Share

Sesuatu yang Terjadi Pada Yulia

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-03 13:21:59

PoV Author

Senja mulai bergelayut menutupi awan cerah dengan warna kelabunya. Raffa terus fokus mengendarai mobil sedan teranyar yang setahun lalu ia hadiahkan untuk Yulia. Meski ada rasa bersalah telah merebut kembali sesuatu yang ia berikan, namun Raffa merasa Yulia pantas mendapatkan itu semua.

Ia berbincang ringan dengan ibunya yang duduk kursi samping kemudi. Namun tiba-tiba, ponsel dalam saku celananya berdering. Raffa segera merogoh ke dalam saku, mengeluarkan ponsel itu dan meminta sang ibu untuk menerima panggilan yang masuk, tanpa melihat nama di layar ponselnya yang menyala.

Lelaki itu menajamkan pendengarannya ketika sang ibu sudah menjawab salam dari si penelepon.

Panggilan itu dari telepon rumah Raffa. Pelakunya adalah Satya.

"Hallo."

"Assalamu'alaikum, Bu."

"Wa'alaikumussalam."

"Maaf, Bu. Mas Raffa ada? Atau, kalian masih di jalan?" tanya Satya.

"Di jalan, ada apa?" tanya Bu Ajeng sedikit malas.

"Mbak Yulia kecelakaan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit. Satya aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayu Minang Abriani
cerita menarik thor, tapi jangan buat Raffa dan Yulia balikin lagi yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kondisi Yulia

    PoV Author"Bapak tunggu di luar saja," tukas perawat itu dengan ramah.Ya, wanita tersebut adalah Yulia. Sang ayah dan kedua adiknya sangat khawatir dengan kondisi Yulia yang sejak terjadinya kecelakaan tak sadarkan diri.Ketiganya tak berhenti merafalkan do'a, memohon pertolongan kepada sang pemilik hidup.Yulia mengalami kecelakaan di depan jalan komplek setelah tak lama Raffa melajukan mobilnya. Wanita itu mencoba mengejar, namun kakinya terperosok ke dalam lubang yang berada di tengah jalan. Lubang yang tercipta akibat tergerus oleh roda-roda kendaraan dan derasnya air hujan belakangan ini. Jalanan di depan komplek tersebut memang belum diperbaiki.Yulia jatuh tersungkur ke atas aspal dan tanpa ia sadari, sebuah motor dari arah berlawanan tengah melaju kencang dan tak sengaja menabraknya.Tak hanya Yulia yang celaka. Pengendara motor tersebut pun mengalami luka di beberapa bagian tubuh akibat membelokkan paksa roda duanya hingga ia terpental ke tepi jalan.Hingga sampai di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-04
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Penyesalan satya Sebagai Anak Laki-laki

    "Kenapa, Dok? Bayi saya baik-baik saja, 'kan?" sambar Yulia, tanpa menunggu dokter selesai bicara."Ibu tenang dulu, ya. Dengarkan dulu pertanyaan saya," tukas dokter yang kini sudah dapat menemukan detak jantung janin dalam kandungan Yulia."Tapi kenapa Dokter minta maaf. Saya takut bayi saya kenapa-kenapa, Dok!" sentak Yulia, sudah kadung terkejut dan panik."Maaf, Ibu, Bapak, seperti apa posisi jatuhnya tadi? Itu yang ingin saya tanyakan. Saya sudah berusaha sopan sama Ibu." Dokter wanita berusia di atas empat puluh tahun itu sedikit tersinggung dengan bentakan Yulia."Iya maaf, Dok. Posisi jatuhnya nyaris menelungkup. Tapi sepertinya tidak sampai menindih perut," jelas Satya, mencoba memecah ketegangan. Dokter itu mengangguk-angguk seraya tetap fokus pada monitor. "Ini janin Ibu Yulia. Semua masih baik-baik saja. Ini suara detak jantungnya.""Syukurlah," ucap Satya dan Yulia, mulai menitikkan air mata haru. Wanita itu melihat pergerakan bayi di dalam kandungannya, serta mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Siasat Yulia

    Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu terus menatap kosong ke arah jalanan. Ia merasa tak berguna sebagai laki-laki muda di keluarganya. Untuk makan saja, ia tak punya. Satya sedikit menyesal karena selama ini terlalu manja mengandalkan uang kiriman kakak iparnya.Satya yang sudah sedewasa itu, tak sekalipun memanfaatkan waktu luangnya untuk mencoba bekerja. Ia hanya menikmati pendidikan yang diraihnya dengan uang Raffa.Ia bahkan beberapa kali mengulang skripsi karena tidak begitu serius. Teman-teman seangkatannya sudah mulai sukses dalam berkarir, sementara ia masih betah di semester akhir S2-nya."Beli, Pak.""Beli apa, Bang?""Roti yang ini harganya berapa?" tanya Satya, mengacungkan sebungkus roti ke udara."Tiga ribuan, Bang.""Air minumnya?""Tiga ribu lima ratus."Satya pun akhirnya mengambil tiga bungkus roti dan sebotol air mineral ukuran sedang, lalu membayarnya.Kini hanya tersisa uang dua ribu lima ratus di tangannya. Satya berjalan gontai, tak tahu apa yang harus mere

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-06
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Perjuangan Satya

    PoV AuthorSeorang lelaki dewasa yang seharusnya sudah bisa mencari uang sendiri dan bahkan sudah di usia menikah itu terus menatap sang kakak tanpa berkedip. Jauh di dalam pikirannya ia sangat menyesali apa yang barusan didengarnya. 'Mengapa Mbak Yulia bisa berubah sedrastis ini?' batinnya."Ayolah, Sat. Gak ada cara lain. Setidaknya ada ongkos buat kamu pulang dan ambil barang-barang Mbak," mohon Yulia lagi."Satya tidak akan sudi menginjakkan kaki di rumah laki-laki itu lagi, apalagi memohon bantuan padanya. Mbak sadar diri, dong! Laki-laki itu sudah mencuci otak Mbak jadi selicik ini."Dengan tegas Satya menolak permintaan Yulia yang baru saja ia utarakan. Yulia berbisik pada Satya, agar adiknya mau mendatangi apartement Evano dan memintanya memberi sedikit uang pada Satya, karena kebetulan jarak rumah sakit itu tidak jauh dari apartement Evano."Cuma dia yang paling dekat, Sat!" bentak Yulia, kesal."Enggak! Lebih baik aku jalan kaki pulang ke rumah, jika memang di rumah ada uang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Pria itu Adalah ...

    "Raffa!" balasnya, berdiri dan mendekat ke arah mobil sedan berwarna putih tersebut."Ya Allah, alhamdulillah aku bisa ketemu Mas Raffa di sini." Pria dewasa itu lantas memeluk tubuh kakak iparnya yang baru saja keluar dari dalam mobil."Kamu ngapain, di sini?" tanya Raffa dengan sorot keheranan."Aku mau pulang ke rumah Mas Raffa. Disuruh sama Mbak Yulia, Mas.""Terus, ngapain duduk di sini?" tanya Raffa lagi.Satya mulai menghela napas, ingin mengatakan apa yang telah terjadi seharian ini."Ceritakan nanti saja. Sekarang kamu masuk ke mobil," suruh Raffa, marangkul bahu adik iparnya.Hari kian malam, Raffa dan ibunya baru saja memulai perjalanan pulang ke kampung dan kebetulan melihat Satya terduduk di tepi jalan di bawah lampu jalan.Kini mereka membawa Satya ke sebuah kafe terdekat."Bu, tunggu sebentar, ya. Raffa mau bicara sebentar sama Satya," izin Raffa pada Bu Ajeng."Iya. Selesaikan dulu masalah kalian. Kasihan juga Ibu lihatnya," bisik Bu Ajeng setelah Satya mendahului kelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Siapa Korban Kecelakaan?

    Nurul ternganga sejenak menatap pria di hadapannya, kemudian ia memeluk pria itu merasakan lega di dalam hatinya."Mas Raffa!" pekiknya. "Akhirnya Mas datang juga. Mbak Yul, Mas," lapornya, dengan binar kelegaan di wajahnya."Mas sudah tau." Raffa menarik tangan kedua adik iparnya, duduk di kursi stenlis berjajar di depan ruangan Yulia."Maaf, ya, Mas baru datang.""Iya, Mas, gak apa-apa," balas Nurul."Bapak tidur, ya?" tanya Raffa, melirik pria yang tengah terlelap di atas selimut rumah sakit."Iya, Mas. Mas, Nurul minta maaf, ya. Nurul sempat kesal sama Mas Raffa dan sekarang Nurul sadar, seperti apa sikap Mbak Yulia."Raffa hanya mengangguk dengan senyuman tipis di wajahnya. "Mas gak bisa lama. Salam buat Bapak, ya.""Lho? Mas gak nengokin Mbak Yul dulu?" tanya Nurul lagi, sementara Satya sudah tahu ke mana Raffa akan pergi.Setelah memberi makan Satya, Raffa ingin mengantarkan Satya ke rumah sakit lagi sekaligus ingin menemui ayah mertuanya. Raffa sudah menitipkan sejumlah uang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tiga Orang Korban dalam Kecelakaan

    Lelaki bertubuh tinggi itu hanya mengelus dada seraya berucap, "Astaghfirullahal 'adziim."Bagaimana pun juga, ia sedang dan akan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Rasa khawatir setelah melihat korban kecelakaan, seketika menyeruak di dalam hatinya. Namun dengan mengucap basmallah, ia mencoba menepis rasa takut itu."Bismillah.""Ada apa, Nak?" tanya Bu Ajeng, ketika Raffa telah duduk di sampingnya."Ada korban kecelakaan, Bu.""Ya Allah. Masih selamat, atau ..." pertanyaan Bu Ajeng menggantung begitu saja."Kurang tau. Tapi, semoga saja masih bisa diselamatkan," jawab Raffa dengan seulas senyuman tipis.Rasa khawatir itu kini menular pada Bu Ajeng. Ia mengelus lengan sang anak yang telah memegang setir. "Hati-hati, ya, Nak.""Iya. Ibu tenang saja," balas Raffa.Biar bagaimana pun, Bu Ajeng tahu seperti apa kondisi hati sang anak saat ini. Beliau takut jika perasaan dan pikiran sang anak akan mengganggu fokusnya saat berkendara, apalagi di malam hari. Namun apa boleh buat, Raffa y

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Diminta Mengenali Korban

    "Tidak usah lah, Raf. Ibu takut!" tahan Bu Ajeng, tak ingin sang anak semakin syok melihat korban kecelakaan tersebut, karena khawatir akan mempengaruhi fokusnya nanti."Gak apa-apa, Bu.""Boleh, Pak. Kebetulan kami belum menemukan identitas para korban. Siapa tahu Bapak mengenal salah satu di antara mereka," ujar perawat laki-laki itu, lalu membantu membukakan penutup di bagian wajah korban kecelakaan itu."Jangan, Raffa!" tahan Bu Ajeng lagi, menarik lengan anaknya hingga sedikit menjauh dari brankar itu. Padahal kain putih itu sudah tersingkap oleh perawat yang membawanya."Ibu tenang, ya. Inshaa Allah Raffa tidak akan kenapa-kenapa. Takutnya, wanita itu adalah salah satu karyawan di kantor. Soalnya Raffa merasa tidak asing dengan wajah itu," jelas Raffa, mencoba memberi pengertian pada ibunya."Nanti kamu jadi tidak tenang saat menyetir, Nak. Atau kita batalkan saja perjalanan malam ini?" usul Bu Ajeng, dengan raut khawatir yang mendalam.Raffa hanya menggeleng dengan seulas senyu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status