalagi, ketika melihat harga yang tertera dalam salinan transfer yang ada dalam ponsel Lana."Tiga koma enam milyar? wow!" Ujar Awan cukup terkejut.Mobilnya adalah BMW i8 Coupe dan Lana bisa menjual mobilnya mendekati harga barunya. Bukankah itu fantastis?Awan jadi penasaran, bagaimana cara Lana bisa menjualnya dengan harga segitu? Padahal, ia memperkirakan harga mobilnya dikisaran tiga milyaran lebih sedikit, karena mobil itu sudah
Calista benar-benar terpuruk, saat Awan dengan tegas menolak untuk mengakuinya dan lebih menyakitkan dari itu semua, Awan juga mengatakan bahwa dirinya lah yang sebenarnya meninggalkan Awan saat itu, karena menangkap langsung perselingkuhan Awan.Lalu, apa Calista akan percaya begitu saja dengan semua penjelasan yang diberikan Awan padanya? Meski, Awan juga menunjukkan bukti kemesraannya dengan wanita yang ia katakan sebagai wanita selingkuhan yang dijumpai Calista dan menjadi alasan Calista meninggalkan Awan saat itu.Calista segera memikirkan profil Awan sekali lagi dalam benaknya. Dalam saat terpuruk sekalipun, ia coba mengalisa semua pernyataan Awan dalam benaknya. Sebagai seorang dosen, Calista juga belajar tentang ilmu psikologi dan ia memiliki kompetensi yang sangat baik dalam bidang tersebut. Bagaimanapun ia ingin mempercayai pernyataan Awan, sulit untuk Calista mempercayai semua cerita Awan begitu saja.Menurut penilaiannya, Awan adalah tipikal lelaki yang jujur dan mengedep
Namun, Calista berbeda! Johan sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dan pertama kali dalam hidupnya, ia berinisiatif mendekati seorang wanita. Namun, niat baiknya ternyata tidak mendapat respon sebagaimana yang ia harapkan. Bahkan, ia harus ditolak dua kali berturut-turut dan itu adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya.Meski ia mengagumi kecantikan Calista, Johan juga memiliki batasnya sendiri.Bella, sekeretaris Johan, segera menyemprot Calista dengan marah, "Apa kamu tidak tahu, siapa pria yang telah kamu tolak? Dia adalah...""Aku tidak peduli siapa dia. Aku mohon, kalian semua pergi dan tinggalkan aku sendiri." Potong Calista sambil menahan tangisnya dan mulai kehilangan kesabarannya."Kamu?"Bella meledak marah dan ingin menampar Calista saat itu juga. Namun, Johan melambaikan tangan dan memintanya diam dan menahan diri.Senyum hangat yang semula dipertahankan oleh Johan, seketika berubah dingin.Lalu, dengan datar ia berkata, "Sepertinya, anda tidak tahu bagaimana menghar
Awan masih ingat persis setiap sudut dalam ruang tunggu tersebut. Jadi, ia bisa menggunakan kemampuan perpindahan ruangnya untuk sampai di sana lebih cepat. Karena itu, Awan segera menarik Lana bersamanya dan hanya dalam satu kedipan mata, Awan dan Lana sudah berpindah tempat ke ruang tunggu showroom, tempat mereka menjual mobil sebelumnya.Seorang wanita paruh baya yang kebetulan berada di dekat mereka, terkejut melihat kemunculan tiba-tiba Awan dalam tuangan tersebut dan menatap Awan dan Lana dengan tatapan aneh.Namun, karena misinya kali ini, Awan mengabaikan tatapan aneh tersebut."Lana, kamu periksa CCTV dan aku akan menanyai beberapa orang di sini." Perintah Awan sambil bergegas pergi mencari beberapa orang yang bisa ia mintai informasi."Bukankah mereka berdua, barusan tiba-tiba muncul di sini?" Tanya wanita paruh baya yang mengenakan setelan mewah khas ibu-ibu pejabat pada wanita muda yang duduk di sebelahnya.Sementara itu, wanita muda yang duduk di sebelahnya, tampak ragu.
Richard sengaja mengurung diri dalam ruangannya, setelah dirinya tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Di depan semua orang dan terlebih, di depan klien pentingnya, Calista terang-terangan menolak dan mengusir dirinya. Lagian, apa kurang dirinya? Richard berada di usia yang sangat matang dan memiliki jenjang karir yang menjanjikan. Tapi, Calista masih saja menolak dirinya. Pengusiran Calista sebelumnya, cukup melukai kepercayaan dirinya.Saat Richard sedang meratapi kemalangannya, Richard mendengar suara ketukan dari luar dan suara Agnes yang meminta ijin untuk masuk dan bertemu dengannya.Namun, Richard sedang tidak mood untuk bertemu siapapun saat ini. Kecuali orang itu adalah Calista. Jika tidak, jangan harap ia mau bertemu.Sebelum Richard bersuara dan menolak, pintunya tiba-tiba dibuka paksa oleh seseorang."Agnes, apa yang kamu lakukan?" Hardik Richard terkejut dan marah.Agnes tidak datang seorang diri, ada Awan bersamanya.Awan yang sedang diburu waktu, tidak b
Awan menendang Richard ke depan, hingga ia tersungkur di lantai.Richard terlihat tidak berdaya dan berkata, "Ma-maaf, bos. Tapi, orang ini yang memaksaku!""Kamu, apa yang coba kamu lakukan? Apa kamu pikir, negara ini tidak punya hukum? Hah!" Tunjuk Prabowo pada Awan."Aku akan memanggil petugas keamanan dan membuatmu menyesali perbuatan sok beranimu ini." Ancam Prabowo dan tangannya sudah bersiap memencet tombol telepon di atas mejanya untuk mengubungi keamanan. Blub.Entah darimana datangnya, sebuah sinar berwarna biru melesat ke arahnya dan menembak kabel telpon di mejanya."Jangan buru-buru! Saya datang hanya ingin menanyakan seseorang pada anda."Saat mengucapkan hal itu, Awan baru saja selesai menekan tombol off di kamera ponselnya.Dengan mata bathinnya, Awan bisa melihat apa yang terjadi dalam ruangan sebelum ia membuka paksa ruangan Prabowo sebelumnya. Karena itu, Awan sudah menyiapkan kameranya sedari awal sebagai alat untuk mempermudah misinya menggali informasi dari Prab
Johan terlihat begitu bersemangat, setelah apa yang diinginkannya berhasil didapatkannya. Johan memerintahkan salah seorang pengawal khususnya untuk menculik Calista. Meski begitu, Johan sama sekali tidak menduga jika Calista memiliki pengawal rahasia yang melindunginya secara diam-diam. Entah itu adalah pengawal Calista, atau pengawal yang disuruh oleh orang lain untuk menjaganya. Jika saja, Johan menyuruh bodyguardnya yang menculik Calista, bisa dipastikan mereka akan gagal. Beruntung bagi Johan, ia membawa pengawal khusus keluarganya bersamanya dan pengawalnya berhasil melumpuhkan dua orang pengawal Calista. Sebenarnya, sempat terlintas rasa penasaran dalam hatinya tentang identitas pengawal tersebut. Hanya saja, bayangan tentang kecantikan Calista, telah membutakan kewaspadaannya. Selanjutnya, Johan tidak sabar untuk segera memetik hasil usahanya. Hanya saja, saat ia kembali ke tempat keluarganya menginap, adik perempuan Johan ternyata sudah menunggu di lobby masuk hotel sa
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,